Moment yang tidak tepat
Quote:
Tak lama Angel menelponku bilang kalau dia sudah di depan sekolahku. Selesai membereskan bukuku akupun berjalan ke bawah, aku melewati lorong yang dekat dengan ruang guru, di ujung lorong ada Ayu yang sedang berdiri.
“hei, mau pulang?”, tanyanya
“iya, di jemput”, kataku
“bareng dong”, katanya
Aku hanya menggelengkan kepala, sambil berlari aku menuju mobil Angel.
“siapa?”, tanyanya padaku yang baru membuka pintu.
“temen”, kataku
“serius?”, tanyanya
“iya”, kataku
Dia melihat kea rah Ayu berdiri lalu mulai menjalankan mobil.
“cemburuan lu”, godaku
“jelas lah”, katanya judes
“lancar itu ngampus?”, tanyaku
“males lah”, katanya
Aku melihat kea rah bangku belakang, buku berserakan dimana-mana.
“ay, pusing”, katanya
Akupun memijat pelan kepalanya.
“mau makan dulu apa langsung pulang?”, tanyanya
“pulang aja, pusing gua juga”, kataku
Kamipun sampai di rumahku.
“besok berangkat pagi lagi?”, tanyaku
“iya, males banget”, katanya.
“lewat tol?”, tanyaku
“iya biar cepet”, katanya
“kira-kira berangkat jam berapa?”, tanyaku
“paling jam 5 or jam set 6 pagi, kenapa?”, tanyanya
“temenin”, kataku
Tanpa membuang waktu Angel langsung keluar dari mobil dan berlari ke dalam rumahku. Aku mengikutinya dari belakang.
“sering sendirian di rumah?’, tanyanya
“iya, paling malem baru rame, Vio suka ikut nyokap”, kataku
Tak lama bibi menghampiri kami dari dapur memberikan beberapa minuman dan cemilan. Kamipun berjalan ke kamarku, aku menaruh nampan di meja lalu mengganti bajuku.
“tiap hari kek gua liat lu gini, ga pusing jadinya ay”, katanya sambil memelukku dari belakang
“lu juga buka ke ay”, godaku
Dan diapun membuka pakaiannya, aku langsung berlari kea rah pintu lalu mengunci pintu.
“tutup pintu dulu sih, jantungan gua”, kataku
Singkat cerita kami sama-sama menghilangkan penat hari itu hingga malam tiba.
“masih kurang ya ay?”, tanyanya
“kurang gimana?”, tanyaku
“lu minta terus”, katanya
Akupun menceritakan apa yang kurasakan padanya.
“pantesan makin banyak ini”, katanya memegang luka yang ada di pundakku.
“mau gimana, susah nyari pengalihannya”, kataku
“tapi ga bosen sama gua?”, tanyanya
“ga lah”, kataku
“yaudah tiap pagi sama pulang kuliah kita kaya gini aja, paginya sebelum gua berangkat. Nanti gua yang ke sini, kalo ga gantian”, katanya
“ribet ay”, kataku
“dari pada lu ujung-ujungnya sama cewe lain gua lebih ga rela”, katanya
“gua nyoba buat nahan kok, kalo udah ga bisa baru deh”, kataku
Kamipun berpakaian, aku berjalan di belakang Angel, baru menuruni tangga aku sudah menyerangnya dari belakang dan melakukannya lagi.
“Ay, ada bibi”, katanya
“jam segini udah pulang ay”, kataku
Sekitar jam set 10 baru kami benar-benar berpakaian.
“jangan maen gila di belakang ay”, katanya mencubit pipiku
Aku hanya mengangguk, kemudian Angel pulang. Akupun kembali ke kamarku dan mencoba untuk tidur.
Paginya aku di bangunkan oleh ibuku karena sudah hampir jam set 7. Akupun bergegas mandi dan berpakaian. Akupun tiba di sekolah 5 menit sebelum jam 7.
“lari pagi”, ledek Jul
Pelajaran pun dimulai, walaupun masih mengantuk dan sedikit cape tapi aku bisa cukup mengikuti pelajaran pagi ini. Empat bulan sudah berlalu, hubunganku dengan kak Queen, Wina dan Angel masih berjalan lancar. Mereka di sibukkan dengan jam kuliah yang padat, tapi Angel selalu menyempatkan bertemu denganku untuk mengisi nutrisi, walaupun tidak setiap hari tapi ini membantuku untuk bertahan ketika diriku sudah mulai terpojok. Tapi selalu saja ada moment di mana keadaan menjadi buruk.
Saat istirahat seperti biasa aku ke kantin untuk membeli coklat.
“Teo”, sapa Ayu
“oi”, kataku
“curhat lagi boleh?”, tanyanya
“ok”, kataku
“tapi lu sekalian ikut ke ultah si ini ya”, katanya
Dia merupakan salah satu teman Ayu dan temanku juga saat kelas 1.
Siapa aja yang dateng emangnya?”, tanyaku
“banyak kayanya. Anak osis, rohis juga ada”, katanya
“skip deh, rame”, kataku
“please”, katanya
Aku menghela nafasku
“iya iya”, kataku
Singkat ceritanya saat jam pulang sekolah aku dan Ayu berangkat bersama menggunakan motorku, ya aku sudah membawa motor ke sekolah. Aku sengaja berangkat lebih awal, setidaknya tidak terlalu ramai. Sesampainya di rumah yang ultah masih sepi, setelah memarkir motorku akupun masuk ke rumahnya. Setelah bersalaman dengan ortu dan sodaranya akupun duduk di ruang tamu. Hari semakin sore dan suasana semakin ramai, ketika semuanya berkumpul di teras aku hanya duduk di ruang tamu setelah menyanyikan lagu, meniup lilin dan memotong kue aku langsung merapihkan asku bersiap untuk pulang.
“mau kemana?”, tanya Ayu
“pulang”, kataku
“aku kan belum cerita”, katanya
Aku lupa dan kembali duduk.
“oh iya, kita jalan yuk. Deket rumah ada spot enak buat foto”, kata yang punya acara
Akhirnya kamipun memutuskan untuk pergi ketempat yang di maksud, aku menunggu semuanya berjalan di depanku. Aku tidak ingin jadi pusat perhatian karena sama sekali tidak ada yang ku kenal.
“ayo”, kata Ayu
“masih rame, belakangan aja”, kataku
Aku dan Ayu berada di barisan belakang kemudian diapun mulai bercerita. Masih masalah yang sama tentang mantannya yang ingin balikan. Ternyata tidak hanya itu, mantannya ini mulai bertanya tentang diriku. Ketika aku sedang mendengarkan ceritanya tiba-tiba Ayu terdiam dan merangkul tanganku, ternyata mantannya ada di rombongan depan dan melihat kea rah kami.