Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]


Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
suryosAvatar border
xxxochezxxxAvatar border
DayatMadridistaAvatar border
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.3K
4.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1826
Sofi, Main Kerumahku Yuk


Ane akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menjadi Koordinator asisten dosen setelah melewati beberapa ujian tertulis dan lisan serta wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah. Berkat kemampuan ane sendiri dan rekomendasi asisten-asisten senior, termasuk diantaranya Keket. Keket bersikap profesional dan nggak ada rencana untuk mendukung ane karena ada hati walaupun semua orang juga tau ane selalu bersama dia. Tapi semua orang nggak ada yang tau kalau sebenarnya pacar resmi ane itu Sofi. Haha. Emang anaknya nggak ngaruh sih, jadi mau dia jungkir balik juga warga jurusan ane agaknya nggak terlalu peduli.

Penampilan ane disuruh diubah awalnya, rambut mesti dipendekin, jangan keseringan pakai celana sobek-sobek, jangan pakai kaos doang kalau ke kampus, dan segala macam aturan-aturan cupu lainnya. Ane nggak mau ngikutin dan terus ngasih pembelaan kalau kemampuan orang nggak dilihat dari penampilannya aja. Ane malah nantangin si dosen kalau ditangan ane nanti praktikum bakalan lebih seru, dan penyampaian materi bakalan lebih enak serta para mahasiswa yang ngikutin kuliah dan praktikum akan merasa senang dengan mata kuliah ini yang njelimetnya minta ampun. Keket percaya dengan kata-kata ane karena udah pernah kerjasama waktu kompetisi dulu. Yang lain juga pada percaya tapi nggak sepenuhnya. Ane bilang, biar waktu yang ngebuktiin.

“Aku ada informasi nih dari Mas Shega, katanya ada pertukaran mahasiswa gitu nih. Ke Perancis Ja. Kamu mau ikutan nggak? Syaratnya nulis essay ilmiah gitu nih. Aku mau nyoba nih sayang.” Kata Keket.

“Oh iya? Menarik nih. Terus kapan berangkatnya kalau keterima?” kata ane.

“Rencana April – Oktober, pulang November kesini. Tapi bisa lebih cepet sih pulangnya. Awal Oktober juga bisa kayaknya kalau taskitasknya cepet diselesaiin.”

“Wah, pas aku penelitian ya? Tapi nggak apa-apa deh, aku palingan cuti aja dulu kuliah kayak kamu. Hehe. Tapi kalau semester 8 kan aku udah abis tuh kuliahnya, jadi aku bisa mobile ngerjain penelitiannya. Jadi aku harus kejar ke lapangnya awal Januari nih.”

“Aku bantuin Ja, mau? Kayaknya kalau wisuda bareng kamu juga nggak apa-apa deh. Hehehe.” Kata Keket.

“Ah jangan Ket, kamu nanti telat lulus.” Kata ane.

“Yah kenapa emang? Aku ngurus lulusnya duluan, wisudanya aja yang barengan kamu.”

“Bisa sih. Itu terserah kamu, tapi kalau bisa jangan ditelat-telatin ya sayang.”

“Oke bos. Tenang aja, kesayangan kamu ini bisa dipercaya kok lulus. Hehe. Semester genap aku udah aktif lagi kuliah, dan aku bisa sidang, terus tinggal nunggu pengumuman lulus, perbanyak skripsi, dan wisuda. Hehe.”

“Teman-teman seangkatan kamu udah pada wisuda loh minggu depan Ket. Kamu nggak apa-apa?”

“Nggak masalah, kan yang penting itu pengamalan ilmunya, bukan cepet-cepetan wisudanya. Hehehe.”

“Iya bener kamu yank.” Kata ane sambil mengelus kepalanya.

“Baidewai, kamu kenapa sih nggak mau rapihan dikit? Potong rambut kan nggak masalah toh?” kata Keket.

“Nggak masalah, Cuma aku nggak mau aja nurut terus peraturan-peraturan masalah penampilan, toh yang kucel belum tentu nggak pinter kan?”

“Iya sih, tapi kan lebih rapi.”

“Aku mau kayak gini sampai nanti aku jelang sidang. Baru aku potong rambut yank.”

“Yaudah, aku Cuma ingetin aja, soalnya sebenernya aku juga nggak terlalu masalah kamu mau gondrong apa pendek.”

“Iya, lagian juga mau gondrong apa pendek juga kalau lagi gulat sama kamu kan sama -sama berantakan. Hahaha.”

“Ijaaaa……” keket mencubit perut ane kencang banget.

“Aaaaah….aduh sayang sakit dong. Kan becanda doang yank. Ahahaha.”

“Becandanya ngarah ke selangkangan melulu kamu mah. Hahaha.”

“Ya nggak apa – apa kan Ket. Hehehe.”

Lalu percakapan kami di lab itu berlangsung seru dan ringan. Hanya ada tawa dan canda ceria diantara kami berdua. Indah banget hubungan tanpa status ini. Bahkan lebih indah dari hubungan resmi kami masing-masing.

--

Melewati UTS semester 7 yang gemilang, ane semakin intens sama Keket, karena Keket masih sering bolak balik kampus. Sementara Sofi kerjaannya dirumah melulu. Ane malas kerumahnya dia karena selain jauh juga ribet lama-lama. Ongkosnya juga mahal kalau pulang malam karena mesti ngojek nggak ada angkot lagi.

Jadi ane hanya telponan, chat atau video call aja. Sofi sempat ngambek karena tempo hari batal kerumah ane. Ane lupa kalau ada janji sama Sofi tapi malah matiin HP karena ke kostan Keket buat jujur-jujuran. Hehe. Sekarang dia nagih lagi mau diajakin main kerumah ane. Kali ini ane nggak ada alasan lagi buat nggak ngajak dia. Akhirnya hari sabtu ane ngajakin Sofi main kerumah ane.

Kami naik angkutan umum kerumah ane. Perjalanan yang jauh dan melelahkan itu dilewati dengan hambar. Ane banyak kehabisan bahasan sama Sofi. Sofinya juga nggak banyak inisiatif untuk mulai ngobrolin apa gitu. Tapi kalau diam aja dianya juga kesel. Gimana sih ini. Hahaha. Akhirnya kami sampai dikediaman ane. Kesan pertama Sofi adalah dia sangat kaget.

“Ja seriusan ini rumah kamu?” tanya Sofi.

“Iya sayang. Emang kenapa?”

“Nggak apa-apa. Hebat kamu ya, bener-bener nggak keliatan kalau dikampus.”

“Ngapain dipamer-pamerin lagian, toh ini bukan rumahku, ini rumah orangtua aku, dan aku Cuma numpang aja disini. Lagian hal kaya gini kan sementara doang sifatnya.”

“Iya tapi kamu hebat ya, bisa hidup sederhana kayak gitu. Nggak canggung naik angkutan umum dan sebagainya. Salut aku.”

“iya makasih. Yuk masuk.”

Ane yang udah bilang ke Mama kalau Sofi mau datang dan kenalan standby di ruang tamu. Dia menyambut Sofi ramah dan langsung cipika cipiki. Mereka cepat akrab karena emang Mama ane orangnya humble dan ramai. Banyak cerita. Lalu singkat cerita sudah saatnya makan malam dan Sofi melihat sekeliling rumah ane. Dia begitu takjub dengan penataan ruangan yang cantik dan sangat rapi ala rumah ane yang diatur oleh Mama ane. Dia juga senang karena disetiap sudut ruangan selalu beraroma harum dan segar. Luar biasa pokoknya menurut dia. Padahal rumah dia juga kondisinya kurang lebih begini. Ada kolam renangnya malah.

“Nak Sofi nginap disini aja ya malam ini. Biar nanti Bi Yuni yang siapkan kamar tamunya ya. kamarnya dilantai 2 sebelah kamarnya Dania. “

“Iya tante, makasih ya, jadi ngerepotin.”

“Udah disini anggap aja rumah sendiri. Ija kamu antar Sofi keatas ya. mama mau ada urusan dulu nih keluar, paling jam 9 atau 10 malam udah pulang lagi.”

“Ayo Sof aku antar kekamar ya.”

Sofi masuk ke kamar tamu yang udah dirapihkan dan dinyalakan AC nya. Melihat kamar tamu ane malah mengingat waktu Zalina melakukan hal diluar dugaan. Menyakitkan, tapi yaudah itu masa lalu sih. Lalu ane bantu nyalakan keran air hangat dan membiarkan Sofi mandi. ane kembali ke kamar ane sendiri sambil memandangi koleksi figure ane yang belum bertambah lagi. Dirumah lagi-lagi kosong. Mama pulang malam lagi, dan ane ditinggal berdua bersama Sofi. Kesempatan ini. Hehehe. Dikasur pas ane lagi ngebayangin kayak gitu, eh ternyata Sofi ngetuk duluan pintu kamar ane.

“Ja, boleh masuk?” katanya.

“Masuk aja Sof.”

Sofi masuk dan dia terkejut lagi. Kamar ane kan luar biasa bersih dan rapi, serta teratur. Beda sama kamar dia katanya yang lebih berantakan. Padahal banyak mainan tapi katanya tetap rapi.

“Sini Sof duduk.” Ane mempersilakan duduk Sofi dikasur ane.

“Gila Ja. Bagus banget kamar kamu. Aku aja nggak serapih ini loh kamarnya dirumah.”

“Yah aku terbiasa rapi yank dari kecil. Jadi ya gini deh jadinya. Hehehe. Gimana udah mandi seger?”

“Seger banget Ja. Ih sumpah ya nyaman banget rumah kamu Ja. Aku suka tinggal disini.”

“Rumah kamu juga kan keadaanya kayak gini Sof.”

“Tapi nggak rapih Ja, jadi kesannya agak kumuh gitu.”

“Ya tapi kan gede banget itu Sof.”

“IYa, tetep aja aku nyamannya disini.”

“Yaudah kamu tinggal disini aja ya sayang. Temenin mama aku. Hehehe.”

“Mau Ja.” Sejurus kemudian dia langsung memeluk ane.

Posisi ane sekarang karena dia mendadak meluk adalah, ane rebahan, dia diatas ane. Ane dan dia begitu lama diem-dieman dan saling lihat lihatan. Selanjutnya adalah, Sofi langsung melumat bibir ane nggak pakai lama. Bibirnya yang agak tebal membuatnya jadi empuk banget dirasanya. Hahaha. Dia terus menciumi bibir ane sampai akhirnya dia berinisiatif untuk menciumi leher ane. Ane biarkan dia mengendalikan permainan dulu, mau tau sejauh mana dia. Ternyata habis dari leher dia naik lagi ke bibir ane dan mulai french kissnya. Ane bingung ciuman kedua ini juga nggak pakai hati si Sofi, tapi lebih ke nafsu aja. Ane kemudian mengambil alih permainan. 

Ane menciuminya sampai ke tengkuk, nggak lupa tangan mulai bergerak kemana-mana. Sofi sempat sangat kuat menolak, tapi akhirnya kalah juga. Tangan kiri ane berhasil masuk kebalik kaosnya. Ane merasakan gunung kembar sebelah kanannya yang empuk banget dan hangat. Hehe. Sofi mulai nggak konsentrasi. Lama-lama malah kaos yang dia pakai dibuka sedikit olehnya biar memudahkan tangan ane untuk bermain digunung kembarnya.

Sembari terus bercumbu, dua tangan ane sekarang posisinya udah memegang gunung kembar Sofi yang masih terbungkus dengan bra berwarna biru dongker. Berikutnya, ane turun menciumi sela-sela dadanya yang berlekuk dalam. Sofi udah benar-benar hilang konsentrasi, berasa karena tangannya yang awalnya menolak kencang, lama-lama berkurang tenaganya. 

"Sayang stop. Aku minta stop. Aku nggak mau yank!” kata Sofi

"Kan kita lagi asik-asikan masa di stop?” kata ane protes.

"Udah, ini salah Ja."

"Iya maaf."

Ane lalu menyudahi sesi ini.

"Ija ini salah."

"Iya aku ngerti."

"Aku mau balik ke kamar. Kayaknya aku mikir-mikir lagi kalau mau tinggal disini. Kamunya serem."

"Kan namanya juga usaha Sof."

Sofi malah ketawa. Lalu dia memeluk ane lagi.

"Aku sayang sama kamu Ja. Tapi jangan kayak gini Ja. Aku bukan objek buat fantasi kamu kan?”

"Iya aku juga sayang kamu. Iya aku ngerti. Kamu pacar aku, tapi..aku kalau pacaran sama mantanku kayak gini Sof. Maafin aku."

"Kamu begini? Seriusan Ja?”

"Iya. Aku jujur aja sama kamu."

"Hmm nggak apa-apa, aku senang kamu mau jujur sama aku. Emang kalau pacaran harus begini Ja?”

"Kalau aku sih biasanya gini yank. Kamu kan jarang pacaran, jadi mungkin kurang paham aja kali. Hehehe."

"Iya emang, aku sama mantan-mantan aku nggak sampe sejauh ini. Pegangan tangan aja cuma sesekali. Hehe."

"Makanya sama aku jadi next level dong."

"Harus ya?”

"Buktiin aja rasa sayang kamu. Salah satunya gini?"

"Rumusan dari mana itu Ja kalau ngebuktiin rasa sayang pakai kayak gini?”

"Rumusan aku yank. Hehe."

"Hummm. Aku mikir dulu ya Ja. Hehe."

"Udah kelamaan kamu mah."

Ane langsung tarik lagi Sofi ke kasur, kali ini ane rebahkan dia dikasur. Ane langsung menciuminya dan Sofi langsung membalas dengan ciuman mesra, bahkan kali ini tangannya dilingkarkan di leher ane. Berhasil. Sesi pertama diulangi dan kali ini ane berhasil membuka kaitan bra Sofi. Nggak terlepas, tapi bisa diangkat. Hehe. Ane langsung bermain bersama dua gunung kembar Sofi. Karena kulitnya putih agak kuning, ujung gunung kembarnya pun berwarna coklat muda cerah.

Setelah cukup bermain dengan gunung kembarnya, ane pelan-pelan turun kebawah. Polanya terbalik kali ini sama Sofi, biasanya ane dari bawah dulu. Sofi udah kepalang enak kayaknya. Ane mulai menjilati bagian bawah. Tapi agak keganggu karena kebun tehnya rada banyak. Haha.

"Nanti cukur abis mau nggak Sof?”

"Emang mesti ya? Aaah..pelan-pelan sayang."

"Iya biar enak aja yank."

"Boleh kalau gitu yank. Aaahh..kok enak sih ini yank."

Ane dijambaki dengan keras oleh Sofi sampai kepala ane sakit banget. Ane kembali keatas. Sofi udah terlepas celananya dan kemudian ane suruh dia membuka celana ane yang udah makin sempit.

"Mau ngapain?”

"Kenalan sama rocky Sof." Kata ane sambil nyengir.

"Siapa rocky?”

"Itu peliharaan aku yang ada dibawah."

"Hah? Ada namanya ya?” kata Sofi sambil menutup mulutnya dengan tangan dan tertawa kecil.

"Ada dong, namanya juga jagoan. Hehehe."

"Aku buka gini?" Katanya sambil menurunkan celana plus celana dalam ane.

Posisi ane kali ini rebahan, dia duduk disamping ane. Ane langsung suruh pegang dengan tangannya. Awalnya dia merasa sangat jijik dan nggak mau, tapi ane berhasil yakinin dia untuk memegang dan kemudian dengan gerakan seperti mengocok botol ane suruh tangannya bergerak.

"Harus kayak gini sayang?”

"Iya bener sayang. Aaah kan enak begitu.." kata ane.

"Aku geli Ja, sumpah. Udah ya?"

"Tanggung. Sebentar lagi."

"Iya."

Sambil terus bergerak ane suruh dia pelan-pelan menjilat. Dia menolak dengan keras, awalnya. Tapi lagi-lagi berhasil luluh. Dan proses blow pun terjadi. Awalnya ngilu banget gara-gara dia belum pernah jadinya kena gigi melulu. Aduh jadi mengurangi kenikmatan. Haha. Tapi lama-lama jadi ngerti dan nemu ritmenya sendiri.

"Yah aku nangis Ja." Katanya setelah mengeluarkan si rocky dari mulutnya. Ane melihat dia berurai air mata tapi terus melanjutkan mengulum lagi.

"Tapi suka kan?"

Dia hanya menggeleng, tapi malah diterusin. Gimana sih ini. Haha. Lalu dengan sabar ane mengajarkan kalau lagi di blow, dibantu dengan gerakan tangan biar cepat keluar.

"Apa yang keluar sih sayang?” katanya.

"Ada deh, pokoknya nanti bisa bikin sehat yank."

Dia melanjutkan baik-nya, setelah mungkin sekitar 10 menitan, dan dia udah merasa agak pegal rahangnya, ane berhasil mengeluarkan didalam mulutnya. Ane tahan kepalanya biar nggak bergerak kemana-mana.

"Telen, biar sehat sayang."

"Hummmm...hum hum..humm.."

"Udah telen dulu baru ngomong."

"Woeeeekkkkhhh...Ja, aku mau muntah."

"Sana ke kamar mandi yank."

Dia bergegas ke kamar mandi dan mencari washtafel. Ane mendengar dia muntah. Kemudian nggak lama dia balik lagi kesamping ane. Dia menangis lagi.

"Aku nggak bisa kayak gini sayang." Katanya.

"Nggak apa-apa yank. Udah jangan di seselin. Nanti kepikiran terus."

"Kamu tu ya kalau ngomong enak banget tau nggak. Kamu nggak mikirin aku."

"Aku mikirin makanya udah. Oke?”

Dia hanya mengangguk dan melanjutkan menangisnya di pelukan ane. Nggak berhasil jebol, minimal hisap menghisap dan jilat menjilat berhasil. Sofi sangat shock dan terlihat kecewa, tapi dilain sisi dia juga menikmati, ane tau itu.

"Ini salah sayang. Aku nggak bisa begini." Katanya.

"Udah kan ada aku, ya kita kan pacaran, masih untung aku begini ke kamu doang yank, nggak ke yang lain.”

"Beneran yank?”

"Bener." Ane jelas bohong besar.

"Sama aku aja ya kayak gininya. Tapi aku nggak mau sering-sering. Aku ngerasa salah banget Ja."

"Iya."

Ane memeluknya dan mengecup keningnya. Kemudian mengantarnya ke kamar tamu lantai 2. Ane menyelimutinya dan kemudian mengecup keningnya lagi.

"Sayang kamu Sof."

"Sayang kamu juga Ja."

Dia menarik ane untuk mencium bibir ane. Sebentar ane cium bibirnya, dan selalu aja dia french kiss maunya. Setelahnya ane keluar kamar tamu itu. Tidak lama, mama pulang. Selamet. Aman udah. Hehe.
Diubah oleh yanagi92055 11-10-2019 01:50
sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 26 lainnya memberi reputasi
27
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.