Gambar viral seputar isu lem aibon 82 miliar. Sumber gambar dari twitter
Lem Aibon mendadak jadi trending di sosial media dan beberapa media beria online serta mainstream. Rencana anggaran yang disisir oleh DPRD mendapat banyak tanggapan dari berbagai kalangan. Tanggapan yang beragam disebabkan oleh nilai rancangan anggaran yang cukup besar.
Untuk rencana pengadaan lem Aibon dinas pendidikan kota Jakarta bakalan mendapatkan anggaran senila 82 miliar. 82 m tersebut untuk waktu setahun guna menyediakan lem Aibon. Nilai anggaran serta jenis barang yang mungkin tak berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan, menimbulkan reaksi yang ramai.
Pada situs sosial media, kritikan tajam seputar penyediaan lem Aibon untuk anak sekolahan riuh ramai di perbincangkan. Dinas pendidikan Jakarta pun angkat bicara. Keterangan awalnya adalah salah ketik. Namun semakin meluasnya kritikan tentang apa manfaatnya lem aibon, untuk anak sekolahan, keterangan berikutnya pun diberitakan bahwa ; anggaran untuk pengadaan lem aibon itu tidak ada.
Kisruh seputar rancangan anggaran yang termuat dalam website apbd Jakarta, membuat dokumen tersebut di hapus. Dokumen yang sebelumnya sudah termuat dalam website dan bisa diakses publik kini tiada lagi. Ketiadaan dokumen rencana anggaran tersebut, kembali menuai kritikan dari banyak pihak. Masyarakat Jakarta, jadi bertanya tanya soal transparansi penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah, untuk Jakarta.
Selain anggaran lem Aibon yang viral karena dinilai tidak wajar, ada beberapa anggaran yang bernilai fantastis dan menuai kritik, dalam beberapa waktu lalu. Anggaran pengadaan beberapa hal berikut ini, merupakan contoh anggaran yang menimbulkan perdebatan.
30 septic tank 166 m
Anggaran untuk pembangunan septic tank, viral beberapa waktu lalu dalam berita. Untuk penyediaan septic tank yang sehat bagi masyarakat sepertinya memang perlu biaya besar. Namun anggaran untuk pembangunan 30 septic tank yang tersebar pada beberapa lokasi, nilai 166 miliar, dianggap banyak orang sebagai jumlah yang terlalu fantastis. Anggaran inipun terkena sisir. Dan akan direvisi ulang.
Anggaran software anti virus 12 m
Anggaran pengadaan antivirus dan software kependudukan yang bernilai 12 miliar ini, juga sempat heboh di sosial media. Ada yg menilainya wajar saja dan ada pula yang berpendapat sebaliknya.
Anggaran buzzer wisata 5 miliar
Selain aibon sebelumnya ramai dibicarakan tentang rencana anggaran untuk buzzer sosial media. Untuk 5 orang buzzer asing, rencana anggarannya adalah 5M. Jadi masing masing orang mendapatkan 1 miliar. Anggaran ini dibatalkan. Walaupun dibatalkan, sejak awal bulan Oktober 2019, berita soal ini banyak tersiar dalam beberapa berita online dan sosial media.
Netizen pun banyak yang bertanya, bilamana anggaran tersebut tak dicoret, siapakah sekiranya orang yang beruntung, menjadi influencer dan mendapatkan dana promosi wisata DKI tersebut.
Anggaran renovasi rumah dinas gubernur 2.4 M
Anggaran perbaikan rumah dinas gubernur DKI Jakarta, yang direncanakan pula untuk tahun 2020 menjadi sorotan yang ramai dikritik. Selain dinilai belum perlu ada perbaikan, banyak pihak berpendapat bahwa anggaran 2.4 miliar tersebut terlalu besar.
Jalur sepeda 73 miliar
Rencana pengadaan jalur khusus sepeda di jalanan Jakarta juga ramai di beritakan. Nilai Anggaran yang di ajukan rencananya senilai Rp 73 miliar.
Bolpoin 124 M
Rencana anggaran untuk pengadaan atk tahun 2020 juga menjadi sorotan. Pengadaan bolpoin yang bernilai total 124 miliar, kini menjadi ramai dikritik. Akibat koreksi dan kritikan tersebut, rencana ini akhirnya direvisi dan direncanakan akan dibahas dalam rapat bersama DPRD kota Jakarta.
Anggaran TGUPP DKI 26,5 M
Rencana anggaran untuk ; Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, tak kalah menarik perhatian masyarakat. Sejak 2017 hingga 2019 ini, anggaran untuk TGUPP diberitakan mengalami kenaikan. Selain besaran anggaran yang dikritik masyarakat, kinerja TGUPP ini juga banyak di pertanyakan hasilnya
Gosip seputar anggaran siluman yang terdapat dalam rencana anggaran tahun 2020 satu persatu bermunculan. Sumber gosip yang beredar berasal dari dokumen yang sudah termuat dalam website apbd Jakarta. Dikarenakan banyak yang aneh dan perlu direvisi, kini dokumen tersebut dihapus. Dan sebagai masyarakat biasa kita tidak bisa akses lagi.
Semoga saja setelah usai direvisi dan di setujui DPRD DKI, dokumen tersebut bisa di publikasikan. Sehingga uang yang diperuntukkan dalam rancangan anggaran pendapatan belanja daerah, bisa diawasi bersama.