Kaskus

Story

kingmaestro1Avatar border
TS
kingmaestro1
[TAMAT] Kacamata Si Anak Indigo (E. KKN)
Assalamualaikum wr.wb
Hallo agan dan aganwati pembaca yang budiman ini adalah pertama kalinya ane nulis thread. Ini adalah cerita pengalaman yang ane alami selama ane menjalani kehidupan dan pada kesempatan ini ane berfokus pada pengalaman sewaktu ane kkn beberapa tahun silam. Awalnya ane enggan menulis cerita ini, disamping karena pasti udah banyak banget yang nulis cerita semacam ini dan juga karena ane berpandangan biarlah pengalaman ini hanya ane dan seorang teman yang tau. Namun pandangan itu berubah karena temen ane yang pernah ane ceritain pengalaman ini mendesak ane untuk membagikan cerita ini. Dia mengatakan "pengalaman adalah ilmu, dan ilmu itu harus di bagi" jiwa keilmuan ane bergetar saat itu (alah macam ilmuan aja pake jiwa keilmuan segala) dan jadilah hari ini ane coba menggerakkan jari-jari ane untuk nulis cerita ini dengan tujuan ada yang bisa kita ambil sebagai pelajaran.
Sebelum kita masuk ke bagian cerita sebelumnya ada yang ane harus sampaikan di sini, yaitu meski cerita ini adalah pengalaman ane sendiri, namun di dalam penulisan cerita ini tidak ane pungkiri bahwa ada beberapa hal yang ane kurangi dan ane lebihkan sedikit dari keadaan aslinya, hal ini semata bertujuan agar mudah di mengerti oleh kita semua.
Selamat membaca dan semoga bisa jadi pelajaran buat kita bersama.
Index
Prolog
Part 1: Pembekalan
Part 2: Hari Kedatangan
Part 3: Hari Pertama
Part4: Perkenalan (1)
Part 5: Different Dimension
Part 6: Kesurupan (1)
Part 7: Kesurupan (2)
Part 8: Perkenalan (2)
Part 9: Perkenalan (3)
Part 10: Kisah memilukan (1)
Part 11: Cerita memilukan (2)
Part 12: Tentang Clara
Part 13 : Dia Yang Tak Terlihat
Part 14: Perintah Sang Guru
Part 15: Kembali Ke Padepokan
Part 16: The Secret
Part 17: Kejadian Memalukan
Part 18: Perencanaan Makrab dan Peringatan Asti
Part 19: Malam Keakraban (1)
Part 20: Malam Keakraban (2)
Part 21: Awal Petaka
Part 22: Sang Penunggu
Part 23: Kesurupan Massal
Part 24: Penegasan Hubungan
Part 25: Ketenangan Yang Mencekam
Part 26: Serangan Penghuni Batu
Part 27: Di Culik Asti
Q&A
Part 28: Pencarian
Part 29: Pernikahan Di Alam Gaib
Part 30: Rahasia Asti
Part 31: Teror Penghuni Desa
Part 32: Syukuran Yang Ternodai (1)
Part 33: Syukuran Yang Ternodai (2)
Part 34: Syukuran Yang Ternodai (last)
Part 35: Pesan Dan Salam Perpisahan
Part 36: Permintaan Eva yang Aneh
Part 37: Dia Mengintai
Part 38: Pengasih
Part 39: Kepergian Siska
Part 40: Pembalasan
Part 41: Kematian (1)
Part 42: Kematian (2)
Epilog
Praktek Lapangan
Diubah oleh kingmaestro1 02-12-2019 23:02
bebyzhaAvatar border
iwakcetolAvatar border
hallohaAvatar border
halloha dan 72 lainnya memberi reputasi
73
82.2K
814
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
kingmaestro1Avatar border
TS
kingmaestro1
#545
Part 38: Pengasih
Ada yang aneh yang gue rasain sepanjang hari ini, setiap kali melihat Clara gue merasa muak, jengkel dan bawaannya marah mulu, kaga ada lagi perasaan indah yang gue rasain hari-hari sebelumnya. Shalat yang biasanya kaga pernah tinggal entah kenapa hari itu gue males banget mau shalat, di pikiran gue kaga ada lagi tentang proyek sentral air, kaga ada lagi pembangunan gapura, kaga ada lagi cara ngebuat Clara bisa senyum sepanjang hari.
Hanya ada satu nama dan satu wajah di pikiran gue, yaitu Siska. Seorang pemudi anggota karang taruna, berparas manis dan memiliki aura keibuan. Wajah yang waktu awal-awal gue kkn di sini kaga sama sekali berkesan di hati gue, hari itu ibarat hantu yang terus menghantui pikiran gue.
Seharian ini gue cuma ngelamunin dia aja, fantasi-fantasi indah terus bermunculan di benak gue, makan pun jadi kaga selera karna wajah manis itu terus menghantui gue. Rasa indah apa ini Tuhan? Kenapa sebelumnya tak pernah gue rasain. Hasrat yang menyentak-nyentak ingin berjumpa tak kunjung jua berjumpa, keinginan untuk menjelajahi setiap inci tubuhnya mengalir deras dalam darah kelaki-lakian gue.
Pintu kamar yang tadinya tertutup, kini terbuka sesosok manusia masuk ke dalam ruang kamar gue, wajah manis itu, gerakan yang gemulai di padu oleh body yang aduhai membuat hati gue senang bukan main. Itulah Siska, segera gue dekati dia yang tersenyum memandang gue. Oh lepas juga sesak rindu di dada. Setelah gue dekati dia ternyata dia bukanlah Siska, tapi Clara.
"Ngapain elu ke sini hah?" Bentak gue
"Ara.. Ara cuma mau ngantar makanan buat kakak, dari pagi kakak belum makan" Katanya antara kaget dan takut.
"Gue kaga butuh!!" Kata gue sambil ngelempar tu piring ke ruang tamu.
"Sekarang lu pergi dari sini, gue muak ngeliat elu!!" Kata gue lagi
Gue tau dia nangis tapi entah kenapa air mata dia kali ini kaga mampu ngebuat gue ngerubah sikap, gue langsung masuk ke kamar dan menutup pintu itu dengan bantingan. Gue kembali hanyut dalam fantasi-fantasi indah itu.
Adzan magrib berkumandang tapi gue hanya berbaring di kasur tanpa ada niatan untuk bangun, badan gue terasa menggigil seperti orang kedinginan tapi keringat mengucur deras bagai orang kepanasan. Dari mulut gue terus memanggil nama Siska. Kelakuan gue itu persis seperti orang yang kaga waras.
Dala hati gue terus berpikir apa yang terjadi dengan gue, kenapa gue tega berbuat kasar ke Clara, apa salah gadis yang dengan tulus menyayangi gue itu, tapi entah kenapa logika gue serasa tumpul dan tak lagi mau dengerin apa kata hati gue.
Pagi menjelang, tapi gue tetap kaga ada keinginan untuk bangun keadaan pun masih sama seperti malam tadi, perbedaannya sekarang ini kemana mata memandang gue hanya ngeliat Siska, gue seperti di landa rindu yang kaga berkesudahan, karna himpitan rindu dendam yang luar biasa itu, gue akhirnya mutusin buat nyari Siska. Ini aneh sungguh aneh udah setiap jengkal desa gue tampisi tapi kaga gue jumpai Siska dimana pun itu, gue pulang dengan hati yang luar biasa nelangsa, seakan-akan rindu itu kaga berbalas.
Sampai di posko gue hanya bisa marah-marah seperti orang gila, warga desa banyak yang berdatangan ke posko cewek untuk ngebincangin perihal gue dengan Radith cs. Sepanjang hari tadi warga desa emang heran dengan tingkah gue, seringkali menyangka orang lain adalah Siska, lalu kemudian marah-marah.
"Itulah pak saya juga heran, dari kemarin dia terus-terusan bersikap seperti itu" Kata Radith
"Iya pak, bahkan dia yang bisanya selalu bercanda dari kemarin bawaannya marah-marah mulu, sampe dia tega ngebentak pacarnya sendiri" Sambung Oky
"Gelagat dia itu seperti orang yang terkena pengasih nak" Kata seorang warga
"Iya benar, atau jangan-jangan dia memang kena pengasih" Sambung warga lainnya.
"Pengasih itu apa pak?" Tanya Clara.
"Pengasih itu seperti guna-guna Ra" Kata bang Fahry
"Bagaimana kalau kita ke rumah Siska dan menanyakan hal ini" Usul bang Arif.
Usul itu ternyata di setuju oleh warga lainnya. Rombongan itu pun menuju rumah Siska di ujung desa. Sementara rombongan itu dalam perjalanan menuju rumah Siska, gue kembali terjerat dalam fantasi indah itu. Pintu kamar kembali terbuka dan masuklah seorang cewek yang dua hari ini begitu gue rindui kehadirannya, langsung gue samperin dia di depan pintu, kali ini dia kaga berubah bentuk berarti dia memang Siska.
Siska tersenyum ke gue sambil matanya mengerling nakal, melihat kerlingan itu gue merasa birahi gue semakin memuncak, gue pun hendak menciumnya. Sebelum ciuman itu terjadi, seberkas cahaya merah keluar dari dada gue dan berhenti di antara gue dan Siska. Cahaya itu berubah wujud menjadi sebilah pedang, itu Ragnarok.
Dari pedang itu terdengar sebuah suara berkata ke gue
"Kendalikan dirimu, gunakan akal sehat mu, istighfar dan bacalah surah Al-baqarah ayat satu sampai lima".
Gue tersentak mendengar suara itu, tanpa sadar gue pun mengikuti perintah itu. Usai membaca ayat tersebut tiba-tiba gue merasa ngilu yang teramat ngilu di dalam hati, penyeselan menyerang gue kaga ada ampunnya, gue kaga ngerti rasa penyeselan apa itu, mata gue memandang sosok yang tadinya gue liat sebagai Siska. Di depan gue itu ternyata bukan Siska, melainkan makhluk halus berwujud nenek-nenek tua dengan wajah yang kaga karuan, rambutnya panjang awut-awutan, jidatnya terlalu lebar untuk ukuran manusia. Tu nenek-nenek tertawa-tawa dan berkata
" Ayolah pemuda teruskan niat mu mencium ku"
'Hah?? Mencium? Gila aja gue mau nyium nenek-nenek kek gitu' kata gue dalam hati.
Kembali terdengar suara dari pedang Ragnarok
"Itu adalah jin pengasih, dia yang dua hari ini menempel padamu atas kiriman seseorang, sekarang gunakan aku untuk mengirimnya kembali pada yang mengutusnya"
Segera gue ambil pedang itu dan menghunuskannya ke jin nenek-nenek itu, tapi sial dia berhasil menghindari serangan gue, kembali gue menyerang tu jin, lagi-lagi meleset gue pun kembali mencoba dan mencoba.
Dua puluh tiga jurus berlalu, tapi gue kaga bisa ngebeset barang seujung rambutpun tu nenek-nenek. 'Hebat juga tu jin' batin gue. Tapi gue kaga kehabisan akal, gue keluarin cemeti gue dan segera gue kibaskan ke tu jin dengan tujuan untuk ngikat jin itu. Tapi lagi-lagi gagal, 'kampret benar-benar lincah tu nenek-nenek.
Dari pedang Ragnarok itu kembali muncul suara
"Gunakan ilmu membelah diri dan ilmu sembunyi di balik bayang sekaligus"
Perintah itu gue laksanain, setelah diri gue jadi dua, gue pun gunain ilmu sembunyi di balik bayang untuk menyembunyikan aura gue. Diri gue yang asli menghilang dari pandangan jin itu, dia tertawa dan berkata
"Hahahaha, mau main kucing-kucingan rupanya kau pemuda"
Usai berkata begitu dia menerjang ke arah diri gue yang terlihat oleh matanya, diri gue itu menahan serangannya dan mengunci kedua tangan si jin, segera gue hunuskan pedang Ragnarok dan kali ini berhasil mengenai jin itu, tubuh jin itu pun berubah menjadi abu dan menghilang di sertai suara mengerang yang menggetarkan bulu kuduk.
Usai jin itu menghilang, pedang Ragnarok dan cemeti gue kembaliin ketempatnya sedangkan diri gue yang satu lagi masuk ke dalam diri gue yang asli. Penyesalan itu kembali hadir memenuhi rongga dada gue, sesak oleh penyesalan yang kaga tau karna apa, gue pun mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Ingatan itu berhasil gue dapatkan, seketika gue langsung terjatuh lemas.
Sekarang kita menuju rombongan yang sedang menuju rumah Siska. Sesampainya di rumah Siska, mereka bertemu orang tua Siska kepada orang tua Siska mereka bertanya dimana Siska berada, namun orangtuanya bingung mau jawab apa karna dari kemarin Siska kaga keliatan di rumah. Merasa bingung semuanya saling berpandangan.
Tiba-tiba pintu kamar Siska terbuka, dari dalam muncul Siska yang terbatuk lalu muntah, keadaan itu membuat mereka yang hadir cemas dan segera mendekati Siska. Tak lama berselang Siskapun jatuh pingsan, ia lalu segera di larikan kerumah sakit oleh warga dan orang tuanya, sedangkan Radith cs kembali ke posko.
bebyzha
iwakcetol
hendra024
hendra024 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.