sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#46
Bab 13: Penjajakan
REVAN

Suara ponsel Revan berdering sejak tadi. Ia bersama perwakilan dari himpunan jurusan yang lain sedari tadi sibuk berdiskusi dengan para pimpinan di fakultas terkait dana organisasi dan juga regulasi kegiatan mahasiswa ke depan.

Usai rapat itu, Revan langsung membuka ponselnya. Ia tahu siapa yang berulang kali menelpon itu. Kalau bukan Mega, siapa lagi?

Mega memang sedikit posesif sebagai seorang perempuan. Ia suka khawatir apabila Revan tidak memberinya kabar. Padahal, Revan sudah berkali-kali memberitahu Mega bahwa kegiatannya di kampus begitu padat sehingga ia tidak bisa dijangkau. Revan baru free ketika malam hari setelah pulang kuliah. Itupun hanya sebentar, ia masih harus mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.

“Halo, Sayang! Maaf, aku tadi habis rapat di fakultas,”
“Iya, aku tahu,” suara ngambek Mega terdengar jelas.
“Kamu senyum, dong. Jangan ngambek! Nanti cantiknya luntur lho,” ujar Revan merayu.
“Masa bodoh,” balas Mega agak ketus
“Nanti malam ketemu, yuk!”
“Ya udah. Aku tunggu, ya. Jangan telat!”
“Siap. Sampai ketemu nanti malam, Sayang.”

Panggilan itu sempurna diakhiri.

*****

Kali ini, Revan mengajak Mega makan di salah satu restoran Jepang yang lumayan terkenal. Memang, menu di restoran itu cukup mahal bagi sebagian orang. Namun, Revan merupakan anak dari keluarga yang cukup mapan masalah finansial. Berbeda dengan ketiga sahabatnya yang lain.

Ayah Revan merupakan seorang pengusaha yang bergerak di bidang peternakan ayam. Sementara itu, keluarga mereka juga memiliki sebuah usaha rumah makan yang juga cukup besar di wilayah Malang. Meskipun demikian, Revan bukan tipe orang yang memandang kelas sosial ketika menjalin sebuah hubungan. Buktinya, ia berkawan dengan ketiga sahabatnya yang hidupnya mungkin sederhana dan jauh dari kata mewah. Di samping itu, ia juga bukan tipikal anak yang dengan bangga memamerkan harta kedua orang tuanya. Ia malah ingin hidup mandiri dan mampu matang secara finansial dengan usahanya sendiri.

Revan memang punya obsesi tinggi untuk merealisasikan keinginannya tersebut dan ia ingin mencari seorang perempuan yang mau menerima dirinya tanpa memandang atribut, seperti jabatan, prestasi, atau bahkan status sosialnya. Hal itu yang masih ingin dia temukan pada diri Mega.

“Kamu mikirin apa, Van? Perempuan lain?”
“Enggak lah, Sayang. Ada masalah kecil di kampus. Ah, tapi itu nggak penting. Oh iya, gimana perkembangan tugas penelitianmu? Sepertinya menarik untuk dibahas hehe,”
“Ah, jangan ngomongin tugas kuliah. Basi. Mending, kita bahas yang santai-santai aja. Oh iya, ibuku pengen ketemu kamu, Van?”
“Serius? Bagus, dong. Aku jadi bisa kenal lebih dekat dengan keluargamu,”
“Sabtu nanti kamu nggak ada acara, kan?”
“Enggak ada sepertinya,”
“Ya udah, Sabtu nanti kamu datang ke rumahku, ya.”
“Iya, Sayang.” jawab Revan penuh semangat.

****

Sesuai yang direncanakan, hari ini Revan datang menemui ibu Mega. Entah mengapa, dia merasa cukup deg-degan. Ini bukan seperti dia yang biasanya penuh kepercayaan diri. Dia sejujurnya takut kalau ditanya macam-macam dan dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Ah, masa bodoh yang penting maju dulu, pikirnya menyakinkan dirinya sendiri.

Tok..tok..tok… Revan mengetuk pintu dengan pelan. Perlahan, pintu itu terbuka. Mega menyambut kedatangan Revan dengan penuh senyuman. Tak hanya itu, ibunya pun juga ikut menyapa Revan.

“Pagi, Tante,” ujar Revan agak kikuk sambil tersenyum.
“Oh ini yang namanya Revan. Ayo, masuk. Tante sudah menyiapkan makanan buat kamu lho,”

Revan pun mengikuti langkah Mega dan ibunya. Ia duduk di ruang tamu. Mereka bercakap-cakap ringan sambil menikmati hidangan yang sudah disiapkan untuk Revan.

“Kamu aktif di organisasi? Bagus, dong. Kata Mega, kamu ini orangnya baik dan pintar,” Ibu Mega terlihat antusias bertanya tentang Revan.
“Ah, saya biasa-biasa saja, Tante. Mega yang mungkin berlebihan bercerita tentang saya,” jawab Revan malu-malu.
“Kenyataannya kan memang begitu,” balas Mega singkat menegaskan.

Di sela-sela perbincangan mereka, tiba-tiba ayah Mega datang. Ayah Mega baru pulang bermain bulu tangkis di GOR.

“Om,” sapa Revan.
“Siapa, ya?” tanya ayah Mega penasaran.
“Ini Revan, Mas. Pacar Mega,” jawab Ibu Mega.
“Oh, saya ke kamar dulu, ya. Pegel baru habis bermain bulu tangkis,” balasnya singkat dengan senyum tipis pasca melihat Revan. Seolah-olah, pria paruh baya itu tidak terlalu tertarik dengan kehadiran Revan di rumah tersebut. Berbeda dengan ibu Revan yang sangat antusias menerima Revan.
“Oh iya, Tante. Saya ada urusan saat ini di kampus. Ada rapat mendadak dari ketua organisasi. Saya pamit dulu, ya.”

Sebenarnya, Revan berbohong mengenai acara tersebut. Ia merasa kurang nyaman berlama-lama di sana, apalagi setelah melihat respons dari ayah Mega yang seperti memandang rendah dirinya. Mungkin, Revan memang lelaki yang agak urakan dari cara berpakaian ditambah rambutnya yang agak panjang. Ayah Mega mungkin berpikir bahwa Revan bukanlah lelaki baik-baik.

*****

Di lain waktu, Revan ganti mengajak Mega ke rumahnya. Kehadiran Mega disambut hangat oleh keluarga Revan. Perempuan itu bahkan diajak memasak bersama oleh ibu Revan.

Sempat juga, Ibu Revan melontarkan berbagai pujian kepada Mega. Ia tidak hanya cantik, tapi juga pintar masak sekaligus sopan kepada orang yang lebih tua. Ibu Revan juga merasa cocok apabila Mega nanti jadi istri Revan. Mega merupakan anak kedua di keluargnya.

Berhubung Revan merupakan anak tunggal, ibunya selalu berpesan kalau menikah jangan dengan anak tunggal karena nanti akan merepotkan jika harus merawat kedua orang tua dari dua belah pihak. Maklum, anak tunggal adalah tumpuan utama dalam keluarga sekaligus menanggung beban harapan yang sangat besar dari kedua orang tuanya.
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.