AllKreatifAvatar border
TS
AllKreatif
TEROR HANTU PENUNGGU TPU
sumber gambar : disini

Quote:




Selamat siang, sore, malam, pagi GanSis


Setelah tulisan ane sebelumnya menjadi HT di Channel Story,

- DITAKSIR JIN PENGUASA ALAS ROBAN (KISAH NYATA)

Baca juga :

- ARWAH PENASARAN ITU MEMBUTUHKANKU

membuat ane semakin semangat untuk menulis, sebenernya ane lagi garap satu Kisah nyata, cerita tentang Perjalanan seorang Kyai, Karomah, dan cerita2 mistis yang menambah kompleks cerita tersebut. Namun karena Sang Kyai sudah meninggal, maka cerita perjalanan hidup beliau ane kumpulkan dari beberapa sumber, termasuk Istri, Anak, dan Murid2 beliau. Jadi masih agak lama kayanya emoticon-Hammer

Nah, sambil menunggu cerita itu digarap, ane kembali membuat tulisan lagi, secara garis besar ini adalah kisah nyata, namun ane kembangkan lagi agar menjadi sebuah tulisan yang enak dinikmati.

Mohon suport dan dukungannya ya GanSis, semoga kedepannya ane bisa memberikan tulisan2 yang enak dibaca nantinya. Pantau terus ya sob,,

Thanks

Rules
Quote:


PART 1

PART 2

PART 3

PART 4

PART 5

PART 6

PART 7

PART 8 (TAMAT)
Diubah oleh AllKreatif 18-10-2019 05:43
someshitness
adityajaya95
edam
edam dan 47 lainnya memberi reputasi
48
50.7K
379
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
AllKreatifAvatar border
TS
AllKreatif
#222
PART 8 (TAMAT)
RENCANA PINDAH

Jenazah abah Sapri lalu dibawa dengan keranda mayat, hampir separuh warga ikut mengantarkan abah ketempat peristirahatannya yang terakhir. Aku, ayah dan paman mengikuti rombongan untuk ikut ke pemakaman, sementara Ibu, kakak, dan bibiku membantu bantu di rumah abah sapri bersama warga yang lain menyiapkan masakan untuk para pelayat. Ketika kami sampai di pintu gerbang pemakaman, aku melihat beberapa orang warga sudah menunggu ditepi makam yang baru saja digali.

Jasad abah kemudian dimasukkan perlahan lahan kedalam makam, terlihat beberapa orang menangis seolah tidak merelakan Abah Sapri meninggalkan mereka. Lalu para penggali makam memasukkan kembali gundukan tanah untuk mengubur si jenazah, ketika tanah telah menutupi seluruh lubang makam itu, nisan yang terbuat dari kayupun di tancapkan di bagian kepala makam, tertulis nama abah Sapri, seorang pria yang telah membantu keluargaku dari teror makhluk ghaib, kini telah pergi, entah apa yang akan terjadi pada kami selanjutnya?

Pak Imron lalu memimpin do'a, dan tanpa sengaja pandanganku mengarah kepintu gerbang pemakaman, aku melihat nenek itu lagi, berdiri dibawah bayang2 pohon beringin besar. Aku kaget dan langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain, aku terus melafadzkan do'a2, berharap perempuan tua itu pergi dan tidak menampakkan dirinya lagi. Karena penasaran, aku kembali melihat kearah pintu masuk pemakaman dan nenek itu sudah tidak ada lagi disana.

Setelah pak Imron selesai dengan do'a2nya, bunga ditaburkan diatas makam abah, dan para warga bersiap untuk kembali ke rumah almarhum. Karena takut aku terus menundukkan kepalaku, berharap tidak melihat sesuatu yang aneh lagi, ayah kemudian menegurku

"Kamu kenapa Arya?" tanya ayah

"Gpp koq yah" kataku sambil terus berjalan mengikuti rombongan

"Nanti kita bicara dirumah ya" lanjut ayah

Aku diam dan hanya menganggukan kepala.

Tidak beberapa lama, sampailah kami di rumah abah Sapri, kami duduk di bawah tenda dihalaman rumah abah.

"Kamu tunggu sini ya Arya" kata ayahku

Ayah berjalan menghampiri ibu yang sedang bantu2 masak disamping rumah abah, karena jauh aku tidak dapat mendengar apa yang mereka perbincangkan, hanya melihat gerak gerik ayah dan ibu saja yang sesekali menoleh kearahku.

Fikiranku masih melayang layang, entah apa yang akan terjadi nanti, dari mulai mimpi yang semalam aku alami, sampai penampakan sosok nenek2 yang aku lihat semalam, bahkan di pagi hari ini. Apakah pagar ghoib yang abah tanam untuk melindungi rumahku hilang bersama kematian abah? "AKKHHHH SIAL, KAKEKKU YANG BERBUAT AKU YANG MENANGGUNG AKIBATNYA..."

Waktu telah menunjukkan pukul 13.00 Wib, dan masakanpun dihidangkan di meja panjang yang telah disusun rapih di teras rumah abah. Aku dan beberapa warga makan, beberapa bapak2 terlihat masih mengobrol dan hanya meminum kopi saja. Selesai makan dan beres2, beberapa wargapun pamit, begitu juga dengan kami, Ayah, ibu, dan kakakku pergi terlebih dahulu, lalu aku, paman, dan bibiku menyusul dari belakang. Sesampainya dirumah, kami semua membasuh muka kami terlebih dahulu, ayah membawakan seember air yang ditaruh di teras rumah. Ayah lalu mengumpulkan kami semua di ruang tamu, termasuk paman dan bibiku.

"Ayah sudah bicara dengan ibu, mungkin beberapa hari lagi kita akan pindah" kata ayah

"Pindah?? lalu kerjaan ayah disini bagaimana??" tanyaku

"Ayah tetap berkantor disini, kita pindah kedaerah Bekasi, tidak jauh dari sini, hanya dua jam perjalanan jika lewat tol" kata ayah yang sesekali menatap kearah Ibu

"Ayah sudah menelpon sepupu ayah disana, dan katanya ada beberapa rumah di perumahan sana yang dikontrakkan, ayahpun sudah membeli mobil saudaranya om Firman" kata ayah

"Kalau memang itu yang terbaik, silahkan saja kak, biarkan rumah ini saya yang rawat. Kasihan juga Arya dan Fuzi" kata bibiku

"Besok pagi2 sekali kita berangkat ke Bekasi, untuk lihat2 rumah disana. Arya, hari ini kamu ikut ayah ya, sekalian bawa mobil nanti" kata ayah

"Iya yah" jawabku

***

Setelah lama berbincang seputar rencana pindahan kami, nampak mobil om Firman datang dan parkir di halaman rumah.

"Assalamu'alaikum.." kata om Firman yang sudah berada didepan pintu

"Wa'alaikumsallam, masuk Man" kata Ayah

Setelah bersalaman kepada kami, mas Firman duduk disebelahku

"Pak,hari ini jadi kerumah saudara saya?" tanya mas Firman

"Jadi Man, nanti biar Arya yang bawa mobil kekantor, dari tempat saudara kamu kita langsung ke proyek" kata ayah

"Baik pak" kata mas Firman sambil meneguk air yang telah ibu siapkan

"Bu, Ayah langsung ya, sudah siang soalnya. Arya kamu siap2 sana, biar tidak terlalu sore pulangnya"

"Aku begini saja yah, tinggal pakai sepatu saja" kataku,

Celana levis panjang dan kemeja hitam bekas nyelawat sepertinya sudah rapih fikirku

"Yasudah Yah, hati2 dijalan ya" kata Ibuku

Aku, ayah, dan mas Firmanpun berpamitan dan langsung pergi meninggal Ibu, Kakak, Paman, dan Bibiku.

Setelah sampai dirumah saudaranya mas Firman, kami langsung disambut oleh seorang pria yang bertubuh agak gemuk, orang itu mengarahkan kami ke garasi rumahnya

"Itu pak mobilnya, kemarin sudah ngecek2 ya sama Firman?" kata orang itu

"Iya, kemarin bapak tidak ada, cuma ada istri bapak saja, jadi saya sama Firman langsung cek2 mobilnya saja" kata ayah

"Iya, iya pak. Gpp koq, saya sudah pesan ke istri juga kemarin. Jadi bagaimana pak? berminat dengan mobilnya?" tanya orang itu

"Iya pak, cocok, Ini rencana saya mau bayar. Itu apa tidak bisa kurang lagi pak harganya? heheheh" tanya ayah

"Gampang pak, bisalah kurang2 sedikit, itu mobil masih mulus banget pak, walaupun tahun 2010, tapi jarang dipakai, kilometernya juga masih rendah itu" kata orang itu

"Iya saya sudah cek sama Firman kemarin, masih halus juga mesinnya"

"Nah.. mantap kan pak??hahahaha" kata orang itu sambil membetulkan resleting celananya yang kadang turun

Astaga, orang ini kocak sekali

"Ini pak, BPKB sama STNK nya dicek dulu, baru bayar pajak kemarin itu" kata orang itu sambil memberikan amplop coklat berisi surat2 kendaraan

Setelah mengecek surat2, ayah lalu mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya dan memebrikan ke orang itu

"Mantapppp, bisa buat kimpoi lagi nih. Hahahaha" suara orang itu benar2 bahagia sekali -_-'

"EHm......" terdengar suara wanita dari dalam sambil membawa nampan berisi minuman untuk kami

"Oh, eh, mmm, silahkan diminum pak, minum minum.." wajah orang itu benar2 pucat dan langsung mengambil air dari atas nampan, lalu meminumnya sampai habis

"Kalau mau kimpoi lagi, ngundang2 aku ya masss, biar aku datang sama anak2 kamu nanti" kata wanita itu sambil kembali masuk ke dalam kamar

"Hahahaha, si mamah bisa aja, siapa yang mau kimpoi lagi, ndak kan pak ya?" kata orang itu mencari pembelaan

Fix, orang ini bener2 kocak!

Setelah selesai bertransaksi, kami lalu berpamitan. Lalu ayah menyuruhku membawa mobil ini langsung ke kantor

"Arya, dari sini kamu tinggal ikuti saja jalan ini, nanti ketemu jalan raya belok kanan, lurus saja sampai ketemu alun2" kata mas Firman

"Iya om" jawabku

Kami pun berpisah, aku langsung menuju ke kantor ayah, dan ayah bersama mas Firman pergi ke proyek mereka. Walaupun sempat agak bingung dijalan, akhirnya aku sampai di kantor ayah. Aku lalu memarkirkan mobil di halaman kantor, terlihat mba Irma sedang asik mengobrol dengan mamang pemilik warung. Aku lalu menuju warung dan memesan segelas kopi.

"Mang, kopina hiji (mang kopinya satu)" kataku

"Oke a, siapp"

"Eh mas Arya, bapak kemana?" tanya mba Irma

"Bapak langsung pergi sama mas Firman ke proyek mba" jawabku

"Oh, tumben koq siang?" kata mab Irma

"Tadi ada tetangga meninggal mba, jadi ngelayat dulu" jawabku

"Innalillahi.... oh pantes koq tumben datang siang" kata mba Irma "Saya duluan ya mas Arya"

"Iya mba" jawabku yang langsung menyalahkan sebatang rokok

SELAMAT TINGGAL DESA ANGKER

Waktu menunjukkan pukul 15.30 Wib, terdengar suara ayah dan mas Firman yang mengobrol sambil melangkah masuk keruangan Ayah.

"Arya, kamu siap2 ya, kita pulang cepat hari ini" kata ayah

"Baik yah" jawabku

"Gimana mobilnya Arya, masih enak?" tanya mas Firman

"Oh, masih halus mesinnya om, enak koq dipakainya" jawabku

Aku lalu bersiap siap merapihkan barang2ku, dan setelah semua siap aku turun kebawah bersama ayah, nampak mas Firman berjalan mengikuti kami turun.

"Man besok saya mau ke Bekasi, mau lihat rumah, mungkin datangnya agak sore ya, karena dalam waktu dekat saya akan pindah rumah" kata ayah

"Siap pak, saya akan handle semua kerjaan disini" jawab mas Firman

Lalu kami menuju mobil yang terparkir dihalaman kantor, setelah berpamitan dengan mas Firman, mobil kami langsung melaju. Kali ini ayah yang mengendarai mobil

"Masih lumayan mobilnya ya Arya?" tanya ayah

"Iya yah, masih enak" jawabku

"Besok pagi kita ke Bekasi, kalau oke rumahnya langsung ayah kasih DP, kasihan Ibumu juga sering dimimpiin yang aneh2 dirumah itu" kata ayah

Aku hanya bisa diam, memikirkan Ibu yang diam2 menyimpan cerita menyeramkan juga dirumah itu. Kami lalu memasuki jalur neraka itu lagi, jalur dimana aku biasa mengalami kejadian2 mengerikan, ketika mobil kami melintasi area pemakaman, terlihat kuburan abah Sapri yang tanahnya masih agak memerah. Kasihan abah Sapri, entah apa yang membuat orang tua ini meninggal secara mendadak, apakah karena sakit atau atau karena hal2 ghaib? mungkinkah karena ulah arwah dukun itu?

Mobil kami masih melaju dan melewati area pemakaman itu, sesampainya dirumah, ayah memanggil ibu dan kakak untuk melihat mobil yang baru saja ayah beli dari saudaranya mas Firman.

"Maish bagus ya Yah" kata ibuku

"Iya lumayan, besok pagi kita ke Bekasi ya" kata ayah

"Kenapa tidak sekarang aja Yah, kita bisa nginep dirumah Uwak" kata kakakku "Aku sudah cape banget setiap malam tidur gak bisa tenang"

"Bagaimana Bu? kalau ayah terserah Ibu saja" kata ayah

"Kalau ibu sih tidak masalah Yah, lagipula ada benarnya juga kata kakak" jawab ibuku

"Yasudah, ayah mandi dulu ya, kalian beres2 saja, nanti sekalian ayah telp Uwak di Bekasi" kata ayahku

Aku sedikit agak senang, karena bisa pergi dari kampung ini, aku lalu merapihkan pakaianku, dua buah kaos dan celana pendek aku masukkan kedalam tas ranselku. Tidak berapa lama kami semua telah siap dan Ayahpun keluar dan mengunci pintu lalu memberikan kunci tersebut kepada Bibiku.

"Kami pergi dulu ya, Malik belum pulang?" kata ayah

"Dia masih kerja, kalian hati2 ya dijalan" kata bibiku

Setelah semua siap, mobil kamipun melaju, meninggalkan desa angker ini.

***

Setelah kurang lebih dua jam diperjalanan, mobil kami keluar TOL Bekasi Timur, walaupun jalan agak sedikit macet, akhirnya kami tiba disalah satu perumahan. Banyak pohon2 rindang disisi jalan, lampu2 penerangan yang berbaris teratur dan jalan yang sudah diaspal rapih membuatku membandingkan dengan kondisi didesaku.

"Walaupun sudah jam 21.00 Wib, tapi jalan masih ramai ya Yah, dan perumahan disini juga bagus2" kataku

"Iya, dan ada tempat nongkrong juga Ar" kata kakakku sambil menunjuk tempat yang ramai dikunjungi para remaja itu

"Iya kalau kalian betah malam ini kita istirahat dulu, besok pagi kita langsung lihat rumah yang mau di kontrakkan ke kita ya" kata ayah

Lalu mobil kami berhenti disalah satu rumah yang berada sekitar 50 meter dari sebuah Masjid besar. Dan nampak lelaki paruh baya sedang duduk di teras bersama istrinya

"UWAAAAAKKK" aku teriak dari dalam mobil, senang sekali melihat orang ini, dia adalah orang yang sangat baik kepadaku

"Lohh Arya..! waduhh, masuk masuk" kata uwakku

"Sampai juga dirumah Uwak ya, hahaha...kamu gimana kabarnya? mana Fuzi?" kata Uwak

"Sehat wak, itu kakak" kataku sambil menunjuk kakak yang sedang repot menurunkan barang2 dimobil

"Ya Allah Fuzi, sudah besar ya. Wah dikit lagi nikah nih" kata uwak ku sedikit meledek

"Apaan sih wak, masih lama!" jawab kakakku

"Ayo masuk kedalam, barang2 taruh aja dikamar belakang" kata uwakku

Setelah kami semua duduk diruang tamu, kami mulai membicarakan soal rencana pindahan kami beserta alasannya. Ayah dan Ibu menceritakan semua pengalaman yang keluarga kami alami di rumah itu

"Kamu harus cepat2 pindah, kasihan keluargamu itu" kata uwak kepada ayah

"Justru itu, besok saya mau lihat rumah yang abang bilang di telp, kalau oke langsung saya Dp. Dan dua atau tiga hari kemudian kami langsung pindah" jawab ayah

"Kenapa tidak langsung aja Yah, kalau oke siangnya langsung pindahan aja, aku bener2 udah gak mau kerumah itu lagi Yah" kata kakaku memelas

"Bagaimana Bu?" tanya ayah kepada ibuku

"Terserah Ayah saja, kalau memang maunya begitu berarti sekarang ayah telp Malik saja suruh siapkan mobil untuk angkut barang2 kita besok" kata Ibuku

"Jangan mengulur2 waktu, kasihan keluargamu" kata uwak

Setelah sedikit berfikir keras, akhirnya ayah menuruti kemauan kami dan langsung menelpon paman untuk menyiapkan rencana pindahan kami yang terkesan mendadak.

Perbincangan malam itu akhirnya selesai, rasa ngantuk mulai menyerangku

"Kamu tidur disini aja ya Arya, nanti uwa ambilkan kasur lantai, biar Ayah sama Ibumu dikamar" kata uwakku

"Jangan bang, kami tidur dikamar belakang aja sama2, lega juga kan" kata ayahku

"Oh, ywd terserah kalian saja, istirahat saja ya besok kita lihat rumah sama2" jawab uwakku yang langsung masuk kedalam kamar

***

Esok paginya, kami semua berangkat melihat rumah yang akan disewakan kekami, nampak pemilik rumah sangat antusias mengajak kami melihat2 isi rumah itu. Nyaman, ada dua kamar tidur didalam rumah itu dan AC yang sudah tinggal dihidupkan saja.

"Tadinya ini bekas rumah saya pak, tapi setelah kerjaan saya dioper ke Depok, akhirnya saya dan keluarga pindah kesana" jawab orang itu

"Kami sudah cocok pak, dan rencana mau saya bayar semua sekarang, karena hari ini mau langsung pindahan juga" kata ayahku

"Oh bisa pak, gak masalah mau pindah kapan" kata orang itu

Ayah lalu duduk di meja bersama sipemilik rumah, dan melakukan pembayaran untuk biaya sewa selama satu tahun.

"Terima kasih banyak ya pak, semoga betah dan rumah ini membawa rezeki dan keberkahan untuk bapak dan keluarga" kata orang itu sambil menjabat tangan ayah

"Amiinn, terima kasih ya pak" kata ayah

Lalu ayah menelpon paman, dan menanyakan perihal pindahan kami

"Bagaimana Lik, sudah siap semua?" tanya ayah kepada paman di telpon

"Oh yasudah habis ini kami kesana, sekalian pamitan juga" ayah mematikan telponnya dan mengajak kami untuk bersiap pulang kerumah

"Mobil sudah datang dari pagi, dan saat ini Malik dan beberapa orang sedang mengangkut perabotan ke mobil, sebaiknya kita segera pulang dulu untuk sekedar berpamitan ke paman dan bibi" kata ayah

Kami bersiap dan segera menuju mobil, setelah berpamitan dengan Uwakku, ayah langsung membawa mobil melaju menuju rumah kami di desa angker. Sesampainya di rumah, kami langsung berpamitan dengan bibi, paman, dan beberapa warga. Dan setelah perabotan terikat semua dimobil, kami pun pergi meninggalkan desa itu, desa dimana kami selalu di teror oleh arwah sang dukun santet.

Dalam perjalanan menuju rumah baru kami, mobil kami melewati jalur neraka ini, sebuah pemakaman tua yang menyimpan sebuah cerita. Dimana dipemakaman itu dimakamkan juga jasad abah Sapri yang sudah membantu kami. Terima kasih abah Sapri, semoga kamu tenang dialam sana.

~TAMAT~

Quote:
cococrash
rassof
piyik95
piyik95 dan 36 lainnya memberi reputasi
35
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.