Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

leoprayogoAvatar border
TS
leoprayogo
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI

Banyak peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang harus diingat oleh masyarakat, apalagi generasi muda. Salah satunya adalah peristiwa Gerakan 30 September atau yang biasa dikenal dengan nama G30S/PKI.

Peristiwa ini terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta ketika enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI
1. Sejarah Singkat G30S/PKI

G30S merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung yang merupakan anggota Cakrabirawa (pasukan pengawal Istana) memimpin pasukan yang dianggap loyal pada PKI.

Gerakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.

Jenazah ketujuh perwira TNI AD itu ditemukan selang beberapa hari kemudian.
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI
2. Pejabat Tinggi yang Menjadi Korban

Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah:

- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jendral Raden Soeprapto
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo

Sementara itu, Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri. Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya.

Keenam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Selain itu, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta. Mereka adalah:

- Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
- Kolonel Katamso Darmokusumo
- Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI
3. Pasca Kejadian

Setelah peristiwa G30S/PKI rakyat menuntut Presiden Sukarno untuk membubarkan PKI. Sukarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI.

Soeharto bergerak dengan cepat. PKI dinyatakan sebagai penggerak kudeta dan para tokohnya diburu dan ditangkap, termasuk DN Aidit yang sempat kabur ke Jawa Tengah tapi kemudian berhasil ditangkap.

Anggota organisasi yang dianggap simpatisan atau terkait dengan PKI juga ditangkap. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita Indonesia dan lain-lain.

Berbagai kelompok masyarakat juga menghancurkan markas PKI yang ada di berbagai daerah. Mereka juga menyerang lembaga, toko, kantor dan universitas yang dituding terkait PKI.

Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga satu juta anggota dan pendukung PKI diduga menjadi korban pembunuhan. Sedangkan ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp konsentrasi.
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI
4. Diperingati Pada Zaman Orba

Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, G30S/PKI selalu diperingati setiap tanggal 30 September. Selain itu, pada tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Untuk mengenang jasa ketujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa ini, Soeharto juga menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
SEJARAH SINGKAT PERJALANAN G30SPKI
5. Diabadikan dalam Film Propaganda

Pada tahun 1984, film dokudrama propaganda tentang peristiwa ini yang berjudul Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI dirilis. Film ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara yang saat itu dimpimpin Brigjen G. Dwipayana yang juga staf kepresidenan Soeharto dan menelan biaya Rp 800 juta.

Mengingat latar belakang produksinya, banyak yang menduga bahwa film tersebut ditujukan sebagai propaganda politik. Apalagi di era Presiden Soeharto, film tersebut menjadi tontonan wajib anak sekolah yang selalu ditayangkan di TVRI tiap tanggal 30 September malam.

Sejak Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998, film garapan Arifin C. Noer tersebut berhenti ditayangkan oleh TVRI. Hal ini terjadi setelah desakan masyarakat yang menganggap film tersebut tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.
3770372
ceuhetty
sebelahblog
sebelahblog dan 5 lainnya memberi reputasi
6
4.9K
37
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.2KAnggota
Tampilkan semua post
ronin1969Avatar border
ronin1969
#17
Quote:


itu cerita versi Soeharto, dan sudah dipelintir karena Soeharto pemenang perang nya
pelajaran sejaran sekolah sekarang gak ada yg benar dan jauh dari kebenaran
G30S adalah puincak dari rivalitas ABRI vs PKI yg sama sama berusaha meraih simpati dan dukungan dari Soekarno
kedua nya sama sama kuat saat itu, namun ABRI lebih kuat
kekuatan ABRI membuat PKI khawatir akan kehilangan kepercayaan dari Soekarno
Soekarno sendiri tidak anti komunis
DN Aidit sendiri adalah teman dekat Soekarno semasa kecil
jadi tidak ada alasan bagi PKI (Aidit) utk menggulingkan Soekarno, justru sebaliknya, melindungi Soekarno
untuk mengalahkan ABRI, tak ada jalan lain bagi PKI kecuali mendiskreditkan seolah ABRI lah yg berusaha menggulingkan Soekarno dengan dewan jenderal nya, lalu PKI tampil sebagai pelindung Soekarno dengan membunuhi jenderal2 itu
jadi G30S itu tujuannya memperkuat posisi PKI di hadapan Soekarno, bukan menggulingkan Soekarno
PKI di jaman nya adalah partai terkuat dgn pendukung terbanyak
dari situ aja udah keliatan kalo sebenarnya rakyat Indonesia itu pada dasarnya menyukai komunis jauh di lubuk hati mereka
tapi PKI kala itu blunder dgn menggulirkan G30S yg akhirnya berbalik mendiskreditkan nama PKI itu sendiri
intel Soeharto yg bernama letkol Untung, mencium rencana G30S itu dan sempat melaporkan pada Soeharto, namun Soeharto melihat hal itu sebagai kesempatan emas utk menggulingkan Soekarno, dan sengaja membiarkan G30S menjalankan aksi nya guna menyingkirkan para jenderal yg menjadi saingan Soeharto selama ini, dibunuh memakai tangan PKI, bukan tangan Soeharto
dalam hal ini, ane angkat topi sama kejeniusan taktik perang Soeharto yg benar2 brilian, nabok nyilih tangan, memukul tanpa harus mengotorkan tangan nya sendiri
tak heran jika Soeharto di beri pangkat bintang 5 jenderal besar, tidak ada jenderal2 jaman now yg se jenius Soeharto, jenderal2 jaman now semuanya buncit oleh korupsi, sama sekali tidak ada idealisme spt yg diperlihatkan Aidit, Soekarno, dan Soeharto.
saking jenius nya, banyak yg tidak yakin semua skenario itu asli bikinan Soeharto sendirian. Hanya CIA yang punya kemampuan skenario canggih seperti itu. apalagi reputasi CIA sebagai pengguling kekuasaan d seluruh negara di dunia, sudah terkenal. Bukan sebuah kebetulan jika setelah Soeharto berkuasa, Amerika dan sekutu nya langsung menjajah Indonesia secara ekonomi karena pintu keran akses mereka di buka lebar oleh Soeharto. Yang paling terkenal yah Freeport itulah.

balik lagi ke kisah tadi
setelah PKI menghabisi para jenderal saingan Soeharto, barulah Soeharto menggerakkan militer anak buah nya utk memukul mundur PKI utk selama lamanya, tampil sebagai malaikat penyelamat Soekarno
letkol Untung yg mengetahui rahasia Soekarno, juga ikut di habisi oleh Soeharto pada akhirnya, guna menutupi kebenaran
Soeharto juga menghabisi Aidit tanpa pengadilan, di tembak di tengah hutan, mayatnya di ceburin ke sumur, dan sumur nya juga di tembakin sama ABRI kala itu, padahal jabatan Aidit kala itu adalah Menteri kepercayaan Soekarno, setara Perdana Menteri nya Indonesia kala itu, bukan jabatan main2, tapi di nistakan oleh Soeharto layaknya anjing hina.
Melihat hal itu, Soekarno langsung mencium niat Soeharto yg sebenarnya. Disinilah simbol politik mulai memainkan peranan nya.
dengan membunuh Aidit, Soeharto memberi sinyal pada Soekarno jika Soekarno tak pantas lagi jadi presiden, Soeharto akan menggantikan Soekarno, silahkan simpulkan sendiri, gitulah kurang lebih sinyal yg diberikan Soeharto kepada Soekarno melalui kematian Aidit.
Soekarno bukan politikus kemarin sore, ia tahu sinyal itu dan menerjemahkan nya dgn sangat baik. Soekarno tidak mau gara2 dirinya mempertahankan kekuasaan, rakyat jadi korban. Anda tahu selama pembasmian PKI, ribuan bahkan jutaan rakyat yg di cap PKI, di eksekusi mati oleh Soeharto. Soekarno ingin mengakhiri semua pembunuhan itu, dgn cara membiarkan Soeharto menggulingkan dirinya. Soekarno tak pernah menandatangani Supersemar, dokumen asli nya tak pernah di temukan hingga kini. Tapi Soeharto tetap memakai kisah Supersemar itu sebagai pembenaran penggulingan Soekarno sekaligus mengangkat dirinya (Soeharto) sebagai presiden.
terlihat idealisme Soekarno disini, mengorbankan nyawa nya sendiri agar Soeharto berhenti membunuhi rakyat dgn label PKI.
kalo di lihat lebih kejam siapa? jelas Soeharto yg paling kejam. Aidit dan Soekarno saja tidak pernah membunuhi jutaan rakyat nya sendiri seperti Soeharto.
Aidit di jaman nya tergolong kader komunis yg sangat idealis dan di hormati USSR kala itu. Aidit tidak pernah memperkaya diri sendiri seperti pejabat2 jaman now. Aidit juga sangat anti dgn poligami. Aidit beruntung hidup di jaman kamerad seperti bung Hatta dan Soekarno,jaman di mana idealisme di junjung tinggi melebihi apapun. Jika Aidit tidak lakukan blunder G30S, maka ane yakin Aidit bisa mensejahterakan rakyat Indonesia seperti Mao Zedong dan Deng Xiaoping. Aidit sangat membenci korupsi dan poligami, bahkan Aidit tak segan2 mengkritik teman nya sendiri, Soekarno, yang hidup mewah dan berpoligami. Boleh dibilang, Aidit udah kayak AHok jaman waktu itu, benar benar pro rakyat kecil lah.
Namun sejarah bisa menjadi sangat kejam, ditulis ulang sesuai pemenang perang (Soeharto), dan Aidit benar2 di hancurkan kredibilitas nya sampai ke titik di mana sejarah sendiri pun menistakan dia, jauh dari kebenaran. Kasian sih sebenarnya Aidit itu, benar2 berjuang utk rakyat, hanya karena blunder G30S, habis sudah semuanya.
Bahkan sampai skarang pun G30S masih banyak org tidak yakin apakah benar PKI yg menginisiasi atau itu bisa bisanya Soeharto aja dalam rangka menyingkirkan saingan jenderal2 nya. Benarkah PKI di jebak Soeharto kala itu? Benarkah pasukan Cakrabirawa yg menghabisi dewan jenderal itu bentukan Soeharto sendiri seolah atas suruhan PKI ? Sampai sekarang masih menjadi misteri sejarah, entah kapan NKRI mau buka blak blakan semuanya.
Tapi ane yakin cepat atau lambat, seiring kemajuan internet dan keterbukaan informasi, kebenaran akan terkuak dgn sendiri nya.
Diubah oleh ronin1969 29-09-2019 15:55
vietwah1
vietwah1 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.