Terperangkap Di Dimensi Lain

Beranda

...

Stories from the Heart
Terperangkap Di Dimensi Lain

iyhansamudera

09-12-2018 07:50

Terperangkap Di Dimensi Lain

Selamat pagi, hari ini ane akan sedikit bercerita tentang pengalaman pribadi saya beberapa tahun silam

Entah horor atau gimana, nanti reader sendiri yang menilai. Yang jelas ane benar-benar mengalami kejadian diluar nalar yang sampai sekarang ane ga percaya itu terjadi.

Oke, mari kita mulai.

Spoiler for Tepatnya 2014 lalu:

Awal cerita ane saat itu sedang melaju menggunakan sepeda motor untuk menuju pulang seperti biasa, melewati jalan yang setiap hari selama 2 tahun terakhir ini ane lewati. Dengan alunan musik yang terpasang di headphone ane berdendang ria malam itu sembari melajukan motor secara perlahan.
Kalo gak salah malam itu cerah dengan bulan setengah purnama menyinari dan berhias bintang. Jalanan pun sepi seperti biasa.

Quote:

Sekedar Info, ane tinggal di Kota Sorong, Papua Barat.

Kurang lebih 30 menit sudah ane menempuh perjalanan, dan tibalah ane di jalanan yang kanan kirinya dibatasi oleh pemalang sawah yang begitu luas. Disetiap sisi, terlihat beberapa ekor sapi sedang melahap santai rerumputan.
"Huft, dasar hewan, malam2 gini masih aja sempat makan". Gumam ane saat itu. Kembali ane fokuskan pandangan ke depan, "Loh kok kabut ya banyak banget ya" Kembali ane bergumam dalam hati. Ane berfikir, ah mungkin asap dari pembakaran rumput dari warga. Ane acuhkan kabut tersebut dan kembali melaju santai.
Lalu, tiba-tiba mata ane menuju kearah 2 gapura besar dan memiliki corak yang sama sekali ane tak pahami.
Sejak kapan di jalan ini dibangun gapura, tulisan di gapura itu mirip seperti aksara Jawa. Ane hentikan kendaraan ane sejenak dan memandang sekitar. "Kok sepinya beda ya" Gumam ane.
Ane mencoba memahami situasi saat itu. Dari kejauhan, ane melihat 1 obor ditengah pemalang dan perlahan mendekati ane.
Sesaat kemudian, tibalah didepan ane wanita paruh baya memakai pakaian khas Jawa dengan susuk sirih dimulutnya.
Wanita itupun berkata.

"Darimana le" Tanya wanita itu dengan mulut masih mengunyah sirih

"Dari tempat kerjaan mbah, ini mau pulang" Jawabku apa adanya, sambil sesekali memandang sekitar yang tampak sangat berbeda.
"Tapi malam ini kok sepi amat ya mbah, gak ada kendaraan sama sekali" Lanjut ane sambil menggaruk kepala

"Kamu tinggal di Gubug Progoya lee?" Tanya si mbah, dan ane tak paham daerah yang mbah sebutin barusan.

"Gubug Progo?

...
..
.

Quote:

Lanjut ke PART selanjutnya ya gan

Nih yang males scroll ane sajikan indexnya gan emoticon-Peluk

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17

Polling

Poll ini sudah ditutup. - 27 suara

Setuju thread ini sampai tamat?

96%

TIDAK

horror

Diubah oleh iyhansamudera 13-12-2018 06:14

garvitaswast014 dan 90 lainnya memberi reputasi

133.2K

Kutip

558

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•51.4KAnggota

Tampilkan semua post

iyhansamudera

11-09-2019 12:46

#365

TERPERANGKAP DI DIMENSI LAIN PART 25 (EPICK COME BACK)

Quote:

Spoiler for 1...2...3...:

Dan yang terjadi, kini kami telah sadar, ruangan itu gelap, dan terasa tongkat itu telah berada di pangkuan ane.
Seseorang menyalakan lampu di ruangan itu, ternyata itu Abah.
Tersenyum bangga melihat ketiga murid terbaiknya.

Abah : Kalian Luar biasa, tahukan berapa lama kalian terjaga dalam meditasi itu?

Ane dan diikuti sam : (melihat jam) 12 jam 45 menit abah.

Abah : kalian terjaga selama 6 purnama 23 jam 34 menit. Aku mengira kalian akan gagal.
Sungguh, ruangan ini selalu bercahaya kadang terang, redup dan kemudian terang lagi. Dan yang terjadi, Pedang Zulfikar yang banyak disebutkan dalam hadits kini jatuh ketanganmu.
Lihatlah kekuatannya, bahkan seluruh jin setia dari khodam kalian dan seluruh jin setia abah lari terbirit-birit. (tersenyum)

Dalam wujud nyata, pedang Zulfikar (Tongkat Musa AS) memiliki wujud seperti kayu biasa, dengan panjang layaknya tongkat dengan pucuk bintang dan memiliki 4 lekukan khas.

Abah : Bahkan abah tak mampu memegang nya, dahulu Nabi kita Musa AS yang kalian temui tadi, selama dalam menuntun pengikut nya ia selalu memegang Tongkat ini.

Ane : Banyak Pesan serta bimbingan yang beliau berikan kepada kami abah.

Abah : Ya, lalukan lah dengan segenap kemampuan kalian.
Aku yakin kalian bisa, tapi untuk kalian ketahui.
Peperangan terbesar akan terjadi, ini merupakan tanda kiamat kecil.

Shijima : Mengenai akhir dunia, Nabi Musa juga menyebutkan tak akan lama lagi, sebab dedaunan dari pohon takdir (Lauhil Mahfudz) telah banyak yang berjatuhan dan tak pernah tumbuh lagi.

Abah : Itu sebabnya, hampir setengah dari seluruh jin kafir di dunia ini akan mengikuti perang itu.
Dengan pimpinan Shang ellah si Malaikat kegelapan dan Nagata, Si tangan kanan (Al-Dajjal).

Saat itu masih di tahun 2014 dan mendekati akhir tahun, saya beserta sam dan kim bertekad melakukan perjalanan menuju kepulauan maluku.
Untuk apakah kami ambil peran, mungkin kami sudah dituliskan mengemban amanah yang tak khayalak umum tahu, hingga sampai saya tuangkan di thread ini.

Sore hari, kami masih dipedesaan.
Terlihat dewi sedang melatih anak-anak padepokan, disudut lain sam datang dengan langkah berat.

"Yan, nih tiket tercepat menuju destinasi," menyerahkan beberapa lembar kertas booking.

"Aku yakin, ini bukan tugas biasa sam, kita sudah bertekad, bilapun kita gagal pun kita akan mati dijalan yg Allah ridhoi," jelas saya pada sam, lalu sam mengambil posisi duduk disamping saya dan jim.

"Semalam aku menangkap gambaran maya yan, setidaknya beberapa kerajaan jin di morotai, dan jayawijaya mulai bersekutu, apakah sebab energi dahsyat dari zulfikarmuyang membuat mereka merasa tertantang," ujar jim setengah berfikir, sejenak ia teguk segelas teh disampingnya.

"Akan kuperkenalkan kalian dengan beberapa tetua jin yg aku kenal, bersiaplah," ajak saya pada kedua saudara kembar tersebut.

Lalu sam dan jim pun mengambil posisi duduk bersila didepan saya, dan tak menunggu waktu lama kami mulai berdzikir, memagari badan dengan ayat-ayat suci, dan membuka gerbang ghaib menggunakan zulfikar yang sudah saya wujudkan ke wujud ghaib.

Hingga kami terjaga di sebuah tepi pantai yang amat tandus.

Spoiler for Terjaga di tepi pantai...:

Dan tibalah kami ditempat itu, kami memandangi setiap sudut, hanya rumput dan deburan ombak yang terlihat. Lalu pandangan saya tertuju pada sabuah deburan ombak, tidakk... itu bukan deburan ombak, melainkan kereta kencana dengan seorang wanita, ahh sepertinya saya mengenal sosok ini, ya bukan lain dia adalah Nyai pantai selatanMaka tak perlu waktu lama kami memberi penghormatan pada beliau.

"Asslamuallaikum wahai anak muda," ucap wanita tersebut dan beliau turun dari kereta kencananya.

"Ada perlu apakah kalian kemari, saya merasakan energi positif yang sangat besar, sepertinya kalian membawa sesuatu yang sangat sakral," lanjutnya sembari merekahkan senyuman pada kami.

"Waalaikum salam wahai nyai, salam rahayu. Suatu kehormatan bisa berjumpa langsung dengan nyai," ucap saya sembari menundukan tanda penghormatan pada penguasa laut selatan tersebut.
"Maksud kedatangan kami memenuhi undangan bunda Mayang asri," lanjut saya, dan membalas senyuman manis dari nyai.

saat itu sam dan jim hanya diam, sebab kami komunikasi menggunakan bahasa jawa inggil

"Oh mayang asri, kami berteman cukup lama, dia salah satu jin wanita tertua yang sangat taat dengan ilmu putihnya. Sepertinya ia mengirim kalian, dan pastinya ia akan mengunjungi kerajaanku, cukup lama ia tak mengunjungiku," jelas nyai, sambil sesekali bersendawa kecil.

"Benar nyai, beliau sudah saya anggap ibu saya sendiri di dimensi ini," singkat saya, sambil sesekali menatap kecantikan nyai.

"Saya merasakan sesuatu, mari ikut dan bertamulah di kerajaan kami," ujar nyai dan memberikan arahan pada prajuritnya untuk menaikkan kami di kereta kencana yang mungkin terbuat dari emas berkilau.

Spoiler for Perjalanan kami...:

Yaa, kami menuruni dasar lautan, sungguh mustahil, tapi kami percaya itu semua atas kehendak Allah. Sungguh menakjubkan, dari kejauhan sebuah istana megah, berwarna hijau tua dan ornamen biru zamrud menghiasi istana itu.
Ada dua pilar besar dan diatasnya terdapat penjaga dengan tatapan yang sangat mengerikan. Hingga terbukalah pagar yang mungkin terbuat dari bahan yang sangat berkilau. Kami disambut oleh beberapa penjaga berbadan tegap dan masih dengan tatapan seram. Dan tibalah kami disebuah istana yang luar biasa megahnya, saya merasa tak sedang berada di dasar laut, mungkin ini dimensi lain dari laut, entah apa saya kurang memahami.

"Selamat datang di istana pantai selatan," ucap nyai dengan sedikit menoleh dan melanjutkan langkahnya ke singgahsana...

To be continued

Diubah oleh iyhansamudera 11-09-2019 12:51

menantugodzila dan 12 lainnya memberi reputasi

Kutip

Balas

Tutup