Rencana mengenai pelestarian dan wisata Pulau Komodo, cukup menarik untuk diperbincangkan. Tarif 14 juta rupiah yang dipatok untuk 1 wisatawan per tahun, disampaikan oleh Menteri Luhut Pandjaitan. Hal ini jelas bukan tanpa alasan. Kebijakan yang dibuat tersebut diharapkan bisa membatasi wisatawan yang berkunjung ke area konservasi.


Pict source

Perihal tarif berlibur ke Pulau Komodo yang naiknya bikin dompet megap-megap, membuat gue sempat membahas ini dengan sahabat gue. Sekitar beberapa bulan yang lalu, lebih tepatnya sebelum aturan mengenai naiknya tarif pesawat domestik, sahabat gue sudah booking travel menuju Labuan Bajo. Trip yang ditawarkan sudah termasuk berkunjung ke Pulau Komodo juga. Namun, beberapa saat kemudian travel membatalkan keberangkatan. Alasan yang diberikan karena banyak kapal yang disewa untuk kampanye. Ternyata setelah ditelusuri, sepertinya bukan itu alasan pihak travel melakukan full refund. Tiket pesawat domestik yang melambung tinggi lah penyebabnya.

Sekarang, selain harga tiket pesawat domestik yang mahal, ditambah htm ke Pulau Komodo yang terlampau over-priceduntuk berlibur di dalam negeri, gue nggak yakin akan banyak yang berkunjung. Memang sih, ada harga ada barang. Dengan penawaran fasilitas premium berskala internasional, adanya Pusat Riset Komodo, Museum Komodo, penjelasan mengenai keanekaragaman hayati di Pulau Komodo, sudah pasti akan memanjakan mata dan hati (maaf, dompet tidak termasuk).


Pict source

Di sisi lain, kita patut bersyukur karena Pulau Komodo tidak jadi ditutup. Hewan langka masih bisa ada di negara kita dan Pulau Komodo yang masuk ke dalam 10 besar pulau terindah di dunia pun masih bisa dinikmati. Hanya saja, dengan rencana tarif ke Pulau Komodo sebesar 14 juta rupiah, jelas tidak akan bisa dijadikan destinasi liburan low cost budget.

Namun, bila rencana ini dilanjutkan, kalangan backpackers pemburu liburan murah (kayak gue) tidak perlu kecewa. Di zaman yang segalanya serba dibagikan melalui sosial media, pasti akan banyak review, liputan, unboxing (unboxing pulau mah nggak ada Cel, ckckckck) yang bisa memanjakan mata seolah kita pernah ke sana.


Pict source

Ya, apapun keputusan para pembuat kebijakan, semoga saja tetap sama-sama menguntungkan bagi berbagai pihak. Bukan hanya perancang dan penanam modal saja, tetapi warga sekitar pun bisa mendapatkan faedahnya.

Source: personal opinion, 1, 2