ki.bogowontoAvatar border
TS
ki.bogowonto
MErudapaksa SETAN SETAHUN DI KONTRAKAN BERHANTU JOGJA


Selamat pagi, siang, sore dan malam agan sista se-jagad KASKUS. Guna meramaikan dunia perdhemitan di Indonesiah ini, perkenankanlah ane yang bisa kalian panggil Kace untuk menceritakan pengalaman horror yang pernah ane dan teman-teman ane alami bertahun-tahun lalu.

Threat ini akan menceritakan bagaimana kisah kami bertujuh (Ane, Ceper, Lepuk, Gembi, Doyok, Kiyer, dan Timbul) sekumpulan remaja senja yang ngontrak bersama di sebuah rumah di sekitaran Ambarukmo Plaza. Pada tahun 2006 kami semua kebetulan kuliah di kota Jogja, dan karena memang sudah punya hubungan dekat sedari dulu, kami memutuskan untuk tinggal bersama. Dan disitulah semua hal-hal aneh bermula, rumah kontrakan yang semula kami anggap biasa ternyata menyimpan residual energi yang begitu banyak.

Cerita ini akan di bagi menjadi beberapa bab, tidak akan terlalu panjang dan semoga bisa dinikmati. Semua tokoh dalam cerita ini menggunakan nama panggilan, alamat kontrakan itu sudah kami sepakati untuk di samarkan. Dan semua tokoh dalam cerita ini sudah di konfirmasi


INDEKS

1. RUMAH BARU

2. MEREKA MULAI MENAMPAKAN DIRI

3. TEROWONGAN CASABLANCA,DAN SESUATU YANG MENGINTIP DARI BALIK PINTU

4. KONTAK FISIK

5.WABAH MISTERIUS

6.EXORCIST!

7.YANG MENAKUTKAN DI RUMAH INI

8.PSYWAR!

9. THERE’S SOMEONE IN THERE?

10. MErudapaksa SETAN!

11. OUT OF NOWHERE (TAMAT)

Diubah oleh ki.bogowonto 03-10-2019 21:13
edam
whoisno
symoel08
symoel08 dan 299 lainnya memberi reputasi
294
262K
1.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
ki.bogowontoAvatar border
TS
ki.bogowonto
#77
TEROWONGAN CASABLANCA, DAN SESUATU YANG MENGINTIP DARI BALIK PINTU
Malam sudah berganti malam, sudah lepas seminggu dari pengakuan si Ceper, kami menganggap itu cuma angin lalu. Tapi agaknya si Ceper ini menganggap serius kejadian itu, masih juga di bahas.
“Ce, mungkin adikmu si Noka itu harus kesini buat screening rumah ini” katanya sambil mengunyah kripik. Noka adalah kembaranku, ya memang dia memiliki kemampuan interdimentional, teman-temanku mengenalnya karena dia berhasil mengusir Shesa. Hantu anak perempuan yang sudah menempeli pacarnya si Lepuk selama lebih dari satu tahun.

“Halah, ra usah berlebihan, Per. Rumah ini aman-aman wae kok.” Jawabku dengan mata yang tidak mau lepas dari layar pc.

“Loh, tapi omah iki nggak beres lho” katanya lagi.

“Lah, kan koe Per yang mengusulkan rumah ini.” Balasku

“Lagi pula, gak ono sik mengalami kejadian aneh to. Aku yakin koe cuma halusinasi. Ngaku aja, koe mendem to kemarin?” (mendem=mabuk)

“Asu, ngeyel” Jawab Ceper.

Aku ingat betul obrolan itu terjadi pada malam minggu. Sebagian personil sedang keluar, ada juga yang pulang kampung ke Wates, dan kontrakan hanya berisi aku dan Ceper yang sedang mengerjakan tugas kuliah. Kebetulan aku masuk jurusan desain komunikasi visual, sedang si ceper masuk di advertising, jadi ya tidak jauh berbeda PR yang diberikan. Jadilah kami mengerjakan tugas masing-masing di kamarku.

Dari jam 19:00 tadi kami mulai disini, dan sekarang sudah pukul 02:00 dini hari. Suasana sekitar jelas sudah hening, suara jangkrik, dan sesekali suara angin yang bergesekan dengan pepohonan menjadi suara mayor yang kami dengarkan. Dan kalau kalian tanya bagaimana suasana dalam rumah, maka akan kami jawab ‘singup’ emmm bagaimana ya menjelaskannya. Jadi kalau kalian masuk kemari maka kalian akan merasa terkungkung, di sebuah ruangan yang berdinding tebal dan memisahkan kalian dengan dunia luar. Jangankan malam hari seperti saat ini, ketika siang pun sinar matahari tidak bisa masuk.
Si Ceper sudah menguap, dan mulai bersiap untuk kembali ke kamarnya.

“Ngantuk, Per?” tanyaku

“Ho’oh”
Aku mematikan pc, dan baru kupencet tombol power. Tiba-tiba terdengar bunyi yang asing.
Sreeekkk… sreekkkkk… sreeekkkk…..

“Koe denger, Per?” tanyaku

“Ho’oh” kata jawab Ceper yang terlihat mendengarkan seksama.
Suara itu terdengar dari seberang dinding kamarku, ingat lorong yang pernah kubahas di bab 1? Coba perhatikan Denah dibawah ini.


Ada sebuah lorong sempit yang menjadi sekat antara kamarku dan kamarnya Doyok. Aku yakin suara itu berasal dari sana. Ada sesuatu yang bergerak, atau seseorang yang berjalan dengan menyeret kakinya.
“Kita cuma berdua to disini?” tanyaku dengan berbisik kepada Ceper.

“Iya, apa maling?” tanya Ceper lagi.

Kami berdua buru-buru keluar kamar untuk mengecek. Dan seperti yang kalian duga, tidak ada sesuatu ataupun seseorang. Sekali lagi kami memastikan di setiap ruangan dan hasilnya tetap nihil. Dengan perasaan menduga-duga dan tidak menentu kami sepakat untuk kembali ke kamar, Ceper memutuskan untuk tidur di kamarku malam ini. Aku berusaha berpikir positif mengenai suara apa itu tadi, tapi semuanya terbantahkan begitu saja. Selain karena kami cuma berdua yang di kontrakan. Hewan seperti kucing ataupun tikus tidak menimbulkan suara yang demikian.

“Saiki percaya to?” (Sekarang percaya to?) kata Ceper. Aku mengiyakan, dan memang ada sesuatu yang tinggal di rumah ini selain kami. Kejadian tadi cukup untuk membuat kami ngeri, beruntung suara itu sudah mereda. Kami buru-buru merebahkan diri untuk tidur, berharap dengan tidur kami bisa lupa kejadian ini, paling tidak sampai pagi nanti. tapi baru saja punggungku menyentuh kasur. Suara itu muncul lagi.

“Koe denger, Per?” tanyaku

“Iyo,”

“Terus, kita kepiye?” tanyaku.

“Diem wae, saiki micek!” (diem aja, tidur!) kata ceper dengan berbisik tapi volumenya keras.
Suara di lorong tadi terdengar lebih keras dan bahkan lebih lama. Seolah mahluk itu berjalan dengan menyeret kakinya mondar-mandir di lorong itu sepanjang malam. Lorong yang selanjutnya kami beri nama terowongan Casablanca.
***
Baik aku dan Ceper tidak ingat bagaimana kami bisa tidur dalam kondisi itu, tapi ya syukurlah. Dan pagi-pagi betul, kami memutuskan untuk mengungsi ke kostan teman lain, sampai penghuni kontrakan ini kembali.

Sekitar maghrib kami naik motor boncengan untuk kembali ke kontrakan, karena si Gembi sudah ada disana sendirian, tidak mau teman kami ini mengalami hal serupa. Dan kami memang sepakat untuk tidak menceritakan kejadian itu, sampai semuanya berkumpul. Aku dan Ceper buru-buru pulang, dan begitu sampai di jalan depan kontrakan Gembi sudah jongkok di samping gerbang sambil ngrokok, mukanya terlihat kurang senang.

“Kenopo, Mbi?” tanyaku.

“Gapopo, ayo mlebu wae lah” (Gapapa, ayo masuk lah) katanya sambil membuang rokok yang masih tersisa setengah.

“Kenopo si Gembi?” tanya Ceper kepadaku.

“Embuh” jawabku sambil menggeleng.

Kami memiliki satu ruang yang digunakan untuk berkumpul, nonton tv yang sudah di sediakan oleh si Kiyer, atau minum bersama. Ruang itu kami namai ruang teman. Disitu si Gembi duduk dan hanya diam saja, tapi aku menangkap ada gelagat kalau dia mau ngomong sesuatu tapi di tahan.

“Ono opo, Mbi?” Ceper mendahuluiku untuk mengintrogasi Gembi. Gembi masih diam saja.

“Omong wae” kataku duduk disampingnya.

“Aku tadi ngalami kejadian aneh disini” katanya dengan suara sedikit berbisik. Aku dan Ceper langsung berpandangan.

“Kejadian opo?” hampir serempak kami bertanya.

Dan Gembi mulai bercerita. Sore tadi sekitar pukul 16:00 dia yang datang pertama. Masing-masing dari kami tau dimana menyembunyikan kunci jadi bisa masuk kapan saja. Karena masih sendirian, dia nyetel musik di kamarnya, waktu itu media playernya masih menggunakan winamp. Pas lagi asik-asik mendengarkan musik sambil rebahan, tiba-tiba handel pintu kamarnya di putar, dan pintunya terbuka sendiri. Dia kira itu ulah penghuni kontrakan lain yang sudah datang makanya di cuekin. Tapi kok tiba-tiba pintu kamar itu tertutup lagi, lalu terbuka lagi buru-buru dia keluar kamar sambil melihat semua ruangan, dan begitu mengecek tiap ruang dia mendapati bahwa belum ada satu orang pun yang datang. Lalu dia menuju ke ruang depan, ruang yang akhirnya kami jadikan sebagai parkiran motor. Ia mengecek dari dalam rumah, apakah ada orang di luar. Tapi ternyata tidak ada orang sama sekali. Lalu terdengar suara dari kamarnya, suara musik yang dia setel bertambah volumenya menjadi semakin keras dan semakin keras hingga terdengar begitu nyaring, lalu kemudia mengecil, mengecil sampai hilang sama sekali.

Gembi memberanikan diri untuk masuk kamar, untuk memastikan apa pc itu error. Dan begitu di cek, pc masih dalam kondisi menyala tapi aplikasi winamp yang ada pada taskbar sudah di close entah oleh siapa, dan saat dalam kondisi bingung. Secara sepintas, gembil melirik kearah pintu. Disana sudah ada sesuatu yang mengintip.


Langsung saja Gembi keluar rumah, dan memutuskan untuk menunggu di depan sampai ada penghuni lain yang kembali. Mendengar cerita Gembi, aku dan Ceper hanya bisa diam sambil memandang langit-langit rumah.
Diubah oleh ki.bogowonto 12-09-2019 09:53
herry8900
indah.sakti9878
symoel08
symoel08 dan 56 lainnya memberi reputasi
57
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.