Seorang karwayan swasta di salah satu perusahaan bidang manufaktur rokok yang bernama Imam Taufik Suryanegara, telah menemukan sisi lain dari keseharian seorang pegawai kantoran. Ia memiliki waktu Senin sampai Jumat untuk menjalani kehidupan pekerjaannya di kantor, namun saat akhir pekan ia memaksimalkan waktunya untuk aktivitas fotografi.

Imam tertarik pada bidang fotografi di tahun 1997. Aktif di organisasi kemahasiswaan pada penghujung orde baru membuatnya mengenal fotografi jurnalistik. Ia juga suka traveling hingga akhirnya ia menemukan fotografi sebagai passion yang selama ini terpendam.

 

Salah satu karyanya yang terkenal yaitu "Chasing Ice", baginya itu adalah extreme photography journey. Imam mempersiapkan diri dengan membaca literatur dan browsing hasil riset dari National Geographic – James Balog bersama team EIS (Extreme Ice Survey). Dari sana, ia mendapatkan informasi lokasi pemotretan dan peralatan apa saja yang harus disiapkan.

Secara teknis, Imam telah mempersiapkan cara bagaimana memotret dalam kondisi cuaca sangat dingin, menjaga kamera tetap siap untuk digunakan, dan menghasilkan foto sesuai yang ia harapkan. Persiapan lainnya adalah fisik dan mental, karena hal ini belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Untuk mendapatkan foto yang bagus di kondisi tempat yang agak sulit untuk dijangkau atau sulit untuk mobilisasi. Terkadang berbagai macam lensa kamera menjadi pilihan fotografer untuk memudahkan proses pengambilan gambar. Contohnya dengan lensa wide untuk mengambil gambar secara lebih luas, dapat menangkap sudut pandang yang lebih lebar.

 

Kemudian lensa tele, fotografer dapat mengambil gambar yang pas dan sesuai dengan keinginan seorang fotografer. Komposisi dalam foto dapat diatur sesuai dengan jarak jauh dekatnya foto itu diambil, maka fotografer dapat dengan mudah menemukan komposisi yang pas dalam foto tersebut. Proses zoom in pada lensa tele tidak hanya memudahkan fotografer untuk mengambil gambar, namun juga meningkatkan keamanan dari fotografer untuk mengambil foto dengan jarak & tempat yang aman.

 

Konsistensi fotografer dalam menciptakan hasil foto yang maksimal merupakan suatu kewajiban yang harus dijaga untuk menjaga profesionalitasnya dalam dunia fotografi. Maka dari itu, tidak sedikit fotografer yang membahayakan keselamatannya hanya untuk mendapatkan hasil foto yang bagus agar dapat dinikmati semua orang. 

Contohnya seperti cerita Imam yang berada di tempat dengan suhu udara turun sampai -17 derajat Celcius, dan pada kondisi badai salju yang sangat kuat pun, ia harus memotret. Menurutnya, persiapan fisik, selalu mengisi perut agar tubuh tetap fit dan selalu usahakan agar suhu tubuh tetap hangat dengan membawa peralatan yang sesuai kebutuhan merupakan hal yang sangat penting.

Hunting foto dengan tetap mementingkan keamanan merupakan hal yang utama, maka dari itu lensa teleskopik dapat menjaga keselamatan fotografer dalam kondisi tempat yang agak sulit untuk dijangkau. Proses zoom in agar dapat menghasilkan komposisi yang pas dalam gambar dapat dilakukan di OPPO Reno 10x Zoom, smartphone dengan kemampuan 10x hybrid zoom dapat mendukung kegiatan fotografi landscape di alam yang terbuka.

Kamera teleskopik OPPO Reno memiliki tingkat zoom optical 5x. Namun, lewat teknik kombinasi (hybrid) dengan zoom digital dari kamera wide, tingkat zoom bisa dinaikkan menjadi 10x. Sehingga gambar yang dihasilkan menjadi lebih crisp & clear. Hal ini merupakan solusi baru untuk dunia fotografi saat ini.

Perkembagan teknologi saat ini memang sangat pesat. Coba jika kita lihat perkembangan teknologi 10 tahun lalu, handphone yang ada kamera VGA nya aja udah dianggap sangat canggih, padahal hasil fotonya pun masih buram sekali. Kita tunggu saja kemajuan teknologi apa lagi dalam 10 tahun yang akan datang, mungkin sudah jamannya hologram seperti di film star wars atau sudah serba Augmented Reality seperti di film ready player one ya?

 

See You On My Next Thread Fellas!