Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]


Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
suryosAvatar border
xxxochezxxxAvatar border
DayatMadridistaAvatar border
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.6K
4.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#480
Sambutan (Tak) Ramah, Lagi


Ane langsung berhenti setelah membaca pesan itu. Ane langsung keingat dengaan Zalina yang menunggu ane pulang disana. Ane merasa bersalah. Apalagi Zalina ternyata mengirimkan pesan kayak gitu ke ane barusan.

“Ket, Zalina kayak feeling nih. Maaf Ket, gue keterusan. Maafin gue Ket.” Kata ane.

“Nggak apa-apa Ja, ini semua gue yang mulai kan Ja tadi. Harusnya gue yang minta maaf Ja.” Kata Keket lirih sambil mengarahkan kepala ane kepelukannya. Kepala ane ada diantara dada kanan dan bahu kanannya.

“Salah banget Ket gue begini ke lo, adanya dengan begini lo makin besar naruh harapan sama gue. Maafin gue Ket, gue nggak bisa saat ini. Maafin gue banget.”

Keket diam saja dan kemudian terasa di pipi ane, air yang menetes. Keket menangis. Dia menangis dalam diam. Ane tidak terlalu bisa melihat wajahnya karena pencahayaan yang minim. Kemudian ane bangun dan ganti memeluknya. Keket merebahkan kepalanya didada ane dan melingkarkan tangannya dipunggung ane. Barulah tangisnya pecah sejadi-jadinya. Baru kali ini ane melihat Keket menangis dengan suara kencang dan jelas. Dia memeluk ane dengan sangat kencang. Momen ini berlangsung mungkin sekitar lima menitan. Ane membiarkannya menyelesaikan tangisannya dulu.

“Maafin gue ya Ja. Please, jangan menjauh dari gue setelah ini. Gue nggak tau lagi kalau nggak ada lo disekitar gue Ja.”

“Iya gue ada kok Ket.”

Entah kenapa ane mengucapkan hal ini. Ane bingung dengan perasaan ane sendiri waktu itu. Tapi ane akhirnya menetapkan hati kalau ane tetap akan kembali ke Zalina.

“Eh hujannya udah agak redaan nih. Mau cabut nggak?” tawar ane.

Keket hanya mengangguk dan kemudian memakai kembali jaketnya. Ane memakaikan tudung jaket ke kepalanya. Ane seperti merasa khawatir dengannya jika terjadi apa-apa dengannya. Kami kemudian berlari kecil sambil berpegangan tangan melewati rumah demi rumah dan ane nggak peduli lagi apa yang akan dikatakan anak sekelas juga para asisten dengan pemandangan yang baru saja mereka lihat.

Hari kepulangan kami dari desa tersebut pun tiba. Kami sudah siap dari habis subuh. Rencana keberangkatan kami adalah jam 8.00. Keket hari itu memakai pakaian serba hitam, dan kebetulan ane juga memakai pakaian serupa, hanya saja ane memakai celana pendek dan tanpa kerudung. Ane keluar rumah bareng sama dia. Udah berasa pasangan selebritis aja karena bajunya identik, Keket yang waktu itu kelihatan luar biasa charming menjadi pusat perhatian, dan ditambah ada ane disampingnya. Ane udah bodo amat sama omongan teman-teman ane. Yang jelas omongan yang beredar adalah ane yang modus duluan ke Keket. Ane sempat mau klarifikasi, tapi buat apa. Jadi biarin aja deh.

Seperti biasa tiap asisten memberikan instruksi apa-apa yang akan menjadi tugas kelompok untuk kemudian dikumpulkan dalam bentuk laporan praktikum. Keket memberi instruksi ke kelompok ane dengan lugas dan mudah di mengerti, kemudian meminta bantuan ane sebagai perpanjangan tangannya. Mood Keket saat itu biasa saja, tidak ada raut muka sedih, tapi tidak juga senang.

Bis yang sudah dari jam 6.00 siap, akhirnya kami naiki. Posisi duduk ane sudah tidak bersama dengan Adi S lagi, melainkan Keket. Barang-barang Keket pun sekarang ditaruh berdekatan dengan barang-barang ane. Sebelum bis berangkat ane menyempatkan menelepon Zalina untuk mengabarinya. Zalina tampak sangat senang dari nada bicaranya.

"Aku nggak bawa oleh-oleh ya tapi dari sini Lin. Hahaha." Kata ane.

"Ah nggak seru kamu, masa dari sana nggak bawa apa-apa." Katanya.

"Ada celana dalam bekas berendam dilumpur mau?"

"Dih jorok banget sih kamu. Ngapain berendam di lumpur coba."

"Kan aku udah cerita kalau matkulnya gitu modelnya. Hehehe."

"Hehe iya, yaudah kamu hati-hati dijalan, dan jangan lupa berdoa ya. Nanti kamu pulang jangan peluk-peluk si Keket lagi ya. Awas aja kamu." Katanya dengan nada sok mengancam.

"Haha beres tuan puteri."

Ane bukan cuma pelukan kali sama Keket. Hahaha.

--

Perjalanan pulang terasa sangat melelahkan karena kami terjebak macet di tol. Sudah tidur, kemudian kebangun, tidur lagi, bangun lagi, kayak nggak gerak , disitu-situ aja bisnya. Akhirnya ane tidur aja dibahu Keket. Dia juga lagi terlelap ini kan.

Kami sampai di kampus sudah menjelang ashar. Semua barang diturunkan. Ane membantu menurunkan barang-barang milik Keket. Ane kemudian bergabung dengan Tanto, Adi F dan Adi S. Tidak lupa Widi yang katanya mau menginap semalam dikostan ane. Tidak disangka ternyata Bang Rama menjemput Keket. Ane sempat gugup melihatnya dari jauh, bukan karena takut dia kakak kelas, melainkan tidak enak dengannya karena aktivitas ane dengan Keket selama praktikum lapang disana.

Alih-alih nyamperin Keket, bang Rama malah mendekat ke ane. Lalu seketika suasana riuh karena masih ngobrol-ngobrol sebelum pada pulang ke kostan masing-masing malah menjadi tegang. Teman-teman malah pada terdiam melihat bang Rama melangkah kearah ane. Tanto membisiki ane, "alamat perang angkatan nih. Mampus lo."

Setelah sampai didekat ane. Rama melihat ane biasa aja, nggak ada bengis-bengisnya. Lalu kemudian di bergerak melangkah kesamping kanan ane, dan dalam posisi saling berhadapan tapi sebelahan, bang Rama menengok kekanan, kearah ane.

"Nggak cukup ya lo udah sama Zalina? Kurang apa dia? Kenapa lo malah mau cari penyakit cuy? Kita nggak pernah ada masalah sebelumnya kan. Bahkan ketika final ospek angkatan lo, teman-teman gue yang muak sama lo dan siap untuk ngehabisin lo karena lo banyak bacot disana bisa gue tahan Ja. Kalau attitude lo kayak gini dulu waktu seleksi di himpunan gue gugurin lo Ja. Sekarang lo satu-satunya mahasiswa tingkat 2 yang jadi Kabid (kepala bidang) karena kemampuan lo, tapi itu semua jadi minus dimata gue karena attitude lo ini." Ujar Rama tenang tapi mengancam.

"Maaf bang...."

Belum selesai ane ngomong, Keket sudah menarik tangan Rama dan menjauhi ane. Lalu mereka bertengkar hebat dan lagi-lagi menjadi tontonan warga jurusan ane lintas angkatan. Sungguh hari yang berat banget waktu itu. Serba salah, mau marah tapi nggak bisa, Rama nggak salah, ane dan Keket yang salah.

"Dengar penjelasan aku di kostan nanti!" Ane mendengar Keket berteriak.

Ane hanya diam mematung. Adi F memegang bahu kiri ane.

"Jadi orang sok ganteng nggak selamanya asik kan Ja? Hahaha. Mampus lo. Lo itu jadi inceran angkatan si Rama karena bacot lo yang selalu nyerang kebijakan mereka selama kita ospek bisa ditumpahin abis ini nih, gara-gara urusan ini. Gue nggak ikut-ikutan ah Ja."

"Udah lo nggak usah ngapa-ngapain, biar gue yang selesaiin semua urusan gue Di. Anak-anak juga bilangin nggak usah banyak bacot dan nyebar berita yang simpang siur kalau nggak tau faktanya. Gue tadinya mau coba cari tau nih siapa yang rese ngelapor ke Rama, tapi kayaknya nggak perlu juga."

"Udah santai aja, kalau mereka mau gebukin lo, ya lo lawan aja. Nanti kalau udah keluar dari kampus bisa aja kan lo lebih sukses dari mereka. So, urusan senior junior mah nggak ngaruh Ja." Widi memanas-manasi ane.

"Udeh Wid, lo nggak usah kompor." Kata Adi F.

"Masalah kamu makin banyak aja Ja, nanti juga kayaknya bakal ada masalah-masalah lain lagi deh." Kata Adi S tiba-tiba.

"Masalah apaan maksud lo Di?" Tanya ane ke Adi S.

"Ya dijalani aja, kamu juga nanti bakal tahu apa yang jadi masalah kamu." Katanya singkat.

Ane melihat Keket menangis kembali, tapi memutuskan untuk pulang bareng sama bang Rama. bang Rama membawakan barang-barang Keket dan berjalan kaki keluar kampus menuju aarah kostan Keket. Kostan ane searah juga dengan Keket. Jadi ane memutuskan untuk nongkrong dulu aja. Biarin aja anak-anak duluan pulang ke kostan.

Ane duduk dekat pos jaga kompleks olahraga kampus. Tiba-tiba Windy mengagetkan ane dan membawakan ane sebotol minuman dingin.

"Lo ngagetin gue aja Win. Ngapain lo belum balik?" Kata ane.

"Gue nunggu teman kost gue jemput, mau bantu bawa-bawain barang gue." Katanya.

"Thanks ya. Seger nih. Haha."

"Sama-sama Ja. Eh gimana tuh tadi? Lo sih main api segala, jadinya gitu kan. Lo nggak diancam tapi kan?"

"Nggak sih, si Rama cuma heran kenapa gue masih deketin Keket."

"Terus kok lo tegang banget tadi?"

"Gue nggak mau angkatan kita sama angkatan dia malah ribut gara-gara urusan nggak penting ini. Lo tau kan kemarin gue dianggap jadi biang masalah ospek kita? Gue nggak mau hal itu diangkat lagi, plus urusan pribadi salah satu congor angkatannya."

"Kan seru tau Ja, congor angkatan kita, ketemu congor angkatan atas. Hahaha."

"Yee, rese lo. Males gue bahasnya Win. Haha. Norak kakak kelas kita emang sih."

"Haha parah lo. Gitu-gitu mereka banyak baik juga kali, yang jadi asisten kemarin itu juga yang baik-baik tau."

"Haha iya sih. Udah ah, ayo balik. Nggak usah nunggu temen lo. Gue temenin. Sini gue bantuin bawa barangnya. Cewek tu barang kenapa banyak banget sih yang dibawa, heran gue. Hahaha."

"Kan kebutuhannya banyak Ja. Wajar kaleee. Haha."

"Yaudah yuk cabut, jangan lupa kabarin temen lo, ntar dia udah keisni taunya nggak ada orang."

Ane dan Windy berjalan kaki menuju kostan Windy yang nggak jauh jaraknya dari kampus, beda dengan ane yang cukup jauh.

"Ja, thanks ya. Sori ngerepotin lo."

"Lah selow kali. Haha. Oke deh gue balik ya."

"Oke, sampe ketemu di semester 5 ya. Haha." Kata Windy kemudian melambaikan tangan sebelum masuk ke kostannya.

Ane mengambil HP, kemudian menelpon Zalina.

"Aku nginap dikostan kamu ya?" Tanya ane.

"Oke sayang. Eh aku dibeliin kompor keci loh, nanti kita masak-masak yuk." Kata Zalina diseberang telepon.

"Wah asyik. Oke deh. Sebentar aku sampai sayang." Kata ane.
sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 25 lainnya memberi reputasi
26
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.