Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wisdeeeAvatar border
TS
wisdeee
Cinta Tanpa Restu Orangtua
Part 1 - Pertemuan

Hey agan semua. Aku mau berbagi sedikit cerita hidupku. Plot twist aku cewek ya gan.
Semua karakter, nama, aku samarkan semua.
Jangan tanya dia siapa karna nggak akan aku jawan hihi.
Okee... Let's begin..
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari ini adalah bulan Agustus, tahun 2013.
Aku berstatus sebagai mahasiswa baru (maba) sekarang di sebuah perguruan tinggi di Jogja.

Hari itu adalah hari terakhir ospek dikampus, banyak sekali kegiatan disana. Karena kami harus berembug dengan teman satu kelompok untuk pengisi acara di Malam Inagurasi saat itu.

Pun, beberapa hari selanjutnya kami masih berkumpul untuk pembahasan kelompok kami akan menampilkan apa. Hingga hari H pun tiba, dan kami pun menampilkan drama musikan saat itu dan tidak ada kejadian yang begitu menarik hati, kecuali si kating yang mulaki curi-curi pandang kearahku dan geng ku saat itu.
Dalam 1 geng ku banyak yang naksir doi, karna ya dia si ketua UKM Musik saat itu, dan lagi dia seorang vokalis band indie di Jogja yang tengah merintis karir.

Dia mendekatiku, dan benar saja dia meminta pin BB ku 🤔
Kita saling bertukar pin BB, dan aku pulang duluan dari acara inagurasi tersebut tidak lama setelah itu.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari-hari setelah ospek berjalan seperti biasa, hanya kuliah, kumpul dengan teman kelas. Dan juga mulai masa PDKT dengan kating ini.

Sandi : Hey, dimana ?
Dinta : Baru selesai kuliah ni, mau makan di warung bu Minah
Sandi : Oke. Nanti ke BEM ya, aku mau ngomong sebentar
Dinta : Ok

Selesai makan di warung bu Minah, aku langsung ke ruang BEM karena memang aku parkir motor didepan ruang BEM.
Sandi sudah menungguku di depan ruangan, sambil memainkan gitar kesayangannya.

Sandi : Sudah selesai makanmu ? Mana temen-temenmu ?
Dinta : Udah, mereka balik duluan ada janji katanya sih.
Sandi : Oh gitu, sini deh duduk. Aku mau ngomong.
Dinta : Apaan sih ?
Sandi : mmm aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku ?
Dinta : ............
Sandi : Heh jawab dong...
Dinta : Gimana ya. (Pura-pura mikir)
Sandi : Buruan dong.
Dinta : wkwkwk iyaaa aku mau
Sandi : seriusan nih ? Kita pacaran ya sekarang ?
Dinta : iyeeee 😰

Wihiii baru sebulan kuliah sudah punya pacar aku wkwk. Pikirku saat itu.
Tapi tidak taunya, yang di tembak oleh Sandi tidak hanya aku, bukan hanya aku yang dia buat melayang dengan voice note lagu-lagu cinta miliknya. Dan kebanyakan cover lagu Sheila on 7 yang selalu mengena ya kan.

Jadi kami berpacaran tidak lebih dari 1 minggu. Rekor baru nih dalam pacaran ya kan.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Satu bulan setelah inagurasi memang selalu ada tradisi di fakultasku mengadakan acara Makrab untuk saling mengakrabkan antar maba, kating, alumni, dosen dan juga petugas di fakultas.

Jadilah hari itu sabtu dan minggu di bulan september akhir, aku ikut acara itu.
Acara itu seru sekali, tetapi ada satu pembahasan tentang seorang maba yang katanya baru masuk kuliah saat makrab ini.
Saking hebohnya, seluruh cewek di kelas ku membicarakannya.
Aku belum pernah melihatnya, entah, seperti tidak ada ketertarikan ku dengan sosok ini.
Dia bernama Dika, laki-laki muda, tampan, seorang atlet, dengan badan proporsional seorang atlet, dan juga dia kaya. Itulah yang teman-temanku katakan.

Aku tidak menaruh perhatian ke dia, karna teman-teman ku sudah menyukainya terlebih dulu. Dan membicarakannya terus menerus.

Saat itu kegiatan makrab adalah outbond dimana kami dikelompokkan oleh kating. Untungnya aku tidak satu kelompok dengan Dika.
Jadilah hari itu aku nikmati semua rintangan yang diberikan oleh kating, sampai, saat halang rintang dimana aku harus menaiki semacam jaring laba-laba. Sejujurnya aku berani untuk memanjat, tetapi entah kenapa saat itu kaki ku mendadak kram, dan tidak bisa digerakkan untuk melangkah turun sekalipun.
Tak kusangka, sesosok laki-laki membantuku untuk turun, dengan memegangiku dengan perlahan hingga aku turun. Tidak sampai disana, dia sedikit memijat kaki ku, dan ajaibnya kaki ku baik-baik saja setelah dipijat olehnya.

Dinta : Hey, makasih ya.
Dika : Oke. Sama-sama. (Menjawab seraya langsung berjalan kembali ke kelompoknya)

Selesai outbond kami langsung kembali ke hotel tempat kami menginap. Karena harus segera packing untuk kembali ke rumah, dan masih ada acara perpisahan sebelum pulang.

Sudah mandi dan sudah packing. Aku segera menggendong tasku yang kubawa, langsung menuju aula tempat pertemuan. Karna aku bukan tipe cewek yang ribet membawa banyak barang saat pergi hanya 2 hari begitu. Berbeda dengan teman-temanku yang lain. Hihihihi jadilah aku sampai di aula bisa dibilang awal juga sih.

Disana sudah banyak kating yang menunggu kami di aula. Ada sesosok maba yang aku kenal orang itu bersama dengan kelompok alumni. Ya dia Dika. Sedang berfoto dengan seorang alumni yang sangat menginspirasi saat itu.

Aku hanya duduk di bangku ku, sambil melihat HP ku, mengabari Ibuku bahwa aku sudah bersiap akan pulang dari acara makrab itu.

Selesai acara perpisahan. Dia menghampiri ku.

Dika : Hey, Dinta. Aku kemarin waktu kamu perform dance foto kamu (sambil nunjukin kamera DSLR yang dibawanya)
Dinta : Iya kah ? Lihat dong.
Dika : Yaah, kebetulan baterai nya low nih. Besok senin deh ya dikampus.
Dinta : Oh okee boleh deh, aku minta nomer WA mu aja ya
Dika : Nih (sambil memberikan HP-nya). Tulis nomormu, nanti aku WA ya.
Dinta : Siap, tak tunggu ya fotonya 😁

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hari itu sampe dirumah, aku langsung tidur. Karna kecapekan, dan baru bangun senin paginya.
Aku baru ingat jika ada kelas jam 09.00, aku langsung bersiap-siap ke kampus, tanpa membuka HP ku saat itu. Hanya ku masukkan dalam tas, dan aku bergegas ke kampus.

Kelasku untung saja belum di mulai, dan aku langsung mencari tempat duduk yang ada dibarisan tengah, dan deretan yang tidak terlalu dibelakang.
Aku sadar diri karena ya, aku punya masalah dengan penglihatan, yaitu, silinder dan minus yang sudah lumayan berat.
Jadilah aku duduk disana, sambil menunggu dosen masuk, ku buka HP ku, ternyata ada sebuah pesan WA dari Dika.

Dika : Din, sudah tidur ? ( 19.30 )
Dika : Pagi Din, kuliah nggak ? ( 07.00 )
Dinta : Hey Dik, udah tidur aku semalem, baru buka HP nih. Kuliah lah aku, kamu juga kan ?

Belum sampai di balas WA itu, si orang yang ku kirimi pesan masuk kelas dengan gerombolan geng laki-laki nya. Berjalan dengan tetap stay cool, tapi sambil melirik ku dan senyum ke arahku.

Aku pun membalas senyumnya.

Dika : Ada kegiatan nggak hari ini ?
Dinta : Ada sih, nanti siang selesai kuliah tapi. Kenapa ?
Dika : Yaah ya sudah, mau ngajak kamu jalan nanti. Tapi yasudah.
Dinta : Okee deh ya, mungkin lain kali hehe.

Saat itu, aku tidak menceritakan perihal kedekatanku dengan Dika ke teman-teman ku karena ada salah seorang temanku yang dia mengaku sudah ditembak oleh Dika.
Aku tidak ada maksud apapun saat itu. Karna aku pikir ya kami hanya berteman tidak lebih.

Hari itu selesai kuliah, aku ada jadwal pemotretan di daerah pantai selatan.
Aku dijemput temanmu, dan kita langsung berangkat ke lokasi, karena si fotografer sudah menunggu kami disana.

Pemotretan selesai sekitar jam 6 sore, dan kami pun langsung bergegas pulang. Kala itu, aku dibonceng Putri, sialnya, di tengah jalan ban motor yang kami kendarai bocor. Kami harus berjalan kaki, menuntun motor kurang lebih 10 menit, sampai kami menemukan tukang tambal ban.

Sambil menunggu tambal ban, kubuka HP ku.

Dika : Gimana kegiatanmu, sudah selesai ?
Dinta : Udah, ini lagi tambal ban di jalan bantul nih
Dika : Lah ? Kamu naik apa kesana nya ?
Dinta : Bonceng temenku ni,
Dika : Nggak bawa motor kamu emang ?
Dinta : Enggak
Dika : Aku lagi di Jogja ni, tak jemput sekarang ya kesana. Aku otw.
Dinta : (Lah dia Jogja ? Emang rumahe dia mana ?) Lah jangan ngrepoti nanti.
Dika : Aku udah dijalan. Tunggu.
Dinta : ya deh, tiati ya.

15 menit kemudian, Dika sudah sampai lokasi ku tambal ban dengan teman ku. Saat itu dia mengendarai mobilnya, datang menghampiri kami, dan kebetulan tambal ban nya sudah selesai.
Aku akhirnya pulang bareng Dika, untung saja Putri mengerti kondisinya, dan mempersilahkan aku pulang tidak dengannya.

Dijalan pulang Dika bercerita tentang dirinya. Dia ternyata berasal dari Kulon progo, seorang atlet gulat dan lagi dia seorang penjual kembang api saat musim puasa.
Seketika aku langsung terpana dengan semua kegiatannya, hebat sekali, semuda ini, sudah rajin kerja, disaat seumuran kami, masih sibuk dengan hura-hura tidak jelas.

Dia pun mengajakku untuk nongkrong sebentar di sebuah cafe di jalan wates. 😁
Kami ngobrol ngalor ngidul sampe lupa waktu, akhirnya jam 21.00 dia mengantarkan ku pulang kerumah.
Hari itu berakhir dengan senyam senyum sendiri di kamar sebelum menjelang tidur.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Seminggu kemudian, saat dikampus aku bertemu dengan Dika saat makan siang.
Kutanyakan hal tentang apakah benar jika dia dan Lilis sudah berpacaran.
Dika menjawab bahwa tidak. Lilis bukan pacarnya, bahkan dia belum pernah menembak Lilis sekalipun. Entah dari mana gosip itu beredar.

Pernyataan itu membuat ku sedikit lega, karena ya, aku sedang dekat bukan pacar temanku.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Kami terus PDKT, dan hampir setiap hari kami selalu pergi, entah hanya sekedar berjalan-jalan ke Malioboro Mall di sore hari atau hanya nongkrong di angkringan batas kota.

22 Oktober 2013
Pagi itu, aku tengah bersiap-siap karena, rencana aku dan teman-temanku akan pergi piknik ke Kulonprogo. Ya ini ide Dika. Dia itu layaknya duta wisata Kulonprogo aku rasa ya 😂

Pukul 07.00 Dika sudah ada didepan rumahku sambil mengobrol sama Bapakku, dan Ibuku. Aku berpamitan untuk pergi dengan Dika, dan kitapun bergegas pergi.

Kami janjian dengan teman-teman di jalan wates dekat Univ. Mercubuwana.
Dan akhirnya kita gas ber-touring ria menuju tempat wisata Kali Biru. Aku, Dika, Linda, Diyah, Nindya, Hendra, Moko, Afifah berbonceng ria kesana.

Perjalanan yang kami lalui juga tidak semudah yang dibayangkan. Beda dengan sekarang, saat itu, jalan menuju kesana masih belum semulus sekarang. Mana jalannya nanjak pula, untunglah motor Linda bisa nanjak, karna dia tadi berada di deretan paling akhir.

Karena hampir semua dari rombongan kami belum pernah ke Kali Biru, jadilah kami asyik berfoto-foto di tempat itu.

Dika saat itu terus membuntuti ku kemana pun aku berjalan, saat itu aku berjalan dengan Afifah. Dika terlihat gusar, tetapi tidak ku gubris karena ku pikir dia hanya kebelet pup saja. Karna ya dia tukang kentut wkwk.

Hari sudah terik, dan kami memutuskan untuk turun ke Waduk Sermo, disana kami sangat takjub dengan waduk yang dibuat dengan sebegitu megahnya.
Kami memutuskan untuk mampir sejenak, dan menaiki kapal yang bisa disewa untuk mengelilingi waduk sermo.

Tak lupa kami mengabadikan momen disana. Berfoto-foto sampai lupa waktu.
Karena sudah hampir jam 3 sore, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Kami diajak mampir kerumah Dika, dan, ya aku tidak siap saat itu.
Aku di pertemukan dengan keluarga Dika di Kulonprogo. Aku bertemu dengan Ibunya. Dan juga adik-adiknya, dan kami berbincang sampai kira-kira jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Maka kami berpamitan untuk pulang ke Jogja karna besok masih harus kuliah kan.

Di tengah perjalanan, Dika memegang tanganku, dan di rapatkan tanganku ke perutnya (peluk dari belakang 😳)

Dia pun mengutarakan isi hatinya. Dia memintaku untuk menjadi pacarnya.
Sebenarnya dia sudah mau mengatakan perasaannya kepada ku tadi ketika masih ada di Kali Biru, tetapi karna aku selalu kemana-mana dengan temanku. Dia jadi segan untuk mengatakan maksudnya kepadaku.

Tidak romatis sekali waktu itu pikirku wkwk, dia menembakku di tengah perjalanan pulang dari piknik 1 hari kami saat itu.
Aku masih menimbang-nimbang apakah jawabanku untuk pertanyaan Dika kali ini.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Lanjut besok ya agan-agan
Diubah oleh wisdeee 22-10-2019 10:48
tata604
lina.wh
someshitness
someshitness dan 16 lainnya memberi reputasi
17
7.6K
128
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
wisdeeeAvatar border
TS
wisdeee
#35
Part 9 - I Don't Know
" Wes tak perjuangke, nganti bingung kudu piye. Pengenku ming siji. Nyenengke atimu. Opo kurang percoyo opo kurang bukti, kabeh wes tak lakoni, kudune koe ngerteni"

Abah Lala - Gede Roso


*************
Aku tidak mencari pembenaran dari aku yang harus selalu benar. Setiap ada kesempatan aku akan selalu berpikir jika ini semua terjadi padaku bukan tanpa alasan.

Karena terpacu dengan semua masalah kemarin, akhirnya aku serius menyelesaikan skirpsiku. Dengan bantuan dosbing ku yang selalu rajin WA aku untuk segera menyelesaikan skripsiku agar bisa wisuda sesegera mungkin.

Alhamdulilah, aku wisuda tepat waktu. Dika menyempatkan datang ke sidang pendadaranku, meski hanya sekitar 15 menit hanya untuk say helo dan juga foto-foto bersama dengan teman lain yang saat itu sidang bareng dengan aku.

Dia langsung pergi tanpa pamit apapun ke aku.
Usut punya usut dia pergi untuk makan siang bersama dengan Mama Safira dan saudara Mama.

Setelah pendadaran aku langsung mendapatkan pekerjaan tetap pertama ku disebuah perusahaan perkreditan barang. Aku bekerja sambil mengurus kebutuhan untuk wisuda ku.

Dika sempat mengantarku berkeliling mencari kebaya yang rencananya akan aku gunakan. Aku sewa kebaya 1 hari sebelum hari H wisudaku. Semua sudah ku persiapkan, dari make up, aku pakai jasa tetanggaku sendiri yang kebetulan memang seorang MUA, dan kebaya sudah oke tinggal berangkat saja.

Hari H wisuda ku, aku sudah mulai berdandan dari jam 5 pagi, selesai berdandan dan juga menggunakan toga, aku diantar temanku bernama Ayu ke kampus menggunakan motorku. Aku berjalan memasuki gerbang kampus ku dengan perasaan bahagia karena ya akhirnya aku bisa menepati satu keinginan orang tua ku untuk bisa bertambah predikat dibelakang namaku.

Aku mencari barisanku, sempat bersalam-salaman dengan teman-temanku yang lain, saling mengucapkan selamat, saling memuji riasan dan lain-lain.

Acara wisuda hari ini sebagai waliku datang adik perempuanku dan juga bapakku. sungguh tidak terasa bahwa aku bisa menjadi seorang sarjana hari itu.

Sedari pagi aku mengecek HP barang kali Dika akan mengabari ku jika dia akan datang juga ke acara wisuda ku.
Hanya ada pesan dari mantan pacar pertama ku saat SMP dulu memberikan selamat, dan akan datang ke wisudaku. Karena kampusku sangat dekat dengan rumahnya.
Ternyata dia benar datang dengan membawa sebuah hand bucket bunga bertema pink dan putih. Dengan entengnya dia bilang.

Octa : Mana nih pacarmu. Aku yang mantanmu aja dateng, dia malah sama sekali tidak memberi kabar iya ? Dih apa dia tuh
Aku : Udah deh, kali aja dia emang sibuk dan nggak bisa kasih kabar kan.


Selesai acara, aku dan keluarga ku memutuskan untuk sekedar makan siang di warung sebelah kampusku, teman-teman ku dari luar kampus mulai berdatangan saat itu. Ikut bergabung makan siang bersama kami. Tante ku dan om ku pun juga datang memberikan selamat. Sambil membawa sebuah buket bunga berisi "baju dalam".

Aku pulang dengan perasaan kecewa, sangat kecewa, karena ya orang yang selama ini aku anggap istimewa di hidupku, sampai aku tulis namanya di bagian persembahan skripsiku nyatanya tidak datang ke acara wisuda ku.

Bukan hanya aku yang merasakan kekecewaan itu. Bapakku pun mengungkapkan kekecewaannya karena Dika tidak hadir saat wisuda ku.

Di hari itupun tidak sekalipun ku dengar Dika menanyakan kabarku ataupun menanyakan bagaimana prosesi wisuda ku tadi. Yasudahlah kupikir, memang sudah waktunya aku tidak berharap apapun ke dia.

Hari berikutnya aku sudah langsung masuk bekerja lagi, karena saat itu pekerjaanku bukan yang ada liburnya di weekend, jadi hari itu aku langsung kerja, dan mendapat kabar jika besok senin aku akan di mutasi ke wilayah di Bantul.

Ya karena cuma karyawan, mau tidak mau aku akan mengatakan ya baik pak ke atasanku. Aku di pindahkan ke daerah di dekat kampus ISI. Okelah ini masih sedikit dekat dengan rumahku, jadi aku tidak begitu mempermasalahkan jarak dengan lokasi kerjaku yang baru.

Dika sempat menanyakan lokasi kerjaku yang baru dimana. Hari itu, tiba-tiba Dika nge-Wa.

Dika : Sudah makan belom yang ?
Aku : Belom ini, nanti wae mungkin
DIka : Keluar makan sama aku bisa nggak ?
Aku : Lha meh makan apa
Dika : Dipikir nanti, aku tak OTW dulu
Aku : Oke deh, tiati yang


Sekitar 15 menit setelah itu Dika sudah ada di tempat kerjaku. Aku pamit ke temen disana untuk keluar makan siang dulu, akhirnya kami menuju ke sekitaran di belakang kampus ISI, karena kami yakin banyak pilihan makan siang disana.

Hingga kami memutuskan untuk berhenti disebuah warung tenda makan ayam geprek. Kami pun memesan makan siang hari itu.
Sambil menunggu makan siang, Dika pun membuka obrolan.

Dika : Yang, betah nggak kerja disitu
Aku : Enggak deh yang kayane aku, ini rencana mau daftar CPNS sih aku.
Dika : Mau daftar dimana yang kamu memang ?
Aku : Aku pengen di kementerian sih yang, kemsesneg.
Dika : Oh ya baguslah dicoba dulu lah ya kamunya.
Aku : Siap yang
,

Makanan datang, kami pun langsung makan, sambil ngobrol-ngobrol ngalor ngidul tentang rencana kedepannya.

Kami balik lagi ke tempat kerjaku. Aku memutuskan untuk mengajukan resign di akhir Juli tahun 2017 dan akan bisa resmi dinyatakan berhenti dari pekerjaan 2 minggu setelah pengajuan resign.

Banyak teman yang menyayangkan keputusanku untuk resign. Hingga aku ditawari pekerjaan sebagai akunting di sebuah konter HP dengan gaji yang bisa di nego. Aku bilang maaf tidak bisa, karena tujuan akhirku adalah bekerja di salon. Tetapi sebelum itu aku harus punya pegangan. Karena apa, aku tidak mau hanya dianggap sebagai seorang yang hanya memanfaatkan kekayaan orang tua pacarku.

Setelah resign, aku bolak bari dari Jogja ke Jakarta untuk mengurus dokumen dan juga untuk ujian CPNS disana. Sayangnya, tahun itu aku belum lolos CPNS.

Akhirnya aku memutuskan untuk belum bekerja dan mencari pekerjaan di Jakarta. Hingga akhirnya ada sebuah panggilan interview di sebuah kantor perhiasan berlian dijakarta mengontakku untuk datang interview ke kantornya.

Aku ke Jakarta diantar Dika karena disana ada kakak sepupu perempuannya tinggal disana bersama suaminya. Kami pun menginap disana selama 2malam 3 hari.

Flight jam 7.15 dan kami baru berangkat dari rumahku jam setengah 6, alhasil kami harus terburu-buru untuk segera pergi kebandara. Dan tidak lupa kami menitipkan motor di parkiran.

Sampai di Jakarta sudah sekitar jam 8 malam, kami berjalan dari bagian kedatangan ke sebuah minimarket yang jaraknya lumayan jauh. Kami menghidupkan HP untuk mencari grab car, akhirnya ada sopir yang mau mengambil orderan kami. Kamipun dijemput, tapi sempat ada drama sebentar dengan si sopir, karena ya kan ojol saat itu tidak diijinkan mengambil penumpan di dalam areal bandara. jadilah kami harus berjalan berapa ratus meter untuk menghampiri sopir ojol tersebut.

Kurang lebih sekitar 40 menit dari bandara kami diantarkan ke lokasi tujuan kami disebuah kawasan apartemen dimana kakak Dika tinggal disana.

*************
Keesokan paginya, karena jadwal interview jam 9 pagi, menurut pada pesan kakak Dika, kami pun berangkat dari rumah kakak Dika sekitar jam 7 pagi. Dan benar saja, disana macet sekali, sungguh pemandangan baru yang belum pernah ku lihat selama di Jogja.
Macet parah banget, mengingat itu juga jam kantor. Pantas saja. Kami pun berputar-putar, ternyata si supir ojol yang kami pesan juga seorang pendatang. Pantas saja.

Ternyata. setelah kami sampai di lokasi. Sekitar 30 menit aku menunggu untuk interview, akhirnya diinterview lah kami. Dan Dika menunggu di warung minum depan kantor itu, duduk bersama tukang ojek lain.

Dari sana aku dan Dika berjalan kaki bermodalkan GPS ingin pergi ke mall, kami melewati kawasan SCTV, kami juga mampir sebentar ke Senayan City, terus ke mall kalibata. Kami juga sempat mencoba naik trans jakarta.

Kami mampir makan sebentar di sebuah warung pinggir kali, aku tidak ingat apa nama daerah itu ya, karena kami hanya bermodalkan GPS jadi tidak ada yang diingat. Tetapi obrolan kami saat itu, sungguh aku masih akan ingat.

Dika : Nanti kalo sayang ketrima di tempat tadi, aku juga mau kerja di Jakarta
Aku : Lah kok gitu. Trus meh tinggal dimana nanti ?
Dika : Nanti sayang tak titipke mbak sarah sek, aku balik jogja ambil baju-baju e sayang sama aku ambil baju dan ijazahku. Sama meh motoran ke Jakarta
Aku : Lho, kuliahmu gimana ? Ndak mau dilanjutkan ?
Dika : Nggak yang, aku meh kerja aja ben bisa nabung buat nikah
Aku : Trus disini kita meh tinggal dimana coba
Dika : Tadi aku sempet ngobrol sama ojol waktu nunggu kamu interview. Ternyata bapak tadi orang Temon, Kulonprogo, nah trus crita dia disana sama keluarganya juga. Kontrak rumah bayarnya murah lho yang. Satu bulannya Rp 500 ribu.
Aku : Hah ? Lha kok murah ?
Dika : Makane itu, aku trus mikir aku meh ke Jakarta aja bareng kamu kerja disini. Tau sendiri to Mama, masih kepengennya aku jadi pengusaha sukses. Tapi saat aku minta modal bikin usaha tidak mau, makane aku mau kerja aja.
Aku : Yawes kalo kamu maunya begitu. Yasudah ayo berjuang bareng-bareng yang


Jadi, selain Mama Safira memintaku untuk memegang salonnya. Beliau juga berkeinginan jika anak laki-laki tertuanya itu bisa menjadi pengusaha sukses.. Tidak hanya sebagai penjual kembang api. Setiap Dika punya keinginan untuk membuat sebuah usaha, pasti rencana itu akan mentah lagi, karena mama Safira awalnya akan memberikan modal, tetapi ujung-ujungnya tidak jadi.

Pernah Dika disuruh membuka sebuah salon mobil di wates, Dika sudah mengiyakan. Tetapi Dika kecewa dengan Mama Safira karena hingga hari ini tidak ada modal masuk untuk mewujudkan keinginan itu. Akhirnya Dika memutuskan untuk berhenti kuliah dan bekerja saja sambil sedikit demi sedikit mengumpulkan modal.

Malam harinya aku ada janji bertemu dengan seorang teman lama ku yang bekerja nya memang di Jakarta. Kami sepakat ketemu di Mall Basura City, di Starbuck. Karena memang lokasi apartemen kakak Dika dekat dengan Mall itu, alhasil kami hanya perlu berjalan kaki ke sana.
Teman ku seorang laki-laki berbadan tegap, layaknya seorang anggota kepolisian. Temanku menangkap ada gelagat cemburu ke dia, ketika melihat Dika yang bertingkah aneh sejak kedatangannya.

Hari itu kami di Starbuck sampai sekitar jam 10an malam, karena seluruh pengunjung sudah pulang, dan karyawannya sudah mulai ngepel lantai. Itu pengalaman pertama nongkrong sampai tempatnya tutup. Kami pikir starbuck akan buka sampai 24jam, makanya kami memutuskan untuk nongkrong disana. Ternyata kami keliru.

********************
Sorry baru update gan/sis. Enjoy with my story ya emoticon-Salam Kenal
medina12
diean23
g3nk_24
g3nk_24 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.