Kaskus

News

User telah dihapusAvatar border
TS
User telah dihapus
PDIP-Gerindra Akur, Selamat Tinggal Anies Baswedan
Siapa sih yang paling gelisah dengan susunan kabinet terbaru Jokowi-Ma'ruf? Ada beberapa, antara lain relawan Pro Jokowi yang khawatir bakal kehilangan kursi empuk kekuasaan. Juga sejumlah tokoh yang tadinya ikut 'berkeringat' malah tak dapat kursi menteri. Itu semua terjadi lantaran masuknya Gerindra di pengujung waktu, pada saat 'injury time' penyusunan kabinet.

Namun yang paling gelisah bukan mereka sebenarnya. Tetapi Gubernur DKI Anies Baswedan. Sebab bisa dipastikan, kekuatan politik Anies saat ini sudah timpang. Gerindra yang tampil sebagai salah satu motor penggerak mesin politiknya kini sudah berlabuh di kandang Banteng. Tinggal menyisakan mesin PKS. Tentu tak cukup.

Sebagai petahana Gubernur DKI, Anies sangat mungkin kalah atau bahkan tak lagi dicalonkan di Pilgub DKI 2022 nanti. Kemungkinan itu bisa dilihat dari komposisi pendukung Jokowi saat ini, khususnya Gerindra. Dengan akurnya PDIP-Gerindra, maka Pilgub DKI sangat berpeluang tampil begitu-begitu saja. Tanpa gejolak politik yang signifikan. Penyebabnya, kandidat cagub yang bertarung mungkin hanya satu pasangan saja.

Kalaupun Anies maju, yang paling berpeluang mengusungnya adalah PKS, NasDem dan PA212 . Masalahnya, NasDem di bawah Surya Paloh juga tidak semudah itu memberikan restu kepada Anies. Hal inilah yang menjadi batu sandungan bagi Anies untuk merintis jalan menuju Pilpres 2024.

Sehingga strategi memenangkan Pilpres 2024 sejatinya sudah dirancang dengan baik oleh PDIP-Gerindra. Sebuah koalisi yang sangat apik mematikan langkah politik Anies. Langkah pertama akan dimulai di Pilgub DKI 2022 nanti. Yakni, memasangkan kader Banteng dan kader Garuda sebagai cagub-cawagub. Misalnya, Tri Risma dan Sandiaga. Atau kader lain yang dianggap cocok dan kredibel.

Selanjutnya, pada Pilpres 2024, Prabowo akan tampil sebagai capres dengan menggandeng cawapres dari PDIP. Misalnya, Puan Maharani. Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024 akan sangat sulit dikalahkan. Hal ini mengingat bersatunya dua kubu 'cebong dan kampret' dalam satu laga. Koalisi ini mungkin saja berlanjut di lima tahun berikutnya. Yakni pada Pilpres 2029, ketika Puan Maharani akan tampil sebagai capres.

Anies Baswedan sepertinya harus lebih kerja keras lagi. Namun, sejauh ini tak ada yang bisa dilakukan Anies selain menyelesaikan masa baktinya hingga 2022 nanti yang mana sejauh ini kemajuan DKI tidak terlihat nyata, hanya jalan ditempat. So, selamat tinggal, Anies Baswedan.

https://www.tagar.id/pardosi/5db1138...anies-baswedan
kakekane.cellAvatar border
suekethosAvatar border
saya.kiraAvatar border
saya.kira dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.4K
59
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.2KThread54.9KAnggota
Tampilkan semua post
FujimiyaAvatar border
Fujimiya
#26
Banyak yang tidak tahu tapi kalau mau jujur sebenarnya faktor kemenangan pasangan Anies-Sandi itu didapat dari banyaknya orang2 luar kota yang masuk ke Jakarta dengan dalih Tamasya Almaidah(salah satunya) , orang2 luar kota ini berubah menjadi preman sipil utk menakut2in warga2 keturunan dan juga warga kampung yang polos utk tidak memilih, dan ini FAKTA dan terjadi di lumbung2 suara yang besar, dari sinilah "permainan" suara juga tidak bisa dilihat(pemilih bodong dengan identitas pemilih yang tidak memilih).

Jumlah personil Polisi kurang utk penjagaaan karena pihak Tentara TIDAK DITERJUNKAN SEMUA utk mengawal pemilu( saat itu Panglima TNI adalah GNR)
Mau tau kenapa saya tau? Saya relawan tps wilayah Jakarta, dan saya banyak menerima laporan dari kawan2 saya byk org tidak dikenal cari ribut di TPS kampung2 supaya tidak memilih pasangan "itu",kebetulan di tempat saya termasuk besar jadinya dijaga aparat, tapi keanehan yang saya bilang JARANG ada TNI yang patroli utk menjaga TPS dari preman2 luar kota ini.

Dan hal ini TIDAK TERULANG saat pemilu 2019 ini, banyak aparat TNI dan Polisi berjaga pakai motocross dan bawa2 bedil, jadinya preman2 ini mayoritas tidak ada tapi kalaupun ada(ada laporan juga orang tak dikenal di beberapa TPS) mereka tidak berani macam2. jadi kalau mau dibilang lebih adil suara pemilu 2019 dibanding pilgub 2017 dan narasi fakta ini dibalik2 oleh para dedemit maya dan kadrun2 nasional utk orang yang tidak tau fakta lapangan.
Diubah oleh Fujimiya 24-10-2019 17:24
kakekane.cell
aleet
galuhsuda
galuhsuda dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.