sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#43
Bab 12: Puisi untuk Zulfa
JOJO

Semenjak malam itu, hubungan Jojo dengan Zulfa semakin erat. Mereka sering jalan berdua di kampus. Bahkan, Jojo sering menjemput Zulfa sebelum berangkat ke kampus. Lumayan, dia bisa jadi ojek yang bisa diandalkan. Hitung-hitung, Zulfa bisa menghemat pengeluarannya daripada naik ojek online.

Kehadiran Zulfa membuat Jojo sempurna melupakan masa lalunya dengan Rara. Dia menemukan secercah harapan pada Zulfa. Dia pun juga tidak ingin main-main dengan perempuan itu. Baginya, hubungan yang ia jalani saat ini bukanlah permainan. Ia ingin menjalin komitmen yang serius dengan Zulfa. Lagipula, Zulfa adalah sosok yang keibu-ibuan dan sopan sehingga ia yakin tidak salah pilih.

Hari ini, Jojo mengajak Zulfa untuk bertemu di sebuah kafe. Ia ingin mengungkapkan niat tulusnya sejak awal untuk menjalin komitmen dengan dia. Suasana kafe kali ini cukup lengang dan terlihat syahdu ditambah alunan musik pop.

“Zulfa,” ujar Jojo sambil memegang tangan lembut Zulfa. Perempuan itu tak banyak berkomentar. Matanya menatap mata Jojo dalam-dalam. Jojo tahu, mata yang dia tatap saat ini adalah mata perempuan yang tengah jatuh cinta. Dan malam ini, mata itu terlihat sangat cantik.

Sebelum melanjutkan kata-katanya, Jojo mengeluarkan secarik kertas yang ada di dalam saku kemejanya. Pada kertas itu telah tertulis selarik puisi untuk Zulfa.

Dengan pelan dan penuh perasaan, Jojo membacakan puisi itu.

Kemilau matamu bak safir
yang menyilau di bawah sinar rembulan
Senyummu lengkung bulan sabit
yang menjadi obat segala kerinduan
Dan mencintaimu
adalah caraku mengagungkan mata dan senyum
yang penuh pukau.


Mendengar puisi itu, Zulfa spontan terpukau dan menepuk tangannya pelan. Malam ini, dia merasa Jojo sangat puitis. Meskipun puisi itu sederhana, tetapi puisi itu sangat romantis ketika didengar oleh Zulfa.

“Aku juga ingin serius sama kamu, Jo”

Kata-kata Zulfa saat ini mampu memantapkan keyakinan Jojo malam ini.

*****

Jojo pulang terlambat malam ini. Untung saja, orang tuanya tidak galak sehingga dia tidak dihukum. Kebetulan, ayahnya juga sedang kerja di luar negeri.

“Baru pulang, Jo?” tanya ibunya yang masih menonton Tv di ruang keluarga.
“Iya, Buk. Ibu belum tidur?”
“Ibu ini masih nonton acara dangdut Indosiar. Lagi seru-serunya ini. Kamu darimana, Jo?”
“Aku baru pulang dari …..” Jojo agak kebingungan menjawab pertanyaan ibunya.
“Habis kencan? Kamu sudah punya pacar sekarang, Jo?”

Bukannya menjawab pertanyaan dari ibunya, Jojo malah cengengesan karena salah tingkah. Dia lalu mengangguk pelan.

“Ya sudah, kamu tidur sana. Besok kan kuliah. Lain kali, jangan pulang larut malam ya kalau jalan dengan perempuan. Kamu anak ibu yang baik, jangan sampai merusak kehormatan perempuan,”
“Iya, Buk. Siap,”

Jojo pun langsung melesat menuju ke kamarnya. Dia harus segera tidur karena besok dia ada kuliah pagi dengan dosennya yang cukup galak
Dia tak mau terlambat.

******

Keesokan hari, ibu Jojo ingin bicara empat mata dengan Jojo. Dia ingin tahu siapa pacar Jojo saat ini.

Mereka berdua duduk di depan rumah sambil menikmati secangkir kopi. Satu hal yang paling khas dari kopi buatan ibunya adalah kopi itu terlalu manis dan Jojo tidak suka kopi yang terlalu manis.

“Pacarmu anak mana sekarang, Jo?”
“Namanya Zulfa, Buk. Teman sejurusan.”
“Oh, Ibu gak masalah kalau kamu punya pacar. Yang penting jangan suka mempermainkan perempuan. Toh, kamu sekarang juga sudah dewasa. Sudah waktunya mulai berpikir serius,”
“Pesan Ibu ada satu lagi. Kalau mau cari calon, jangan yang jauh-jauh ya. Kamu anak ibu satu-satunya. Ibu gak tega kalau jauh sama anak ibu.”
“Iya, Buk. Insyaallah, Jojo akan cari yang sesuai dengan pilihan Ibu,”
“Oh iya, Jo. Kapan-kapan ajak Zulfa ke sini ya. Ibu mau lihat dia orangnya seperti apa,”

Percakapan antar anak dan ibu itupun berakhir. Sejenak, terlintas sedikit keraguan di hati Jojo. Apalagi Jojo tahu kalau Zulfa bukan orang Malang asli. Entahlah, dia perlu menjalani ini dengan perlahan. Mungkin suatu ketika ia akan menemukan jalan.
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.