Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]


Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 06:13
al.galauwi
zio0108
suryos
suryos dan 111 lainnya memberi reputasi
104
448.4K
4.3K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#989
Diluar Perkiraan

Hari hari berikutnya ane akhirnya mau memantapkan diri untuk nembak Keket. Entah kenapa ane gugupnya parah banget. Padahal juga kemana-mana bareng sama dia. Dan dia juga udah pasti nerima ane kan, pikir ane waktu itu. Jadi ane sampe curhat ke Tanto sama Adi F perihal rencana ini.

"Gue gugup banget mau nembak Keket nih. Aneh banget padahal gue udah deket banget sama dia." Kata ane.

"Itu tandanya lo serius sama dia Ja." Kata Tanto.

"Enak banget hidup lo ya. Deket sama cewek cantik terus. Bagi-bagi kek sekali-kali sama gue nyet." Adi F menambahkan.

"Lah makanya usaha coy. Belajar sepik. Haha." Kata ane.

"Ajarin lah." Kata Adi F.

"Pingin banget lo? Haha." Kata ane.

"Eh iya To, hubungan lo sama Riana gimana? Lancar?" Tanya ane ke Tanto.

"Lagi ribut-ribut terus nih gue. Jadi banyak maunya dia Ja. Haha." Kata Tanto.

"Gue nggak ditanya?" Kata Adi F.

"Lah lo kan jomblo sama kayak gue, nggak ditanya juga semua orang tau lo lagi fakir hati. Hahaha." Ledek ane.

"Si Adi S nih ya nggak ketahuan demen sama siapa. Jangan-jangan demen sesama jenis lagi. Hahaha." Kata Tanto.

"Haha jangan-jangan iya." Kata Adi F.

"Eh udah denger kabar belum soal si Krisna?" Tanya Adi F.

"Kenapa si bang ganteng?”tanya ane.

"Si Krisna bener-bener sekarang udah jalan sama anak Profm Amir. Bangs*t banget nggak lo. Hahaha." Kata Adi F.

"Oh iya? Mantap bener. Andai gue seberuntung dia ya. Haha." Kata ane.

"Bangs*t lo Ja, lo lagi sarkas ke gue apa gimana?" Kata Adi F.

"Dih si t*i berasa bener lo. Haha. Lah dia kan udah mana ganteng, pinter banget, jago olahraga lagi. Mantep bener. Leadershipnyajuga keren. Kurang apalagi?" Kata ane.

"Kurangnya? Dia nggak sehumoris lo Ja. Dan kemampuan sepik-sepiknya juga kayaknya bisa lo adu deh. Dia emang nggak pake ngomong aja cewek-cewek otomatis mendekat ke dia. Kalau lo perlu lah itu sepik-sepik." Kata Tanto.

"Lah lo juga kayak gitu gobl*k To." Sambar Adi F.

"Iya bener gue setuju. Lo kan juga ganteng, pinter juga, kalau misalnya udah nggak nyaman sama Riana, putusin, cari yang lain. Kawan-kawan kita sekelas juga kayaknya ada yang naksir sama lo To." Kata ane.

"Emang iya?" Kata Tanto sedikit tersenyum.

"Eeeeyaaaalah Tanto gobl*k." Ujar ane dan Adi F. serempak.

"Haha. Hmm boleh deh gue coba." Kata Tanto.

"Coba apa nyet?" Kata ane.

"Cobain yang baru. Kayaknya kalo tepe-tepe kaya lo Ja, gue nggak kalah oke." Kata Tanto.

"Eh b*go, gue nggak tepe-tepe, muka gue sama badan gue nggak mendukung. Pakai otak lo sama mulut lo." Kata ane.

"Haha. Iya nanti gue coba." Kata Tanto.

Dan sesi curhat ane ke dua orang teman kostan ane ini nggak mendapatkan hasil apapun. Gobl*k emang.

--

Keberanian dan mental sudah didepan mata ane. Ane pun berangkat ke kampus. Ane berencana ke Lab Keket sehabis zuhur, habis kuliah. Ketika perjalanan menuju kampus, ane yang berjalan bareng sama Tanto melihat seseorang yang sangat tidak asing. Ane dan Tanto melihat Zalina. Seseorang yang udah lama banget nggak ane lihat. Kangen juga ya. Tapi penampilannya agak beda. Sekarang Zalina memakai kerudung. Luar biasa cantik natural Zalina memakai kerudung, mana mukanya arab lagi kan.

"Itu Zalina kan?" Kata Tanto.

"Iya bener To. Haha. Gile makin cakep aja dia ya. Mana pakai kerudung lagi." Kata ane.

"Samperin Ja. Tanya aja gimana kabarnya. Eh tapi kok gue agak aneh ya. Perut dia kayak nggak melendung. Iya nggak sih?” kata Tanto.

Hanya Tanto, Keket dan Ara yang ane ceritakan perihal putusnya ane beserta alasan lengkapnya. Yang lain hanya mengetahui kami putus, dan untungnya nggak ada yang berusaha cari tahu alasannya.

"Iya juga ya. Dia gugurin apa gimana ya?”kata ane.

"Makanya lo kejar dia."

"Oke deh."

Lalu ane mengejar Zalina yang sudah selangkah lagi memasuki gedung fakultas.

"Lin, apa kabar?” tanya ane langsung.

"Eh Ija, kabar baik Ja. kamu nggak sama anak-anak kostan?" Katanya.

"Mereka nyusul nanti gampang Lin." Kata ane.

"Oh gitu. Aku masuk dulu ya." Katanya.

"Eh tunggu Lin, ngobrol dulu lah sebentar."

"Aku ada kuliah Ja."

"Kamu sehat-sehat aja kan?"

"Aku sehat kok Ja."

"Hmmm maaaf banget Lin, tapi kok perut kamu kayak nggak ada isinya?”

"Aku......"

Kemudian dia malah menangis.

"Eh kok nangis Lin. Sini yuk duduk dulu." Kata ane sambil membantunya duduk.

"Kenapa Lin? Kalau kamu mau cerita, cerita aja."

"Aku keguguran Ja."

"Hah? Serius kamu? Dari kapan?”

"Masuk bulan ke lima Ja. Dan harus ada prosedur kuret, terus tahapannya apa aku nggak ngerti."

"Kamu kurang istirahat kali Lin. Ya Allah. Aku turut berduka ya Lin."

Zalina cuma mengangguk.

"Terus si Indra itu gimana?”

"Dia udah nggak mau berhubungan dengan aku lagi Ja."

"Orang rumah ada yang tahu?”

"Nggak ada Ja. Aku nggak berani ngabarin mereka. Kamu tau sendiri keluargaku kayak apa."

"Iya Lin. Berarti sekarang kamu bener-bener sendirian ini?"

"Iya Ja. Teman-teman dikelas juga udah nggak suka sama aku katanya penebar aib. Di kostanku juga sama. Jadi aku cuma sendiri aja ngadepin ini."

Ane langsung iba sama Zalina. Bukan karena masih sayang, tapi lebih karena dia berat banget ngehadapin ini sendirian.

"Kalau kamu ada apa-apa, hubungin aku ya, nomor aku masih sama kok."

"Kamu kenapa masih baik sih Ja sama aku? Aku kan udah nyakitin kamu banget Ja. Aku tu nggak pantes buat kamu kenal lagi."

"Udah deh Lin, yang udah lewat biarin aja. Yang penting sekarang aku taunya kamu bakal ceria lagi oke?"

Lalu obrolan kami beralih ke kenangan-kenangan kami. Walaupun sejenak ternyata itu ampuh bikin Zalina senyum lagi. Berita Zalina hamil memang tersebar sangat cepat dikampus. Tapi untungnya nggak sampai ke telinga dosen-dosen, apalagi bidang kemahasiswaan. Bisa di DO Zalina. Reputasinya sudah hancur berantakan karena kejadian itu. Ane pun sempat kebawa-bawa imbasnya, untung anak-anak tetap menaruh kepercayaan sama ane. Terutama Keket.

--

Perkuliahan sudah selesai, dan akhirnya waktu makan siang pun tiba. Ane ke kantin dan berkumpul bersama teman-teman sejurusan, obrolan santai soal adik kelas menjadi perbincangan utama. Adi F ternyata diam-diam berhasil kenalan dengan junior kami setahun dibawah. Seumuran Ara. Tapi nggak tahu ya di masa depannya jadi apa nggak.

Usai dari kantin, ane langsung memberanikan diri ke Lab. Setelah meminta dukungan Tanto dan Adi F. ane melangkah mantap ke Lab. Perjalanan menuju lab terasa sangat berat. Ane deg-degan setengah mati. Akhirnya perjalanan ke lab di lantai 4 dari lantai 1 tempat kantin berada berakhir juga. Ane memberanikan diri untuk masuk. Ternyata nggak ada orang di Lab. Sial. Namun tiba-tiba ada yang menepuk bahu ane.

"Ija, ngapain disini celingak celinguk? Masuk aja kali." Ujar Sofi.

"Eh Sofi. Hehe. Iya nih gue nungguin Keket. Kemana ya?”

"Kathy daritadi sih belum datang Ja. Yaudah masuk dulu yuk."

Ane memasuki lab yang sepi bersama Sofi. Sofi memilih duduk di meja dekat tempat ane Keket pernah berciuman sehabis praktikum. Jadi malah lucu mengingat kejadian itu. Hahaha.

"So, Ja, lo mau ngapain kesini?" Ujar Sofi lembut.

"Gue mau ngobrol-ngobrol aja sama Keket."

"Oh gitu yaudah tunggu sini sebentar ya, gue mau siapin alat dan bahan."

"Oke Sof."

Waktu itu Sofi pakai pakaian yang tertutup tapi ane bisa melihat bentuk tubuhnya. Bemper depannya keliatan makin gede perasaan. Haha. Tapi anak ini mini juga ya sama kayak Ara. Waduh ngebayangin yang iya - iya aja ini. Nggak lama Sofi kembali dan dengan teratur mempersiapkan alat dan bahan. Ane sempat bengong melihat dia telaten banget. Dan ane malah ngebayangin gimana telatennya dia kalau treatment si rocky. Mana bibirnya eksotis banget lagi, kalau orang suka pake make up buat keliatan bibirnya rada tebel dan sekseh, nah dia nggak perlu begitu bibirnya udah sekseh. Haha.

"Ija? Kok bengong? Hati-hati ntar kesambet." Ujar Sofi tiba-tiba.

"Hah, eeh heem..nggak Sof. Gue ngeliatin lo manis bener, jadi kayak kehipnotis gue." Kata ane bener-bener spontan.

"Eeeeh nggak itu, aduh maksudnya nggak gitu Sof. hehe. Maaf ya." Ane buru-buru meralat.

"Hehe nggak apa-apa kok Ja." Kata Sofi. Dia menunduk dan ane bisa melihat pipinya merona, kulit dia kan kinclong juga. Haha.

Selanjutnya kami ngobrol-ngobrol ringan, ane banyak melontarkan jokes-jokes recehan yang uniknya membuat dia terhibur. Cupu banget anak ini. Haha. Sekitar 1,5 jam ane belum juga melihat Keket ke Lab.

"Eh Sof. Si Keket mana ya? Lama banget dia tumben. Ini yang lain udah pada dateng semua."

"Nggak ngerti juga gue. Coba lo telpon."

"Bentar ya Sof."

Ane lalu keluar menjauh sedikit untuk menelpon, tapi nggak ada jawaban dari Keket. Ane mencoba sampai sekitar 5 kali tapi nggak ada jawaban.

"Nggak diangkat Sof."

"Mungkin tidur kali dia ya."

"Mungkin Sof. Hmmm, eh, gue boleh minta kontak lo?"

"Hehe boleh Ja. Kok ragu-ragu gitu." Katanya sambil tersenyum kecil.

Ane mendapatkan kontak Sofi, dan dia minta di miss call balik. Tidak lama, Keket datang. Dia ceria sekali hari ini. Dan seperti biasa dia memancarkan senyumannya yang manis ke ane. Aduh seneng banget. Lalu ane dengan sabar menunggu mereka mengolah persiapan sebelum berangkat ke Sukabumi, rencananya habis UAS. Sekitar jam 4 sore baru selesai. Seperti biasa ane pulang dengan Keket belakangan.

"Eh Ket, malam ini ke kota yuk."

"Mau ngapain?"

"Jalan-jalan aja Ket. Hehe."

"Ayo aja boleh. Mau naik apa kesana?"

"Gue pinjem motor Adi F. deh ya. Gimana?”

"Oke deh. Nanti tungguin gue dulu tapi ya. Gue mau beresin cucian gue, mau gue masukin laundry."

"Oke Ket..........hmm eh, Ket."

"Yap, kenapa Ja?”

"Ket lo mau nggak jadi pacar gue?"

Disini posisi kami sambil jalan kaki menuju keluar gedung. Dia lama banget jalan dalam diam. Membuat ane jadi was was dan super deg-degan.

"Hmm Ja. Kayaknya kita temenan aja deh." Kata Keket datar.

Diubah oleh yanagi92055 02-09-2019 11:48
nobowname
erman123
sampeuk
sampeuk dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.