Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 




Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 06:13
al.galauwi
zio0108
suryos
suryos dan 111 lainnya memberi reputasi
104
448.1K
4.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1944
Ngambek Ae Teroosss
 Ane dan Keket sama-sama menulis sebuah essay. Tentunya dengan tema berbeda. Waktunya udah dekat banget sama deadline, karena ini udah mendekati akhir semester 7. Plus lagi ane juga mulai berkutat dengan rancangan skripsi ane, yang syukurnya dibantuin sama Keket. Ane lagi meminta sama Ara untuk dikurangin dulu jadwal manggungnya karena mulai sibuk urusan skripsi dan juga disetujui oleh personel lain dengan alasan yang sama.

Sofi udah berhasil diwisuda dan waktu itu ane jadi pendamping wisudawan. Hanya saja, ketika itu ane agak kurang diterima oleh keluarganya sepertinya, mungkin karena kejadian nginap waktu itu. Padahal, ane sama Sofi berulang kali sering bertemu dikampus ataupun ane ajak ke kostan untuk sekedar kangen-kangenan.

Tujuh hari sebelum wisuda Sofi.

“Yank ke kostan kamu dulu yuk, aku mau istirahat sebentar nih. Capek juga mondar mandir ngurusin pembayaran toga,  nggak praktis banget ini pihak administrasi rektorat.”

“Oh yaudah nanti mau aku pijitin sekalian?”

“Mau dong. Pegel kaki aku yank.”

“oke Sofi sayang.”

Lalu ane dan Sofi mampir ke kostan. Kala itu Tanto, Adi S, dan Adi F sedang mengambil mata kuliah pilihan yang sama, sementara ane nggak, jadi jadwalnya beda sama mereka. Itu artinya kostan kosong dong. Makanya ane jadi bersemangat ngajak Sofi kekostan. Hehehe. Sesampainya dikostan, karena cuaca mendung mau hujan, hawa jadi terasa sangat sejuk.

Sofi menumpang mandi dan meminjam handuk ane. Untuk nggak dalemannya minjem juga. Haha. Selesai mandi dia numpang tidur sebentar, tapi bukannya tidur dia malah ngegodain ane yang lagi main PS diruang TV. Jadinya malah kami make out sebentar. Ujung-ujungnya tetep kentang. Karena dia malah sekarang nggak mau baik, apalagi di jebol. Setiap momen kami berduaan seperti ini, dia hanya mau ciuman, french kiss aja. Nggak lebih. Jika udah melewati batas itu, pastinya dia akan ngambek berhari-hari dan ane mulai capek dengan kebiasaanya ini.

“Kamu bisa nggak sih kalau kita lagi berduaan itu ciuman aja?” katanya.

“Bisa, tapi kan lebih asyik kalau pakai yang lain juga yank.” Kata ane.

“Tapi aku nggak mau. Aku bukan objek seksual kamu kan?”

“Ya nggak lah….”

“Yaudah nggak usah pakai kayak ginian kan bisa yank.”

“Maafin aku.”

“Yaudah deh aku tadinya mau isengin kamu malah jadinya bete. Aku mau pulang!”

“Gitu aja marah-marah mulu sih kamu yank?”

“Kan aku udah bilang aku nggak suka yank. Ngerti nggak sih kamu?” katanya, matanya mulai berkaca-kaca.

“Iya ngerti aku, tapi apa salahnya sih? Toh aku pacar kamu ini. Dan kita suka sama suka.”

“Kamu yang suka, aku yang nggak suka diperlakuin kayak gitu!” katanya membentak, air matanya jatuh dipipi.

“Nggak seru yank kalau begini-begini doang. Nggak ada variasi hubungan kitanya.”

“Iya tapi kan bisa yang lain. Jalan-jalan, nonton atau apapun.”

“Kan kita juga selalu gitu, jalan-jalan, nonton, makan. Tapi itu-itu aja apa kamu nggak bosen?”

“Kamu tu ya, di bioskop aja setiap kita nonton selalu grepe-grepe aku, masukin tangan kamu ke celana aku. Aku risih yank kayak gitu.”

“Tapi suka kan?”

“Aku risih yank.”

“Nah yaudah sekarang kosong, kenapa jadi malah nggak mau? Kan jadi nggak risih, nggak ada yang liat juga.”

“Udah deh, aku nggak mau kayak gini-gini. Kalau kamu mau kayak gini terus mending kita udahan aja.”

“Jangan yank, masa udahan gini doang?”

“Ya makanya jangan kayak gitu aku nggak mau yank. Just kiss emang nggak bisa banget ya kamu?”

“Nggak bisa. Kayaknya hubungan kita hambar aja gitu.”

“Ya terserah, kalau kamu mau terus sama aku, dan mau nikmatin semuanya dari aku, ya tunggu waktunya, dan nikahin aku.”

“Kolot banget kamu pikirannya yank.”

“Biarin.”

……………………………………………………

Hambar banget kan? Udah orangnya kaku, diem-diem aja, susah banget lagi dirayunya. Tapi justru dengan begini ane malah jadi makin tertantang buat naklukin dia sepenuhnya. Ane sempat datang kerumahnya dan meminta maaf, dia luluh dan akhirnya mau ditemani oleh ane di wisudaannya. Tapi ya gitu, keluarganya agak kurang menerima ane.

Ane nggak masalah, tapi yang jadi masalah adalah, ada sedikit hinaan disana. Kakaknya yang baik ke ane Cuma Kak Lia aja. Kakaknya yang laki-laki dan pengangguran itu malah julidnya minta ampun. Momen wisuda Sofi sempat jadi momen emosi ane ke si pengangguran julid ini. Katanya ane nggak punya masa depan cerah, nggak jelas asal usul keluarganya dan juga nggak serius jalanin hubungan sama Sofi. Lah dia nggak ngaca ya, dia kayak apaan. Pengangguran masa depannya mau gimana, mana udah bangkotan lagi kan. Lebih nyakitin lagi pas ngatain keluarga ane nggak jelas, dan sempat ane bilang untuk klarifikasi melalui Sofi, biar Sofi yang jelasin kalau ane juga punya keluarga yang utuh dan sangat jelas.

Pulang dari wisudaan itu, ane membiarkan aja si Sofi bersama keluarganya karena ane langsung pulang, kekostan Keket.  Ane ceritakan kejadiannya dan dia Cuma ketawa-ketawa aja. Ane malah jadi langsung adem ngeliat dia ketawa kayak gitu. Hehe. Kami kemudian melanjutkan pembuatan essay kami, laptop ane udah ane titip dikostan dia biar langsung ngerjain dikostannya dia aja. Malamnya baru kami brainstorming masalah penelitian ane.

Akhirnya diputuskan untuk mengambil tempat disalah satu wilayah di Jawa Tengah. Rencananya keket juga akan ikutan membantu disana biar cepat selesai pengambilan sampelnya. Ane memilih kota di Jateng tersebut karena ada saudara disana dan lumayan bisa numpang tinggal sementara. Rumahnya sangat besar dengan banyak kamar. Tipikal rumah jaman dulu gitu. Sepupu ane juga masih tinggal disana, jadi ya ada teman main lah, kalau ke om  tante ane kan basi juga pasti bahasannya lama-lama. Hehe.

“Kamu yakin mau ngambil didaerah sana? Nanti kalau ada kesalahan pas sampling repot loh balik laginya." Kata Keket.

“Nggak apa-apa. Semoga semua dilancarin yank. Apalagi kan ada bantuan dari kamu.”

“Iya, aku bantuin sebisa aku ya sayang.”

“Makasih ya sayang.”

“Tapi inget, nanti abis kita balik dari sana kamu langsung ajuin buat seminar dan sidang ya. aku nggak mau kamu nunda-nunda lagi. Oke sayang?” kata ane.

“Beres yank.” kata keket sambil tersenyum manis.

Lalu ane dan Keket berpelukan dan make out sampe ketiduran. Mungkin otak kami lagi ngebul parah karena memikirkan dua jenis urusan yang sangat menguras otak. Skripsi dan essay ilmiah. Barengan. Plus ane juga masih ada kuliah dan praktikum. Nggak gila aja udah bagus. Bangunnya tau-tau udah pagi aja dan ane segera mandi, lalu berangkat kekampus, sementara Keket mau bersih-bersih kostan dulu yang bikin ane jadi bersin-bersin terus.

Perjalanan menuju kekampus ane bertemu Harmi dan dia tersenyum manis banget waktu itu.

“Hai kak. Sendirian aja? Kak keket mana?”

“Gue dari kostannya ini Mi. kan dia lagi cuti, jadi ya nggak kemana-mana palingan mah. Hehe. Lo kenapa sumringah bener Mi?”

“Iya dong, gue sumringah, kan nanti malam mau ada pelantikan pengurus baru himpunan kak.”

“Terus, segitu senengnya lo Mi? kok gue selama jadi ketua kayaknya biasa-biasa aja. Hehe.”

“Soalnya kan transisi ini kemarin agak terlambat kak. Masa udah mau akhir taun belum sertijab.”

“Ya panitianya lah salahin. Gue udah bantu ngerancang biar cepetan, tapi kayak sengaja dilambat-lambatin, heran gue.”

“Iya gue juga bingung sama anak-anak, nggak angkatan lo, nggak angkatan gue, sama aja nggak bisa diandelin.”

“Pada sok sibuk kali Mi. hehehe.”

“Iya kali ya. hehe.”

Nggak kerasa obrolan ringan kami membuat perjalanan kami kekampus jad nggak berasa. Tau-tau udah terlihat aja gedung fakultas. Ternyata dikampus ada Sofi dan dia melihat ane ngobrol ringan sama Harmi dan datang berbarengan dengan dia.

“Wah enak juga ya, aku udah lulus, malah udah siapin pengganti.” Katanya ketus.

“Laah, aku kan tadi ketemu dia dijalan, terus ya kita jalan bareng ke kampus lah. Nggak ada apa-apa Sof.”

“Bodo amat, ya terserah kamu lah.”

“Kok kamu malah ngambek sih? Emangnya aku nggak boleh punya temen perempuan?”

“Ya boleh, tapi nggak semesra itu juga yank.”

“Dih, itu normal kali yank nggak mesra.”

“Tapi tatapan Harmi ke kamu itu yang mesra dan aku nggak suka.”

“Yah, kalau dia suka yaudah biarin yank, yang penting aku nggak ada perasaan apa-apa sama dia yank.”

“aku nggak suka sama pemandangan tadi pokoknya.”

“Kok semakin hari kamu kayak bocah sih kelakuanya? Hal sepele kayak gini aja jadi urusan? Segala pake ngambek lagi. Lagian ngapain kamu masih disini? Udah lulus bukannya cari kerjaan kamu yank.”

“Aku masih mau nikmatin kampus ini dulu sebelum bener-bener mulai kerja. Eh malah liat kamu lagi ngobrol mesra gitu sama cewek lain.”

“Aku biasa-biasa aja, nggak mesra sama sekali. Udah aku mau kuliah. Kamu mau nunggu aku apa pulang?”

“Liat nanti aja.”

“Yaudah terserah kamu aja.”

Ane memasuki kelas perkuliahan dengan perasaan dongkol banget. Si Sofi kenapa kayak bocah banget sih kesini-sini kelakuannya? Apa karena dia cemburu banget? Atau gimana sih? Bikin bingung. Dikelas ane malah banyakan chat sama Keket via HP dengan becandaan-becandaan recehan gitu. Lebih menyenangkan dan menenangkan.

Katanya essay dia juga udah beres. Tinggal review ulang terus dikirim via email. Ane belum selesai dan katanya dia mau bantuin. Ane bilang buka aja laptop ane terus mulai liat-liat essaynya dari situ. Enak bener punya cewek gini, udah cakep, smart, rajin bantu, nggak neko-neko. Eeh tapi dia belum resmi jadi pacar ane. Keket emang bikin dunia ane teralihkan selalu. 

fakhrie...
erman123
sampeuk
sampeuk dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.