beritapalestinaAvatar border
TS
beritapalestina
Nggak Ada Yang Berjilbab, Peserta Arab Tampil Seksi
Wartawan Rakyat Merdeka Kartika Sari menghadiri The 5th International Forum of The Muslim Journalists and Bloggers atas undangan The Group of Strategic Vision “Russia-Islamic World”. Konferensi ini digelar pada 25-28 September di kota Saint Petersburg, Rusia. Perjalanan selama sepekan ini, berakhir di ibukota Rusia, Moskow. Berikut ini laporannya.

Rusia sedang memasuki musim gugur. Udaranya dingin, hembusan anginnya kencang menusuk tulang. Cuaca di St Petersburg, kota cantik yang dipenuhi bangunan tua bergaya arsitektur Eropa, lumayan bersahabat dan cerah. Sesekali mendung. Di siang hari, temperatur sekitar 10-11 derajat celacius dan di malam hari antara 5-8 derajat celcius.

Bertempat di Solo Sokos Hotel Palace Bridge, konferensi kali ini agak berbeda dengan tahun lalu yang digelar di Krimea. Pesertanya lebih bervariasi. Tak hanya jurnalis, politisi, pejabat pemerintah, diplomat, dosen, peneliti dan pakar, ikut hadir. Tahun ini pihak penyelenggara juga mengundang peserta blogger. Ini adalah kali kedua saya mengikuti konferensi yang digelar The Group of Strategic Vision “Russia-Islamic World”.

Saya bersama Fauzan Al Rasyid dari Russia Beyond The Headlines (RBTH), mewakili Indonesia. Peserta yang hadir sebanyak 50 orang dari 30 negara. Selain tuan rumah, peserta berasal dari Indonesia, Albania, Aljajair, Afghanistan, Bangladesh, Bahrain, Mesir, Jordania, Irak, Iran, Yaman, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Kuwait, Lebanon, Maroko, Nigeria, Uni Emirat Arab, Oman, Palestina, Pakistan, Arab Saudi, Senegal, Suriah, Tajikistan, Turki, Tunisia dan Uzbekistan. Peserta dari Malaysia untuk pertama kalinya diundang dan diwakili dua jurnalis senior.

Di hari pertama, narasumber yang tampil antara lain Presiden Republik Tatarstan Rustam Minnikhanov, Ketua The Group of Strategic Vision “Russia-Islamic World” Veniamin Popov, Direktur PBB untuk Pusat Informasi di Moskow Kuznetsov Vladimir, Wakil Ketua Lembaga Urusan Agama Islam Federasi Rusia Mukheddinov Damir, Wakil Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Rusia Kozhim Artyom, Wakil Ketua Dewan Federasi Rusia IM. S Umakhanov dan Wakil Ketua Group of Strategic Vision "Russia-Islamic World" Farit Mukhametshin. .

Dalam forum ini, semua peserta diberikan kesempatan untuk berbicara selama 7 menit. Ada tiga tema yang dibahas dalam forum ini. Pertama, Dampak Media Modern Terhadap Opini Publik dan Agenda Internasional. Kedua, Perang Informasi dan Perang Psikologis serta Dampaknya Pada Opini Publik. Tema terakhir dan ini yang paling menarik buat para peserta jurnalis, yaitu Berita Bohong: Respons dan Strategi Melawannya serta Kebebasan Jurnalisme dalam Konteks HAM dan Keamanan.

Ketua The Group of Strategic Vision “Russia-Islamic World” Veniamin Popov, memimpin jalannya konferensi selama tiga hari itu bersama beberapa pejabat dan diplomat Rusia. Popov adalah diplomat senior Rusia yang pernah menjadi Duta Besar.

Dubes Popov dengan hangat dan ramah menyambut para peserta. Dia mengaku sangat senang bisa kembali menjadi tuan rumah forum ini. “Selamat datang di St Petersburg, kota yang sangat cantik dan indah. Kami sangat senang bisa bertemu dan menyambut Anda semua. Kami berharap, dalam forum ini kita bisa berdiskusi dan saling bertukar pikiran,” kata Popov.

Menurut Popov, jumlah Muslim di Rusia saat ini cukup besar, yaitu sekitar 20 juta orang. Untuk itu, kata Popov, sangat penting bagi Rusia menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara Islam baik di sektor politik, ekonomi, pendidikan maupun ke kebudayaan.

Peserta forum ini mayoritas jurnalis dari negara-negara Timur Tengah dan beragama Islam. Yang menarik, dari tujuh peserta perempuan, tak ada satu pun yang memakai jilbab, apalagi burka. Bahkan peserta dari Kuwait, Samira Frimche, memakai baju atasan tanpa lengan dan rok mini. Rambutnya dicat pirang dan kukunya dicat merah. Samira memang senang tampil glamour dan seksi.

“Memakai jilbab itu adalah pilihan. Kami di Kuwait tidak diwajibkan memakai jilbab. Perempuan di negara saya, ada yang memakai jilbab. Tapi banyak juga yang tidak seperti saya,” kata Samira kepada Rakyat Merdeka saat break makan siang.

Sambil melahap roti dan daging, Samira balik bertanya kepada saya. “Dari berita yang saya baca, di Indonesia sekarang makin banyak perempuan yang memakai hijab dan Muslimnya semakin konservatif. Kok bisa begitu ya...?” tanyanya heran.

Peserta perempuan lainnya berasal dari Mesir. Namanya Nourhan ElSheikh. Dia juga tak memakai jilbab. Perempuan bergelar Profesor itu adalah dosen di Cairo University dan Member of Egyptian Council for Foreign Affairs. Dia pakar di bidang hubungan internasional. Bahasa Inggrisnya fasih. Tak hanya pintar, ElSheikh juga sangat moderat dan open minded, namun tetap rendah hati.

“Saya berpendapat, memakai jilbab bukanlah keharusan. Tapi lebih pada pilihan dan kenyamanan,” kata Profesor ElSheikh kepada Rakyat Merdeka.

Bahkan ElSheikh mengaku heran dan bingung dengan perempuan yang mengenakan burka. “Saya tidak mengerti, bagaimana mungkin Anda bisa bersosialisasi dengan nyaman kalau semua wajah ditutup dan hanya matanya saja yang terlihat,” ujarnya sambil mengangkat bahu.***


https://rmco.id/baca-berita/top-worl...b-tampil-seksi


balada idung pesek...ingin lbh arab dr pd arab asliemoticon-Ngakak
Diubah oleh beritapalestina 05-10-2019 10:21
maduwra
tengkorakmonyet
voorvendetta
voorvendetta dan 28 lainnya memberi reputasi
19
14K
170
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
mister.twoAvatar border
mister.two
#1
bokep arab bagus gan
esaka.kedua
roninthirst
aldonistic
aldonistic dan 8 lainnya memberi reputasi
7
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.