MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.2K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#784
BAGIAN 17
KEMBALI KE KAMPUS
part 2



Spoiler for Raizha Camelia Ixora:

Perjalanan pagi itu lumayan memakan waktu cukup lama. Kondisi lalu lintas kota Bandung tampak sangat padat akibat adanya acara wisuda UNPAD yang telah berlangsung selama 3 hari berturut-turut yang mengakibatkan penutupan dan pengalihan arus lalu-lintas. Selama dalam perjalanan, Asnawi merenungkan kejadian yang dialaminya di kamar mandi tadi, dimana dia melihat bayangan Hayati yang berada dibalik cermin. Bayangan itu tampak sangat nyata dan bisa berbicara. Asnawi sangat senang ketika mendengar suara Hayati yang merindukan keberdaannya.

Pada pukul 10 pagi, Asnawi tiba di kampus. Dia memarkirkan motor di tempat parkir jurusan dan langsung berjalan menuju gedung Fakultas Teknik untuk menemui pak Edward yang telah menunggunya. Pak Edward adalah Dekan Fakultas Teknik dan sekaligus dosen pembimbing Asnawi dalam mata kuliah kerja praktik yang tengah dijalaninya. Semenjak dua bulan yang lalu, Asnawi membiarkan kegiatan perkuliahannya mangkrak karena tenggelam dalam kesedihan. Dia berniat untuk meminta kesempatan kepada pak Edward untuk menambah tenggat waktu penyelesaian laporan hasil kerja praktiknya yang terbengkalai.

Gedung Fakultas Teknik terdiri dari 3 lantai, ruangan pak Edward berada di lantai 2. Asnawi berjalan memasuki gedung itu dengan terburu-buru. Langkahnya tampak 2 kali lebih cepat dari biasanya. Dia lebih memilih menaiki tangga daripada menggunakan elevator untuk naik ke lantai dua. begitu sampai, dia memasuki sebuah koridor panjang yang diterangi oleh cahaya lampu putih. Di sepanjang koridor itu terdapat berbagai ruangan yang saling berhadapan. Di depan pintu ruangan-ruangan itu terdapat papan nama ruangan serta nama penghuninya, mulai dari ruangan Pembantu Dekan I, II, II sampai ruangan Dekan. Asnawi memasuki ruangan Dekan dengan penuh kecemasan, karena setiap mahasiswa yang dipanggil menghadap Dekan adalah mereka yang bemasalah. Dia membuka pintu yang papan nama pintunya tertulis ‘Dekan Fakultas Teknik : Ir. H. Edward Saepudin, MT, Ph.D’. di dalam ruangan terdapat sebuah ruang tunggu dimana ada seorang mahasiswi yang tengah duduk menunggu. Dihadapan ruang tunggu terdapat sebuah meja kerja yang dihuni oleh seorang sekretaris yang tengah sibuk mengetik. Asnawi menghampirinya untuk menanyakan sesuatu kepada sang sekretaris.

“maaf bu...saya mau ketemu sama pak Edward”

“kamu Asnawi ya?”

“iya bu....saya disuruh menemui beliau hari ini”

“hmm...oke, sekarang kamu tunggu dulu di sana....kebetulan pak Edward nya sedang menerima tamu dari Jepang”

“oh iya...makasih bu”

Asnawi berjalan menuju ruang tunggu yang terlihat sangat sempit akibat banyaknya berkas yang ditaruh begitu saja diatas kursi ruang tunggu sampai menumpuk dan hanya menyisakan ruang kecil dimana ada seorang mahasiswi yang tengah duduk sambil mendengarkan musik dari earphone nya. Mahasiswi itu terlihat sangat cantik di mata Asnawi, dia mengenakan setelan casual seperti baju t-shirt yang dilapisi kemeja yang tidak dikancing dan celana panjang berbahan jeans yang bolong-bolong sehingga memperlihatan permukaan kulit pahanya yang sangat mulus. Mahasiswi itu berambut merah bulu jagung dan tampak tidak menghiraukan Asnawi yang menghampirinya.

“maaf...boleh duduk disebelah? Soalnya kursi lain pada penuh sama berkas” sapa Asnawi.

“oh...boleh...boleh” jawab singkat mahasiswi itu yang memandang wajah Asnawi selintas sebelum kembali tenggelam dalam alunan musik yang didengarnya.

Asnawi duduk bersebelahan dengan gadis itu. Dia sangat gugup dan canggung karena harus bersebelahan dengan seseorang yang tak dikenal, bahkan dia belum pernah melihat gadis itu sebelumnya di kampus. Dalam pikirannya mungkin gadis yang duduk disebelahnya itu adalah mahasiswa baru atau pindahan dari kampus lain. Selama sepuluh menit, Asnawi tampak gugup, dia bingung harus melakukan apa selama menunggu panggilan dari pak Edward sampai akhirnya dia membuka smartphone nya.

Dalam smartphone terdapat banyak sekali notifikasi baik miss call maupun chat WA yang diantaranya miss call dari Cascade sebanyak 10 kali, Febri 4 kali dan sebuah chat WA dari Merry. Asnawi sangat tertarik membuka aplikasi sosial media itu yang menunjukan kiriman pesan dari Merry. Asnawi mulai membaca sebuah pesan yang diketik cukup panjang.

‘kanda...maafin aku atas semua ini, aku masih berbelasungkawa atas kehilanganmu terhadap Hayati, tapi aku mohon sama kamu..aku gak bisa mencintai kamu kanda...ya mungkin selama ini aku pernah bilang sama mendiang Hayati kalo aku suka sama kamu, dan mungkin juga kamu berharap bisa jadian sama aku ketika kamu kehilangan dia, tapi sekali lagi aku minta maaf kanda...kamu harus balikan lagi sama Cascade!..aku tahu isi wasiat yang disampaikan Hayati ketika sebelum kena musibah, aku tau itu dari Casey, aku tahu semuanya kanda...kamu sebenernya masih cinta sama Casey kan? Hayati dulu pernah ngobrol sama aku, dia bilang kalo kamu sebenernya cinta sama Casey dan Hayati merasa sangat berdosa karena udah ngerebut kamu dari pelukannya, makanya aku juga akan melakukan hal yang sama dengan Hayati, aku mundur kanda...aku gak bisa menjadi belahan hatimu, aku sangat ngehargain Casey...dia adalah sahabat terbaikku..dia juga udah ngasih aku pekerjaan yang layak...aku gak mau mengkhianatinya....dan aku juga ingin ngucapin terima kasih sama kamu dan Hayati karena berkat kalian berdua aku jadi terbebas dari kehidupanku yang penuh dengan dosa.....kanda, maafin aku........’

Asnawi termenung ketika selesai membaca pesan dari Merry yang terkesan sangat panjang dan memilukan. Dia menundukkan kepala, menyesali pernyataan Merry yang memutuskan untuk menjauhi dirinya. Asnawi sebenarnya sangat mengharapkan Merry sebagai pelipur lara bagi hatinya yang telah ditinggal oleh Hayati karena sosok Merry sangat mirip dengan Hayati.

Sang gadis mahasiswi yang duduk di sebelah Asnawi diam-diam ikut membaca isi pesan panjang Merry kepada Asnawi. Tanpa sadar dia tiba-tiba berkomentar dengan isi pesan itu kepada Asnawi.

“hmmmm...emang sedih banget kalo diputusin sama cewek pas lagi sayang sayangnya” celetuk mahasiswi itu secara spontan.

Asnawi langsung menoleh kearah mahasiswi itu sambil terheran heran dengan ke kepoan dirinya. “elu ngepoin chat an gue yah?” tanya Asnawi dengan sinis.

“sorry, tadi gue gak sengaja ngeliat isi chatan lu yang panjang banget, jadi gue ikutan baca....hehehe....ngomong-ngomong lu kanapa sampe diputusin cewek lu?” tanya balik mahasiswi itu.

“ngapain sih lu kepo!....kenal juga kagak...maaf yah” Asnawi mulai kesal.

“oh iya yah....kenalin, nama gue Raizha....gue anak MIPA” kata Raizha sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.

“gue Asnawi, anak teknik sipil.....BTW kenapa ada anak MIPA nyasar ke sini yah?....emang lu mau ngapain ketemu sama dekan Fakultas Teknik?” Asnawi menyambut uluran tangan Raizha dan mereka akhirnya bersalaman.

“ya gue mah pengen maen aja kesini...hahaha...ayo dong ceritain! Gue penasaran” Raizha mulai memelas.

“tunggu dulu....gue mesti kenal elu dulu, soalnya gua gak sembarangan cerita masalah pribadi due sama orang”

“yaelah....cape deh.....yaudah, kita akrabin dulu....elu asli darimana?”

“Sukabumi....kalo elu?”

“gue asli Bandung”

“elu jurusan apa disini?”

“Biologi....elu angkatan berapa?”

“2014....”

“oh....gue 2015.....udah cukup kenalan sama gue nya?” tanya Raizha yang mulai kesal.

“hmmmm...boleh lah, salam kenal yah...maaf nih gue tadi agak jutek sama lu”

“iya gak apa-apa....salah gue juga kali yang ujug-ujug ngepoin sama komenin isi chatan lu...BTW...kenapa sih elu bisa diputusin ama Merry?....dia cewek lu kan?”

“aduh..gimana yah jelasinnya, susah euy”

“kenapa susah?.....emang hubungan lu rumit banget yah?”

“bisa dibilang begitu lah......eeehhh.....” Asnawi mendadak bengong.

“lho kok bengong?”

“gue manggil lu apa yah?...bingung hehehehe”

“panggil Riz-Riz aja...atau Riz...atau terserah elu deh mau panggil gue apaan”

“okeh....Riz aja yah,pacar gue namanya Hayati.....jadi pacar gue sebenernya udah meninggal, dua bulan yang lalu”

“APAAAHHH!!!.....INNALILLAHI....KENAPA WI BISA BEGITU?”

“ya kita kena musibah banjir bandang, cewek gue hanyut kena banjir...gue gak sempet nolongin dia”

“aduhh...tragis banget yah....maafin gue Nawi....”

“iya Riz...gak apa apa, semua ini udah takdir”

“terus Merry itu siapa atuh?”

“aduh gimana yah.....gue bingung euy jelasinnya”

“ayo dong ceritain, gue penasaran banget euy”

“bisa dibilang eeeeehhh......dia itu selingkuhan gue”

“apaaahh...selingkuhan lu? Kok bisa”

“ya jadi, gimana yah......waktu itu sebenernya Merry adalah cewek gebetan gue, tapi dia nolak gue pas ditembak, sampe akhirnya gue kenalan sama Hayati dan jadi pacaran, nah masalahnya pas Merry ngobrol sama Hayati, dia ngungkapin perasaannya terhadap gue”

“anjiiirrr!!!....berani banget tuh si Merry bilang suka sama elu didepan cewek lu”

“yah mereka emang temenan sih jadi akhirnya gue ketemuan sama Merry dan kita jadi adek-kakak.....tapi sebenernya kita lagi selingkuh....pas kemaren cewek gue meninggal, dia juga ikut ngejauhin..katanya gue mesti balikan sama Cascade”

“apaahhh!!!......elu kenal sama Cascade?”

“iya Riz.....emang kenapa?”

“anjiiiirrrr......lu hebat banget euy bisa kenal sama cewek itu...asal lu tau yah Wi, Cascade itu adalah cewek paling tajir, paling terkenal dan paling cantik di kampus ini”

“paling cantik? Enggak juga ah.....elu juga cantik Riz” Asnawi tidak sadar memuji kecantikan Raizha sehingga membuatnya menjadi malu.

“ah...elu mah bisa aja......malu anjirrr!!” kata Raizha dengan wajah yang memerah seperti udang rebus.

“eh maaf hahahaha.......gue gak bermaksud ngegombalin elu”

“enggak kok Wi...gak apa-apa...hehe...elu bisa kenal sama Cascade gimana?”

“gue kenal sama dia sejak SMA, kebetulan gue satu sekolah sama dia...dan kita juga pernah pacaran setahun sebelum dia mutusin gue...dan sampe sekarang kita sahabatan”

“anjayyyyy........jadi elu mantannya Cascade?”

“iya Riz....kok elu kayak yang kaget gitu sih?”

“ya kaget lah, gue gak nyangka cowok kaya lu bisa naklukin Cascade...pastinya elu sama tajirnya kayak dia”

“ah enggak lah Riz....gue mah biasa aja, gue gak tajir...apalagi setajir Cascade...gue cuman anak dokter PNS”

“tapi kenapa lu bisa pacaran sama dia, secara dia itu cewek super tajir yang susah banget nerima cowok, bahkan temen gue aja yang ganteng dan tajir ditolak sama dia”

“ya biasa aja Riz.......gue mah berteman aja sama dia, dan yah gitu aja kayak air mengalir....lagian Cascade gak pernah ngebahas bahas soal kekayaannya, dia malah bilang dia orang sederhana dan yang kaya itu adalah emaknya”

“hmmm....elu hoki banget berarti....kalo liat dari tampang dan penampilan, elu emang gak kayak anak teknik pada umunya....”

“emang kenapa sama penampilan gue?”

“ya biasanya kan anak teknik mah rambutnya gondrong-gondrong, terus badan mereka bau-bau karena jarang mandi dan mereka semua keliatan kucel....enggak banget lah pokonya mah....tapi elu mah beda Wi....baju lu selalu rapi, terus rambut lu juga rapi dan pendek dan elu wangi Wi....lu pasti rajin mandi yah?”

“ah masa sih hehehehe.........gue lumayan sih sering mandi, soalnya suka gatel-gatel kalo gak mandi”

“iya Wi.....gue suka gaya lu” Raizha menunjukan muka termanisnya.

Asnawi terpesona dengan ekspresi manis Raizha, dirinya seakan akan menemukan setetes air di tengah padang pasir yang bisa menghilangkan rasa dahaganya akan cinta. Kalau dilihat dengan sek.sama, Raizha sangat menawan, aroma tubuhnya yang semerbak menebarkan wangi bunga yang menenangkan hati dan membawa Asnawi berenang dalam kolam yang dipenuhi oleh bunga camelia. Mereka pun melanjutkan perbincangan seru dengan mendalami kisah cinta antara Asnawi dan Cascade. Sang sekretaris yang tengah sibuk bekerja pun mendadak ikut menyimak isi obrolan mereka yang sangat menarik untuk disimak.

“eh...dari tadi gue terus yang cerita, sekarang giliran elu dong.......gue pengen tau elu juga?”

“okeh...okeh.......lu mau tau tentang apaan?”

“ya....kayak gue pengen tahu kenapa elu ada disini....tadi kan lu bilang sering maen kesini”

“oohh....ya gue mah emang sering banget maen kesini, karena disini tuh sepi....gue suka ketenangan”

“bapak lu kerja dimana Riz?”

“di ngajar Wi....”

“oh guru yah....kalo emak lu?”

“emak gue udah gak ada Wi....”

“oh...aduh...maaf-maaf...gue gak bermaksud...”

“gak apa apa Wi, emak gue udah tenang di alam baka.....dia korban kecelakaan pesawat...kalo emak lu gimana Wi?”

“emak gue mah masih ada...dia kerja jadi dokter, samak kayak bapak gue, tapi dia bukan PNS....emak gue kadan suka ngajar di kampus....kakak gue dokter juga”

“waahh hebat juga lu....semua keluarga lu dokter”

“ah biasa aja kali Riz...bahkan pacar gue yang meninggal, dia juga dokter lho”

“wah..wah...hahahaha...elu mestinya jadi dokter juga Wi, biar samaan”

“ah enggak bisa euy Riz.....gue terlalu bodo buat jadi dokter”

“ah elu mah bisa aja hahahaha”

Ketika mereka asyik berbincang, tiba-tiba pintu ruangan pak Edward terbuka. Keluarlah tiga orang dari ruangan itu, rupanya pak Edward mengantarkan kedua tamunya dari Jepang untuk keluar ruangan. Setelah saling berpamitan dan besalaman, kedua tamu Japeng itu pergi meninggalkan ruangan dengan diantar oleh sekretaris. Pak Edward kemudian melihat Asnawi dan Raizha yang tengah duduk berdua di ruang tunggu.

“kalian berdua masuk sekarang!!” perintah pak Edward tanpa banyak basa-basi.

Asnawi dan Raizha pun akhirnya memasuki ruang kerja pak Edward. Mereka dipersilakan duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan dirinya. Asnawi masih heran dengan keberadaan Raizha di ruangan itu karena dia sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan urusan yang ada di Fakultas Teknik. Pak Edward kemudian duduk dihadapan mereka, dia mulai menanyai Asnawi.

“apa kabar Asnawi?....”

“alhamdulillah baik pak”

“saya kemaren denger kamu sakit yah selama dua bulan terakhir ini?”

“iya pak....saya sakit...maafin saya pak”

Sebelum Asnawi menyelesaikan jawabannya, tiba tiba Raizha memotong pembicaraanya dengan pak Edward.

“pah...Asnawi ini baru ditinggal mati sama pacarnya, dia lagi galau dan sedih banget” potong Raizha.

Asnawi kaget dengan nama panggilan Raizha kepada pak Edward. Dia terlihat seperti tidak canggung ketika menyela pembicaraannya dan langsung berbicara kepada pak Edward.

“apa benar begitu Nawi?” tanya pak Edward.

“iya pak...maafin saya, kemaren saya sempet depresi gara-gara hai itu” jawab Asnawi.

“oh jadi kenapa kamu gak masuk kuliah selama kemaren tuh gara gara ini?....saya turut berbela sungkawa atas kehilangan mu Nawi....semoga arwah pacarmu diterima disisi Allah”

“amiinn...makasih pak atas doanya....terus pak nasib kuliah kerja praktik saya gimana?”

“ya karena barusan Raizha bilang begitu sama saya, jadi saya mau kasih keringanan buat kamu...”

“keringanan apa pak?”

“yah awalnya saya mau mencoret semua program studi yang kamu ambil di semester ini dan menganggapnya tidak lulus, tapi karena hal barusan, saya tidak akan mencoretnya dan saya kasih kamu kesempatan untuk menyelesaikannya sampai akhir semester genap”

“wah..begitu pak?”

“iya Wi.....kamu harus serius menyelesaikannya dan jangan sampe mengecewakan saya”

“makasih banget pak...saya janji..saya akan menyelesaikannya tepat waktu dan gak akan ngecewain bapak”

“iya Wi..sama sama...dan kamu juga harus berterima kasih juga sama anak saya yang udah ngejelasin masalah kamu tadi”

“oh...jadi Raizha ini anak bapak ?” Asnawi terkaget dengan pernyataan pak Edward.

“iya Nawi, gue ini anak dari dekan dan dosen pembimbing lu hahahahaha” jawab Raizha yang kembali menyela perbincangan dengan diikuti anggukan kepala pak Edward.

“wahhh....saya bener-bener gak nyangka pak, pantes aja kenapa ada anak Biologi berada di ruang dekan Fakultas Teknik....hehehehe ternyata dia anak bapak toh”

“iya Wi....Raizha ini anak sulung saya, dia punya 3 adek yang masih pada sekolah”

“iya pak....hehehe” Asnawi kembali tersipu malu.

“pah...Asnawi ini mantan pacarnya Cascade lho!” ujar Raizha.

“wah beneran nih?...apa betul Nawi?” pak Edward mendadak kaget.

“iya pak, saya dulu pernah pacaran dan sekarang masih sahabatan sama dia” jawab Asnawi.

“wah...wah...kamu hebat banget bisa pacaran sama Cascade...kamu tahu gak dia anak siapa?”

“anak pengusaha pak, ibunya pengusaha restoran dan tambang batu bara”

“nama ibunya Yati Mulyati kan?”

“iya pak....kok bapak bisa tahu?”

“ya tahu lah....dia itu temen kuliah seangkatan saya.....saya sangat takjub sama dia Wi, kamu tahu gak dia bisnis apa aja sekarang?”

“setahu saya beliau bisnis restoran sama tambang batu bara aja”

“oh bukan cuman itu aja Nawi.....dia itu adalah orang terkaya ke 3 di Indonesia dan terkaya ke 21 di Asia.....dia punya kerajaan bisnis tambang, kontaktor, property, perkebunan, perikanan, dan restoran”

“waahhh....saya baru tahu pak, padahal saya udah kenal lama sama beliau”

“hahaha...Yati emang low profile Wi, dia gak suka menyebut bisnis bisnisnya sama orang....dan dia selalu bilang kalo dirinya orang sederhana...bukan begitu?”

“iya betul banget pak....beliau sama Cascade juga sering nyebut dirinya orang sederhana”

“hmmm...ituah ciri-ciri orang kaya sejati Wi....mereka selalu gak ngerasa dirinya kaya”

“betul...betul pak....”

“lu tau Wi?....emaknya Cascade itu adalah donatur terbesar kampus ini lho...dia selalu ngucurin cuit miyaran buat engembangan kampus” ujar Raizha dengan saemangat.

“wah....yang bener Riz?...kan kampus ini kampus Negeri?” Asnawi menyangsikan pernyataan Raizha.
“anak saya bener Wi, ibunya Cascade selelu menyubangkan milyaran rupiah buat kampus ini, ya secara dia kan alumni terus anaknya juga kuliah disini...ya jadi dia selalu mendonasikan uangnya buat kampus ini”

“beliau hebat banget pak....saya jadi ikutan bangga”

Obrolan antara pak Edward, Asnawi dan Raizha semakin seru dan mendalam. Mereka mengupas habis kehidupan Mommy Cascade demasa muda dan kuliah disana. Asnawi baru mengetahui bahwa Mommy Cascade pada awalnya adalah orang sederhana, bahkan termasuk golongan orang tak mampu. Dia kuliah disana dengan bantuan beasiswa dari Pemerintah, namun berkan pernikahan dengan suaminya yang berkebangsaan Amerika, peruntungan Mommy Cascade menjadi berubah total dan menjelma menjadi ratu bisnis yang sukses.

Ketika sedang asyik merbincang, tiba tiba Cascade menelepon Asnawi, dia mengajanya untuk makan-makan di kantin bersama seluruh anggota genk nya. Disana juga ada febri dan Eka yang sudah menunggu kehadiran Asnawi. denganberat hati, Asnawi pun mengakhiri sesi obrolan mangasyikannya dengan pak Edward dan Raizha. Dia berpamitan untuk menghadiri urusan pribadinya. Setelah bersalaman dengan pak Edward dan Raizha, Asnawi pun pergi meninggalkan ruangannya. Raizah tampak memandangi serius kearah Asnawi ketika pergi.

“kamu suka sama Asnawi yah?” tanya pak Edward.

“ihhh...papa ih, enggak atuh pah.....aku cuman ngeliatin aja”

“dari tadi kamu ngeliatin dia terus, bahkan kamu keliatan sangat antusias ketika bicara sama dia”

“ah enggak pah.....aku...aku...”

“udah deh...gak apa apa kok kalo kamu suka sama dia.....toh normal kalo cewek suka sama cowok....lagian kamu itu udah dewasa Riz....kamu boleh menyukai cowok....kapan sih papah ngelarang-larang kamu buat pacaran?”

“hmmmm...gak pernah”

“iya, makanya....papah mah seneng aja kalo kamu juga seneng...mungkin kalo mamah masih ada...dia juga bakalan seneng...lagian Asnawi itu anak yang baik Riz....dia bertanggung jawab”

“iya pah”

Raizha pun berharap bisa bertemu lagi dengan Asnawi dan berniat untuk mengenal lebih dalam lagi tentang kehidupannya. Dia akan berusaha untuk mendapatkan perhatian dari Asnawi, meskipun harus bersaing dengan Cascade yang diatas kertas jauh diatas segalanya dibanding Raizha.
Diubah oleh Martincorp 28-08-2019 09:14
rijalbegundal
jamalfirmans282
symoel08
symoel08 dan 34 lainnya memberi reputasi
35
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.