sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#32
Bab 10: Misi Sukses
JOJO

Seperti yang sudah direncanakannya beberapa waktu yang lalu, Jojo kini tengah tampil sangat rapi dengan gayanya yang sederhana. Tidak kuno dan tidak keren. Bahasa gampangnya, pas-pasan. Namun, penampilan Jojo kali ini naik tingkat lebih sedikit berhubung dia ingin terlihat berbeda di mata Zulfa.

Mereka telah berjanji untuk bertemu di salah satu bioskop untuk menonton salah satu film Marvel yang masih baru rilis dan ditayangkan malam ini. Awalnya, Jojo ingin menjemput Zulfa di kos-kosannya. Akan tetapi, Zulfa tidak ingin merepotkan Jojo dan memilih untuk naik ojek online. Toh, juga lagi ada promo, pikir Zulfa.

Jojo sampai tepat waktu. Setelah memarkirkan motornya, Jojo langsung menuju ke bioskop. Di sana, Zulfa telah tampil sangat cantik dan manis menantinya.

“Udah lama nunggu?” tanya Jojo agak kikuk. Maklum, penyakit groginya kambuh kalau dekat-dekat sama perempuan. Seringkali, dia juga mendadak bego.
“Aku baru sampai lima menit tadi. Yuk, kita langsung ke sana aja berhubung antrian belum terlalu ramai.”

Mereka pun berjalan bersisian menuju ke tempat pengecekan karcis. Jojo pun menyodorkan dua buah karcis ke petugas untuk diperiksa.
“Loh, kamu udah beli, Jo?” tanya Zulfa agak heran. Lelaki itu tersenyum kecil sambil mengangguk. Dia sengaja membeli tiket itu sehari sebelumnya untuk berjaga-jaga agar tidak kehabisan tiket. Lagipula, acara malam ini harus dia persiapkan sebaik mungkin.

Sesaat setelah karcis mereka diperiksa, mereka bersama-sama menuju salah satu pintu teater. Entah mengapa, hati Jojo kali ini begitu deg-degan bukan kepalang. Apalagi tatapan dan senyuman manis Zulfa yang bikin teduh membuat dirinya kian tak karuan.
Di kepalanya kini timbul beragam kata-kata dan inspirasi yang ingin dituangkannya ke dalam sebuah prosa. Perempuan itu memberinya begitu banyak ilham malam ini.

“Kamu kenapa, Jo?” tanya perempuan itu yang sedari tadi memperhatikan wajah Jojo yang kurang beres.
“Ah… enggak. Kamu cantik… aku suka… malam ini,” jawab Jojo spontan dengan tergagap-gagap. Kata-kata Jojo membuat perempuan itu tertawa agak kencang.
“Kamu ada-ada aja,” sahut Zulfa yang masih ketawa.
“Aku salah ya,” balas Jojo dengan tatapan polos.

Semenit pasca adegan garing itu, mereka pun duduk bersandingan di bangku bioskop bagian tengah. Sesaat kemudian, bangku-bangku yang tadi masih kosong pun segera terisi oleh para penonton dari berbagai kalangan.

Film pun akhirnya dimulai.

***

“Makasih ya untuk malam ini, Jo. Aku seneng banget. Filmnya tadi seru,” ucap Zulfa seketika setelah dia turun dari motor Jojo.
“Aku yang harusnya berterimakasih karena kamu sudah mau menemaniku malam ini,” balas Jojo.
“Harusnya aku, Jo.”
“Aku…”

Belum sempat Jojo mengakhiri kalimatnya, Zulfa mengecup bibir Jojo dengan pelan namun hangat. Sontak, dunia seperti berhenti berputar dan waktu mendadak beku. Jojo tak mampu berkata-kata lagi.

“Terima kasih ya, Jo. Anggap aja, itu balasanku atas pertanyaanmu tadi waktu kita pulang di jalan,”

Usai mengakhiri kalimatnya, Zulfa perlahan menuju ke kosnya sambil melambaikan tangan ke arah Jojo.

Jojo membalas lambaian tangan itu dengan lambaian yang tak kalah hangat sambil tersenyum bahagia. Entah mimpi apa dia semalam, hari ini waktu telah memberikan jawaban.

Tadi, dia sempat bertanya apakah Zulfa mau menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Jojo. Namun, perempuan itu tidak banyak bicara dan memilih diam. Hal itu yang membuat Jojo tadi cemas-cemas harap. Sungguh, tiga puluh menit tadi adalah menit-menit kritis yang dialami Jojo.
Sesampainya di rumah, Jojo langsung menuliskan pengalaman tadi menjadi sebuah narasi yang dibumbui kata-kata puitis. Kemudian, ia bagi tulisan itu di salah satu blog pribadinya yang tak banyak orang tahu.

REVAN

Malam minggu adalah waktu yang dipilih Revan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Mega. Ia telah memilih salah satu kafe yang menurutnya sangat pas. Dia telah memesan tempat duduk di bagian luar kafe yang memiliki spot menarik dengan hiasan pot bunga hias yang tergantung rapi. Selain itu, malam ini juga akan ada live music di sana.

Untuk menyukseskan rencananya malam ini, ia mengajak ketiga temannya. Beberapa jam yang lalu, dia sudah mem-briefing teman-temannya. Mereka mendapatkan tugas masing-masing.

Revan kali ini cukup tenang. Ia merasa perencanaan malam ini sudah sangat matang. Sambil menunggu kedatangan Mega, ia menyeruput secangkir kopi susu hangat yang dipesannya beberapa menit yang lalu.

“Hei, sudah lama menunggu?” sahut Mega yang tiba-tiba muncul di hadapan Revan. Dia terlihat sangat cantik malam ini dengan setelan kemeja warna merah. Apalagi, rambutnya yang panjang kali ini juga tergerai menawan.

“Ah, aku baru saja datang. Kamu mau pesan apa?”
“Vanilla ice dan kentang goreng saja,” jawab perempuan itu lembut.

Revan segera beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke tempat pelayan. Hatinya malam ini sangat senang sekali. Perlahan, dia mengedipkan mata kepada Jojo yang tengah duduk sendirian di pojok ruangan. Jojo menatap Revan balik dengan tatapan yang menandakan bahwa dia siap melaksanakan tugasnya.

Tak lama kemudian, Revan kembali ke mejanya dan mulai berbicara ringan bersama dengan Mega. Awalnya, Revan hanya berbasa-basi ringan untuk mencairkan suasana yang sedari tadi beku sambil menunggu pelayan datang.

Dari sudut ruangan, Jojo mengamati momentum kebersamaan mereka berdua. Dia melihat pelayan membawa pesanan ke meja mereka. Mereka berdua masih berbincang-bincang. Sepertinya asik, pikir Jojo.

Tak lama kemudian, Revan pun memegang tangan Mega. Akhirnya, kode yang ditunggu-tunggu Jojo telah tiba. Ia perlahan bergerak menuju ke arah pemain musik yang hendak manggung malam ini. Dia me-request sebuah lagu dari Ed Sheeran yang berjudul “Perfect”.

Lagu mengalun pelan dan pembicaraan penting itu pun dimulai.

“Mega, aku pengen ngomong serius sama kamu,” ucap Revan. Perempuan itu hanya terdiam dan tak banyak berkata-kata Revan. Sepertinya, hati perempuan itu kini tengah deg-degan.
“Aku selama ini seneng sama kamu. Aku mau kamu menerima perasaanku. Jujur, aku gak ada niat main-main sama kamu,”
“Aku mau, Van. Aku mau menjalin komitmen denganmu,” jawab spontan Mega dengan mata yang berkaca-kaca. Kata-kata itu dipertegas dengan anggukan lembut perempuan itu

Seketika, waktu terasa terhenti sejenak. Selang beberapa menit, terdengar kembang api yang meledak-ledak di langit.malam. Seolah-olah kembang api itu tengah beratraksi megah menyaksikan dua hati yang baru saja bersatu.

“Kok tiba-tiba ada kembang api, ya?” tanya Mega penasaran.
“Hmmm, mungkin anak-anak komplek sebelah sedang pesta kembang api,” jawab Revan garing. Spontan ia membuang muka dan menatap ke arah Jojo yang tengah membuat sebuah simbol dengan jari-jarinya pertanda bahwa mission succes.

Pada saat Mega menganggukan kepalanya tadi, Jojo langsung menghubungi Arman dan Ipul yang tengah bersiap siaga di lokasi yang tak jauh dari kafe. Mereka bertugas untuk menyalakan kembang api apabila Mega telah bersedia menerima cinta Revan.

Sebagai penutup malam itu, Revan meminta satu hal lagi kepada Jojo. Ia ingin me-request satu lagu lagi. Sebuah lagu dari Angga Candra yang berjudul “Sampai Aku Tutup Usia”.

Ia menatap Jojo sekali lagi sembari memberi kode. Jojo menatap Revan mantap sembari mengacungkan dua jempol. Revan pun kembali ke perbincangannya dengan Mega.

Dudu klambi anyar sing ning njero lemariku, nanging bojo anyar sing mbok pamerke nang aku.

Sontak, Revan menatap ke arah Jojo lagi dengan tatapan yang lumayan tajam. Bukannya meminta lagu yang dia pesan, Jojo malah me-request lagu Didi Kempt yang berjudul Pamer Bojo. Bukannya merasa bersalah, Jojo malah tertawa terpingkal-pingkal menatap ekspresi Revan.

Meskipun demikian, malam ini adalah malam yang tidak terlupakan bagi Revan. Ia sangat berterimakasih kepada ketiga sahabatnya karena telah membantunya malam ini.
Diubah oleh sandriaflow 06-10-2019 16:44
coxi98
changer.
fransjabrik
fransjabrik dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.