Her Family
Quote:
Selama 2 hari kak Queen dan Wina menemaniku, hal itu cukup membantuku untuk mengetahui apa yang harus ku lakukan selanjutnya. Keesokan harinya aku pun sekolah seperti biasa, Caca sudah menyambutku di depan kelas dengan memberiku sarapan.
“pasti belum sarapan kan?”, katanya
“makasih”, kataku yang langsung ke dalam kelas dan duduk
Aku melihat Caca yang masih ada di pintu, aku mencoba untuk senyum dan dia pun pergi. Pelajaran berlangsung seperti biasanya, beberapa hari lagi ujian semester pun akan di mulai. Aku mencoba untuk focus ke hal itu. Sepulang sekolah sebenarnya aku memutuskan untuk langsung pulang.
“Teo”, sapa Ayu yang sedang berjalan mendekatiku
“ada apa?”, tanyaku
“mau langsung pulang?”, tanyanya
“iya, pengen istirahat”, kataku
Tiba-tiba hp ku bergetar, ada telpon aku aku reject. Beberapa kali telponku terus bergetar.
“kenapa ga di angkat?”, tanya Ayu
“ga penting”, kataku
“pasti penting lah sampe nelpon lagi tuh”, katanya
Akupun merejectnya lagi.
“cerita”, katanya
Akupun memberikan hp pada Ayu. Dia tampak kaget.
“ngapain?”, tanyanya
“cek aja sms nya”, kataku
Awalnya dia terlihat ragu. Aku bersandar ke tembok sambil melihatnya.
“eh”, katanya sambil terus melanjutkan membaca sms
Wajahnya tampak serius.
“serius ini?”, tanyanya
Aku hanya mengangguk. Dia kembali membaca sms yang lain. Dia melihat ke arahku
“sedih ya”, kataku
Dia mengelus kepalaku.
“terus sekarang gimana?”, tanyanya
Akupun memperlihatkan sms yang ku kirim.
“enaknya emang ketemu tapi gua udah muak sih”, kataku
“tapi dia ga nerima loh ini”, katanya
“bodo”, kataku
Akupun mengambil hp ku dan bersiap untuk pulang.
“bisa pulang sendiri?”, tanyanya
“bisa”, kataku
“aku temenin ya, itung-itung bales yang waktu itu”, katanya
Aku hanya mengangguk. Sesampainya di rumahku Ayu duduk di ruang tamu sedangkan aku mengganti bajuku lalu kembali ke ruang tamu.
“bentar”, kataku
Akupun mengambil minuman dan cemilan.
“di makan”, kataku
Dia pun mengangguk. Aku duduk di sebelahnya dan menyalakan tv.
“masih nelpon?”, tanyanya
“ga tau, hp di tinggal di kamar. Pusing”, kataku yang spontan merebahkan kepalaku ke pahanya.
Dia mengelus lembut kepalaku lalu mulai memijatnya.
“jadi ngantuk gua”, kataku
“tidur aja”, katanya
“baliknya entar lu gimana kalo gua tidur?”, tanyaku sambil melihatnya
“gampang lah, angkot banyak”, katanya
“nanti gua ante raja sekalian nyari makan”, kataku
“bener?”, tanyanya
“iya”, kataku
Dia mengelus lembut pipiku.
“Teo”, katanya
“apa?”, tanyaku
“jangan gerak”, katanya
Diapun mencium bibirku.
“sorry”, katanya
Aku langsung bangun dan berjalan ke kamar mandi.
“eh, kamu marah?”, tanyanya
“bibir lu masih terkontaminasi sama mantan lu jadi mau gua bersihin”, kataku
“TEOOOOO!!!”, teriak Ayu sambil mengejarku
Dia menggelitiku habis-habisan.
“ampun Yu, ampun”, kataku mencoba melepaskan tangannya
“nih rasain”, katanya semakin menjadi
Akupun memegang kedua pipinya dan mencium bibirnya, barulah dia berhenti.
“ampun”, kataku
Dia hanya mengangguk. Tak lama setelah itu aku mengantar Ayu pulang dan membeli makanan. Keesokan harinya di sekolah ada yang aneh dengan Ayu, setiap aku berpapasan dengannya dia akan menjauh dariku. Mungkin dia tidak suka dengan apa yang ku lakukan kemarin, pikirku.
“kak, temenin ke kantin”, kata Caca
“sendiri sih”, kataku
“ayo buruan”, katanya menarik-narik tanganku
Sesampainya di kantin Caca sibuk dengan pesanannya.
“akum au ngomong”, kata Ayu yang tiba-tiba ada di belakangku
“apa?”, tanyaku
Dia jinjit lalu membisikan sesuatu padaku
“lusa ke rumah ya, kakak ulang tahun”, katanya sambil mencium pipiku lalu pergi.
“ayo kak”, kata Caca yang sudah selesai
Hp ku masih terus saja bergetar, tapi aku tidak menghiraukannya. Kak Queen dan Wina pun beberapa kali memintaku untuk mengangkatnya tapi aku menolak karena bagiku sudah tidak penting.
Hari yang di katakan Ayu pun tiba. Sepulang sekolah dia menghampiriku yang masih ada di kelas dan mengatakan kalau acaranya di mulai pada malam hari sekitar jam 9. Akupun mengiyakan, sepanjang sore aku menghabiskan waktu dengan Jul dkk sampai kami memutuskan untuk pulang karena hari mulai gelap, sesampainya di rumah aku langsung merebahkan diri di sofa dan tertidur. Aku di bangunkan oleh suara telpon rumah yang terus bordering. Ternyata itu Ayu
“baru bangun pasti”, katanya
“iya, ketiduran”, kataku
“mandi sana udah jam 8, jadi datengkan?”, tanyanya
“iya jadi”, kataku
“yaudah sana”, katanya
Akupun mandi dan mempersiapkan motor. Ayu menelponku
“mau berangkat ini”, kataku
“ga usah bawa motor, nanti di jemput”, katanya menutup telpon
Dia mengirimkan sms tempat di mana akan menjemputku. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Sekitar jam 9an aku sudah tiba di tempat yang di janjikan.
“Teo?”, tanya seseorang
“iya”, kataku
Dan yang menjemputku adalah kakaknya Ayu. Kamipun pergi menuju rumahnya. Ayu sudah menunggu kami di depan rumahnya. Kakaknya
masuk terlebih dahulu.
“lama”, kata Ayu sambil mencubit pipiku
“bawel”, kataku
Aku berfikir ini akan menjadi pesta ulang tahun yang di hadiri banyak orang ternyata aku salah, memang benar kakaknya Ayu berulang tahun pada hari ini tapi hanya aku tamu yang ada di rumah ini.
“tau gitu ga dateng”, kataku
“oh gitu. Ok cukup tau”, katanya kesal
“abisnya Cuma gua sendiri Yu, kirain rame”, kataku
“ga sendiri sih, ramean juga”, kataku
“iya rame tapi ini keluarga lu semua”, kataku
Kami sedang berada di kamar yang tak jauh dari pintu masuk, Ayu tak mau melepaskan rangkulannya di tanganku.
“bokap mana?”, tanyaku
“lagi keluar bentar”, katanya
Aku melihat jam yang ada di kamar.
“sini”, katanya menarikku
Dia mendorongku kea rah dapur dan disana ibunya sedang masak.
“bu ini Teo”, katanya yang langsung memelukku dari belakang
Ibunya sangat ramah, tapi aku tak tau apa yang ada di pikirannya melihat anaknya memeluk orang lain dari belakang. Kamipun kembali ke kamar, dan sudah ada orang lain di sana. Kakak perempuannya yang sedang rebahan.
“kamu nginep kan?”, tanyanya
“eh, nginep? Ga deh kayanya”, kataku
“terus pulang pake apa?”, tanyanya sambil tersenyum
Sial. Aku di jebak, bukannya aku tidak bisa pulang menggunakan angkot tapi jarak rumahnya ke jalan raya itu jauh dan aku harus melewati kebun yang membuat kudukku berdiri.
“yaudah iya”, kataku
“asik asik”, katanya
Untuk sesaat kami diam di keheningan.
“Teo, cium sih”, katanya sambil melihatku
Ok, ini tidak mungkin tidak terdengar oleh kakaknya yang sedang tiduran dan bermain hp di sebelah sana.
“cepet”, katanya
Akupun mencium keningnya.
“kok kening sih”, rengeknya
Sambil memperhatikan sekitar dengan cepat aku mencium bibirnya, tapi kedua tangannya menahan pipiku seakan tidak mau cepat berakhir hingga akhirnya terdengar suara ayahnya yang baru pulang.
“hampir aja”, katanya
Akupun menghampiri ayahnya untuk salim lalu kembali ke kamar. Akhirnya waktu makan pun tiba, dengan beralaskan daun pisang kamipun
bersiap untuk makan.
“makan yang banyak Teo”
“abisin Teo”
Itulah kata-kata yang keluar dari keluarganya.
“sini aaaaa”, kata Ayu yang sudah siap menyuapiku
“gua bisa makan sendiri”, kataku
“buka mulutnya”, katanya
Akupun membuka mulutku dan itu di lihat oleh semua orang di sini dan respon mereka hanya tertawa.