Daerah Istimewa
Quote:
Hari pembagian raport pun telah tiba, Jul dkk benar-benar mengawasiku agar aku tidak berinteraksi dengan Ayu. Di beberapa kesempatan kami memang sempat bertemu tapi kami berdua menghindar. Setelah pembagian aku dan Jul memutuskan untuk bersantai di sekolah dengan yang lainnya. Tak lama dari situ sekitar 20 menit aku menerima telpon dari Wina kalau dia sudah hampir sampai ke sekolahku, aku pun memutuskan untuk menunggunya di gerbang. Tak lama mobilnya sudah terlihat dari kejauhan dan aku mendekatinya.
“come in”, katanya dengan semangat.
Di bangku belakang sudah ada kak Queen yang sedang rebahan.
“jemput Luna sama Angel dulu ya”, kata Wina
Aku mengangguk pelan. Kamipun sampai di sekolah Luna dan Angel, mereka sudah menunggu di depan gerbang.
“udah lama?”, tanya Wina
“ga sih”, kata Luna
Kamipun sudah berada 1 mobil.
“mau kemana sih emang?’, tanyaku
“ortu kamu di mana?”, tanya Wina
“di rumah kayanya. Kenapa?”, tanyaku
“ ga apa-apa”, kata Wina
Mobil pun mulai menjauhi sekolah Angel. Wina mengarahkan mobilnya ke rumah ku.
“ayo keluar”, kata Wina
Aku masih tidak tau apa yang sedang terjadi, sepertinya ibuku baru sampai rumah sedangkan ayahku sedang bersiap pergi, tanpa memberi kesempatan padaku untuk bertanya kak Queen dan Wina langsung berbicara dengan ayah dan ibuku sedangkan Luna mencoba untuk mengalihkan perhatianku.
“makasih pah”, kata Wina
“ambil baju sama barang yang mau kamu bawa”, kata Wina
“eh, mau kemana emangnya?”, tanyaku
“sana cepetan”, kata kak Queen
Sambil menggaruk kepalaku aku pun berjalan kea rah kamar masih tak tau apa yang sedang terjadi, akupun menyiapkan beberapa baju barang yang ku kira penting.
“mau kemana sih?”, tanyaku
Tak ada yang menjawabnya, mereka bergegas pamitan pada ortuku. Sebelum pergi ibuku memberikan bekal untuk apapun yang akan kami lakukan ini.
“mau kemana ini?”, tanyaku
“liburan”, kata Wina
“ngomong dari tadi kan bisa yang”, kataku
“kamu libur berapa lama?’, tanyanya
“2 minggu”, kataku
“kita liburan 10 hari”, kata kak Queen
Aku kaget mendengarnya
“wait, 10 hari. Emang mau kemana?”, tanyaku
“ikut aja sih yang”, kata Wina
Akupun melihat kea rah mereka satu persatu.
“ikut aja”, kata Luna
“gua di ajak”, kata Angel
Kami pun memasuki tol, aku tak mau mau kemana. Di pertengahan tol kami singgah untuk istirahat sebentar sambil mengisi bensin. Saat aku mau mengambil minum di bangku belakang, bisa ku lihat di bagasi ada beberapa tas dan koper besar. Aku hanya bisa menghela nafas. Sepanjang perjalanan aku lebih memilih untuk diam dan mendengarkan lagu. Hari semakin sore dan akupun memilih untuk tidur. Aku di bangunkan oleh kak Queen karena kami akan makan, ternyata hari sudah mulai malam. Setelah makan aku langsung kembali ke mobil.
“bentar lagi sampe”, kata Wina sambil meregangkan badannya.
“kira-kira berapa lama?”, tanya Angel
“20-30 menit”, kata Wina
Kamipun melanjutkan perjalanan, suasananya tenang. Ramai tapi tidak membludak, ku lihat orang-orang lebih banyak jalan di bandingkan menggunakan kendaraan. Ternyata kami berada di salah satu daerah istimewa yang ada di Indonesia. Tempat yang di tuju tak jauh dari keramaian ini, dan berjarak -+ 100 meter ke akses jalan raya. Kami tiba di rumah yang cukup besar, menggambarkan kota ini.
“ok, kita sampe. Pindahin barang ke dalem dulu aja terus kita jalan bentar”, kata Wina
Rumah ini tidak ada penghuninya kecuali kami tapi tertata rapih dan bersih. Aku langsung merebahkan badanku di lantai berbantalkan tas yang ku bawa.
“malah tiduran, bangun”, kata kak Queen
“gua capek”, kataku
“semua juga capek. Buruan bangun”, katanya sambil menarikku.
Semua barang sudah di simpan, rumah di kunci dan kamipun pergi untuk jalan malam. Aku hanya mengikuti Wina dan yang lainnya di belakang. Setelah di rasa cukup akhirnya kami kembali ke rumah. Wina menjelaskan dimana letak kamar, kamar mandi, dapur dan lain-lain.
“kamu tidur di kamar yang mana yang?”, tanya Angel
“yang deket”, kataku berjalan sambil menyeret tasku menuju kamar yang tak jauh dariku.
Aku merebahkan tubuhku, Kasur yang empuk benar-benar memanjakan badanku.
“lu mau mandi ga?”, tanya kak Queen
“bentar”, kataku
Setelah merasa lelah ini berkurang akupun siap-siap untuk mandi. Saat ku keluar kamar hanya ada suara tv, yang lainnya mungkin sudah tidur. Pikirku. Aku berjalan ke kamar mandi yang tak jauh dari kamarku, bersebelahan dengan dapur. Setelah kupastikan tidak ada orang akupun masuk.
“hei!!”, teriak Angel yang sedang memegang handuk