Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#492
Part 57
"Kantin yok, keburu rame" Ajak Bagas.

Jam dinding di atas papan tulis menunjukan waktu pukul 9.45. Yang artinya 15 menit lagi sebelum jam istirahat pertama tiba. Berhubung saat pelajaran kejuruan para guru jarang stay di kelas, jadi gw sering membubarkan diri lebih awal untuk mencari posisi wenak saat makan di kantin.

Hari ini adalah pelajaran kejuruan, full menggambar dari pagi hingga sore hari tiba. Gw dan teman-teman harus berkutat dengan kertas, pensil, dan penggaris segitiga double selama sekitar 7 jam. Dan itu harus gw jalani selama 2 kali dalam seminggu. Belum lagi jika ada tugas gambar yang harus diselesaikan di rumah. Seringkali gw harus lembur 'nugas' sampai dini hari tiba.

Banyak anak STM yang bilang jika jurusan gw ini adalah jurusan yang paling susah dan paling sibuk jika dibandingkan kejuruan dibidang lainnya. Tak jarang terpikirkan di benak gw "kalau kuliah nanti tambah kayak gimana ya?".

Gw jalan ke kantin bareng Bagas, Akbar, sama Kribo. Disusul Zahra yg setengah berlari mengejar kita.

"Sukanya ninggalin ih" Ucapnya sambil cemberut

"Ya kita mana tau kalo Kamu mau ikut" balas Kribo

Gw raih pundak Zahra, sambari tetap berjalan. "Ga usah ngambek, ntar aku beliin donat keju".

Ia tak bergeming, tetap memandang lurus kedepan.

"Coklat?" Tawar gw lagi, namun dengan varian rasa yang berbeda.

"Dua hehe" Balas Zahra cengengesan. "Sama es jerukemoticon-Big Grin" Lanjutnya

"Ga ada yang lain lagi?" Gw memastikan, dibalas dengan gelengan dan senyuman lebar dari Zahra

Bagas, Akbar, sama Kribo pada ketawa menggelegar sepanjang lorong kelas.

Menyodorkan makanan ke cewek sebagai penawar amarahnya adalah trik yang sering gw lakukan. Dan trik tersebut hampir selalu berhasil (Tapi lihat juga si cewek ngambek karena apa).

Cewek dan makanan adalah image yang sulit dipisahkan, tak terkecuali Zahra. Bedanya hanya dia lebih sedikit over dibandingkan cewek lainnya. Mungkin juga karena hal tersebut, badan zahra sedikit berisi (baca:semok).

"Mas, tambahin dong" Kata seorang siswa, sambil nyodorin topi pas gw baru selesai makan. Anak angkatan baru kayaknya sih, muka-muka nya masih asing di ingatan gw soalnya. Mana mukanya tengil banget dah.

"Buat siapa?" Tanya Akbar

"Buat Raja" Jawabnya

Akbar sama Bagas ngelirik gw, Kribo tersenyum sinis.

"Raja siapa?" Tanya gw

"Raja yg disana" Tangan dia nunjuk-nunjuk arah ga jelas.

Kepala tuh anak gw getok pake sendok teh. "Yg mana? Ini gw Raja. Suruh kesini orangnya yg jual nama gw, biar gw botakin alisnya".

Bagas, Akbar, Sama Kribo diem doang. Tapi yang pasti, mereka bertiga bakal ada disamping gw semisal ada ribut-ribut.

"Udah mas, malu diliatin orang banyak". Zahra mencoba menenangkan gw

Anak baru tersebut langsung pergi diikuti rasa malu. Siswa-siswi yang baru aja menuhin kantin pada ngelihatin.

Gw teriak ke dia "Kalo ga terima, ntar pulang sekolah samperin gw di parkiran. Jangan lupa temen-temen lo bawa semua".

"Anak-anaknya Aris paling" Kribo coba menebak. Bagas dan Akbar pun setuju dengan tebakan Kribo. Perkiraan gw pun ga jauh-jauh dari tebakan tersebut. Karena yang biasa cari gara-gara yaa komplotan jurusannya si Aris.

Anak-anak jurusannya si Aris ini bisa dibilang resek. Seringkali dia cari-cari perkara ke jurusan lain. Yg jadi target dia adalah jurusan yang tidak full diisi oleh laki-laki, contohnya yaa kayak jurusan gw.

Yang gw heran, dia ga berani nyenggol temen sekelas ataupun orang-orang yang deket sama gw.

Kalo pada lupa, Aris itu yang gw habisin waktu awal-awal sekolah gara-gara dia jealous pas Mbak Oliv bareng gw mulu.

Okee, skip sampai pulang sekolah..

Gw yang baru nongkrong di parkiran nungguin Zahra disamperin sama Aris, disusul bocah ngeselin yang tadi di kantin. Kribo tersenyum tipis karena tebakannya tadi tidak meleset.

"Gimana ris? Ada masalah apa?" Tanya gw santai

"Gini ja, gw mau minta maaf soal ni anak gara2 makai nama lo buat malakin.. bla bla bla" Jelasnya panjang lebar.

"Ya udah lah, santai. Pesen gw, kalo mau mabok jangan gitu lah. Orang ga tau apa-apa lo mintain duit, belum aja lo kecantol sama target yg salah." balas gw

"Sorry banget ya mas" anak yg dibawa Aris mulai membuka omongan setelah sebelumnya hanya terdiam ketakutan.

"Yoo rak po po" gw membalas seadanya

Aris sama bocah tadi pergi ke arah warung setelah meninggalkan sebungkus rokok dan berkali-kali meminta maaf.

"Zahra lama amat ja.." keluh Bagas. Tanpa menjawab, gw hanya mengangkat kedua bahu.

Beginilah keseharian gw ketika pulang sekolah. Zahra menemani Putri yang menunggu dijemput bapaknya di depan gerbang sekolah (Putri temen sebangku Zahra). Sedangkan Gw, Akbar, Kribo, dan Bagas menunggu Zahra di parkiran luar sekolah sambil sebats.

*Duaarrr *Duaar *Duaar. Sekelompok anak sekolahan lewat sambil nyalain petasan roman, mereka berkendara ke arah sekolahan sambil melempar batu ke arah anak sekolahan gw. Anak-anak sekolahan gw pada lari ngejar sambil ngumpulin apa aja yg ada di jalan untuk dijadikan senjata.

Gw yang panik langsung lari ke arah gerbang sekolahan, dimana Zahra biasa menemani Putri.

Sampai depan gerbang, gw celingukan cari-cari Zahra. Sambil berdoa semoga Adek gw ga kenapa-kenapa emoticon-Frown.

Beberapa siswa lari berbondong-bondong masuk sekolahan. Sisanya, lari ke ujung jalan untuk memberi perlawanan. Dari dalam, Zahra manggil-manggil gw.

"Kamu ga apa-apa?" Tanya gw, sambil memeriksa apa ada luka di tubuhnya.

Zahra geleng-geleng, gw bernafas lega.

Tak lama, para guru mulai bertindak. Siswa yang mukanya cupu ditarik masuk kedalam sekolah. Sedangkan yang mukanya mirip alumnus kedungpane diberi senjata untuk melakukan perlawanan. Sadly, gw berada di golongan siswa muka kriminal emoticon-Frown. "Pak, Bu, aku anak baik-baik" Teriak gw dalm hati.

Zahra megangin tangan gw, meminta agar gw tetap didalam gerbang.

"Gapapa" Ucap gw menenangkan

"Kamu tetep disini, jangan keluar sebelum aku balik" lanjut gw

Berbekal pentungan satpam, gw merangsak ke barisan. Di seberang sana, musuh terlihat cukup ramai. Beberapa orang di barisan depan nampak mengayunkan sajam yang kilaunya terpantul karena panasnya sinar matahari siang.

Berbekal bambu panjang, dan beberapa gear motor yang diikat sabuk, sekolahan gw memberi perlawanan.

Disamping gw, ada juniornya si Aris bawa gear, tapi ga berani maju kedepan.

"Lo bawa gear ngapain di sini, pekok. Maju!" Teriak gw ke junior tersebut. Setelah gw teriakin, baru dia maju kedepan.

Perlahan, gw mulai maju ke barisan depan, melawan musuh yang bawa gear. Tak sulit bagi gw, putaran sabuk gear yang melilit tangan, langsung gw tarik. Anak tersebut langsung lari kebelakang.

Satu musuh langsung backup posisi bocah tadi. Kali ini dia bawa semacam katana. Gw yang hanya bawa pentungan satpam tetep ngeyel ga ada mundurnya, sedangkan anak yang bawa katana tadi malah mengayunkan senjatanya sambil mundur-mundur sampai akhirnya tersandung dan jatuh.

Dia masih bisa bangun walaupun berkali-kali pentungan gw mengenai badan dan lengannya.

Anak sekolahan gw mengambil kesempatan tersebut, serentak mereka berlari ke arah musuh. Melempar batu, mengayunkan bambu dan gear motor. Melihat terbakarnya semangat kami, musuh mulai lari kocar-kacir. Beberapa dari mereka sempat terjatuh dari motor.

Sampai akhirnya ada dua anak yang berhasil kami tangkap, beserta satu motor yang ia tunggangi.

Motor anak yang jatuh tadi bener-bener ancur sampai sisa rangka doang. Spion ilang, cover body remuk semua, ban depan-belakang ilang entah kemana, bahkan sampai accu nya pun tak diketahui pergi kemana.

Sedangkan dua anak yang ketangkep, dihajar sampai mukanya mirip sama maling helm.

Pelampiasan emosi baru reda ketika pihak kesiswaan datang membawa aparat berbaju coklat. Dua anak tadi langsung diamankan ke kantor BP sebelum dibawa ke Polsek.

"Yeeeyy menang" Zahra setengah berteriak kegirangan ketika gw berjalan ke arahnya.

Gw berantakin poninya "Tadi aja ngerengek-ngerengek ga boleh ikut ngelawan"

"Hehehe khawatir tau"
delet3
japraha47
mirzazmee
mirzazmee dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.