Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 




Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 06:13
arieaduh
jujur14
al.galauwi
al.galauwi dan 109 lainnya memberi reputasi
102
447.9K
4.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#2943
Wisuda Oooy!
Ane keterima kerja disalah satu perusahaan Papa yang masih terbilang baru ketika itu dibanding usaha lainnya. Ane pun nggak dikenal diperusahaan baru ini. Dulu ane suka dibawa kekantor waktu kecil, tapi bukan kantor ini. Jadi nggak banyak yang tahu siapa ane, bahkan bos-bosnya aja nggak tau siapa ane. ini yang bagus kan, karena ane mau kerja sesuai dengan kemampuan dan bukan karena embel-embel bawa nama bokap.

Ane kerja disalah satu perusahaan bergerak di bidang properti. Manajemen properti, konsultan, dan segala macam urusan yang berhubungan sama properti lah. Nggak ada hubungannya sama sekali sama jurusan ane yang pure eksakta. ane pun awalnya nggak mengetahui bidang usaha ini dan perusahaan ini, tapi karena ada informasi dikampus dibuka lowongan untuk lulusan dari semua jurusan, ane coba. Soalnya ane udah masukin lamaran ke perusahaan-perusahaan gede tapi nggak ada respon positif, even dipanggil buat tes aja nggak. Haha. Nasib nggak bagus waktu itu.

Entah ini kebetulan atau takdirnya gini, ane malah balik-balik lagi nggak jauh sama keluarga. Haha. Ane ikuti semua tes masuk sampai wawancara, bareng sama teman-teman yang juga melamar ketika itu. Antri lama sampai dipanggil satu-satu ane jalanin. Untungnya nama ane nggak ada nama belakang Papa, jadi ya baguslah nggak ada yang ngeh jadinya.

Ane mulai bekerja diawal tahun. Ane juga memilih untuk coba ngekost di ibukota sana, walaupun gajinya masih kecil waktu itu. Biar nggak banyak keluar ongkos kalau mau menyambangi Keket. Dia senang banget karena kantor ane nggak jauh lokasinya dari kantor dia. Keket juga nggak tau kalau kantor ini adalah kantor Papa ane.

“Aku seneng banget kamu bisa keterima dikantor itu. Deket banget ya kantor kita sekarang.” Katanya waktu ane makan siang bareng dia.

“Iya, kebetulan banget nggak sih. Ini kali ya yang dinamakan jodoh. Hehe.”
Keket hanya senyum simpul aja ketika itu.

Duh makin cakep aja ini anak jadi orang kantoran. Nggak pake dandan aja udah cakep apalagi ini dia touch upringan, makin cakep. Tapi kadang ane malah ngeliat jadi aneh kalau dia full make up. Haha.

“Aku rencana mau ikutan pendidikan profesi dikantor aku. Doain lancar ya. mumpung masih fresh nih dan minat belajar aku masih gede, jadi ikutan aja dulu, barangkali lulus dan nggak pakai her. Hehe.”

“Oh iya? Kapan? Pasti kamu bisa lah. Kampus kita itu penghasil individu-individu yang versatile tau yank, bisa ditempatin dimana aja dan dalam bidang kerja apapun. Hehe.”

“Haha iya sih bener juga kamu. Salah satu direktur dikantor aku ternyata juga alumni kampus kita tau yank.”

“Oh iya? Sama dong, dikantor aku dari 10 orang jajaran direksi, 3 orang itu alumni kampus kita.” Kata Keket antusias.

“Pasti kita juga bisa jadi kayak mereka ya suatu hari.”

“Iya, asal mau terus usaha dengan baik, pasti bisa kok. Malah kita bisa bikin usaha sendiri.”

“Nanti kamu udah coba ajuin cuti? Bisa kan? Buat wisuda aku.”

“Iya aku usahain ya. harusnya sih bisa ini.”

“Bisa dong, ini wisuda kan sekali seumur hidup. Kecuali kalau nanti aku ambil S2, S3 dan SSSS lainnya. Haha.”

“Iya sayang.” Katanya sambil tersenyum dan mengusap dagu ane.

Setelah selesai makan siang bareng, ane kembali ke kantor, Keket pun kembali kekantornya, dia naik taksi, ane jalan kaki, soalnya kami waktu itu makan dekat kantor ane. Lain waktu ane yang suka datang kekantornya. Kebetulan kantornya disebuah gedung. Sedangkan ane kantornya kayak rumah yang berubah fungsi jadi kantor, karena disekeliling ane juga begitu. Berubah fungsi jadi kantor semua.

--

Hari H akhirnya tiba juga untuk wisuda. Ane bersiap dari rumah. Keket menginap dirumah ane. Dania pun menyempatkan diri untuk tidak kuliah dan memilih pulang ke Indonesia. Ane luar biasa bahagia waktu itu. Kami berangkat menggunakan mobil kesayangan Papa. Ane yang nyetir, pas pulangnya baru Mama yang nyetir.

Kampus udah rame banget. Apalagi di auditorium utama tempat berlangsungnya wisuda. Setelah dari auditorium, acara akan dilanjutkan di auditorium fakultas masing-masing. Tanto dan Adi F. sudah datang duluan, Windy pun terlihat udah dandan. Ada teman yang terlihat cantik dan semok belakangan yang namanya Ami Rantiani.

Dia satu tema sama ane, tapi beda lokasi. Dia pun sendiri, nggak ikutan proyek dosen. Ane sempat beberapa kali ngurus-ngurus skripsi bareng dia. Dosen pembimbing pun sama dengan dia, tapi dibalik, pembimbing 1 ane adalah pembimbing 2 ane, dan sebaliknya. Ane sempat hampir cinlok sama dia yang waktu itu udah punya cowok dari jurusan AD, kakak kelas dua tahun diatas kami.

Tapi lumayan lah, dapet cium-cium dikit pas lagi capek ngurus-ngurus. Kejadiannya dikampus juga waktu itu pas nunggu dosen, ada sedikit cium-cium dibalik ruangan dosen. Hehe. Ane nggak akan ceritakan detail karena emang nggak ada sesuatu yang spesial dari dia.

Keket cantik banget dengan setelan blouse ungu tua dilapis dengan blazer hitam, nggak lupa dia memakai bros yang ane kasih. Make up nya pun sesuai request ane, natural. Bener aja, banyak yang terkesima sama pendamping wisuda ane ini. Hehe.

Seremonial di auditorium utama beres, nggak terlalu berkesan karena ane nggak jadi lulusan terbaik. Jadi lebih berkesan di fakultas. Ternyata salah satu dosen senior yang juga mantan dekan fakultas ane adalah teman Papa ane dijaman kuliahnya dulu. Haha. Baru tau pas belakangan.

“Selamat ya Ija. Kamu hari ini keren banget pake toga kayak gitu.” Sofi tiba-tiba datang dari belakang ane.
Saat itu nggak ada Keket. Dan si Sofi ini malah diem-diem lagi datengnya.

“eh, kamu Sof. Apa kabar? Makasih ya betewe.”

“Iya sama-sama Ja. Aku juga mau minta maaf sama kelakuan aku dulu ke kamu.”

Ane membatin dalam hati, ini kenapa para mantan tiba-tiba pada dateng disaat yang deket begini ya. Kemarin ini Zalina, sekarang si Sofi. Belum lagi Ara yang juga bikin kejutan dateng jauh-jauh dari Jogja. Dan semuanya datang di waktu-waktu penting ane. Anehnya, nggak ada yang bentrok. Hehe.

Tapi disaat ane berpikir itu pula, ane menyadari kalo Keket nggak pernah ada di momen-momen penting itu. Ane bisa terima karena dia masih anak baru dan susah kalau mau cuti bolak balik. Untungnya pas wisuda dia datang dan dia cantik banget lagi. Hehe.

“Udahlah, lupain aja Sof. Toh sekarang aku udah happy-happy aja. Dan kamu juga sama Rama oke-oke aja kan?”

“Aku udah putus sama Rama Ja.”

“Hah? Kapan?”

“Udah lama sih, Cuma ya karena aku kerja jadi nggak sempat cerita-cerita juga. Padahal aku pingin banget cerita sama kamu.”

“Kan bisa telpon atau chat?”

“Kalau bisa ketemu langsung kenapa mesti telpon atau chat kan?”

“Iya sih. Hehe.”

“Sebenernya ada yang mau aku omongin, tapi ini udah pasti nggak mungkin terwujud Ja.”

“Ngomong aja Sof. Santai.”

“Ehmm…sebenernya aku mau coba memperbaiki hubungan kita lagi Ja. Aku sadar Rama itu nggak asyik banget. Egois juga. Mau-maunya dia.”

“Lah kan sama tu sifatnya sama kamu. Hehe.”

“Makanya jadi nggak nyambung kan”

“Terus aku udah ada Keket. Kamu mau jadi serep?”

“Kalau kamu mau, aku siap.”

“Kamu mau apain aja?”

“Iya..aku siap nurutin apa mau kamu?”

“Oke kalau kamu nurutin apa kata aku, aku minta kamu jauhin aku aja Sof. Aku udah nggak akan bisa sama kamu lagi. Aku udah cinta sama Keket dan itu nggak bisa diganggu gugat. Apalagi dengan sifat kamu begitu, aku nggak yakin bisa bagi-bagi perhatian. Yang ada nanti aku diambekin terus-terusan”

“Kamu bisa percaya aku, aku udah nggak kayak gitu. Beneran Ja. Boleh kan aku coba?”

“Maaf banget Sof. Nggak bisa dan nggak akan mungkin. Berat banget di akunya Sof.”

“Aku nyesel banget Ja. Dan mungkin ini bisa jadi penebusan kesalahan aku ke kamu.”

“Aku juga banyak salah Sof sama kamu. Jadi udah ya. Maafin aku Sofi. Aku nggak bisa, dan untuk saat ini aku nggak akan bisa pindah ke lain hati.”

“Hmm…iya Ja. Aku ngerti. Ngerti banget. Maafin aku ya.” Katanya, airmatanya udah turun dipipinya.

“Jangan nangis disini Sof. Nggak enak banyak orang, kesannya gimana banget nanti.”

“Hehe iya maaf ya Ja.”

Nggak lama kemudian Keket datang dengan Mama serta Dania. Terjadi pemandangan yang sangat awkward banget saat itu. Aduh bingung. Ane diam aja. Keket lalu memeluk Sofi dan mengatakan kangen sama dia. Mama dan Dania kemudian tersenyum.

Ane bersyukur udah bisa kerja, karena banyak teman-teman ane yang belum kerja sehabis wisuda. Keket juga selalu nyemangatin ane buat pendidikan profesi yang udah didepan mata. Ane udah banyak nanya-nanya soal pendidikan ini dan mostly dikantor ane yang isinya kebanyakan bapak-bapak dan ibu-ibu yang udah lumayan berumur, alias udah 40an lebih, mereka pas ikut ujiannya itu kebanyakan Her, alias ujian ulang. Ane bertekad untuk lulus langsung, diumur semuda mungkin. Yakin pasti bisa. Hehe.

--

Sekitar semingguan kemudian, ane baru membalas chat FB dari cewek bernama Desty ini dimalam ketika udah pulang kerja.

“Maaf ya baru bales. Maklum baru mulai kerja dan kemarin ini baru wisudaan. Hehe.”

Ternyata dia lagi online dan kemudian membalas.

“Nggak apa-apa kak. Salam kenal ya. Btw kemarin gue mau kasih bunga-bunga buat beberapa senior, tapi gue nggak ketemu sama Kakak, jadinya gue kasih ke teman kakak yang namanya Kak Tanto.”

“oh si Tanto. Lagian lo kan belum pernah ketemu gue, gimana ceritanya lo bisa tau gue?”

“Kakak kan mantan ketua himpunan, nggak susah juga kali nemuin kakak. Tapi kemarin emang gue nggak nemuin lo kak. Hehe.”

“Oh yaudah nggak apa-apa. Eh, lo ini adik kelas bukan sih?”

“iya kak, gue adik kelas, 3 taun dibawah lo.”

“Oh iya ya? Berarti masih masa ospek dong ini?”

“Iya kak. Hehe.”

“Haha udah ospek mah nggak usah dipentingin, gue sebenernya juga kurang suka sama konsepan kayak gitu Des.”

“Panggil gue Dee aja ya kak.”

“oh iya, Dee.”

Obrolan di chat FB itu cukup lancar tapi nggak banyak bahasan. Terkesan basi malahan. Tapi yaudah biarin aja. Ane berpikir awalnya dari profile pic nya itu teman SMA ane yang namanya juga mirip, ternyata bukan. Nggak terlalu jelas mukanya kayak apa. Akhirnya daripada penasaran ane ajak ketemuan aja dikampus pas weekend. Dia mau.
dissymmon08
fakhrie...
sampeuk
sampeuk dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.