- Beranda
- Stories from the Heart
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
...
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/10/17/10668384_20191017013511.jpeg)
Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya
TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.
AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS
SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK
Spoiler for INDEX SEASON 2:
Spoiler for Anata:
Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/10/14/10668384_20191014114347.jpg)
Desty "Dee", 99,27% mirip Olivia Jensen yang ini
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/22/10668384_201911220939490873.jpg)
Dee setelah kembali dengan Ija, 99,45% mirip Olivia Jensen yang ini
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/10/28/10668384_20191028112034.jpg)
Mulustrasi Anin di timeline ini, 90% mirip Beby Cesara yang ini
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/10/14/10668384_20191014115124.JPG)
Fenita, 90% mirip cewek ini, tapi Feni lebih gelap sedikit kulitnya
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/11/10668384_201911110606300656.jpg)
Mulustrasi Keket di timeline ini, 97% seperti ini
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/11/10668384_201911110604200062.png)
Mulustrasi Nurul, 96,5% mirip cewek ini
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/11/10668384_20191111104352.png)
Mulustrasi Anis, 85% mirip, tapi mata Anis lebih kecil
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/15/10668384_201911150929400139.jpg)
Mulustrasi Dwina, 98,66% mirip, tapi Dwina tinggi kurus langsing![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/21/10668384_20191121034246.jpg)
Mulustrasi Rinda, 85% mirip cewek ini, baik badan maupun mukanya![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2](https://s.kaskus.id/images/2019/11/15/10668384_201911150931430039.png)
Mulustrasi Dinar, 99,17% mirip, tapi Dinar tinggi semampai dan matanya lebih lebar
Spoiler for Peraturan:
1. Dilarang memberikan komentar yang mengandung kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
2. Nama dan tempat kejadian akan ada yang disamarkan
3. Jika mengetahui ciri-ciri tokoh atau tempat yang ada mohon disimpan dalam hati saja, karena menyangkut privasi.
4. Update cerita akan diusahakan secepatnya, bergantung pada kesibukan TS di RL
5. Sudah diberi label 18+ maka agar menjadi perhatian kepada para pembaca disini untuk lebih bijak ya dalam berkomentar maupun menebak arah cerita
6. Jika ada sisi positif, maka seraplah ia sehingga menjadi manfaat, jika ada yang negatif, buanglah jauh-jauh agar tidak menjadi luka di kemudian hari
7. Beberapa konten sensitif bukan bermaksud SARA, menghina ataupun melecehkan, hanya mengikuti alur cerita nyata, apa adanya.
8. Jika puas dengan cerita ini, bisa dong untuk memberikan rate
serta apresiasi cendol 
9. Happy reading gan Sis
2. Nama dan tempat kejadian akan ada yang disamarkan
3. Jika mengetahui ciri-ciri tokoh atau tempat yang ada mohon disimpan dalam hati saja, karena menyangkut privasi.
4. Update cerita akan diusahakan secepatnya, bergantung pada kesibukan TS di RL
5. Sudah diberi label 18+ maka agar menjadi perhatian kepada para pembaca disini untuk lebih bijak ya dalam berkomentar maupun menebak arah cerita
6. Jika ada sisi positif, maka seraplah ia sehingga menjadi manfaat, jika ada yang negatif, buanglah jauh-jauh agar tidak menjadi luka di kemudian hari
7. Beberapa konten sensitif bukan bermaksud SARA, menghina ataupun melecehkan, hanya mengikuti alur cerita nyata, apa adanya.
8. Jika puas dengan cerita ini, bisa dong untuk memberikan rate
serta apresiasi cendol 9. Happy reading gan Sis
Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By yanagi92055►
P E N J E L A S A N
Pagi ini, gue mendapatkan sebuah PM dari pembaca gue (privasi aman). Dia memberitahu jika dia menyenangi tulisan gue, yang dibaca melalui media sosial lain. Sampai pada akhirnya dia menghubungi gue via PM di Kaskus (terima kasih banyak informasinya ya 
) Sungguh Tuhan sangat baik pada gue dengan mengirimkan informasi melalui orang ini.
Dari situ gue baru tau kalau ternyata beberapa waktu ini, hampir seluruh tulisan gue terkait dengan Muara Sebuah Pencarian, di-screenshoot dan kemudian di-re-upload di akun media sosial lainnya. TANPA IZIN. Karena selama ini, gue nggak pernah mendapatkan notifikasi, PM atau informasi lainnya terkait dengan urusan meminta izin ke gue untuk melakukan re-upload atau re-post tulisan-tulisan gue di forum, blog atau media sosial manapun. Gue dari awal memang tidak ada rencana untuk memberikan izin kepada siapapun terkait hal tersebut.
Gue juga menemukan tulisan / trit lain yang juga ada di SFTH Kaskus ini di-screenshoot dan di-re-upload oleh uploader-uploader tersebut. Entah apakah dia izin terlebih dahulu atau tidak, gue nggak mengetahui. Walaupun gue berterima kasih kepada mereka karena pada akhirnya orang lain diluar Kaskus mengetahui ada tulisan gue.
Tapi, nggak gitu cara mainnya!
Gue ulangi lagi, kalau gue HANYA membuat tulisan atau cerita di subforum SFTH KASKUS, tidak dimana-mana lagi.
Ada lagi yang lebih tidak ada akhlaknya yang gue temuin sendiri. Ada uploader lainnya yang meng-copy SELURUH TULISAN gue, dan meng-upload kembali seluruh cerita gue dalam bentuk MS WORD (360an halaman kalau nggak salah totalnya) disebuah situs berlangganan yang mana ada syarat dan ketentuan tertentu jika ingin men-download konten yang ada. Gue pribadi ga bisa langsung men-download file tersebut. Gue loh. si empunya cerita sendiri. Gue sampai harus membayar atau gue harus melakukan beberapa langkah sesuai syarat dan ketentuan yang ada di situs tersebut.
Entah apa kepentingan uploader-uploader ini sampai dia melakukan hal tersebut, yang pasti gue TIDAK PERNAH MEMBERIKAN IZIN. Ada alasan tersendiri kenapa gue hanya menuliskan cerita gue ini di SFTH Kaskus.
Jujur aja, gue sangat KECEWA dengan hal tersebut. Gue yakin, seluruh TS di Kaskus, Penulis, Musisi, Pelukis, dan semua orang yang telah menghasilkan karya cipta pun, akan merasakan kekecewaan yang sama dengan gue ketika mengetahui hal ini terjadi pada karyanya. Membuat sebuah karya orisinil itu menurut pengalaman gue, tidaklah mudah. Butuh keberanian, butuh waktu, butuh tenaga, butuh pikiran, yang semuanya jika di konversi menjadi uang atau keuntungan lainnya, akan sangat besar nilainya.
Gue mengerti ini adalah forum bebas, dan semuanya gratis. Tapi bukan berarti apa yang sudah dituliskan dan dihasilkan disini dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan pihak-pihak tertentu yang pada akhirnya merugikan para pembuat karya, salah satunya gue. Gue coba berikan contoh kasus yang belum lama ini terjadi terkait dengan Bung Fiersa Besari.
Disini intinya adalah, para re-uploaderberhasil menggaet banyak followers yang tentunya akan menaikkan engagement mereka dimedia sosial, dan worst thing, menarik keuntungan dari banyaknya pengikut-pengikut atau pembaca-pembaca akun tersebut. Sementara yang punya karya tidak dapat apapun, selain exposure. Gue nggak mau suudzon dulu dengan para re-uploader ini (melihat apa yang terjadi dengan Fiersa). Tapi gue tidak mengharapkan karya gue dimanfaatkan untuk keuntungan orang lain yang tidak berpikir, tidak berani, tidak mengorbankan waktu, dan tidak membuang tenaga, sementara gue (dan juga penghasil karya lainnya) jungkir balik untuk menyajikan sebuah karya yang layak untuk dinikmati banyak orang.
Terkait dengan urusan pengambilan konten orang, mungkin referensi dari Youtube-nya Pandji Pragiwaksono ini bisa jadi acuan atau minimal menambah pengetahuan terkait dengan betapa berharganya sebuah karya bagi kreatornya. Lebay? Ya mungkin. Tapi gue berhak menentukan apapun terkait dengan hasil karya gue.
Untuk para re-uploader, re-shareratau sejenisnya, gue mohon pesan ini dibaca, dipahami dan direnungkan. Tentunya, gue meminta untuk konten-konten yang anda sajikan di akun anda, yang ada tulisan-tulisan dari gue-nya, segera di TAKE DOWN.
Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk menghargai hasil karya orang lain.
) Sungguh Tuhan sangat baik pada gue dengan mengirimkan informasi melalui orang ini.Dari situ gue baru tau kalau ternyata beberapa waktu ini, hampir seluruh tulisan gue terkait dengan Muara Sebuah Pencarian, di-screenshoot dan kemudian di-re-upload di akun media sosial lainnya. TANPA IZIN. Karena selama ini, gue nggak pernah mendapatkan notifikasi, PM atau informasi lainnya terkait dengan urusan meminta izin ke gue untuk melakukan re-upload atau re-post tulisan-tulisan gue di forum, blog atau media sosial manapun. Gue dari awal memang tidak ada rencana untuk memberikan izin kepada siapapun terkait hal tersebut.
Gue juga menemukan tulisan / trit lain yang juga ada di SFTH Kaskus ini di-screenshoot dan di-re-upload oleh uploader-uploader tersebut. Entah apakah dia izin terlebih dahulu atau tidak, gue nggak mengetahui. Walaupun gue berterima kasih kepada mereka karena pada akhirnya orang lain diluar Kaskus mengetahui ada tulisan gue.
Tapi, nggak gitu cara mainnya!
Gue ulangi lagi, kalau gue HANYA membuat tulisan atau cerita di subforum SFTH KASKUS, tidak dimana-mana lagi.
Ada lagi yang lebih tidak ada akhlaknya yang gue temuin sendiri. Ada uploader lainnya yang meng-copy SELURUH TULISAN gue, dan meng-upload kembali seluruh cerita gue dalam bentuk MS WORD (360an halaman kalau nggak salah totalnya) disebuah situs berlangganan yang mana ada syarat dan ketentuan tertentu jika ingin men-download konten yang ada. Gue pribadi ga bisa langsung men-download file tersebut. Gue loh. si empunya cerita sendiri. Gue sampai harus membayar atau gue harus melakukan beberapa langkah sesuai syarat dan ketentuan yang ada di situs tersebut.
Entah apa kepentingan uploader-uploader ini sampai dia melakukan hal tersebut, yang pasti gue TIDAK PERNAH MEMBERIKAN IZIN. Ada alasan tersendiri kenapa gue hanya menuliskan cerita gue ini di SFTH Kaskus.
Jujur aja, gue sangat KECEWA dengan hal tersebut. Gue yakin, seluruh TS di Kaskus, Penulis, Musisi, Pelukis, dan semua orang yang telah menghasilkan karya cipta pun, akan merasakan kekecewaan yang sama dengan gue ketika mengetahui hal ini terjadi pada karyanya. Membuat sebuah karya orisinil itu menurut pengalaman gue, tidaklah mudah. Butuh keberanian, butuh waktu, butuh tenaga, butuh pikiran, yang semuanya jika di konversi menjadi uang atau keuntungan lainnya, akan sangat besar nilainya.
Gue mengerti ini adalah forum bebas, dan semuanya gratis. Tapi bukan berarti apa yang sudah dituliskan dan dihasilkan disini dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan pihak-pihak tertentu yang pada akhirnya merugikan para pembuat karya, salah satunya gue. Gue coba berikan contoh kasus yang belum lama ini terjadi terkait dengan Bung Fiersa Besari.
Disini intinya adalah, para re-uploaderberhasil menggaet banyak followers yang tentunya akan menaikkan engagement mereka dimedia sosial, dan worst thing, menarik keuntungan dari banyaknya pengikut-pengikut atau pembaca-pembaca akun tersebut. Sementara yang punya karya tidak dapat apapun, selain exposure. Gue nggak mau suudzon dulu dengan para re-uploader ini (melihat apa yang terjadi dengan Fiersa). Tapi gue tidak mengharapkan karya gue dimanfaatkan untuk keuntungan orang lain yang tidak berpikir, tidak berani, tidak mengorbankan waktu, dan tidak membuang tenaga, sementara gue (dan juga penghasil karya lainnya) jungkir balik untuk menyajikan sebuah karya yang layak untuk dinikmati banyak orang.
Terkait dengan urusan pengambilan konten orang, mungkin referensi dari Youtube-nya Pandji Pragiwaksono ini bisa jadi acuan atau minimal menambah pengetahuan terkait dengan betapa berharganya sebuah karya bagi kreatornya. Lebay? Ya mungkin. Tapi gue berhak menentukan apapun terkait dengan hasil karya gue.
Untuk para re-uploader, re-shareratau sejenisnya, gue mohon pesan ini dibaca, dipahami dan direnungkan. Tentunya, gue meminta untuk konten-konten yang anda sajikan di akun anda, yang ada tulisan-tulisan dari gue-nya, segera di TAKE DOWN.
Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk menghargai hasil karya orang lain.
Quote:
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:31
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
292K
4.2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yanagi92055
#285
Kesempatan
“Ja kasur lo nyaman banget ya.” Katanya singkat sambil tiduran dikasur gue.
“Haha iya dong. Gue merawatnya dengan baik. Biar lo bisa tidur disitu dengan tenang.”
“Lo lagi ngerayu gue apa gimana?”
“Menurut lo?”
“Nggak.”
“Nah tu lo tau.”
“Ijaaa…..”
“Kenapaaa?”
“Lo mah gitu ih.”
“Laaah, gitu kenapa Fen?”
“Auk ah. Bodo amat sama lo Ja.”
“Yeh, kok lo sewot Fen. Gue kan nggak ngapa-ngapain?”
“Biarin aja bodo.”
Gue menggelar bed cover gue disamping kasur yang dia tiduri. Kami pun terlelap karena emang udah malam. Tadinya gue mau main game dulu, tapi nggak enak suasananya karena Feni tiba-tiba ngambek nggak jelas.
Paginya, gue udah dibangunin dengan paksa sama Feni. Gue liat jam ternyata jam 8 pagi.
“Buset masih pagi Fen, yuk tidur lagi.”
“Gue mau mandi.”
“Yaudah itu pake aja handuk gue.”
Dia bergegas ke kamar mandi. nggak lupa dia membawa peralatan mandinya dan juga mungkin kosmetiknya, pokoknya satu tas tenteng kecil tapi jadi cukup tebal karena kebanyakan isi. Pas gue cek meja kerja gue, ternyata dia udah bikinin gue sandwich dengan keju cheddar. Dapet darimana ya kejunya? Perasaan gue belum beli. Haha. Sekitar 10 menitan dia mandi, kemudian keluar dari kamar mandi udah seger banget keliatannya. Pemandangannya menggoda banget elah. Dia Cuma pake tanktop warna hitam tapi udah pakai bra dengan celana pendek yang pantatnya nyeplak. Haha. Aduh Feni Feni.
“Kenapa lo bengong gitu? Demen lo ya?”
“Iya dong, gue demen. Pemandangan gratis gini.”
“Haha rese lo Ja.”
“Eh ini udah mau jam 9 anjir, gue mau mandi dulu.”
“Makanya daritadi dibangunin susah banget. Gimana caranya biar bisa bikin lo bangun sih?”
“Ya dikocok lah Fen, biar bangun. Hahaha.”
“Yeee…mesum lo anjir. Hahaha. Udah mandi sono lo.”
Setelah gue mandi, ternyata Feni udah siap. Dia bawa baju kerja ganti. Anehnya kok nggak lecek ya. padahal dimasukin ke tas kecilnya dia.
“Ja kok gue kurang enak badan ya.”
“Lo sakit?” gue langsung megang keningnya. Agak anget.
“Padahal lo tidur dikasur dan nggak diapa-apain. Gimana tidur dibawah kayak gue kemarin, dan di apa-apain? Bisa meriang beneran lo Fen. Hahaha.”
“Bukannya nolongin malah ngeledek lo Ja.”
“Hmm. Mau gue anter ke dokter?”
“Nggak usah Ja. gue disini aja dulu deh. Nggak apa-apa kan?”
“300 ribu perhari ya.”
“Bangkek lo.”
“Hahaha. Yaudah selow sih, lo anggep aja ini kamar lo sendiri. Toh rapi dan wangi juga kan, jadi lo nggak akan jijik.”
“Iya kasur lo enak Ja. nanti temenin gue disini ya.” katanya sambil nepuk-nepuk kasur gue.
“Haha. Gampang Fen. Ntar-ntaran aja, kalau sekarang nanti lo capek, makin sakit lo. haha.”
“Hehe. yaudah sana jalan aja dulu.”
“Gue jalan dulu ya Fen.”
--
Gue tau Feni udah ngekode keras. Cuma gue nggak mau asal-asalan. Gue terlalu takut sakit hati lagi. Walaupun mungkin bisa-bisa aja gue lakuin lagi kayak jaman kuliah dulu. Tapi ntar dulu lah. Gue konsentrasi aja kerja dulu. Fokus. Lagian yang beneran gue sayang dan udah mau nerima cinta gue itu Dee, jadinya ya Dee yang jadi prioritas utama gue.
Waktu itu hari jumat dan kerjaan kebetulan agak santai, gue pun sekalian liat-liat hotel yang ada disekitaran anyer, yang murah tapi strategis. Nah ini nih, masyarakat kita begini kelakuannya kadang-kadang, udah kere, tapi mau maksimal. Hahaha. Kalau mau strategis ya pastilah mahal, mana ada yang murah.
“Ija, coba keruangan saya ya.” kata Suara Pak Astafi via interkom.
“Oh iya sebentar saya kesana ya pak.”
Lalu gue naik ke lantai 4 dimana ruang Pak Astafi berada. Pak Astafi ini adalah Direktur utama kantor ini saat itu. Dia satu almamater sama gue, tapi dia lulusan Fakultas D, tetanggaan gedung fakultasnya sama gue. Tapi dia udah lama banget lulusnya. Kuliahnya juga masih di gedung lama yang ada di pusat kota. Sedangkan kampus gue yang sekarang itu gedungnya udah lebih baru dan pindah ke pedesaan. Orangnya baik banget, ngomongnya kadang suka gagap, dan dia juga rajin beribadah, khas banget lulusan kampus gue dah. Haha.
“Duduk Ja.”
“Baik Pak.”
“Gini, menilik dari prestasi kamu selama kuliah, dan juga melihat kinerja kamu beberapa bulan dari awal kamu masuk, saya bermaksud buat
coba tawarin kamu ikutan pendidikan profesi ini. Apa kamu mau?”
“Wah seriusan pak? Mau-mau pak.”
“Beneran? Nanti biar di urus administrasinya sama Ratna ya.”
“Siap pak. Nanti saya hubungin Ratna buat nyiapin apa yang dibutuhkan berkas-berkasnya pak.”
“Iya soalnya disini kalau pada ikut pendidikan pasti HER melulu pas ujiannya, bikin bangkrut aja. Haha. Soalnya kan kalau HER mesti bayar lagi, walaupun Cuma ujian aja. Saya entah kenapa yakin kamu pasti bisa tanpa HER, dan kalau iya berhasil, kamu adalah orang pertama yang berhasil di pendidikan ini melewati ujian tanpa HER. Gimana, siap terima tantangan?”
“Wah siap pak. Saya kan orangnya emang senang belajar pak. Bapak percayakanlah pada saya, lulusan kampus kita Insha Allah nggak akan mengecewakan Pak.” Kata gue penuh percaya diri.
“Hahaha. Bisa aja kamu. Kita memang bisa disemua bidang ya. padahal dulu saya kuliahnya apa, kamu kuliahnya apa, sekarang malah ngurusin bidang yang sama sekali berbeda dengan pendidikan kita dulu.”
“Yah bisa ditempatkan dimana aja tandanya pak itu. Versatile banget. Hehehe.”
“Bener banget itu. Yaudah nanti kamu ke Ratna tanya sama dia apa aja yang mesti disiapkan dan dilengkapi oke? Saya percaya sama kamu.”
“Baik Pak. Permisi dulu ya pak. Terima kasih sebelumnya.”
Gue berjalan keluar ruangan dengan tenang, walaupun aslinya gue gembira banget. Gue udah diijinin buat ikutan pendidikan profesi yang mana bakal mempermudah pekerjaan gue dan harapan gue bisa nambah banyak ilmu baru lagi. Gue pun bertanya-tanya sama kolega kantor yang udah lebih senior dan memang bener aja, mereka semua, terutama yang bapak-bapak, pas ikutan pendidikan ini pada HER, bahkan ada yang sampai 4 kali ikutan nggak lulus-lulus juga.
Belum ada satupun yang lulus langsung dari ujian di pendidikan ini. Apalagi tingkatannya ada 3. Pendidikan dasar atau pratama, pendidikan lanjutan atau madya, dan terakhir sertifikasi profesinya. Jelas gue ngincer sertifikasi profesi itu dong. Secara ketika udah lulus ujian sertifikasi yang berlapis itu, gue bisa memimpin perusahaan. Kapan lagi kan gue bisa mimpin perusahaan di usia muda. Masa iya bapak gue bisa, anaknya nggak bisa? Hehehe. Itu tantangan pribadi buat gue.
Ketika waktu sekitar setengah jam lagi memasuki waktu bubaran kantor, gue bertemu dengan Mas Sigit dan diajak masuk ke ruangannya buat ngobrol.
“Ija, sebentar sini.”
“Iya Om.”
“Lo panggil gue mas aja. Om berasa tua banget. Haha.”
“Haha iya mas. Abisnya aku udah kenal mas kan dari kecil. Dan papa mama ngajarin semua orang yang kerja dikantor itu panggilnya om.”
“Haha janganlah, gue masih muda kali. Udeh Mas aja ye. Lo gue aja, jangan aku gitu. Berasa homo lo. haha. Gimana ibu sehat?”
“Haha oke deh mas, biar gaul ye. Mama sehat mas alhamdulillah. Lo sekarang jadi GM mas? Mantap banget dah. Mau gue kayak lo mas.”
“Alhamdulillah. Dania gue denger di Malay? Lah lo gimana sih? Bokap lo yang punya kerajaan bisnis ini. Lo malah mau kayak gue. kayak bokap lah Ja. Nah ini yang gue mau tanyain sama lo. ngapain lo disini? Kerja disini dari bawah?”
“Iya di Malay dia mas sekarang. Hehe iya juga sih Mas. Nah gini mas, gue awalnya itu kan masuk-masukin lamaran dari informasi lowongan yang ada dikampus gitu mas. Kantor ini kan ternyata belum lama berdiri dibanding kantor yang lain kan, gue ternyata nggak pernah tau bokap ada kantor ini. Haha. Gue masukin lamaran. Sementara dikantor lain nggak dapet, disini gue dipanggil mas. Jadi aja gue masuk sini. Gue ikutin dari awal tesnya kok. Dan alhamdulillahnya nggak ada yang tau gue siapa disini mas kecuali lo. haha.”
“Hebat emang bapak lo. ngedidik anak-anaknya biar nggak minta-minta mulu. Hebat lo Ja. mudah-mudahan bisa gantiin babeh lo ya. sama jagain nyokap dan adik lo. gue denger mau ikut pendidikan lo?”
“Gue kan udah dibiasain untuk nggak minta-minta dari kecil Mas. Dan emang gue nggak suka kemudahan instan kayak gitu. Nggak ada seninya idup kalau nggak berjuang mas. Hahaha. Iya mas pasti itu dong, gue akan jagain mereka. Iya nih mas, doain gue ya.”
“Kalau anak-anak si babeh mah gue jamin pasti bisa. Keturunannya pada pinter-pinter. Sepupu-sepupu lo kan juga begitu. Tuh, sepupu lo yang dibidang ini juga, si Ozi, liat kayak apa moncernya karirnya sekarang. Jadinya yaudahlah gue mah berdoa yang terbaik aja buat lo ya Ja.”
“Tapi biarin aja ya mas orang-orang sini nggak tau gue siapa. Bisa kan? Eh gue ntar juga bimbingan lo yak di bidang kerja ini. Biar lancar dan cepet bisa, plus kan gue juga butuh celah biar ngerjain dalam waktu singkat. Hehe.”
“Iya beres pokoknya. Lo konsentrasi aja buat pendidikan dulu. Ntar lo ikutan gue aja kalau ada ke lapangan, biar gue kasih tau trik-triknya. Kerja maksimal, waktu minimal, hasil optimal. Hehe.”
“Haha makasih banyak Mas.”
Gue pulang ke kostan dan melihat Feni mukanya agak pucat dan terbaring dikasur gue. ketika gue pegang keningnya, panas banget.
“Ija, kayaknya kita batal deh ke Anyer.” katanya lirih.
“Haha iya dong. Gue merawatnya dengan baik. Biar lo bisa tidur disitu dengan tenang.”
“Lo lagi ngerayu gue apa gimana?”
“Menurut lo?”
“Nggak.”
“Nah tu lo tau.”
“Ijaaa…..”
“Kenapaaa?”
“Lo mah gitu ih.”
“Laaah, gitu kenapa Fen?”
“Auk ah. Bodo amat sama lo Ja.”
“Yeh, kok lo sewot Fen. Gue kan nggak ngapa-ngapain?”
“Biarin aja bodo.”
Gue menggelar bed cover gue disamping kasur yang dia tiduri. Kami pun terlelap karena emang udah malam. Tadinya gue mau main game dulu, tapi nggak enak suasananya karena Feni tiba-tiba ngambek nggak jelas.
Paginya, gue udah dibangunin dengan paksa sama Feni. Gue liat jam ternyata jam 8 pagi.
“Buset masih pagi Fen, yuk tidur lagi.”
“Gue mau mandi.”
“Yaudah itu pake aja handuk gue.”
Dia bergegas ke kamar mandi. nggak lupa dia membawa peralatan mandinya dan juga mungkin kosmetiknya, pokoknya satu tas tenteng kecil tapi jadi cukup tebal karena kebanyakan isi. Pas gue cek meja kerja gue, ternyata dia udah bikinin gue sandwich dengan keju cheddar. Dapet darimana ya kejunya? Perasaan gue belum beli. Haha. Sekitar 10 menitan dia mandi, kemudian keluar dari kamar mandi udah seger banget keliatannya. Pemandangannya menggoda banget elah. Dia Cuma pake tanktop warna hitam tapi udah pakai bra dengan celana pendek yang pantatnya nyeplak. Haha. Aduh Feni Feni.
“Kenapa lo bengong gitu? Demen lo ya?”
“Iya dong, gue demen. Pemandangan gratis gini.”
“Haha rese lo Ja.”
“Eh ini udah mau jam 9 anjir, gue mau mandi dulu.”
“Makanya daritadi dibangunin susah banget. Gimana caranya biar bisa bikin lo bangun sih?”
“Ya dikocok lah Fen, biar bangun. Hahaha.”
“Yeee…mesum lo anjir. Hahaha. Udah mandi sono lo.”
Setelah gue mandi, ternyata Feni udah siap. Dia bawa baju kerja ganti. Anehnya kok nggak lecek ya. padahal dimasukin ke tas kecilnya dia.
“Ja kok gue kurang enak badan ya.”
“Lo sakit?” gue langsung megang keningnya. Agak anget.
“Padahal lo tidur dikasur dan nggak diapa-apain. Gimana tidur dibawah kayak gue kemarin, dan di apa-apain? Bisa meriang beneran lo Fen. Hahaha.”
“Bukannya nolongin malah ngeledek lo Ja.”
“Hmm. Mau gue anter ke dokter?”
“Nggak usah Ja. gue disini aja dulu deh. Nggak apa-apa kan?”
“300 ribu perhari ya.”
“Bangkek lo.”
“Hahaha. Yaudah selow sih, lo anggep aja ini kamar lo sendiri. Toh rapi dan wangi juga kan, jadi lo nggak akan jijik.”
“Iya kasur lo enak Ja. nanti temenin gue disini ya.” katanya sambil nepuk-nepuk kasur gue.
“Haha. Gampang Fen. Ntar-ntaran aja, kalau sekarang nanti lo capek, makin sakit lo. haha.”
“Hehe. yaudah sana jalan aja dulu.”
“Gue jalan dulu ya Fen.”
--
Gue tau Feni udah ngekode keras. Cuma gue nggak mau asal-asalan. Gue terlalu takut sakit hati lagi. Walaupun mungkin bisa-bisa aja gue lakuin lagi kayak jaman kuliah dulu. Tapi ntar dulu lah. Gue konsentrasi aja kerja dulu. Fokus. Lagian yang beneran gue sayang dan udah mau nerima cinta gue itu Dee, jadinya ya Dee yang jadi prioritas utama gue.
Waktu itu hari jumat dan kerjaan kebetulan agak santai, gue pun sekalian liat-liat hotel yang ada disekitaran anyer, yang murah tapi strategis. Nah ini nih, masyarakat kita begini kelakuannya kadang-kadang, udah kere, tapi mau maksimal. Hahaha. Kalau mau strategis ya pastilah mahal, mana ada yang murah.
“Ija, coba keruangan saya ya.” kata Suara Pak Astafi via interkom.
“Oh iya sebentar saya kesana ya pak.”
Lalu gue naik ke lantai 4 dimana ruang Pak Astafi berada. Pak Astafi ini adalah Direktur utama kantor ini saat itu. Dia satu almamater sama gue, tapi dia lulusan Fakultas D, tetanggaan gedung fakultasnya sama gue. Tapi dia udah lama banget lulusnya. Kuliahnya juga masih di gedung lama yang ada di pusat kota. Sedangkan kampus gue yang sekarang itu gedungnya udah lebih baru dan pindah ke pedesaan. Orangnya baik banget, ngomongnya kadang suka gagap, dan dia juga rajin beribadah, khas banget lulusan kampus gue dah. Haha.
“Duduk Ja.”
“Baik Pak.”
“Gini, menilik dari prestasi kamu selama kuliah, dan juga melihat kinerja kamu beberapa bulan dari awal kamu masuk, saya bermaksud buat
coba tawarin kamu ikutan pendidikan profesi ini. Apa kamu mau?”
“Wah seriusan pak? Mau-mau pak.”
“Beneran? Nanti biar di urus administrasinya sama Ratna ya.”
“Siap pak. Nanti saya hubungin Ratna buat nyiapin apa yang dibutuhkan berkas-berkasnya pak.”
“Iya soalnya disini kalau pada ikut pendidikan pasti HER melulu pas ujiannya, bikin bangkrut aja. Haha. Soalnya kan kalau HER mesti bayar lagi, walaupun Cuma ujian aja. Saya entah kenapa yakin kamu pasti bisa tanpa HER, dan kalau iya berhasil, kamu adalah orang pertama yang berhasil di pendidikan ini melewati ujian tanpa HER. Gimana, siap terima tantangan?”
“Wah siap pak. Saya kan orangnya emang senang belajar pak. Bapak percayakanlah pada saya, lulusan kampus kita Insha Allah nggak akan mengecewakan Pak.” Kata gue penuh percaya diri.
“Hahaha. Bisa aja kamu. Kita memang bisa disemua bidang ya. padahal dulu saya kuliahnya apa, kamu kuliahnya apa, sekarang malah ngurusin bidang yang sama sekali berbeda dengan pendidikan kita dulu.”
“Yah bisa ditempatkan dimana aja tandanya pak itu. Versatile banget. Hehehe.”
“Bener banget itu. Yaudah nanti kamu ke Ratna tanya sama dia apa aja yang mesti disiapkan dan dilengkapi oke? Saya percaya sama kamu.”
“Baik Pak. Permisi dulu ya pak. Terima kasih sebelumnya.”
Gue berjalan keluar ruangan dengan tenang, walaupun aslinya gue gembira banget. Gue udah diijinin buat ikutan pendidikan profesi yang mana bakal mempermudah pekerjaan gue dan harapan gue bisa nambah banyak ilmu baru lagi. Gue pun bertanya-tanya sama kolega kantor yang udah lebih senior dan memang bener aja, mereka semua, terutama yang bapak-bapak, pas ikutan pendidikan ini pada HER, bahkan ada yang sampai 4 kali ikutan nggak lulus-lulus juga.
Belum ada satupun yang lulus langsung dari ujian di pendidikan ini. Apalagi tingkatannya ada 3. Pendidikan dasar atau pratama, pendidikan lanjutan atau madya, dan terakhir sertifikasi profesinya. Jelas gue ngincer sertifikasi profesi itu dong. Secara ketika udah lulus ujian sertifikasi yang berlapis itu, gue bisa memimpin perusahaan. Kapan lagi kan gue bisa mimpin perusahaan di usia muda. Masa iya bapak gue bisa, anaknya nggak bisa? Hehehe. Itu tantangan pribadi buat gue.
Ketika waktu sekitar setengah jam lagi memasuki waktu bubaran kantor, gue bertemu dengan Mas Sigit dan diajak masuk ke ruangannya buat ngobrol.
“Ija, sebentar sini.”
“Iya Om.”
“Lo panggil gue mas aja. Om berasa tua banget. Haha.”
“Haha iya mas. Abisnya aku udah kenal mas kan dari kecil. Dan papa mama ngajarin semua orang yang kerja dikantor itu panggilnya om.”
“Haha janganlah, gue masih muda kali. Udeh Mas aja ye. Lo gue aja, jangan aku gitu. Berasa homo lo. haha. Gimana ibu sehat?”
“Haha oke deh mas, biar gaul ye. Mama sehat mas alhamdulillah. Lo sekarang jadi GM mas? Mantap banget dah. Mau gue kayak lo mas.”
“Alhamdulillah. Dania gue denger di Malay? Lah lo gimana sih? Bokap lo yang punya kerajaan bisnis ini. Lo malah mau kayak gue. kayak bokap lah Ja. Nah ini yang gue mau tanyain sama lo. ngapain lo disini? Kerja disini dari bawah?”
“Iya di Malay dia mas sekarang. Hehe iya juga sih Mas. Nah gini mas, gue awalnya itu kan masuk-masukin lamaran dari informasi lowongan yang ada dikampus gitu mas. Kantor ini kan ternyata belum lama berdiri dibanding kantor yang lain kan, gue ternyata nggak pernah tau bokap ada kantor ini. Haha. Gue masukin lamaran. Sementara dikantor lain nggak dapet, disini gue dipanggil mas. Jadi aja gue masuk sini. Gue ikutin dari awal tesnya kok. Dan alhamdulillahnya nggak ada yang tau gue siapa disini mas kecuali lo. haha.”
“Hebat emang bapak lo. ngedidik anak-anaknya biar nggak minta-minta mulu. Hebat lo Ja. mudah-mudahan bisa gantiin babeh lo ya. sama jagain nyokap dan adik lo. gue denger mau ikut pendidikan lo?”
“Gue kan udah dibiasain untuk nggak minta-minta dari kecil Mas. Dan emang gue nggak suka kemudahan instan kayak gitu. Nggak ada seninya idup kalau nggak berjuang mas. Hahaha. Iya mas pasti itu dong, gue akan jagain mereka. Iya nih mas, doain gue ya.”
“Kalau anak-anak si babeh mah gue jamin pasti bisa. Keturunannya pada pinter-pinter. Sepupu-sepupu lo kan juga begitu. Tuh, sepupu lo yang dibidang ini juga, si Ozi, liat kayak apa moncernya karirnya sekarang. Jadinya yaudahlah gue mah berdoa yang terbaik aja buat lo ya Ja.”
“Tapi biarin aja ya mas orang-orang sini nggak tau gue siapa. Bisa kan? Eh gue ntar juga bimbingan lo yak di bidang kerja ini. Biar lancar dan cepet bisa, plus kan gue juga butuh celah biar ngerjain dalam waktu singkat. Hehe.”
“Iya beres pokoknya. Lo konsentrasi aja buat pendidikan dulu. Ntar lo ikutan gue aja kalau ada ke lapangan, biar gue kasih tau trik-triknya. Kerja maksimal, waktu minimal, hasil optimal. Hehe.”
“Haha makasih banyak Mas.”
Gue pulang ke kostan dan melihat Feni mukanya agak pucat dan terbaring dikasur gue. ketika gue pegang keningnya, panas banget.
“Ija, kayaknya kita batal deh ke Anyer.” katanya lirih.
Diubah oleh yanagi92055 17-10-2019 16:57
itkgid dan 26 lainnya memberi reputasi
27
Tutup