sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#50
Bab 16: Diskusi Kopi Bag. 2

Keempat sahabat itu kembali berkumpul dan berkeluh kesah di warung kopi tempat biasa mereka berkumpul. Terlalu banyak cerita yang mereka pendam di benak mereka masing-masing. Tentang rutinitas, masalah ecek-ecek, juga tentang perempuan yang kini menjadi prioritas mereka.

Jika diingat-ingat, beberapa bulan sudah berlalu semenjak mereka pulang dari Jogja. Sudah banyak kisah yang mereka ukir pasca pertanyaan yang menggantung itu tertanam ketika mereka berdiskusi di tengah derunya kota Jogja sambil menikmati kopi jos yang tak terlupakan itu.

Mereka bereempat juga jarang berkumpul karena kesibukan mereka masing-masing. Jojo sibuk menulis buku yang menjadi project pribadinya. Revan sibuk mengurus organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Arman sibuk membantu bapaknya jualan tembakau. Dan Ipul sibuk nge-game DOTA berhubung dia hendak mengikuti turnamen nasional. Di samping itu, mereka juga harus membagi waktu dengan doi mereka masing-masing sehingga hal itu membuat mereka jarang berkumpul. Meskipun demikian, mereka semua bisa mengerti satu sama lain dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Seperti biasa, mereka memesan kopi dan meletakkan rokok mereka di atas meja. Tak lupa juga, Jojo tadi sempat mampir membeli martabak di dekat warung kopi agar diskusi mereka malam ini lebih asyik.
“Kalian apa kabar?” tanya Jojo memulai.
“Baik,” balas Revan.
“Aman,” jawab Arman mantap.

Ipul tidak menjawab. Tetapi, ia malah memasang senyum sumringah dengan ekspresi wajahnya yang konyol seperti biasa.
“Kau bahagia banget hari ini, Pul?” tanya Revan.
“Cerita dong ke kita-kita,” timpat Jojo. Arman mengangguk.
“Haha, aku bahagia karena aku sepertinya sudah menemukan seseorang yang selama ini aku cari,”
Sambil menyesap rokok dan menikmati martabak yang masih hangat, Ipul bercerita dengan antusias. Ketiga sahabatnya yang lain menyimak cerita Ipul dengan khidmat. Mereka tidak mau melewatkan satu kata pun dari cerita Ipul.
Ipul pun bercerita tentang Laila. Tentang kisah-kisah sederhana yang telah ia lalui bersama Laila. Kedua mata Ipul terlihat berkaca-kaca ketika menyebutkan nama perempuan itu. Ketiga sahabatnya turut bahagia karena kesedihan di mata Ipul sudah tidak begitu terlihat.
“Selamat, Pul. Aku doakan yang terbaik pokoknya,” sahut Arman. Jojo dan Revan sepakat mantap.

Cerita pun disambung oleh Jojo. Kisahnya dengan Zulfa sejauh ini masih baik-baik saja. Ia memang bahagia, tetapi sejujurnya ia sedikit ragu apakah ke depan ia masih mungkin bersama Zulfa. Kata-kata ibunya di sore itu masih terngiang, tentang mencari pasangan yang dekat dengan rumahnya.

Sahabatnya yang lain tak banyak mengomentari Jojo. Mereka takut memberikan saran macam-masam karena itu menyangkut Jojo dan ibunya. Hanya Jojolah yang tahu solusi atas permasalahannya sendiri. Yang paling penting, mereka semua mendoakan yang terbaik juga untuk Jojo.

Arman beda lagi. Malam ini, dia terlihat sangat santai. Hubungannya dengan Dewi sejauh ini masih relatif stabil dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Ia hanya sedikit menyinggung kisahnya dengan Melia di Bali tempo lalu. Ketiga sahabatnya, khususnya Jojo, terpingkal-pingkal ketika perempuan itu mengumpat Arman untuk melampiaskan kekecewaannya.

Tapi, Revanlah yang malam ini sepertinya terlihat sangat kacau. Dia terlihat lebih banyak diam dan bermain ponselnya. Ketika ada masalah, Revan selalu saja tampak tenang dan tidak terlalu menunjukkan kegelisahannya. Sepintar apapun ia menutupi hal tersebut, Jojo mampu mencium aroma yang tidak beres dari diri Revan.

“Kau kenapa, Van? Aku tahu kau tidak seperti biasa?” ujar Jojo spontan seperti biasa.
“Sorry, aku memang ada masalah, Gengs. Tapi, aku belum bisa cerita banyak saat ini. Mungkin ini hanya asumsi negatifku saja,” jawab Revan lirih dan membuang mukanya ke arah yang lain.
“Kau serius nggak mau cerita?” timpal Arman.

Suasana mendadak tegang. Perlahan, Ipul mendekat ke arah Revan dan menepuk-nepuk bahu Revan seolah ia ingin menenangkan hati Revan. Tanpa diduga, ia mencubit-cubit pipi Revan dengan tingkahnya yang konyol dan khas.

“Ah, jangan mesum, Pul. Jijik aku,” teriak Revan spontan. Disusul gelak tawa dari Jojo dan Arman yang tak kuasa melihat ekspresi lucu Revan dan Ipul yang sedang bertengkar.

Mendadak, suasana menjadi cair berkat kekonyolan Ipul.

“Aku janji, Gengs. Aku akan cerita next time,” ucap Revan setelah keadaannya sudah cukup bersahabat.
Diskusi malam itu ditutup dengan tanda tanya yang menggantung. Apa masalah yang sedang dihadapi Revan?
coxi98
changer.
fransjabrik
fransjabrik dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.