Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]


Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
suryosAvatar border
xxxochezxxxAvatar border
DayatMadridistaAvatar border
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.6K
4.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1644
Pergi Agak Jauh_Part 2
Waktu manggung sudah hampir tiba. Tempat berlangsungnya acara juga udah ramai banget sama pengunjung. Dandanannya unik-unik dan multietnis pastinya. Mereka bersatu bersama musik yang terus mengalun dari para performer. Musik pemersatu umat manusia. Seperti biasa, ane selalu memimpin doa dulu sebelum manggung. Setelah berdoa, kami lalu menyiapkan alat-alat dan perlengkapannya. Sementara itu Ara masih mondar mandir mengurusi segala macam. Ketika dia masuk ke ruang ganti, dia terlihat agak kelelahan.

“Ra, duduk dulu deh, lo kecapekan banget kayaknya. Sini nih minum dulu.” Kata ane.

“Tau lo Ra, ngider aja, ntar lo sakit malah nggak bisa menikmati acara Ra.” Sahut Ito.

“Iya sedikit lagi ya. bentar lagi beres kok.” Kata Ara.

“Duduk gue bilang Ra.” Kata ane setengah membentak.

“Iya.” Katanya singkat.

“Lo susah banget sih dibilangin. Istirahat dulu. Toh semua udah siap kan, tinggal naik aja ntar keatas. Lo ngurusin apa lagi sih? Administrasi mah udah ntar aja dulu. Konsentrasi aja dulu ke persiapan kita.” Kata ane.

“Iya gue nggak apa-apa kok.” Kata Ara.

“Lo duduk disini, istirahat, atau nanti malam gue nggak mau tidur dikamar.” Kata ane berbisik.

“Iya Ja. Gue duduk nih.”

“Nah gitu. Anteng dulu sebentar kenapa. Gue nggak mau lo kenapa-napa Ra. Ngerti nggak sih?”

“Iya Ja maaf. Tapi kayaknya gue biasa kayak gini disetiap panggungan. Kenapa sekarang lo protes?”

“Nggak apa-apa, gue Cuma mau lo istirahat aja dulu. Gue nggak mau lo sakit.”

“hmmm…makasih ya Ja, lo udah merhatiin gue.” Katanya sambil tersenyum simpul.

“Iya sama-sama.” kata ane sambil senyum dan mengusap kepala Ara.

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh kami semua akhirnya tiba. Kami manggung dihadapan ratusan penonton yang super asyik, membawakan 2 lagu milik kami sendiri dan 2 lagu lagi adalah coveran dari band yang sudah terkenal. Penonton sangat larut dalam suguhan penampilan kami. Kami sangat puas manggung malam itu. Apresiasi luar biasa dari penonton kala itu yang juga jadi penyemangat kami, hilang udah capek-capek karena antusisme para penonton. Seperti biasa setelah selesai manggung, Drian selalu jadi sasaran foto-foto para penonton perempuan. Selagi ane dan Ito mengobrol, utamanya ngeledekin si Drian yang kewalahan melayani permintaan foto penggemar barunya, sosok yang sangat familiar muncul dari kerumunan penonton dan tersenyum.

Harmi.

Dia ada disini. Dia langsung nyamperin ane dan Ito yang ada dibelakang panggung dan masih bermandikan keringat. Tiba-tiba Harmi langsung memeluk ane. Ito agak awkward liat pemandangan ini.

“Selamat ya kak, lo keren banget. Gue seneng liatnya kak.” Bisik Harmi.

“Mi kok lo ada disini? Kapan datangnya lo? anyway makasih ya Mi. gue surprise banget lo ada disini. Hehehe.”

“Iya dong, gue gitu. Hehe. Tadi habis mendarat gue langsung kesini kak. Gue ada sepupu disini. Ntar gue kenalin ya.” kata Harmi.

“Haha nggak heran sih, anak sultan mah bebas lah.”

“nggak gitu lah kak. Gue emang pingin surprise aja. hehehe”

“Mau ikutan kita dulu nggak Mi? abis ini kita mau makan-makan dulu palingan.”

“Nggak deh kak, lo have fun aja dulu sama teman-teman lo ya, gue mau jalan juga sama sepupu gue kak. Eh lo kapan pulang?”

“Beneran? Yaudah, kalau gitu hari sabtu jalan yuk. Gimana? Sekalian jadi tour guide gue Mi. gue hari minggu sore take off dari sini.”

“Oh yaudah ayo aja kak. Nanti gue ajak jalan. Negara ini kecil kak, jadi bisa lah seharian muter-muter. Hahaha. Gue senin kak baru dari sini.”

“Abis ini lo mau kemana Mi?”

“Gue mau balik ke apartemen sepupu gue kak.”

“Oh oke deh kalau gitu ya. Sampe ketemu sabtu ya.”

“Oke kak.” Katanya, lalu berbalik arah menuju ke luar area panggung.

“Eh lo nih sebenernya mau sama siapa sih Ja? Ara, Harmi, apa Keket si bule?” tanya Ito.

“Yang mana aja yang available To. Hahaha. Udah ah nggak usah lo pikirin, ntar pusing. Gue aja pusing milihnya. Hahaha.”

“Bangs*t lo jadi orang. Hahaha. Hati-hati, nanti semuanya bakalan bikin lo susah.”

“Iya To, gue udah ngerasa susah kok sekarang. Hehee.”

“Udah yuk masuk ke ruangan, beres-beres barang terus kita nonton rangkaian acaranya, baru abis itu kita makan-makan.”

Ane dan Ito bergabung dengan yang lainnya di ruang ganti. Tapi ane nggak melihat Ara disana. Hanya ada Drian yang baru selesai melayani penggemar dan Arko serta Wira.

“Ara kemana?” tanya ane.

Drian dan Arko Cuma saling tukar pandang aja tapi nggak ada yang ngomong.

“Dia sakit lagi nih jangan-jangan?”

“Mungkin, dia nggak kuat kayaknya.” Kata Arko.

“Jadi gimana nih, mau tetep disini apa mau langsung makan-makan terus balik ke homestay?” tanya Drian.

“Kalian have fun aja dulu ya, gue aja yang nyusul Ara di homestay oke?” kata ane.

“Beneran nggak apa-apa?” tanya Ito.

“Iya beneran. Gue langsung ya. lo pada seru-seruan deh ya. hehe.” Kata ane.

Kemudian ane bergegas menuju ke homestay yang lokasinya nggak terlalu jauh dari tempat manggung. Ane langsung masuk ke kamar dan ternyata kamar itu kosong. Nggak ada Ara disana. Wah kemana ini anak ya? ane coba telepon, nyambung tapi nggak diangkat. Ane langsung panik. Tapi ane nggak coba menghubungi anak-anak dulu, karena ane yakin ada sesuatu yang dimata Ara salah dari ane, dan nggak ada hubungannya sama anak-anak. Ara nggak akan jauh-jauh pasti dari sini, pikir ane waktu itu. Ane coba susurin jalan sambil nanya-nanya orang atau security yang ada disepanjang jalan. Waktu berlalu sekitar hampir satu jam ane nggak juga nemuin Ara. Ane bingung. Telponnya nggak pernah diangkat. Akhirnya dengan rasa frustasi ane kembali ke homestay. Begitu sampai disana ane bingung Ara udah ada di dalam kamar dengan pakaian tidurnya.

“Ara, ya ampun, gue nyariin lo kemana-mana. Lo kemana tadi Ra?”

“Gue jalan-jalan aja muter-muter.”

“Kan lo masih nggak enak badan Ra.”

“Gue nggak apa-apa kok.”

“Nggak apa-apa gimana, muka lo pucet gitu.”

“Udah, lo nggak usah mikirin gue Ja. Kan lo juga punya dunia lo sendiri. Kok nggak sama anak-anak?”

“Punya dunia sendiri gimana sih Ra? Lo tu nggak enak badan, ya panik lah gue nyariin lo tadi. Gue biarin aja anak-anak pada makan-makan dulu, sementara gue nyariin lo. Gue mau mastiin lo baik-baik aja Ra. Gue nggak mau lo kenapa-kenapa.”

“Lo kenapa jadi perhatian bener sama gue Ja?”

“Ya namanya lo lagi nggak sehat, gue Cuma mau mastiin lo nggak kenapa-kenapa Ra.”

“Sekarang udah liat kan gue emang nggak kenapa-kenapa, gue sehat-sehat aja. Tadi gue emang agak capek dikit aja.”

“Lo kenapa sih? Gue nanya baik-baik kok dibalesnya ketus bener Ra, lo lagi ada masalah?”

“Nggak ada Ja. Gue nggak kenapa-kenapa.”

“Yakin lo? Kalau ada yang ngganjel bilang aja Ra, gue siap dengerin kok.”

“GUE NGGAK APA-APA IJA. LO DENGER KAN?” kata Ara nyaring.

“Oke, yaudah, gue tunggu aja deh sampai lo mau cerita sendiri. Gue mau mandi dulu.”

Ara nggak membalas lagi. Dia sibuk membaca buku yang kayaknya baru aja dia beli. Ane kemudian mandi. Ane cukup lama mandinya karena pakai air hangat dengan kondisi tubuh yang kurang fit, ane merasa segar kembali setelahnya. Ternyata Ara udah tertidur dengan buku ada disamping kepalanya. Ane menyelimutinya dan memegang kepalanya. Ternyata badannya agak hangat. Ane nggak jadi nutupin dia pakai selimut biar cepat turun demamnya. Ane tidur disebelahnya dan melihat anak ini manis banget ternyata. Ane pun nggak lama ikutan tertidur karena mungkin lelah banget ya.
fakhrie...
erman123
itkgid
itkgid dan 22 lainnya memberi reputasi
23
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.