yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 




Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 06:13
arieaduh
jujur14
al.galauwi
al.galauwi dan 109 lainnya memberi reputasi
102
447.7K
4.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#2894
Manggung Dekat
Nggak kerasa udah mau sidang aja ane ini. Ini adalah penentuan ane, perjuangan terakhir ane untuk menyelesaikan studi yang penuh warna warni dikampus cupu tapi berkualitas ini. Ane juga mengabari kawan-kawan yang belum akan sidang, ataupun yang udah lulus duluan, bahkan yang udah wisuda. Biar semua tau aja kalau ada temannya yang butuh didukung. Haha. Setelah kemarin ada kejutan dari Ara, kali ini benar-benar suatu pemandangan langka yang udah lama banget nggak ane lihat.

Zalina.

Ya, dia kembali. Dia kembali kedepan pandangan ane. Dia ada lagi didepan mata ane. Dia bukannya nggak sengaja ketemu ane. Dia memang mau ketemu ane. Dia duduk didepan meja ane ketika ada di perpustakaan fakultas. Dia tetap seperti dulu. Cantik, misterius, dan memiliki senyum yang manis. Saat itu pun dia udah mantap berkerudung. Dengan mukanya yang kearab-araban, jadi pas aja gitu ngeliat dia memakai kerudung itu.

“Hai Ja.” sapa dia singkat, sambil tersenyum.

Ane diam beberapa saat, karena nggak nyangka bakalan ngeliat dia lagi, orang yang udah lama hilang dari pandangan ane, dan bahkan dari pikiran ane, walaupun memori dengan dia nggak akan pernah ane lupakan.

“H..Halo Lin. Kamu apa kabar?” kata ane.

“Kabarku baik. Kamu mau sidang ya?” katanya.

“Iya, kok kamu tau?”

“Orang sepopuler kamu mah updateannya pasti gampang dicari kok. Hehe. aku juga liat kan updatean kamu di sosmed. Walaupun kita nggak saling berteman, tapi kamu pasang privasinya public, ya semua orang bisa lihat.”

“Yaelah, kamu juga populer kali Lin. Hehe. iya sih aku pasang di sosmed. Kelewat seneng aku kemarin. Hehe.”

“Nah itulah, makanya jadi gampang kan nyari informasi. Aku tau kamu seneng, tapi kalau kata aku sih jangan terlalu sering update kegiatan kamu di sosmed, nanti orang bisa baca dan ngebaca sifat kamu, bahkan bisa jadi ada rencana ngejahatin kamu.”

“Iya sih, tapi kayaknya kalo ngejahatin aku nggak deh.”

“Kayak yang kamu bilang, who knows the future, ya kan?”

“Hehe. iya juga sih.”

“Boleh kan aku berteman lagi sama kamu?”

“Sejak kapan pertemanan kita putus Lin? Kalau hubungan iya, tapi sebagai teman kayaknya nggak Lin.”

“Hm.. iya sih.”

“Eh iya, kamu udah mau seminar atau gimana?”

“Aku udah seminar kemarin.”

“Oh iya? Aduh maaf ya Lin, aku ga hadir. Aku nggak tau sama sekali kabar kamu soalnya Lin.”

“Iya nggak apa-apa Ja, nggak salah kamu juga. Toh kamu sekarang juga udah ada Kathy toh. Dia cantik banget, pinter dan sekarang malah udah kerja. Beda banget sama aku. Kamu emang pantasnya sama dia Ja.”

“Udah Lin nggak usah ngebanding-bandingin gitu. Yang jelas kita pernah punya memori yang indah, itu aja yang kita inget-inget oke?”

Zalina tersenyum dan mengangguk. Dia lalu menawarkan diri untuk menemani ane selama sidang nanti dan entah kenapa ane langsung menyetujuinya. Dia hanya akan duduk didepan ruangan sidang, kalau betah duduk disitu, bisa dua sampai tiga jam dia duduk disitu. Tapi setau ane, dia emang betah untuk menunggu dan nggak ngapa-ngapain kayak gitu.

Pulang dari perpustakaan fakultas, ane dan Zalina menyempatkan diri untuk makan di kantin fakultas dan duduk di tempat biasa kami ketemu kalau makan siang bareng. Ane sadar banyak yang memperhatikan ane dan Zalina, tapi ane cuek aja. Zalina juga kayaknya nggak ambil pusing. Kalau yang cowok mungkin mupeng dan iri sama ane kali ya, bisa deket sama Zalina, Keket, Harmi. Belum lagi kalau mereka tau ane juga punya Ara yang selalu setia disamping ane dari jaman dulu. Hehe.

“Aku add kamu ya di FB. Udah lama aku mau lakuin ini Lin, Cuma aku ragu. Rasa sakit itu masih ada banget sampe sekarang Lin. Maafin aku Lin.” Kata ane.

“Nggak salah kamu Ja. aku emang pantas kok ditinggalin dan nggak ditemenin siapapun. Terutama kamu.”

“Iya tapi aku sekarang liat kamu biasa aja Lin. Mudah-mudahan kita bisa memperbaiki hubungan pertemanan kita ya.”

“Hubungan pertemanan apa hubungan kayak dulu Ja?”

“Hah? Kayak dulu? Aku nggak yakin bisa Lin. Walaupun dulu sebenarnya waktu tau kamu keguguran dan ditinggalin sama bang Indra, aku mau coba. Tapi rasa sayang aku ke Keket ngalahin segalanya Lin.”

“Iya Ja, nggak apa-apa kok. Aku sadar diri aku emang nggak akan pernah bisa mengikat hubungan apapun lagi sama kamu ya.”

“Nggak gitu juga sih Lin, kan kita nggak tau kedepannya kayak gimana. Tapi yang jelas kita saat ini hanya bisa berteman biasa kayak gini Lin.
Tapi aku janji kok, kalau kamu butuh apa-apa ya ngomong aja sama aku, sekiranya aku bisa bantu, aku bantuin kamu ya.”

“Makasih banyak ya Ja. kamu selalu baik sama aku. Aku nyesel berat kenapa dulu kayak gitu sama kamu, padahal kamu udah baik banget, perhatian banget, bisa bikin nyaman dan semua atribut lainnya yang bikin aku kayak princess. Aku malu sama diri aku sendiri Ja.” katanya, matanya mulai berkaca-kaca.

“Udah-udah, kok jadi melow gini sih kamu. Ini tisu. Lap dulu air mata kamu.”

“Makasih Ja.”

Kami banyak ngobrol mengenai memori-memori indah kami semasa masih pacaran dulu. Ane tau persis Zalina masih berharap banget sama ane waktu itu untuk diterima kembali. Tapi dia sadar kalau ane nggak mungkin ninggalin Keket. Nggak kerasa udah jelang sore aja kami ngobrol-ngobrol dikantin yang udah mulai sepi. Ane kemudian mengajaknya nonton di kota. Dia mau. Kami ke kota naik angkutan umum dan berasa udah kayak pacaran lagi. Tapi ya itu, nggak ada namanya pegangan tangan, apalagi peluk-peluk. Haha. Ane bisa kok nahan.

--

Hari H sudah didepan mata, Zalina udah siap dan bantuin ane nyiapin keperluan tempur untuk sidang. Nggak lupa dia juga membuatkan sandwich isi telur ceplok kesukaan ane. masih ingat dia rupanya.

“Wah masih inget kamu Lin.”

“Kita bareng-bareng itu lumayan lama kali Ja, makanya aku masih inget lah.” Katanya sambil tersenyum.

“Hehe. Makasih ya Lin. Kan seru ini jadi tambah semangat dan pede aku ngadepin sidang ini.”

Zalina tiba-tiba meluk ane dan membisikkan kata-kata penyemangat supaya ane makin yakin bisa berjuang didalam ruang sidang nanti.

“Aku tau kamu bisa. Kamu jauh lebih smart dari aku Ja. ingat, penelitian ini murni kreasi kamu. Jadi kamu yang tau seluk beluknya 100%. Dosen harus bisa kamu kendaliin arah pertanyaannya, ok?”

“Siap Lin. Makasih banyak ya.”

Lalu Zalina melepaskan pelukannya. Kami berangkat dari kostan ane dengan berjalan kaki. Ternyata begitu sampai dikampus, teman-teman ane, Adi F., Tanto, Windy, dan beberapa adik kelas angkatan Harmi termasuk Harmi sendiri, ada didepan ruang sidang. Ane senang banget ternyata mereka mau nungguin ane juga. Ane jadi makin semangat dan percaya diri.

“Makasih banyak ya temen-temen. Gue nggak nyangka lo pada seantusias ini.” Kata ane.

“Yah namanya temen Ja.” kata Tanto.

“Pokoknya lo berjuang dah, kalo lo keluar dari ruangan stres, biar kita yang ngehibur.” Kata Windy.

Harmi nggak berbicara sama sekali. Hanya senyum sedikit tapi penuh arti. Ane sadar Harmi kurang nyaman dengan keberadaan Zalina disitu. Ane menelpon Mama dan Om ane yang udah banyak bantu semenjak Papa ane nggak ada. Om ane ini adalah orang yang bersama Papa ane membangun bisnis dari nol. Anaknya, sepupu ane, itu kebetulan juga seumuran sama ane, dan kami juga sangat dekat. Salah satu yang meracuni musik metal ke ane adalah dia, sepulang dia sekolah di Amerika dulu. Sementara haluan musiknya sekarang lebih ke Hip Hop, ane malah terus menyelami metal, malah sekarang jadi metal-metalannya orang Jepang. Karena suka musik metal, dan suka musik jepang (J-Rock), jadi ane mencari band-band dengan irisan keduanya. Itulah musik-musik cover yang suka ane bawakan kalau manggung.

Para dosen datang bersamaan. Waktu tepat pukul 10.00 WIB. Akhirnya ane dipanggil masuk untuk menjalani sidang skripsi ane. Didalam ane menghadapi empat orang dosen, dua adalah pembimbing skripsi, satu dosen penguji tamu, dan satu lagi dosen penguji dari bagian akademik jurusan. Ane mulai dengan persentasi singkat, dan kemudian mulai lah kepada pembahasan. Intinya, pada sidang skripsi ini, kesimpulan haruslah menjawab tujuan penelitian. Kalau dua hal tersebut sudah berhubungan, maka dijamin isi skripsi keseluruhan akan benar, menurut perspektif akademis dan dosennya itu sendiri. Tapi kalau nggak berkorelasi positif, bisa-bisa dikasih nilai yang nggak maksimal, atau jeleknya disuruh ulang. Ada beberapa kejadian diangkatan atas yang begitu, dan itu bikin stres luar biasa. Sidang ngulang itu apa banget kan.

Ternyata kesimpulan ane bisa menjawab tujuan yang ada, berikut dengan embel-embel penjelasan yang komprehensif menurut dosen. Akhirnya ane menyelesaikan sidang dalam waktu kurang dari dua jam. Keket setelah ane telpon bahwa sidangnya udah kelar, langsung kaget. Karena dia waktu itu sidangnya sampai tiga jam. Adi F juga waktu sidang hampir tiga jam. Zalina begitu sumringah melihat ane keluar dari ruang sidang.

“Aku bangga banget sama kamu Ja. cepat banget kamu nyelesaiin sidang ini.”

“Alhamdulillah, berkat doa ibuku, dan support teman-temanku, khususnya kamu yang mau repot-repot bantuin aku nyiapin segalanya.”

“Anggap aja ini salah satu penebusan kesalahanku Ja. Karena habis ini aku akan pergi dari kehidupan kamu. Setidaknya aku menjauh, biar kamu bisa jalanin masa depan kamu dengan Keket lebih tenang dan lebih baik.”

“Loh kok gitu sih Lin? Kan kita bisa berteman biasa bukan? Kenapa kamu harus menghilang?”

“Ya aku nggak mau nanti kalau sekarang-sekarang kita membina hubungan pertemanan biasa, rasa yang dulu pernah ada bisa balik lagi Ja. terutama diri aku. Aku sadar banget kalau aku bikin kesalahan besar dengan ninggalin kamu pakai cara yang kotor begitu.”

“Udahlah, nggak usah dipikirin yang udah lewat Lin. Ok?”

Zalina hanya tersenyum dan memegang pipi kiri ane.

Berhenti Berharap by SO7


Kemudian ane dipanggil masuk lagi, dan dinyatakan lulus dengan nilai A untuk sidang. Dengan begitu, ane resmi menjadi seorang sarjana, sekaligus menambah panjang daftar pengangguran bergelar S1. Hehehe. Ane senang banget, karena tuntas sudah pendidikan ane, tuntas juga ane membahagiakan Mama dengan hasil ini. Ane langsung menelpon mama, kemudian om ane lagi. Lalu Keket serta Ara. Setelahnya, ane mentraktir semua yang hadir. Tapi Harmi menolak ikut dengan alasan ada kegiatan lain.

--

Setelah resmi menyandang gelar sarjana di akhir november, sepanjang desember ane mengurus segala hal yang berkaitan dengan pendaftaran wisuda. Juga coba-coba melamar kerja dengan menggunakan SKL (Surat Keterangan Lulus) karena Ijazah belum ada, setelah wisuda baru ada ijazahnya. Ane banyak mengurus hal itu bareng teman-teman yang udah pada sidang juga. Dan disini ane baru menyadari kalau teman-teman ane sekelas yang cewek-cewek pada bisa dandan dan keliatan jauh lebih menarik. Gila. Kenapa baru sadar sekarang ane. Empat tahun barengan nggak bisa liat cakepnya mereka, sekarang malah kayak berlomba unjuk gigi kalau mereka juga pada cakep-cakep. Haha.

Fase ini pula banyak yang akhirnya saling mengungkapkan perasaan, baik yang sesama jurusan, ataupun beda jurusan. Atau beda fakultas. Ada yang akhirnya pada jadian, ada yang nggak. Ada yang belagak jadi nggak kenal. Ane juga akhirny tau kalau Windy udah suka sama ane dari jaman dulu. Makanya dia selalu godain ane sepanjang kenal sama dia. Ane tau dari Tanto yang ternyata dicurhatin sama Windy selama ini.
Dia nggak pede karena cewek-cewek yang ada disekeliling ane “wah” semua menurut pemikiran orang. Ada beberapa teman cewek lain yang juga senang sama ane selain Windy. Wah jadi enak. Haha. Tapi ya itu semua nggak ngaruh karena keberadaan Keket. Keket yang selalu bersama ane dari mulai ane masih maba sampai ane lulus itu terlalu preciousbuat di utak atik.

Akhirnya Desember sudah sampai dipenghujung, saatnya beraksi bersama band ane. Ara mengkomunikasikan ke ane masalah technical meeting dan segala yang mesti dipersiapkan. Sayang Ara nggak bisa datang karena bentrok dengan persiapan ujian akhir semester kampusnya. Ane manggung di salah satu hotel tertua di pusat kota. Sebelumya ane pernah juga manggung diacara ini dan selalu didapuk sebagai guest star. Agak kasihan sebenarnya dengan komunitas jepangan kota ini. Sepertinya krisis banget acara berbau jepangan di kota ini, sehingga acara hotel ini yang semakin sampah dari tahun ke tahun malah makin banyak peminatnya untuk datang.

“Aneh banget ya kita manggung tanpa Ara. Haha.” Kata Ito.

“Iya, nggak biasa banget, nggak ada yang nyemangatin kita, nggak ada yang mondar mandir ngurus ini itu.” Kata Arko.

“Iya, gue juga ngerasa kehilangan dia banget.” Kata ane.

“Tapi ya kita nggak boleh egois, kan Ara nggak bisa hadir karena kuliah.” Drian menyambar.

Band ini dibantu oleh basis yang merupakan kakak kelas angkatan ane, teman sekelas Keket, yang namanya Vino. Dia aslinya gitaris, tapi karena kami perlunya bassist, akhirnya dia mau bantu sebagai bassist. Kami manggung sekitar jam 16.00 WIB. Berdasarkan pengalaman, kalau dikota ini, pengunjung akan semakin berkurang setelah jeda magrib. Beda dengan komunitas di ibukota, yang makin malam makin rame, apalagi komunitas metal, yang biasanya panggungannya juga dimulai malam hari.

Hanya Drian yang membawa pacar waktu itu. Ingat Ifa, LO band kami waktu manggung di Jogja? Dia akhirnya jadian sama Drian. Entah gimana prosesnya, tapi ane bersyukur dia mau pacaran juga akhirnya. Ifa ternyata anak Jakarta yang kebetulan kuliah di Jogja. Kami membawakan 5 buah lagu, 2 lagu adalah lagu kami sendiri, dan 3 lagu adalah cover band jepang yang agak kencang, Dir en grey dan the GazettE.

朔 (Saku) by Dir en Grey, salah satu lagu coveran yang dibawakan waktu itu


Dari semua guest star hari itu, hanya band ane yang lagunya agak rock, membuat pecinta musik rock jepang yang hadir pada headbang dengan semangat. band-band lainnya ya dinikmati biasa-biasa aja, nggak ada yang headbang, wong banyakan pop genre yang dibawainnya. Hehe. Penampilan kami itu membuat salah satu band yang lolos audisi untuk tampil diacara itu ngefans berat sama band ane. drumer band tersebut sangat ingin ngobrol sama Arko.

“Hary Hikmawan bang.” Si drumer memperkenalkan diri ke Arko.

“Arko.” Jawabnya.

Personil lain pun saling berkenalan dengan personil kami. Tapi ada yang agak mengganggu dari band ini. Sudah mana penampilannya ala visual kei, sebenarnya bagus dan unik, ane suka sama gayanya, tapi nggak ditunjang dengan skill bermain musik yang baik, waktu itu. Jadi kayak kebanting gitu lah, gede digaya doang kesannya. Udah gitu ini band membawa beberapa cewek dengan dandanan yang juga harajukuan atau visual kei-an gitu lah, pakaian serba hitam dengan nuansa merah marun atau keunguan, ada yang memakai penutup mulut sehingga cuma kelihatan matanya aja dan memakai kerudung hitam, ada juga yang nggak pakai kerudung tapi kaosnya agak disobek dibagian atas sehingga bajunya agak jatuh kesamping bahu dan terlihat tali branya atau tanktopnya. Waduh, main bandnya belum bener aja penggemar ceweknya udah banyak gini. Dalam hati ane bergumam.

“Lo semua pas kita manggung tadi pada ikutan headbang kagak?” kata Ito.

“Wah iya dong kak, pastinya. Apalagi kalian tadi bawain lagu-lagu kesukaan kami dari band kesayangan kami.” Kata cewek-cewek itu.

“haha bagus-bagus. Gitu dong. Visual kei harus dilestarikan, jangan kalah sama lagu-lagu anisong (lagu soundtrack anime). Dandanan kaya gini juga harus dilestarikan biar nggak kalah sama cosplayer anime. Hehehe.” Kata ane.

“Pastinya kak.” Kata cewek yang nggak kerudungan.

Lalu anak-anak cewek ini pada keluar ruang ganti karena disuruh panitia keluar, biar nggak sumpek, dan sisanya hanya personil band yang tadi sama band ane. kami terlibat dalam beberapa percakapan tentang teknik-teknik bermusik itu sendiri. Tapi anehnya, mereka yang meminta masukan dari personil band ane, ketika dikasih masukan dan kritik, mereka nggak terima. Lah kan aneh. Terutama ketika Arko bilang ke drumernya yang namanya Hary itu, kalau mukul itu jangan kayak moles roti, nggak ada tenaganya. Jadi nggak gereget. Dikasih kritikan seperti itu, si Hary malah sewot dan berkonfrontasi langsung dengan Arko. Untungnya Arko nggak tempramental kaya ane. jadinya dia hanya cekcok mulut aja nggak sampai pukul-pukulan. Akhirnya ane malah melerai mereka, dan personil band itu merasa nggak enak sama band ane dan memutuskan untuk keluar dari ruang ganti ane.

“bodoh amat. Mereka yang minta masukan, ya sebelum kasih masukan kan mereka harus tau dulu salahnya dimana. Baru dibilang kayak moles roti langsung tersinggung. Haha.” Kata Arko.

“Maklum, masih anak-anak SMA deh kayaknya itu. Jadinya masih labil. Dan kayaknya mereka itu masih belajar ngeband. Bukannya nggak jago ya, tapi karena belum nemu ritmenya aja. Lagu-lagu band vkei itu kan nggak segampang itu sebenernya.” Kata Ito.

“Yaudahlah, kalau emang nanti mereka mau memperbaiki diri dan skill, plus mempertahankan style vkeinya itu, pasti mereka bakal jadi band gede dah. At least yang bisa muncul dari kota ini.” Kata ane.

“Eh bangs*t, pacaran mulu lo. kasih tanggepan kek.” Kata Arko ke Drian.

“Gue mah ngikut aja Ko, yang penting asik.” Kata Drian santai.

“Orang lagi kasmaran gitu biarin aja Ko, lagi rawan-rawannya ngac*ng tuh. Ini kita tinggal keluar juga udah melorot tu celana, liat aja.” Ledek ane.

“Ifa nggak kayak gitu, ya sayang ya?” kata Drian sok mesra.

Ifa hanya tersenyum malu-malu.

“Ah bodo amat lo Dri, pacaran aja sana.” Kata Arko lagi.

Entah kenapa panggungan kali ini, walaupun dengan kemasan acara yang kacau balau dengan kepanitiaan yang nggak jelas, sangat berkesan. Terutama ada konfrontasi kecil dari band yang katanya ngefans sama band ane ini. Haha. Aneh banget. Tapi kalau liat pemandangan band dikerubungin cewek-cewek gitu sih biasa. Band ane pun sama, lebih gila-gila lagi bahkan orang-orangnya, nekat. Haha.

Ada Message di kolom message FB ane ketika ane buka FB di laptop pas malam harinya.

“Halo Kak, salam Kenal.”

Oh, dari cewek yang kemarin.
dissymmon08
fakhrie...
sampeuk
sampeuk dan 25 lainnya memberi reputasi
26
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.