sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#49
Bab 15: Kenyamanan

IPUL

Sama seperti minggu kemarin, Ipul hari ini datang ke tempat bimbingan bahasa Inggris. Niat Ipul yang awalnya hanya belajar mendadak menyimpang drastis. Alasannya datang hari ini ialah untuk melihat senyum manis Laila yang membuatnya sering melamun sendirian.
Bahkan, ketika ia sedang ngopi bersama ketiga sahabatnya, Ipul lebih banyak diam dan matanya menatap langit-langit warung kopi sambil meringis tak jelas. Jojo sempat berpikir bahwa Ipul agak kurang beres pikirannya pasca pisah dengan Ina. Pikiran Ipul memang tidak beres karena sekali lagi dia tengah dilanda cinta. Cinta buta.

“How are you, Pul?” Laila datang beberapa menit setelah Ipul duduk di bangku belakang seperti biasa.
“I’m fine. Laila, you is very beautiful today,” Ipul mencoba menggoda Laila dengan jokes-nya yang konyol hingga membuat wajah perempuan itu bersemu merah.

Laila bahkan tersenyum kecil. Selain gaya bicara Ipul yang medok dan terdengar aneh, ekspresi Ipul ketika menggoda Laila turut membuat perempuan itu menahan tawa. Setidaknya, Ipul memang orang yang lucu dan humoris. Itu yang dipikirkan Laila.
Pada bimbingan hari ini, para peserta diberikan sebuah project untuk membuat video berisi dialog bahasa Inggris sesuai dengan tema dan situasi yang diberikan oleh tutor mereka.

Ipul dan Laila sepakat untuk mengerjakan project itu bersama-sama. Mereka mengatur jadwal untuk menggarap project tersebut, mulai dari penyusunan kerangka cerita hingga pengambilan scene video. Kebetulan mereka mendapatkan tema shopping di supermarket.

****

Laila mengajak Ipul ke rumahnya untuk mengerjakan project tersebut. Rumah Laila lumayan jauh dari rumah Ipul, tepatnya di Kabupaten Malang. Rumah perempuan itu tampak sederhana. Hal itu membuat Ipul tidak minder. Sejujurnya, ia sangat takut jika jatuh cinta dengan anak orang kaya karena Ipul merasa kurang nyaman dengan hal itu. Ia lebih suka perempuan yang sederhana dan biasa-biasa saja.
Rencana mereka hari ini ialah menyusun kerangka serta script yang akan diperagakan nanti. Selama berdiskusi dengan Laila, Ipul tampak pasif dan malah cenderung bego. Semua ide yang ada di kepalanya buyar karena terlarut menikmati senyuman Laila yang syahdu mengguncang hati Ipul.

“Pul, what are you thinking?” Laila yang sedari tadi curiga sontak melambaikan tangannya tepat di depan kedua mata Ipul. Seketika itu pula, Ipul tersadar dari lamunan konyolnya.
“Mbuh, aku nge-blank aja. Mungkin kepikiran cucian rumah yang belum kuangkat, berhubung langit juga tampak mendung,”
Ipul tahu itu alasan yang sangat konyol. Jelas-jelas di luar matahari tengah terik-teriknya. Ruang tamu Laila memang agak redup ketika siang hari karena tertutup pohon rambutan yang cukup besar.

Mendengar alasan tersebut, Laila malah tertawa sekencang-kencangnya.

“Ah, kamu konyol sekali, Pul. Jujur, kamu adalah cowok paling konyol yang pernah kukenal,” sahutnya spontan.

Detik itu, Laila terlihat sangat cantik. Baru kali ini perempuan itu bisa tertawa lepas. Ipul tidak marah dikatakan konyol. Ia malah senang karena itu pertanda bahwa kehadirannya mampu memberikan kebahagiaan perempuan itu. Yang paling Ipul suka dari Laila ialah perempuan itu tidak merasa risih dengan kehadiran Ipul, berbeda dengan perempuan lain yang memandang Ipul sebelah mata karena sikapnya yang aneh.

Sebenarnya, ada alasan lain mengapa Ipul selalu bertingkah konyol seperti itu. Dia sejatinya rapuh di dalam. Ada sebuah masalah besar dalam hidupnya yang belum mampu dia ceritakan ke orang lain. Bahkan, ketiga sahabatnya tidak pernah tahu luka hati Ipul yang sampai saat ini belum disembuhkan.

“Kurang sedikit lagi ini, Pul. Do you have any idea?”
“Aku kira udah bagus. Tinggal kita latihan aja,”
“Sip,”

Script itu akhirnya selesai dalam dua jam. Mereka kemudian mengatur jadwal lagi untuk take video di salah satu mall ternama di Malang.

Di sela diskusi mereka, ayah Laila yang baru pulang dari sawah menyapa Ipul.

“Sudah lama, Dik?”
“Sudah dari tadi, Pak,” jawab Ipul agak kikuk.

Laila kemudian langsung mengenalkan Ipul kepada ayahnya. Pria yang sudah memasuki usia lansia itu terlihat sangat ramah. Bahkan, Ipul diajak berbincang-bincang di teras sembari menikmati kopi Dampit yang sangat disukai ayah Laila.

Ayah Laila bercerita banyak hal, khususnya tentang dunia pertanian. Perihal musim tanam, pupuk, serta hewan ternak. Ipul sendiri sebagai orang yang agak awam dan tidak tahu menahu soal pertanian hanya manggut-manggut sambil menjawab ‘nggeh’.

Meskipun sudah tidak muda, ayah Laila masih terlihat sangat energik. Maklum, beliau memiliki tiga anak dan Laila merupakan anak bungsu. Kedua kakaknya sudah menikah dan tinggal bersama keluarganya. Laila kini yang menemain kedua orang tuanya di rumah.

Tanpa terasa, hari pun beranjak sore. Ipul pamit pulang ke rumah. Ia merasa senang sekali hari ini karena bisa lebih dekat dengan keluarga Laila. Walaupun hanya sebatas ngobrol-ngobrol sederhana di depan teras.

*****

Sesuai yang direncanakan, mereka berdua bertemu di mall yang menjadi tempat pengambilan video mereka. Ipul kali ini tampak lebih keren untuk standar-nya sendiri. Dia ingin mengerahkan semua yang ia bisa. Demi project itu. Demi Laila.

Mereka berkeliling mall sembari mencari spot-spot terbaik untuk mengambil video. Mereka berpindah dari satu ruko ke ruko yang lain. Menaiki dan menuruni eskalator sembari bercanda dan berbicara yang tak jelas.

Hingga pada akhirnya, mereka berhenti di salah satu tempat perbelanjaan bahan-bahan pokok. Laila berpura-pura membeli bahan pokok dan berakting dengan bahasa Inggris sesuai script yang sudah dibuat. Sementara itu, Ipul berpura-pura belanja pakaian batik dan bersandiwara layaknya bapak-bapak paruh baya yang sudah beranak tiga. Mereka tertawa keras hingga lupa bahwa video itu akan mereka jadikan tugas yang nantinya mereka kumpulkan.

Setelah pengambilan video selesai, Ipul mengajak Laila bermain dance dance revolution di Timezone. Laila awalnya tampak ragu ketika pertama kali mencoba dan dia sangat gugup. Gerakannya sangat kikuk dan kaku. Berbeda dengan Ipul yang berjoget tidak jelas dan seenaknya sendiri tanpa memperhatikan arahan pada layar monitor.

Hari itu, mereka menghabiskan berjam-jam berdua di sana. Yang jelas bagi Ipul adalah dia merasa sangat nyaman ketika berada di dekat Laila. Ia melupakan segala kesedihan yang selama ini dia pendam. Barangkali, dia sudah menemukan apa yang selama ini dia cari. Dia mencintai Laila.
coxi98
changer.
fransjabrik
fransjabrik dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.