- Beranda
- Stories from the Heart
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
...
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/20/10668384_20200520011303.jpg)
Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/21/10668384_201908211146410828.png)
Zalina, 95% mirip Tala Ashe
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/21/10668384_201908211147430452.png)
Anin, 85% mirip Beby Cesara
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/21/10668384_201908211148410268.png)
Keket, 95% mirip, ane nggak kenal siapa ini, nemu di google
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/02/10668384_201909021210160913.png)
Tambahan mulustrasi Bodi Keket
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/30/10668384_20190830043503.jpg)
97% malah mirip Tatjana Saphira yang ini
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/30/10668384_20190830043009.jpg)
Mulustrasi Ara, 90% mirip
Mulustrasi Keket berkerudung + Mulustrasi Ara
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/25/10668384_201909251253150524.png)
Mulustrasi Ara, waktu masih SMA, 96% mirip
Tambahan Mulustrasi Ara
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/12/10668384_201909120424500824.png)
Mulustrasi buat Harmi, akurasi foto ini 96,78% dengan aslinya, bedanya yang asli agak lebih berjerawat, tapi bentuk muka kurang lebih begini
Mulustrasi Harmi
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/13/10668384_201909130223080915.png)
80% bentuknya begini si Citra, tapi muka Citra lebih membulat
Mulustrasi Citra
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/13/10668384_20190913023939.JPG)
98% Mirip Sofi ini anak, nggak tau siapa dia
Mulustrasi Sofi
Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.
Spoiler for INDEX:
Spoiler for "You":
Spoiler for MULUSTRASI:
Spoiler for SEASON 1:
Zalina, 95% mirip Tala AsheAnin, 85% mirip Beby Cesara Keket, 95% mirip, ane nggak kenal siapa ini, nemu di google
Spoiler for Mulustrasi Bodi Keket, 98% mendekati ini:
Tambahan mulustrasi Bodi Keket
Spoiler for Mulustrasi Keket Berkerudung:
97% malah mirip Tatjana Saphira yang ini
Mulustrasi Ara, 90% mirip
Mulustrasi Keket berkerudung + Mulustrasi Ara
Mulustrasi Ara, waktu masih SMA, 96% miripTambahan Mulustrasi Ara
Mulustrasi buat Harmi, akurasi foto ini 96,78% dengan aslinya, bedanya yang asli agak lebih berjerawat, tapi bentuk muka kurang lebih begini
Mulustrasi Harmi
80% bentuknya begini si Citra, tapi muka Citra lebih membulat
Mulustrasi Citra
98% Mirip Sofi ini anak, nggak tau siapa dia
Mulustrasi Sofi
Spoiler for Peraturan:
1. Dilarang memberikan komentar yang mengandung kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
2. Nama dan tempat kejadian akan ada yang disamarkan
3. Jika mengetahui ciri-ciri tokoh atau tempat yang ada mohon disimpan dalam hati saja, karena menyangkut privasi.
4. Update cerita akan diusahakan secepatnya, bergantung pada kesibukan TS di RL
5. Sudah diberi label 18+ maka agar menjadi perhatian kepada para pembaca disini untuk lebih bijak ya dalam berkomentar maupun menebak arah cerita
6. Jika ada sisi positif, maka seraplah ia sehingga menjadi manfaat, jika ada yang negatif, buanglah jauh-jauh agar tidak menjadi luka di kemudian hari
7. Beberapa konten sensitif bukan bermaksud SARA, menghina ataupun melecehkan, hanya mengikuti alur cerita nyata, apa adanya.
8. Jika puas dengan cerita ini, bisa dong untuk memberikan rate
serta apresiasi cendol 
9. Happy reading gan Sis
2. Nama dan tempat kejadian akan ada yang disamarkan
3. Jika mengetahui ciri-ciri tokoh atau tempat yang ada mohon disimpan dalam hati saja, karena menyangkut privasi.
4. Update cerita akan diusahakan secepatnya, bergantung pada kesibukan TS di RL
5. Sudah diberi label 18+ maka agar menjadi perhatian kepada para pembaca disini untuk lebih bijak ya dalam berkomentar maupun menebak arah cerita
6. Jika ada sisi positif, maka seraplah ia sehingga menjadi manfaat, jika ada yang negatif, buanglah jauh-jauh agar tidak menjadi luka di kemudian hari
7. Beberapa konten sensitif bukan bermaksud SARA, menghina ataupun melecehkan, hanya mengikuti alur cerita nyata, apa adanya.
8. Jika puas dengan cerita ini, bisa dong untuk memberikan rate
serta apresiasi cendol 9. Happy reading gan Sis
Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.
Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.7K
4.3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yanagi92055
#2656
Kok Jauh, Ra
Ane bersiap untuk perjalanan dan hidup di Perancis selama enam bulan. Sembari menyelesaikan skripsi, ane juga bantu Keket untuk persiapan wisudanya yang akhirnya dia ambil bulan Oktober, seminggu setelah ane pulang dari Perancis. selama persiapan menjelang keberangkatan ane, dia bersikap sangat lembut dan manja. Seperti orang yang nggak mau kehilangan pasangannya. Padahal ane Cuma sebentar doang kan. Bulan oktober udah siap jadi pendamping wisuda bahkan.
“Ngurus wisuda di rektorat itu bikin jengkel ya. sebel banget aku kok kayaknya rese banget petugasnya. Mana jutek banget lagi.” Kata keket emosi.
“Iya ya, aku juga ngeliat tadi. kayaknya aku dibulan oktober mesti ngajuin seminar nih, ngebut nggak apa-apa deh. Untung dua dosen pembimbingku nggak masalah untuk mengirimkan draft skripsinya via email, jadi nggak lama mestinya. Aku bisa cicil selama disana nanti.” Kata ane.
“Iya, enak banget ya. aku nggak dapet pembimbing kayak gitu. Kalau dapet kayak kamu mah enak, pasti lebih cepet aku selesainya.”
“Yang penting sekarang kamu udah dapet antrian wisuda buat oktober, masih lama, bahkan yang bulan juli aja masih ada slot, kamu ngambil
yang oktober. Hehe. akhirnya jadi antrian paling awal deh kamu.”
“Hehe. iya sih, tapi nggak apa-apa, demi ditemenin kamu wisuda yank.”
“Iya sayang. Pokoknya tunggu aku ya. nanti kita foto bareng, dan aku mau kejar wisuda februari juga, biar nanti kamu bisa temenin aku gantian. Hehehe.”
“Kamu udah liat-liat kerjaan yank?”
“Udah sih, aku udah masukin lamaran ke beberapa perusahaan. Tapi kebanyakan yang nggak ada hubungannya sama jurusan kita. Hehehe.
Tapi entah kenapa aku yakin aja bisa kok.”
“Kampus kita kan bisa masuk dimana aja Ket lulusannya. Dari perbankan sampai otomotif aja banyak lulusan dari sini kok, petinggi-petingginya aja banyak yang lulusan sini juga.”
“Iya ya. hebat bener ya. sangat mudah beradaptasi di lingkungan baru.”
“Maklum, dikampus sini kita biasa di siksa sama pelajaran eksak yang gila banget, jadinya pas nyesuaiin diri dipekerjaan mungkin jadi lebih gampang, karena kita terbiasa dengan yang susah. Hehehe.”
“Iya bener kamu. Semua jadi terasa lebih mudah ya. hehehe.”
“Yuk pulang, aku mau kerjain skripsi aku nih. Kamu ikutan ya sayang. Biar cepet kelar nih. Abis itu kan bisa seru-seruan.”
“Siaap bosss.. seru-seruan apa keringet-keringetan? Hehe.”
“Ya itulah pokoknya, pake ditanya lagi kamu mah. Hehehe.”
Ane pulang ke kostan bersama Keket. Dikostan ternyata ada Adi F dan Sinta. Tumbenan ini anak nggak sekolah.
“Eh ada tamu dari jauh.” Kata ane.
“Eh kak Ija, apa kabar kak?” kata Sinta.
“Baik nih. Lo apa kabar?” kata ane.
“Baik kak. Wah kakak bawa pacarnya yang cantik. Hehe.” kata Sinta.
“Iya nih, gue masuk dulu ya.” kata ane.
“Iya kak.”
Untungnya Adi F ini orangnya positive thinking. Jadi pembicaraan singkat kayak gitu tadi nggak bikin dia curiga kalau-kalau sebenarnya ane dan Sinta pernah ngapa-ngapain. Ane dan Keket ngerjain skripsi di kamar ane.
“Kamu kenal sama Sinta itu udah lama? Kok kayaknya akrab amat.” Kata Keket.
“Iya kebetulan anaknya seru, jadi kalau dia lagi kesini suka ngobrol dan malahan si Adi F nya dilupain sama dia. Hehe.” kata ane.
“Haha, awas kepincut lagi sama kamu. Kan kata-kata kamu maut Ja.”
“Yah biarin aja deh, kalau emang suka ya nggak rugi di aku. Kan aku bakalan cuek aja sama dia ket. Kan udah ada kamu.”
“Mulai deh….. aku tau mau kamu apaan.”
“Yee nggak sih. Hehehe.”
“Oh gitu ya? yaudah nanti nggak dikasih deh.”
“Eh jangan dong. Kan udah lama kita nggak bertarung Ket.”
“Yaudah buruan deh mulai, katanya mau ngebut sebelum ke Perancis. Asyik banget ya, bisa ke Perancis gratis. Andai aja aku bisa.”
“Ket udah dong, jangan nyeselin kayak gitu. Kamu malah nyakitin diri sendiri dan akunya jadi nggak enak hati tau nggak.”
“Ya namanya cita-cita yang belum kesampaian yank.”
“Iya maafin aku, ternyata aku yang berangkat yank.”
“Udah, yuk kerjain buru.”
Ane dan Keket berdiskusi untuk bersama menyelesaikan skripsi ane, yang mana dulu skripsi Keket juga hasil diskusi kami berdua. Walaupun temanya sangatlah berbeda, tapi kalau bisa diskusi gini kan enak, tukar ilmu pengetahuannya juga jadi asyik.
Nggak kerasa, udah magrib aja waktu. Dan saatnya istirahat. Ternyata Sinta udah diantar pulang sama Adi F. keket numpang tiduran dulu sebelum beribadah. Sementara ane beribadah jamaah dengan Tanto, Adi F dan Adi S.
“Bro sekalian, kontrakan ini akan habis di bulan Juli. Gimana, mau pada lanjutin atau bubar nih?” kata ane.
“Kayaknya kalau dilanjutin juga percuma deh, kita semua lagi skripsi dan setelahnya kita ga bakal nambah panjang lagi dikampus ini. Gue nggak mau jadi mahasiswa kelamaan. Haha.” Kata Tanto.
“Iya, kayaknya udahan aja deh, gue bisa nyewa satu kamar kost aja yang bulanan.” Kata Adi F.
“Setuju, saya malah udah mau kelar, kalau nambah lagi malahan saya rugi dong. Jadi saya juga kayak Adi F. aja deh.” Kata Adi S.
“Yaudah kalau begitu, nanti biar gue omongin sama yang punya kalau kita udah nggak perpanjang lagi disini ya.” kata ane.
“Nah lo mau tinggal dimana? Kan abis dari Perancis ntar lo mesti ngurus seminar sidang juga Ja. Belum lagi ntar ada wisudaan juga.” Kata Adi F.
“Gue numpang di Keket, atau di Harmi paling. Hehehe.” Kata ane berbisik.
“Anj*ng lo. hahaha. Emang paling-paling ni anak.” Kata Tanto.
“Yah, kan yang gampangnya begitu.” Kata ane.
“Kalau kata saya di Harmi aja, kostannya bebas. Kalau di Keket sepertinya agak kurang kondusif kan karena aturannya ketat.” Kata Adi S.
“Iya gue juga mikir gitu Di. Eh tapi diem-diem aja lo pada ya, nggak usah ember lo. haha.” Kata ane.
“Kayak nggak kenal kita aja lo Ja.” Kata Adi F. meyakinkan.
--
Ane masih menyempatkan diri untuk ketemu Ara dulu, dan jalan sama dia sebelum ane berangkat. Ara senang banget ane ajak jalan. Waktu itu ane habis nganterin Keket interview disebuah perusahaan. Karena dia mau tau jalan, jadinya ane tinggal pulang dan Keket katanya bisa pulang sendiri. Jadinya ane ajak Ara aja. Kami akhirnya karaokean disebuah rumah karaoke terkenal di ibukota waktu itu.
“Ja, gue udah memutuskan. Ini mungkin berat buat kalian, tapi gue juga harus memikirkan masa depan gue. Sesuai dengan yang nyokap lo bilang.” Kata Ara.
“Memutuskan apa dulu nih Ra? Emang lo mau kemana?” kata ane.
“Gue…gue udah putuskan untuk ngelanjutin kuliah di Jogja Ja.”
“Hah? Di Jogja? Terus? Yang ngurus band nanti siapa Ra?”
“Itu yang gue belum tau. Gue sayang banget sama kalian, tapi gue juga mau kejar masa depan gue Ja. Kecuali..”
“Kecuali apa?”
“Lo mau ngajak gue nikah. Kan jadi udah jelas masa depan gue. Hehehe.”
“Haha ngaco aja lo Ra. Kayaknya nggak mungkin deh Ra. Harapan itu udah menipis banget. Gue nggak mau terlalu jauh buat nyakitin lo terus-terusan.”
“Iya Ja, gue udah hafal sama jawaban lo. Tapi please izinin gue ya.”
“Sebenernya apa sih yang bikin lo mau kesana? Toh disini juga banyak kampus yang bagus Ra.”
“Disana aja saudara-saudara bokap Ja. Plus sebenernya yang terpenting adalah, gue bisa menjauh dari lo Ja. Gue mau lupain semua kenangan kita Ja. Gue nggak mau menggantungkan harapan gue ke lo, dimana itu Cuma bikin gue makin sakit dari hari ke hari.”
“Maafin gue Kiara.”
“Nggak apa-apa Ja. Gue udah bulat keputusannya. Doain gue sukses disana ya. gue mau kejar mimpi gue. Mungkin sebagian uang kuliah akan ditanggung nyokap lo Ja. Tapi gue janji bakal cari beasiswa biar bisa gratisan sampai selesai. Gue juga mau ikutan SNMPTN, nyobain kali aja keterima di negeri kan lebih enak. Kalaupun nggak diterima gue siap kuliah diswasta, dan gue juga udah siapin kampus mana yang bisa gue tuju.”
“Gue yakin lo pasti bisa masuk negeri Ra. Lo kan dulu jaman SMA juga cukup pinter kok, masuk 5 besar melulu.”
“Iya, dan lo nggak pernah keluar dari 3 besar, si Arko apalagi, selalu nongkrong di urutan paling atas terus. Haha.”
“Hafal ya seluk beluk kakak kelas. Hahaha.”
“Iya dong, gue kan Ara si segala tau Ja.”
“Hmm.. Ra, boleh jujur nggak?”
“Silakan aja ngomong Ja.”
“Gue kecewa banget tau nggak sih lo mau ninggalin band ini. Apalagi salah satu alasannya adalah gue. Gue kecewa karena gue nggak pernah bisa jujur sama perasaan gue ke lo dari dulu. Dari jaman kita SMA. Gue yang mulai ngejar lo, gue yang suka beneran sama lo duluan, tapi ketika lo respon balik malah guenya nggak bisa dan nggak mau komitmen sama lo. Bodoh banget tau nggak sih lo Ra. Terlebih lagi lo sampai rela buat ngurus band ini, karena demi bisa deket sama gue. gue sebenernya masih berharap dimasa depan gue bisa perbaiki hubungan ini. Tapi ada Keket yang nggak bisa gue tinggalin Ra. Cuma Keket yang gue sayang Ra.”
Ara hanya diam dan kemudian menitikkan air matanya.
“Maafin gue Ja, gue harus ngelakuin ini semua. Gue masih mau banget nerima lo Ja, asal lo merjuangin gue. Tapi gue tau itu akan mustahil selama masih ada Keket Ja. Gue tau lo sempat ada perasaan lagi ke gue. Bahkan dengan lo ngomong gitu barusan, gue yakin masih ada rasa sayang yang dulu pernah kita bangun bersama Ja. Gue hanya berusaha realistis sama keadaan sekarang, gue nggak mau nyiksa diri gue sendiri. So, dengan begini gue berharap bisa ngelupain lo Ja, dan gue bisa fokus sama mimpi-mimpi gue. Tenang aja, gue nggak akan pernah ninggalin lo, tapi gue akan kembali sebagai sahabat terbaik lo ya Ja.”
“Maafin gue Ra. Maafin gue banget.” Kata ane sambil memeluknya dari samping.
Nggak kerasa ane pun menitikkan air mata. Suasana ruang karaoke yang temaram malah membuat kami larut. Apalagi waktu itu lagunya pas keputer yang melow lagi. Jadi aja kami berciuman. Itu adalah ciuman pakai hati yang dahsyat banget antara ane dan Ara. French kiss paling seru dan paling lama yang pernah ane lakuin sama Ara. Tapi nggak banyak pergerakan tangan ane disana. Begitu juga Ara. Ane memegang rahang Ara, sementara Ara mengalungkan kedua tangannya ke leher ane.
Kami berciuman dengan pipi yang basah karena air mata. Ara menangis, ane pun sama. sangat jarang ane menangisi sebuah keadaan, apalagi ini hanya Ara yang pindah sementara dan jauh, tapi nggak selamanya meninggalkan ane. Kami larut dalam kesedihan kami dan menggantinya dengan ciuman sebagai tanda saling menyayangi. Setelahnya kami berpelukan lama banget, dan menghabiskan waktu karaoke dengan lagu-lagu kesayangan kami berdua. Ada lagu Indonesia, lagu barat, dan terutama lagu-lagu jepang. Nggak ada lagu rock atau metal terputar di playlist, semuanya lagu cinta-cintaan.
Lagu Favorit Ara, Tears by X Japan
“Ja, nanti gue ikutan anterin lo ke bandara ya.” katanya sambil menyeka air mata dengan tisu.
“Yaudah Ra, gue malah seneng banget kalo lo mau ikutan.”
“Hebat ya anak-anak Mama, satunya di Malaysia, satunya di Perancis, dan semuanya gratis karena kemampuan otaknya.”
“Alhamdulillah Ra, rejeki. Mungkin dulu bokap nyokap gue ngasih makan gue sama Dania pake duit halal, jadinya ya lancar-lancar aja kayak gini. Bahkan bisa berbagi kebahagiaan juga sama lo. hehe.”
“Iya Ja, gue banyak banget utang budi sama keluarga lo. Udah kaya berasa anak ketiga tau nggak sih. Hahaha.”
“Lo baik-baik ya disana nanti. Jangan jajan sama bule lo disana. Hahaha.”
“Haha nggak kok, nggak tau maksudnya.”
“Ijaaaa…….” Kata Ara sambil menjitak kepala ane.
“Hahaha..sakit Ra, ah elah lo mah.”
Sore itu akhirnya kami memutuskan untuk check-in aja demi memperpanjang kebersamaan kami yang udah menghitung hari. Setelah masuk kekamar, ane nggak lupa untuk beres-beres kamar dulu sampai bersih sementara Ara mandi dulu. Dasar anak ini ya, abis mandi kayak sengaja menggoda ane dengan keluar dari kamar mandi nggak pakai apa-apa. Tapi badannya udah dikeringin sama handuk. Adanya ya langsung aja ane banting ke kasur buat pertarungan pertama sejak sekian lama. Hehehe. Pertarungan pertama ini cukup luar biasa dengan Ara yang selalu meminta french kiss terus. Tapi kali ini Ara jauh lebih aktif dan agresif. Ane lebih banyak mengikuti alur permainannya aja.
“Ija, gue mau panggilan kita diubah dong, pakai aku kamu. Biar lebih ada ikatan spesial walaupun kita nanti jauh. Mau nggak?” katanya sambil tiduran didada ane dan berbisik ditelinga ane.
“Hmmm..boleh Ra. Mulai dari sekarang mau?” kata ane.
Ara mengangguk dan mulai menciumi ane lagi.
“Aku seneng banget kamu tanpa dikode langsung berinisiatif buat check in. Demi lama-lama sama aku. Hehe.” kata Ara.
“Iya dong, masa nanti kita bakal jauh dalam waktu lama, waktu yang ada sekarang nggak kita optimalin. Hehee.” Kata ane.
“Iya Ija sayang. Nanti kira-kira kalau kita jauhan, kamu bakal kangen aku nggak ya?”
“Ra, aku boleh manggil kamu pakai sayang juga emang? Aku pasti bakal kangen kamu. Dari semua cewek yang ada disekeliling aku, kamu yang paling lama kenal sama aku, yang paling setia ada disamping aku, akunya aja yang b*go nggak peka dengan keberadaan kamu.”
“Ya nggak apa-apa sayang. Walaupun kita nggak resmi pacaran, tapi kan ini kayak berasa pacaran, jadi ya nggak apa-apa manggil gitu. Hehe. udah ah nggak usah dibahas, nanti aku terbang. Hehehe.”
“Kan kamu emang mau terbang toh? Terbang meninggalkan aku ke kota sebrang sana.”
“Hehe. iya juga ya Ja.”
“Aku bakal kangen momen-momen kebersamaan kita, terutama pas ngebangun band ini. Aku nggak tau bakal kayak gimana. Mungkin vakum aja kali ya.”
“Jangan vakum dong. Aku udah susah payah ngebangun dan merjuangin kalian, masa udahan gitu aja?”
“Iya sih, tapi mau gimana lagi. Anak-anak pasti bakal kecewa berat tuh. Apalagi nanti ditahun yang baru kami kan bakal lulus dan mulai pada kerja tuh, takutnya waktunya agak susah ngaturnya, apalagi kalau nggak ada manajer kan.”
“Iya aku ngerti sih itu. Dan kalian laki-laki semua, mana telaten ngurusin kayak ginian kan. Hehehe. Tapi kalau bersabar, kalian pasti nemu orang yang tepat buat gantiin posisi aku.”
“Udah ah aku nggak mau bahas ini sekarang, sekarang itu waktunya kita berdua sayang.”
Permainan pun berlanjut lagi. Ara gila banget malam itu. Nagih terus, seperti punya tenaga ekstra yang nggak abis-abis, dan akhirnya malah ane duluan yang nyerah. Haha. Permainan Ara yang makin akhir makin liar malah nggak bisa ane imbangin. Ini anenya yang kemampuannya berkurang, atau Aranya yang makin keren staminanya? Haha.
Paginya, setelah sarapan, pertarungan berlanjut lagi. Ketika baru balik sarapan dan membuka pintu hotel, ane iseng melorotin training Ara didepan pintu yang masih terbuka, sehingga terlihat celana dalam warna merahnya itu. Hehe. lalu ane buru-buru tutup pintu, kemudian ane desak Ara dikoridor antara pintu masuk menuju ke kasur. Ane merentangkan tangan Ara dan posisinya ane desak ditembok. Kemudian sesi berciuman dimulai, dari mulai tengkuk yang ane habisi, sampai akhirnya terbuka semua. Seluruh tubuh Ara habis ane ciumi. Kami pun bermain dengan berdiri dekat pintu tersebut sampai beberapa kali. Sensasi mau berpisah ini juga membuat kami liar banget. Mana lubang surga Ara ini sepertinya terus merapat dan asyik banget buat terus ditembus. Hehe.
Nggak sadar ternyata di HP udah ada chat masuk dari Keket dan Harmi. Bahkan ada telpon dari Keket juga sampai tiga kali. Semuanya nanya kabar ane, dan ada dimana ane sekarang. Ane pas balas bilang pulang kerumah dan ketiduran sampai siang. Ara hanya ketawa aja melihat ane membalas kayak gitu. Kami check out menjelang berakhirnya waktu check out maksimal hotel tersebut. Ane masih melanjutkan jalan-jalan lagi sama Ara karena di semester ini udah selesai semua kuliahnya. Tinggal seminar dan sidang aja.
Kiara Fitria, one of my sweet memory
“Ngurus wisuda di rektorat itu bikin jengkel ya. sebel banget aku kok kayaknya rese banget petugasnya. Mana jutek banget lagi.” Kata keket emosi.
“Iya ya, aku juga ngeliat tadi. kayaknya aku dibulan oktober mesti ngajuin seminar nih, ngebut nggak apa-apa deh. Untung dua dosen pembimbingku nggak masalah untuk mengirimkan draft skripsinya via email, jadi nggak lama mestinya. Aku bisa cicil selama disana nanti.” Kata ane.
“Iya, enak banget ya. aku nggak dapet pembimbing kayak gitu. Kalau dapet kayak kamu mah enak, pasti lebih cepet aku selesainya.”
“Yang penting sekarang kamu udah dapet antrian wisuda buat oktober, masih lama, bahkan yang bulan juli aja masih ada slot, kamu ngambil
yang oktober. Hehe. akhirnya jadi antrian paling awal deh kamu.”
“Hehe. iya sih, tapi nggak apa-apa, demi ditemenin kamu wisuda yank.”
“Iya sayang. Pokoknya tunggu aku ya. nanti kita foto bareng, dan aku mau kejar wisuda februari juga, biar nanti kamu bisa temenin aku gantian. Hehehe.”
“Kamu udah liat-liat kerjaan yank?”
“Udah sih, aku udah masukin lamaran ke beberapa perusahaan. Tapi kebanyakan yang nggak ada hubungannya sama jurusan kita. Hehehe.
Tapi entah kenapa aku yakin aja bisa kok.”
“Kampus kita kan bisa masuk dimana aja Ket lulusannya. Dari perbankan sampai otomotif aja banyak lulusan dari sini kok, petinggi-petingginya aja banyak yang lulusan sini juga.”
“Iya ya. hebat bener ya. sangat mudah beradaptasi di lingkungan baru.”
“Maklum, dikampus sini kita biasa di siksa sama pelajaran eksak yang gila banget, jadinya pas nyesuaiin diri dipekerjaan mungkin jadi lebih gampang, karena kita terbiasa dengan yang susah. Hehehe.”
“Iya bener kamu. Semua jadi terasa lebih mudah ya. hehehe.”
“Yuk pulang, aku mau kerjain skripsi aku nih. Kamu ikutan ya sayang. Biar cepet kelar nih. Abis itu kan bisa seru-seruan.”
“Siaap bosss.. seru-seruan apa keringet-keringetan? Hehe.”
“Ya itulah pokoknya, pake ditanya lagi kamu mah. Hehehe.”
Ane pulang ke kostan bersama Keket. Dikostan ternyata ada Adi F dan Sinta. Tumbenan ini anak nggak sekolah.
“Eh ada tamu dari jauh.” Kata ane.
“Eh kak Ija, apa kabar kak?” kata Sinta.
“Baik nih. Lo apa kabar?” kata ane.
“Baik kak. Wah kakak bawa pacarnya yang cantik. Hehe.” kata Sinta.
“Iya nih, gue masuk dulu ya.” kata ane.
“Iya kak.”
Untungnya Adi F ini orangnya positive thinking. Jadi pembicaraan singkat kayak gitu tadi nggak bikin dia curiga kalau-kalau sebenarnya ane dan Sinta pernah ngapa-ngapain. Ane dan Keket ngerjain skripsi di kamar ane.
“Kamu kenal sama Sinta itu udah lama? Kok kayaknya akrab amat.” Kata Keket.
“Iya kebetulan anaknya seru, jadi kalau dia lagi kesini suka ngobrol dan malahan si Adi F nya dilupain sama dia. Hehe.” kata ane.
“Haha, awas kepincut lagi sama kamu. Kan kata-kata kamu maut Ja.”
“Yah biarin aja deh, kalau emang suka ya nggak rugi di aku. Kan aku bakalan cuek aja sama dia ket. Kan udah ada kamu.”
“Mulai deh….. aku tau mau kamu apaan.”
“Yee nggak sih. Hehehe.”
“Oh gitu ya? yaudah nanti nggak dikasih deh.”
“Eh jangan dong. Kan udah lama kita nggak bertarung Ket.”
“Yaudah buruan deh mulai, katanya mau ngebut sebelum ke Perancis. Asyik banget ya, bisa ke Perancis gratis. Andai aja aku bisa.”
“Ket udah dong, jangan nyeselin kayak gitu. Kamu malah nyakitin diri sendiri dan akunya jadi nggak enak hati tau nggak.”
“Ya namanya cita-cita yang belum kesampaian yank.”
“Iya maafin aku, ternyata aku yang berangkat yank.”
“Udah, yuk kerjain buru.”
Ane dan Keket berdiskusi untuk bersama menyelesaikan skripsi ane, yang mana dulu skripsi Keket juga hasil diskusi kami berdua. Walaupun temanya sangatlah berbeda, tapi kalau bisa diskusi gini kan enak, tukar ilmu pengetahuannya juga jadi asyik.
Nggak kerasa, udah magrib aja waktu. Dan saatnya istirahat. Ternyata Sinta udah diantar pulang sama Adi F. keket numpang tiduran dulu sebelum beribadah. Sementara ane beribadah jamaah dengan Tanto, Adi F dan Adi S.
“Bro sekalian, kontrakan ini akan habis di bulan Juli. Gimana, mau pada lanjutin atau bubar nih?” kata ane.
“Kayaknya kalau dilanjutin juga percuma deh, kita semua lagi skripsi dan setelahnya kita ga bakal nambah panjang lagi dikampus ini. Gue nggak mau jadi mahasiswa kelamaan. Haha.” Kata Tanto.
“Iya, kayaknya udahan aja deh, gue bisa nyewa satu kamar kost aja yang bulanan.” Kata Adi F.
“Setuju, saya malah udah mau kelar, kalau nambah lagi malahan saya rugi dong. Jadi saya juga kayak Adi F. aja deh.” Kata Adi S.
“Yaudah kalau begitu, nanti biar gue omongin sama yang punya kalau kita udah nggak perpanjang lagi disini ya.” kata ane.
“Nah lo mau tinggal dimana? Kan abis dari Perancis ntar lo mesti ngurus seminar sidang juga Ja. Belum lagi ntar ada wisudaan juga.” Kata Adi F.
“Gue numpang di Keket, atau di Harmi paling. Hehehe.” Kata ane berbisik.
“Anj*ng lo. hahaha. Emang paling-paling ni anak.” Kata Tanto.
“Yah, kan yang gampangnya begitu.” Kata ane.
“Kalau kata saya di Harmi aja, kostannya bebas. Kalau di Keket sepertinya agak kurang kondusif kan karena aturannya ketat.” Kata Adi S.
“Iya gue juga mikir gitu Di. Eh tapi diem-diem aja lo pada ya, nggak usah ember lo. haha.” Kata ane.
“Kayak nggak kenal kita aja lo Ja.” Kata Adi F. meyakinkan.
--
Ane masih menyempatkan diri untuk ketemu Ara dulu, dan jalan sama dia sebelum ane berangkat. Ara senang banget ane ajak jalan. Waktu itu ane habis nganterin Keket interview disebuah perusahaan. Karena dia mau tau jalan, jadinya ane tinggal pulang dan Keket katanya bisa pulang sendiri. Jadinya ane ajak Ara aja. Kami akhirnya karaokean disebuah rumah karaoke terkenal di ibukota waktu itu.
“Ja, gue udah memutuskan. Ini mungkin berat buat kalian, tapi gue juga harus memikirkan masa depan gue. Sesuai dengan yang nyokap lo bilang.” Kata Ara.
“Memutuskan apa dulu nih Ra? Emang lo mau kemana?” kata ane.
“Gue…gue udah putuskan untuk ngelanjutin kuliah di Jogja Ja.”
“Hah? Di Jogja? Terus? Yang ngurus band nanti siapa Ra?”
“Itu yang gue belum tau. Gue sayang banget sama kalian, tapi gue juga mau kejar masa depan gue Ja. Kecuali..”
“Kecuali apa?”
“Lo mau ngajak gue nikah. Kan jadi udah jelas masa depan gue. Hehehe.”
“Haha ngaco aja lo Ra. Kayaknya nggak mungkin deh Ra. Harapan itu udah menipis banget. Gue nggak mau terlalu jauh buat nyakitin lo terus-terusan.”
“Iya Ja, gue udah hafal sama jawaban lo. Tapi please izinin gue ya.”
“Sebenernya apa sih yang bikin lo mau kesana? Toh disini juga banyak kampus yang bagus Ra.”
“Disana aja saudara-saudara bokap Ja. Plus sebenernya yang terpenting adalah, gue bisa menjauh dari lo Ja. Gue mau lupain semua kenangan kita Ja. Gue nggak mau menggantungkan harapan gue ke lo, dimana itu Cuma bikin gue makin sakit dari hari ke hari.”
“Maafin gue Kiara.”
“Nggak apa-apa Ja. Gue udah bulat keputusannya. Doain gue sukses disana ya. gue mau kejar mimpi gue. Mungkin sebagian uang kuliah akan ditanggung nyokap lo Ja. Tapi gue janji bakal cari beasiswa biar bisa gratisan sampai selesai. Gue juga mau ikutan SNMPTN, nyobain kali aja keterima di negeri kan lebih enak. Kalaupun nggak diterima gue siap kuliah diswasta, dan gue juga udah siapin kampus mana yang bisa gue tuju.”
“Gue yakin lo pasti bisa masuk negeri Ra. Lo kan dulu jaman SMA juga cukup pinter kok, masuk 5 besar melulu.”
“Iya, dan lo nggak pernah keluar dari 3 besar, si Arko apalagi, selalu nongkrong di urutan paling atas terus. Haha.”
“Hafal ya seluk beluk kakak kelas. Hahaha.”
“Iya dong, gue kan Ara si segala tau Ja.”
“Hmm.. Ra, boleh jujur nggak?”
“Silakan aja ngomong Ja.”
“Gue kecewa banget tau nggak sih lo mau ninggalin band ini. Apalagi salah satu alasannya adalah gue. Gue kecewa karena gue nggak pernah bisa jujur sama perasaan gue ke lo dari dulu. Dari jaman kita SMA. Gue yang mulai ngejar lo, gue yang suka beneran sama lo duluan, tapi ketika lo respon balik malah guenya nggak bisa dan nggak mau komitmen sama lo. Bodoh banget tau nggak sih lo Ra. Terlebih lagi lo sampai rela buat ngurus band ini, karena demi bisa deket sama gue. gue sebenernya masih berharap dimasa depan gue bisa perbaiki hubungan ini. Tapi ada Keket yang nggak bisa gue tinggalin Ra. Cuma Keket yang gue sayang Ra.”
Ara hanya diam dan kemudian menitikkan air matanya.
“Maafin gue Ja, gue harus ngelakuin ini semua. Gue masih mau banget nerima lo Ja, asal lo merjuangin gue. Tapi gue tau itu akan mustahil selama masih ada Keket Ja. Gue tau lo sempat ada perasaan lagi ke gue. Bahkan dengan lo ngomong gitu barusan, gue yakin masih ada rasa sayang yang dulu pernah kita bangun bersama Ja. Gue hanya berusaha realistis sama keadaan sekarang, gue nggak mau nyiksa diri gue sendiri. So, dengan begini gue berharap bisa ngelupain lo Ja, dan gue bisa fokus sama mimpi-mimpi gue. Tenang aja, gue nggak akan pernah ninggalin lo, tapi gue akan kembali sebagai sahabat terbaik lo ya Ja.”
“Maafin gue Ra. Maafin gue banget.” Kata ane sambil memeluknya dari samping.
Nggak kerasa ane pun menitikkan air mata. Suasana ruang karaoke yang temaram malah membuat kami larut. Apalagi waktu itu lagunya pas keputer yang melow lagi. Jadi aja kami berciuman. Itu adalah ciuman pakai hati yang dahsyat banget antara ane dan Ara. French kiss paling seru dan paling lama yang pernah ane lakuin sama Ara. Tapi nggak banyak pergerakan tangan ane disana. Begitu juga Ara. Ane memegang rahang Ara, sementara Ara mengalungkan kedua tangannya ke leher ane.
Kami berciuman dengan pipi yang basah karena air mata. Ara menangis, ane pun sama. sangat jarang ane menangisi sebuah keadaan, apalagi ini hanya Ara yang pindah sementara dan jauh, tapi nggak selamanya meninggalkan ane. Kami larut dalam kesedihan kami dan menggantinya dengan ciuman sebagai tanda saling menyayangi. Setelahnya kami berpelukan lama banget, dan menghabiskan waktu karaoke dengan lagu-lagu kesayangan kami berdua. Ada lagu Indonesia, lagu barat, dan terutama lagu-lagu jepang. Nggak ada lagu rock atau metal terputar di playlist, semuanya lagu cinta-cintaan.
“Ja, nanti gue ikutan anterin lo ke bandara ya.” katanya sambil menyeka air mata dengan tisu.
“Yaudah Ra, gue malah seneng banget kalo lo mau ikutan.”
“Hebat ya anak-anak Mama, satunya di Malaysia, satunya di Perancis, dan semuanya gratis karena kemampuan otaknya.”
“Alhamdulillah Ra, rejeki. Mungkin dulu bokap nyokap gue ngasih makan gue sama Dania pake duit halal, jadinya ya lancar-lancar aja kayak gini. Bahkan bisa berbagi kebahagiaan juga sama lo. hehe.”
“Iya Ja, gue banyak banget utang budi sama keluarga lo. Udah kaya berasa anak ketiga tau nggak sih. Hahaha.”
“Lo baik-baik ya disana nanti. Jangan jajan sama bule lo disana. Hahaha.”
“Haha nggak kok, nggak tau maksudnya.”
“Ijaaaa…….” Kata Ara sambil menjitak kepala ane.
“Hahaha..sakit Ra, ah elah lo mah.”
Sore itu akhirnya kami memutuskan untuk check-in aja demi memperpanjang kebersamaan kami yang udah menghitung hari. Setelah masuk kekamar, ane nggak lupa untuk beres-beres kamar dulu sampai bersih sementara Ara mandi dulu. Dasar anak ini ya, abis mandi kayak sengaja menggoda ane dengan keluar dari kamar mandi nggak pakai apa-apa. Tapi badannya udah dikeringin sama handuk. Adanya ya langsung aja ane banting ke kasur buat pertarungan pertama sejak sekian lama. Hehehe. Pertarungan pertama ini cukup luar biasa dengan Ara yang selalu meminta french kiss terus. Tapi kali ini Ara jauh lebih aktif dan agresif. Ane lebih banyak mengikuti alur permainannya aja.
“Ija, gue mau panggilan kita diubah dong, pakai aku kamu. Biar lebih ada ikatan spesial walaupun kita nanti jauh. Mau nggak?” katanya sambil tiduran didada ane dan berbisik ditelinga ane.
“Hmmm..boleh Ra. Mulai dari sekarang mau?” kata ane.
Ara mengangguk dan mulai menciumi ane lagi.
“Aku seneng banget kamu tanpa dikode langsung berinisiatif buat check in. Demi lama-lama sama aku. Hehe.” kata Ara.
“Iya dong, masa nanti kita bakal jauh dalam waktu lama, waktu yang ada sekarang nggak kita optimalin. Hehee.” Kata ane.
“Iya Ija sayang. Nanti kira-kira kalau kita jauhan, kamu bakal kangen aku nggak ya?”
“Ra, aku boleh manggil kamu pakai sayang juga emang? Aku pasti bakal kangen kamu. Dari semua cewek yang ada disekeliling aku, kamu yang paling lama kenal sama aku, yang paling setia ada disamping aku, akunya aja yang b*go nggak peka dengan keberadaan kamu.”
“Ya nggak apa-apa sayang. Walaupun kita nggak resmi pacaran, tapi kan ini kayak berasa pacaran, jadi ya nggak apa-apa manggil gitu. Hehe. udah ah nggak usah dibahas, nanti aku terbang. Hehehe.”
“Kan kamu emang mau terbang toh? Terbang meninggalkan aku ke kota sebrang sana.”
“Hehe. iya juga ya Ja.”
“Aku bakal kangen momen-momen kebersamaan kita, terutama pas ngebangun band ini. Aku nggak tau bakal kayak gimana. Mungkin vakum aja kali ya.”
“Jangan vakum dong. Aku udah susah payah ngebangun dan merjuangin kalian, masa udahan gitu aja?”
“Iya sih, tapi mau gimana lagi. Anak-anak pasti bakal kecewa berat tuh. Apalagi nanti ditahun yang baru kami kan bakal lulus dan mulai pada kerja tuh, takutnya waktunya agak susah ngaturnya, apalagi kalau nggak ada manajer kan.”
“Iya aku ngerti sih itu. Dan kalian laki-laki semua, mana telaten ngurusin kayak ginian kan. Hehehe. Tapi kalau bersabar, kalian pasti nemu orang yang tepat buat gantiin posisi aku.”
“Udah ah aku nggak mau bahas ini sekarang, sekarang itu waktunya kita berdua sayang.”
Permainan pun berlanjut lagi. Ara gila banget malam itu. Nagih terus, seperti punya tenaga ekstra yang nggak abis-abis, dan akhirnya malah ane duluan yang nyerah. Haha. Permainan Ara yang makin akhir makin liar malah nggak bisa ane imbangin. Ini anenya yang kemampuannya berkurang, atau Aranya yang makin keren staminanya? Haha.
Paginya, setelah sarapan, pertarungan berlanjut lagi. Ketika baru balik sarapan dan membuka pintu hotel, ane iseng melorotin training Ara didepan pintu yang masih terbuka, sehingga terlihat celana dalam warna merahnya itu. Hehe. lalu ane buru-buru tutup pintu, kemudian ane desak Ara dikoridor antara pintu masuk menuju ke kasur. Ane merentangkan tangan Ara dan posisinya ane desak ditembok. Kemudian sesi berciuman dimulai, dari mulai tengkuk yang ane habisi, sampai akhirnya terbuka semua. Seluruh tubuh Ara habis ane ciumi. Kami pun bermain dengan berdiri dekat pintu tersebut sampai beberapa kali. Sensasi mau berpisah ini juga membuat kami liar banget. Mana lubang surga Ara ini sepertinya terus merapat dan asyik banget buat terus ditembus. Hehe.
Nggak sadar ternyata di HP udah ada chat masuk dari Keket dan Harmi. Bahkan ada telpon dari Keket juga sampai tiga kali. Semuanya nanya kabar ane, dan ada dimana ane sekarang. Ane pas balas bilang pulang kerumah dan ketiduran sampai siang. Ara hanya ketawa aja melihat ane membalas kayak gitu. Kami check out menjelang berakhirnya waktu check out maksimal hotel tersebut. Ane masih melanjutkan jalan-jalan lagi sama Ara karena di semester ini udah selesai semua kuliahnya. Tinggal seminar dan sidang aja.
Kiara Fitria, one of my sweet memory
itkgid dan 25 lainnya memberi reputasi
26
Tutup