Quote:
KOMPAS.com - Proses pembersihan puing-puing bangunan yang terbakar saat terjadi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, terus dilakukan.
Hari ini tidak ada jenazah yang ditemukan, tetapi diketahui bila ada satu korban tewas yang ditemukan hari sebelumnya belum terdata di RSUD Wamena.
"Info terakhir sudah ditemukan 33 korban tewas. Satu jenazah kemarin saat dievakuasi, tidak masuk data rumah sakit tapi sama kekuarganya langsung dimasukan ke pesawat," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi, Kamis (26/9/2019).
Jenazah baru diketahui belum terdata setelah tiba di Jayapura dan dimasukan ke dalam data korban kerusuhan Wamena yang terjadi pada 23 September lalu. Menurut Cabdra, korban yang dimaksud tewas bukan karena terbakar.
"Korban mengalami luka-luka senjata tajam," ucap dia. Diberitakan sebelumnya, dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.
Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah. "224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal. Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang. Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh. Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena. Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks. Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.
https://regional.kompas.com/read/201...rang?page=all
Quote:
Dokter ini Meninggal Setelah Dianiaya
JAYAPURA – Aksi massa yang terjadi di Wamena, Papua, tidak pandang bulu. Seorang dokter yang melintas menjadi korban aksi massa.
dr Soeko Marsetiyo (53) meninggal dunia akibat dianiaya massa aksi demo anarkistis di Wamena, Papua. Jenazah almarhum dievakuasi ke Jayapura.
Sekretaris Dinas Kesehatan Papua dr Silvanus Sumule kepada ANTARA di Jayapura, Kamis (26/9), mengatakan jenazah dokter yang sudah mengabdi selama 15 tahun di pedalaman Papua itu dievakuasi menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
Almarhum dr Soeko yang telah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ditemukan terluka dan sempat dilarikan ke RSUD Wamena. Namun nyawanya tidak tertolong.
“Dunia kesehatan berduka dan berharap tidak ada lagi tenaga medis yang menjadi korban,” katanya.
Sementara itu, Sumule mengatakan dari laporan yang diterima, korban saat itu diadang dan dianiaya pendemo seusai memeriksa warga di Wamena.
”Memang dr Soeko tercatat sebagai dokter di Tolikara namun dirinya sering melayani masyarakat di sekitar Wamena,” ujar dia.
Jenazah almarhum dr Soeko rencananya akan disemayamkan di kantor Dinas Kesehatan Papua di Kotaraja dan pada Jumat (27/9), akan dibawa ke Yogyakarta untuk dimakamkan.
Demo anarkistis yang terjadi di Wamena, Senin (23/9), telah menghilangkan 30 nyawa dan sekitar 70 orang masyarakat mengalami luka-luka serta ratusan bangunan baik milik pemerintah maupun swasta dibakar dan dirusak. (Evarukdijati/ant/dom/jpnn)
ini sudah masuk kejahatan kemanusiaan. Manusia mati dibantai, mati dibakar hidup2.
Jumlah korban langsung bukanlah sedikit.
pasca rusuh tenaga medis pada minta pindah. pengungsi numpuk di jayapura dan mimika.
stop dulu ketemu relawan dan timses.
saatnya kera...kera...kera...