Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
Roman Tosca
eNTe II : Roman Tosca



Quote:




Ane balik lagi yak...niat hati masih mau nyambungin yang kemarin, semoga ente ente pada masih berkenan hehe....
Spoiler for .:




Diubah oleh chamelemon 12-06-2020 10:56
jenggalasunyi
lengzhaiii
whiterangers20
whiterangers20 dan 52 lainnya memberi reputasi
51
239.1K
2.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Tampilkan semua post
chamelemonAvatar border
TS
chamelemon
#1226


Pack 6 # Klimaks Meeting

Rambutnya pendek tapi badannya tinggi, kalo dari body lumayan berisi. Doi tuh cewek yang bengong ngeliatin ane bersama dua dayangnya pada malam itu. Sepertinya doi yang memang menjadi kapten tim gitu dah. Mungkin karena itulah care nya keliwatan.

" HEH NGAPAIN KAO KESINI! "

Hal itu terjadi tentunya setelah pelatih dan beberapa orang udah masuk ke dalam gedung dan ruang ganti. Yang tersisa hanya beberapa orang cewek, termasuk ada Rida didalamnya. Ini cewek nggak ada gentarnya buat ngebentak ane sama Putri.

Ngeliat ane dibentak kek gitu sama ntuh harim, Putri jadi sedikit takut, meluk lengan ane erat. Rida juga langsung sedikit panik setelah mendapati respon yang seperti itu karena kedatangan ane sama Tuan Putri. Tapi Rida langsung melakukan aksi cepat tanggap, langsung bergerak ke arah ane sama Putri.

" Nggak ada urusan sama situ, perlunya sama Rida "

Sontak Putri terbelalak matanya ngeliatin ane yang ngomong datar kek gitu.

" KAO NGGAK USAH KESINI LAGI, GARA GARA KAO, DIA JADI NGGAK FOKUS MAINNYA! "

Ini cewek udah bertalak pinggang ke arah ane, ane liat Putri kek orang bingung bercampur marah ke ane.

" Udah ini urusanku...aku yang memang ngundang kesini "

Rida langsung menghampiri ane dan Putri, trus langsung menengahi perselisihan ane sama tuh cewek ngotot. Emang sih ntuh cewek langsung menyingkir, tapi tatapannya masih tajam. Galak bener dah, macam mbahnya macan.

" Awas Lo kalo bikin Rida nangis lagi " ucap tuh cewek sambil ngepalin tinjunya ke ane.

" Kita ngobrol ditempat lain yuk " Rida menyela tanggapan tuh cewek.

Rida langsung mendahului ane sama Putri. Barulah Putri ngeh dengan nama "Farida" yang tertera di punggung, tepat diatas angka delapan. Tentu respon yang ane dapati dari Putri adalah doi langsung melotot ke arah ane, dengan tatapan yang pengen mencincang onta hidup atau mati gitu dah.

" Semuanya akan aku jelasin Yang, tapi kali ini aku mohon ikutin dia dulu "

Ane berbisik kek gitu, Putri diem aja dengan tatapan ganas nya. Meskipun doi nurut juga sih. Ternyata kita nggak jauh dari tempat sebelumnya, cuma bedanya kita berada disalah satu warung tenda dekat GOR. Rida udah duduk duluan sambil senyum kearah ane sama Putri.

" Hai, aku Rida "

Rida langsung menengadahkan tangannya ke Putri setelah kami berdua duduk dihadapan Rida. Putri juga tanpa enggan untuk menjabat tangan Rida dengan sopan.

" Putri "

" Es Teh Kan? " tanya Rida basa basi.

Ane jawab dengan anggukan.

" Pak, es tehnya tiga nggih "

Ane heran, ngapain doi pake logat di Jawa segala? Padahal wagu.

" Maafin temenku tadi ya " ucap Rida.

" Iya nggak apa apa " ane jawab kek gitu.

" Putri maaf juga ya, memang aku yang minta Sincan buat nemuin aku sama Kamu " Rida halus bener dah ngomongnya.

" Mohon dimaklumi ya " Rida sepertinya pengen suasana jadi nggak canggung.

" Iya nggak apa apa Mbak " Putri ngomong gitu sambil ngelirik ane.

" Eh iya selamat ya...udah menang " Ane pun mencoba meluluhkan kecanggungan ini.

" Makasih Can " balas Rida pake senyum.


* Klintig kliting *


Es tehnya sudah tersaji didepan biji mata kami. Rida langsung mengaduk dan meminumnya setengah. Ane cuma tertegun dengan Rida yang sekarang, sepertinya doi beneran udah siap dengan keadaan ini. Putri juga menatapnya dengan agak heran, " emang kayak gini ya tampang nya Rida? " mungkin kek gitu lah yang ada dibenak Putriku Tersayang.

" Sesuai Permintaanmu Da, Aku udah bawa Putri, jadi-"

"-jadi apa? " Rida natap ane dengan tatapan selidik.

Ebuset dah...bakal sukses nggak yah? Kok ane mendadak ketar ketir yak.

" Sebentar, maksudnya ini apa? " Putri juga nggak mau kalah ngeliatin ane.

Oke, untungnya ane sudah terlatih dengan keadaan seperti ini. Tentu Ane harus lebih siaga donk.

" Sincan nggak salah kok, dia gentle ngenalin kamu ke aku " Rida bilang kek gitu dengan enjoy aja.

" Mas, jawab aku...kamu udah tau dia disini dari kapan? " ternyata Putri masih menuntut jawaban dengan tatapan penuh telusur.

Njir dah...ane tegang beneran ndul. Belum ngumpul pede yang ane punya. Ane paham kalo Putri udah mulai terbakar api cemburu. Doi mau beranjak dari tempat duduknya tapi langsung ane tahan.

" Tunggu dulu yang, biarin Mamas yang selesein " ane bilang kek gitu yang buat Putri cancel buat pigi dari sini.

Ane liat tatapan Rida cuma datar doank, ane antara paham dan nggak paham dah. Apa ini strategi Rida buat hubungan ane sama Putri hancur, atau beneran murni doi mau angkat topi? Yang jelas ane harus menegakkan keadilan disini. Macam Ultramen Gaya Cosmos gitu dah.

" Katanya kamu mengutarakannya disini Da? " Ane pancing kek gitu.

" Kan kamu yang laki-laki disini, kan kamu yang calon imam? " Rida masih tenang ngomong kek gitu.

Sial!!!...ane dipancing emosi nya nih, oke ane jabanin dah. Ane liat Putri yang udah ngampet damprat ke ane. Yak, ini lah saatnya ane mengeluarkan jurus yang ane tunggu tunggu.

Enk ink enk...

Ane udah siapin dari tadi, dari dalam jumper yang ane pake.


* Puk *


Ane taruh dah tu buku di depannya Rida. Nah kan...apa ane bilang, biji mata Rida langsung terbelalak, senyum nya langsung ilang.

" Farida *tiiiit*...dengan ini, aku nggak akan menggantung harapan yang kamu punya. Iya aku laki-laki, dan seorang yang berada disampingku saat ini adalah orang yang akan aku perjuangkan sampai mati. Jadi dengan sepenuh hati, aku memohon maaf..."

Rida...doi speechless...tatapan nanarnya timbul lagi.

Putri...ane liat doi juga speechless...tapi agak merah gitu dah komuknya.

" Mungkin ini yang mengganjal perasaan mu selama ini, jujur Da...aku nggak pernah berniat menghalangi jodoh seseorang. Tapi alangkah baiknya kita sama sama menatap kedepan "

Ane beneran menatap serius ke arah Rida, tertunduk sudah Rida kali ini. Yakinlah ndul ndul semua, ane berasa menjadi orang paling jahat dimata Farida saat itu, mungkin sekelas Koruptor Bejad dah. Tapi ane nggak akan membiarkan masalah ini berlarut larut. Ane pikir kalo ane harus kek gitu, ane harus jadi jahat dimatanya...biar dia loss nggak terjebak dimasa lalu dengan ane melulu.

" Rida,...rencana Allah bagus ya, dia mempertemukan kita berdua seperti ini. Mungkin diari ini harus kembali ke penulisnya lewat kejadian ini "

Rida udah nggak kuat lagi nahan air matanya buat keluar, ane liat kesamping ternyata Putri udah reda amarahnya. Malahan terangsang buat nangis pulak. Haaaiiiss....

Semua masih terdiam...diwarung ini memang nggak rame rame amat sih,hanya ada beberapa pembeli lainnya yang masih asik bercengkrama. Lah di meja yang ane tempatin malah sepi, mana cuma mesen minum doank.

" Da, aku tau aku jahat dimata kamu, tapi tolong ngertiin aku Da, semua yang aku lakuin-"

" -Stop " Rida menyela dan mengangkat wajahnya. Masih dengan tatapan nanarnya doi beralih ngeliatin Putri.

" Selamat Ya Putri...aku iri sama kamu, jangan pernah lepasin Chandra. Dia jelas udah berubah jadi lebih baik " Rida bilang kek gitu sambil menjulurkan tangannya ke Putri.

" Iya Mbak...aku tau maksud Mbak Rida "

Mereka berdua berjabat tangan sambil tatap tatapan gitu dah.

" Hufffhhh.." kelar berjabat tangan Rida menghela nafas panjang sambil menengadah keatas.

" Da...kamu nggak marah kan? " pertanyaan ane meluncur tenang.

Dan dijawab dengan senyum andalan doi.

" Mbak Rida...maaf ya aku sudah diceritain sekilas sama Mamas tentang kalian dulu, aku tau kalo Mbak Rida adalah cinta pertama Mamas, tapi dengan ini aku juga mohon izin buat menjalaninya dengan Mamas "

" Iya...iya Put, aku ijinin kok, toh aku juga nggak berhak ngelarang hubungan kalian, cuma memang putusnya kami dulu sempat ngeggantung "

Nah ini, yang bikin lirikan mata Putri kembali tajem ke ane. Etdah, ane kok jadi ngeri ngeri sedap yak.

" Bener kayak gitu Mas? " Putri tatapannya kian sadis eui.

" Nga..nganu Yang, ntar Mamas jelasin yak.."

" Nggak perlu marah sama Sincan, itu bukan kesalahan Sincan kok hehe " Rida mencoba menjelaskan dengan sedikit mencoba senyum tegar.

" Jadi?...kamu maafin aku kan Da? " ane sedikit antusias meluncurkan pertanyaan tersebut.

Dijawab dengan anggukan ringan sama Rida, sempet pulak dia ngeluarin senyum andalannya meskipun ntuh matanya udah semi semi rembes. Ane toleh ke Putri yang memang doi keliatan nggak sedongkol tadi.

" Aku dari dulu udah maafin kamu kok Can, cuma memang masih tersimpan rasa nggak terima, tapi udah kok...aku udah lega. Meskipun baru kali ini aku ketemu sama Putri, aku yakin dia bisa bahagiain kamu. Yang awet ya "

Njirr...air matanya beneran udah turun, tapi sedikitpun nggak ada suara terisak dari bibirnya Rida. Kalah ane ndul...seharusnya ane yang angkat topi disini. Aseli bukan kaleng kaleng dah, doi beneran ikhlas nan tegar.

Dengan munculnya kalimat tersebut, berakhir sudah gundah gulana yang ada di dalam dada ane. Ane beneran plong, akhirnya Rida juga mencair, pun dengan Putri. Mereka malah keliatan nyambung ngomongnya. Rida cerita tentang kejelekan ane didepan Putri. Mulai dari gebukin Rahman sampe cerita tentang seseorang yang bener bener udah ane tutup rapat, kebuka lagi dihadapan Putri.

Reaksi Putri cuma senyum senyum kecil doank dengan cerita yang disampein Rida. Putri pun begitu, malah nyeritain komplit tentang mantan mantan ane yang disini. Ane, pendengar dengan kuping panas yang cuma bisa diem doank dengan cerita mereka berdua.

Tapi nggak apa apalah...selama mereka akur, ane mengalah. Kurang lebih udah mau maghrib ane beneran mau pamit pulang sama Rida. Putri dan Rida ternyata udah klop, hancur lebur kecanggungan diantara mereka sebelumnya.

Ternyata dua pasang yang diatas tadi nyariin ane sama Putri. Ane bilang aja kalo bakal ketemu di parkiran. Dan yang nggak ane sangka kalo Rida nemenin ane sampe parkiran.

Pas berada di parkiran, Bimbim dan kawan kawan nggak nyangka kalo ada salah satu atlet yang mereka tonton tadi, lagi bareng ane sama Putri. Eh terkecuali sama Pikolo dink, doi kalem meskipun keknya doi terbesit seribu tanya ke ane.

" Besok liat kami main lagi ya Put, " Ucap Rida kelar cipika cipiki sama Putri.

" Inysa Allah Mbak, soalnya lagi banyak tugas nih, tadi aja dijemput Mamas kok," balas Putri dengan senyum ramahnya.

" Seluangnya aja Put, hati hati dijalan yah."

" Iya Mbak, semangat ya" Putri ngemeng kek gitu pas udah nangkring diatas Super X.

" Can, inget ya...jangan kecewain Putri, " ucap Rida yang sok tegas gitu dah.

" Iya, kami pulang dulu ya "

Kami memang menghilang dari hadapannya, lebih tepatnya memang sama-sama menghilang, Rida beranjak ketempat dia ganti baju sedangkan ane sama Putri beranjak pulang, setelah Rian dan Bimbim melecut motornya terlebih dahulu.

Kami sempet diem dieman sejenak ketika mengarah ke kosnya Putri, masih diatas Super X yang kami tunggangin. Sampai pertanyaan itu meluncur...

" Waktu Mamas pacaran sama Mbak Rida, Mamas selingkuh sama yang namanya Suci ya? "

Nggak pake mukadimah, pertanyaan luck nutt itu menohok ke otak ane.
lem.beurit
arjunasigit
Congormiring
Congormiring dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.