- Beranda
- Stories from the Heart
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
...
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2020/05/20/10668384_20200520011303.jpg)
Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.
Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.
Spoiler for INDEX:
Spoiler for "You":
Spoiler for MULUSTRASI:
Spoiler for Peraturan:
Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.
Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.7K
4.3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yanagi92055
#271
Akhir Liburan di Lombok
Tidak terasa hari terakhir kami tiba. Kami akan segera berpisah dengan Lombok dan segala kenangan dan keindahan alamnya. Tentunya kenangan bersama Keket juga akan selamanya ane ingat. Kebetulan setahun lalu ane ada outing yang ane adakan bersama tim kantor. Ane memilih resor ini sebagai tempat kami menginap. Dan lucunya, ane ketemu Keket di daerah dekat sana. Hahaha. Dia makin cantik dengan kerudung yang kekinian di bentuknya, tapi masih sendiri. Wanita karir.
Back to story, ane mempersiapkan perjalanan pulang kami. Ane ambil komando untuk mengarahkan para jamaah liburan ini agar lebih teratur. Ane sangat suka keteraturan, jadi kalau ada berantakan dikit itu bawaannya jadi kesal aja. Mobil travel sudah datang, dan ane mau duduk didepan, tapi ditahan sama Keket. Jadinya ane duduk di pojokan belakang kanan yang sejajar sama Supir. Keket disebelah ane duduknya mepet melulu. Barang-barang sudah masuk bagasi. Kami berangkat pulang menuju ke bandara.
Sepanjang perjalanan pagi itu, ane melihat pemandangan luar biasa indah di pulau ini. Anugerah Tuhan untuk negeri kita tercinta ini memang tiada duanya. Berdasarkan pengalaman ane yang pernah mengunjungi wisata alam di beberapa tempat dan beberapa negara, ane selalu menempatkan Indonesia sebagai destinasi wisata alam terbaik didunia. Sudah banyak juga testimoni yang bertebaran di Internet tentang bagaimana indahnya Indonesia. Yang nggak indah itu adalah perilaku manusianya yang mash barbar, walaupun sudah banyak juga yang sadar akan pelestarian lingkungan. Nantinya development untuk kawasan wisata Indonesia yang lestari diharapkan tidak hanya bisa menarik lebih banyak wisatawan tapi juga menawarkan solusi sehingga tidak terjadi kontradiksi antara urusan bisnis yang cenderung mengeksploitasi dengan pelestarian alamnya itu sendiri. Masa anak cucu kita hanya bisa melihat kehancuran surga dunia titipan Tuhan ini, tega bener.
“Gue senang banget Ja liburan kali ini sama lo.” kata Keket tiba-tiba.
“Eh, iya gue juga seneng kok Ket.” Balas ane.
“Mungkin nggak ya, kita bisa nikmatin liburan kayak gini lagi sama lo?” kataya.
“Bisa lah Ket, lo kan kakak kelas gue, lo lamar jadi asisten dosen yang matkulnya ada praktikum lapang aja, nanti kan kita yang praktikum lapang ke daerah-daerah bisa didampingin sama lo, terus abis itu sekalian kan kita bisa liburan. Hahaha.” Kata ane meluncur begitu saja.
“Oh iya juga ya Ja. Bener juga ide lo. coba ah. Sekarang kan gue jadi asisten yang matkulnya nggak kemana-mana, karena masih ilmu dasar, coba ah gue lamar jadi asisten yang ada praktikum lapangnya. Ih ide lo cemerlang Ja.” Katanya sambil langsung menyosor bibir ane.
Tidak ada istigfar karena penumpang lainnya lagi pada tidur. Payah, masa baru jalan sebentar aja udah langsung tidur.
“Nah kan enak nanti gue diasistenin kakak cantik yang udah gue abisin bibirnya. Gue abisin tok*tnya. Tinggal bawahnya aja belum nih gue abisin juga. Hahaha.” Ane entah kenapa malah ngomong begitu.
“Emang lo mau semuanya Ja?” katanya lirih, tapi serius.
“Eeh, gue becanda kok Ket. Hehehe. Udah lupain aja ya. ngawur gue.” Kata ane berkilah.
“Gue yakin kok lo tadi nggak bener-bener becanda.” Katanya singkat.
“Tau darimana kalo gue mau beneran?” kata ane.
“Tau aja Ja.” Katanya sambil senyum kecil yang manis banget.
“Lo gitu deh, suka rahasia-rahasiaan sama gue. Gue cium juga lo.” kata ane.
“Gue dulu aja yang mulai.” Katanya sambil mulai menciumi ane.
Aduh kacau nih. Disebelah Keket ada orang, 2 orang cowok teman Alen dan Keket. Mereka kebangun nggak ya?
“Udah Ket, nanti nggak enak.” Kata ane.
“kenapa? Takut mereka istigfar?”
“Bukan, itu kan mereka pada jomblo, takut pada ngiri. Hehehe.”
“Yah gue juga jomblo tapi gue oke-oke aja nggak ngiri.”
“Ya lo kan pelakunyeeeee. Gimana sih malih….”
Keket malah tertawa lebar yang akhirnya membangunkan 2 orang yang duduk disebelahnya. Lalu setelah dijelaskan, mereka kembali tidur.
Kami telah sampai dibandara. Bersiap untuk check in. ane semua yang urus sementara Keket ngobrol bersama yang lain. Keket saat itu mengenakan kerudung langsung jadi, yang membuatnya terlihat seperti anak lugu dari desa, lucu pemandangan yang ane lihat ini. Tapi ane suka melihatnya seperti itu. Aduh bahaya nih perasaan kayak gini. Ane lalu menghubungi Zalina. Ane selama seminggu ini di Lombok jarang sekali berkomunikasi dengan Zalina, pun Zalina sepertinya juga nggak tertarik menghubungi ane. Dia mengangkat telpon.
“Ja kamu kemana aja sih? Aku kangen tau.” Kata Zalina sebal.
“Aku sebentar lagi pulang kok sayang. Sabar ya. hehehe.” Kata ane.
“Kamu selama disana kemana aja sih? Nggak pernah cerita.”
“Kan aku simpan buat diceritain ke kamu nanti pas kita ketemu.” Kilah ane.
“Bener ya? aku tunggu cerita kamu. Oh iya, semalam aku mimpi tau.” Katanya.
“Mimpi apa Lin?”
“Mimpiin kamu, sama cewek lain jalan-jalan dan ninggalin aku.”
“Hah? Masa sih? Untung aja Cuma mimpi ya.” kata ane mulai keringat dingin.
“Iya, untung aja Cuma mimpi. Coba kalau beneran. Aku pasti sedih banget Ja.” Katanya.
“Iya sayang, aku nggak kemana-mana kok, aku kan sayangnya sama kamu.”
“Eh kamu mendarat jam berapa?”
“Jam 15.00 sih disini.”
“Terminal berapa?”
“Terminal 1 rencananya nih.”
“Yaudah sampai ketemu ya, jangan lupa mampir kerumah aku nanti. Miss you. Bye. Safe flight ya.” katanya kemudian menutup teleponnya.
Ane merasa sangat bersalah. Apa yang ane lakukan dengan Keket apa termasuk dalam perselingkuhan? Apakah pernyataan ane yang mempertahankan status sebagai orang yang Zalina sayang sudah tepat sehingga Keket memutuskan untuk tidak mengganggu hubungan ane dan Zalina? Ane pusing. Ane sampai bolak balik kamar mandi ketika itu, karena mendadak beseran (Kebelet buang air kecil terus menerus).
“Lo kenapa? Mules?” tanya Keket.
“Nggak kok gue nggak apa-apa.” Jawab ane.
“Kok daritadi gue perhatiin lo bolak balik kamar mandi melulu.”
“Nggak apa-apa Ket.”
“Lo takut Zalina tau ya?”
Ane kaget mendengar Keket ngomong begitu.
“Ah nggak Ket.”
“Udah lah, nggak usah bohong lo. Lo tu pembohong yang payah tau nggak.”
“Ket, gue udah bilang, ini salah Ket.”
“....dan gue nggak mempermasalahkan itu.”
“Tapi Ket….”
“Udah tenang aja, kita jalanin aja kayak biasa. Normal aja. Emang sih bakalan berat karena gue ketemu lo tiap hari dikampus, tapi gue nggak bisa sama-sama lo. nggak apa-apa Ja. Yang penting batin gue nyaman banget karena ada lo.”
“Gue bingung Ket.”
“Lo laki bukan sih? Kok kebingungan? Udah kita jalanin kaya gini. Gue rela.”
“Hmm…oke, we’ll see ya Ket. Ingat, gue nggak mau hubungan gue berantakan gara-gara lo.”
“Kalau mau kasar, gue mau aja ngerusak hubungan lo Ja, tapi gue tau kok lo sayangnya sama dia. Sambil sedikit-sedikit numbuhin perasaan ke gue.”
“Sok tau lo Ket.” Kata ane.
Dalam hati ane mikir, ini cewek kok selalu tahu apa yang ane rasakan dan pikirkan ya. Turunan dukun kali ini.
“Sebentar lagi boarding nih.” Kata Keket.
“Ayo deh.” Sahut ane.
Selanjutnya kami menaiki pesawat dan konfigurasi duduknya seperti pada saat berangkat. Ane jalan menuju pesawat itu dibelakang Keket terus. Sampai akhirnya masuk kabin, ane melihat tinggi Keket melebihi tinggi pramugrari maskapai tersebut. Jadi nggak perlu dibantuin buat ngangkat barang ke bagasi atas. Duh ini anak menggoda iman banget. Untung si imron alias rocky masih bisa anteng.
Ane duduk disebelah Keket yang wangi banget. Pengen nyiumin mulu jadinya ane. Hahaha. Lalu kami mengobrol disepanjang perjalanan. Keket selalu menyandarkan kepalanya kebahu kanan ane yang membuat teman Alen yang dekat kaca kesalnya minta ampun. Mupeng dia. Hahaha. Udah adik kelas, bisa dapetin kakak kelas yang paling oke seantero angkatan pula. Mantan pacar temannya pula. Hahaha.
Obrolan yang seru dan ringan membuat perjalanan menjadi tidak terasa, kami sudah mendarat di Tangerang. Kala itu hari Selasa. Kami berjalan keluar dari terminal kedatangan. Teman kost Keket dijemput oleh orang tuanya, sementara tiga teman Alen pulang naik bis, 2 cewek cupu tim ane juga naik bis, ane nunggu dijemput orang rumah. Sementara Keket pulang ke kostan. Tapi katanya ada janji dulu dengan saudaranya, jadi dia menunggu dijemput saudaranya.
“Nggak berasa ya, kedekatan ini bakalan segera berakhir.” Kata Keket.
“Kan masih bisa ketemu di kampus Ket.” Kata ane sambil mengelus kepalanya yang tertutup hijab.
“Iya, tapi gue nggak akan bisa sedekat ini sama lo kalau dikampus Ja.” Katanya.
“Ya dikosan lah.” Jawab ane asal.
“Beneran ya? Gue tunggu dikosan gue pokoknya.” Katanya serius.
Salah jawab ane. Salah. Salah. Salah. Duh, ribet deh ini nanti.
“Hmm. Iya nanti diatur deh.” Kata ane ragu.
Lalu momen selanjutnya adalah, Keket memeluk ane erat sekali. Dia nggak peduli ada orang banyak disekitarnya yang sedang memperhatikan kami. Pun ternyata anak-anak masih bersama kami dan terdengar kembali istigfar yang berulang-ulang. Keket memeluk ane lama banget. Akhirnya teman-teman sekelas Keket sudah dapat bis dan ane ditinggal berdua dengan Keket, bersama orang-orang yang ada dibandara sih sebenarnya. Hahaha. Lalu Keket melanjutkan pelukan pakai hatinya ini. Lama-lama ane merasa nyaman dipeluk kayak gini.
“Kak!” suara yang nggak asing terdengar.
“Lah, lo yang jemput Dan? Pak Min mana?” tanya ane.
“Penjelasannya nanti aja. Ayo cepet pulang.” Kata Dania sambil memperhatikan Keket dari atas kebawah, dengan pandangan sinis banget.
Adik ane ini memang jagoan kalau udah sinis bin nyinyir ke orang. Hahaha.
Ane akhirnya berpamitan dengan Keket. Ane menuju ke parkir sementara mobil dan Keket melambaikan tangan, ane membalasnya. Dania saat itu berjalan sangat cepat, ane sampai agak keteteran nyusulnya, apalagi bawa barang banyak. Ane masuk ke mobilnya Dania.
“Apa kabar Ja?”
Suara yang sangat ane rindukan ternyata ada dibelakang ane. Zalina.
“Halo sayang, aduh aku kangen kamu banget deh ini. Hehehe. Kok kamu tau-tau jemput kesini? Janjian sama Dania?” kata ane, dalam hati ane takut banget, jangan-jangan momen pelukan tadi terlihat.
“Enak juga ya di Lombok sama Keket.” Jawabnya datar.
Mampus.
Back to story, ane mempersiapkan perjalanan pulang kami. Ane ambil komando untuk mengarahkan para jamaah liburan ini agar lebih teratur. Ane sangat suka keteraturan, jadi kalau ada berantakan dikit itu bawaannya jadi kesal aja. Mobil travel sudah datang, dan ane mau duduk didepan, tapi ditahan sama Keket. Jadinya ane duduk di pojokan belakang kanan yang sejajar sama Supir. Keket disebelah ane duduknya mepet melulu. Barang-barang sudah masuk bagasi. Kami berangkat pulang menuju ke bandara.
Sepanjang perjalanan pagi itu, ane melihat pemandangan luar biasa indah di pulau ini. Anugerah Tuhan untuk negeri kita tercinta ini memang tiada duanya. Berdasarkan pengalaman ane yang pernah mengunjungi wisata alam di beberapa tempat dan beberapa negara, ane selalu menempatkan Indonesia sebagai destinasi wisata alam terbaik didunia. Sudah banyak juga testimoni yang bertebaran di Internet tentang bagaimana indahnya Indonesia. Yang nggak indah itu adalah perilaku manusianya yang mash barbar, walaupun sudah banyak juga yang sadar akan pelestarian lingkungan. Nantinya development untuk kawasan wisata Indonesia yang lestari diharapkan tidak hanya bisa menarik lebih banyak wisatawan tapi juga menawarkan solusi sehingga tidak terjadi kontradiksi antara urusan bisnis yang cenderung mengeksploitasi dengan pelestarian alamnya itu sendiri. Masa anak cucu kita hanya bisa melihat kehancuran surga dunia titipan Tuhan ini, tega bener.
“Gue senang banget Ja liburan kali ini sama lo.” kata Keket tiba-tiba.
“Eh, iya gue juga seneng kok Ket.” Balas ane.
“Mungkin nggak ya, kita bisa nikmatin liburan kayak gini lagi sama lo?” kataya.
“Bisa lah Ket, lo kan kakak kelas gue, lo lamar jadi asisten dosen yang matkulnya ada praktikum lapang aja, nanti kan kita yang praktikum lapang ke daerah-daerah bisa didampingin sama lo, terus abis itu sekalian kan kita bisa liburan. Hahaha.” Kata ane meluncur begitu saja.
“Oh iya juga ya Ja. Bener juga ide lo. coba ah. Sekarang kan gue jadi asisten yang matkulnya nggak kemana-mana, karena masih ilmu dasar, coba ah gue lamar jadi asisten yang ada praktikum lapangnya. Ih ide lo cemerlang Ja.” Katanya sambil langsung menyosor bibir ane.
Tidak ada istigfar karena penumpang lainnya lagi pada tidur. Payah, masa baru jalan sebentar aja udah langsung tidur.
“Nah kan enak nanti gue diasistenin kakak cantik yang udah gue abisin bibirnya. Gue abisin tok*tnya. Tinggal bawahnya aja belum nih gue abisin juga. Hahaha.” Ane entah kenapa malah ngomong begitu.
“Emang lo mau semuanya Ja?” katanya lirih, tapi serius.
“Eeh, gue becanda kok Ket. Hehehe. Udah lupain aja ya. ngawur gue.” Kata ane berkilah.
“Gue yakin kok lo tadi nggak bener-bener becanda.” Katanya singkat.
“Tau darimana kalo gue mau beneran?” kata ane.
“Tau aja Ja.” Katanya sambil senyum kecil yang manis banget.
“Lo gitu deh, suka rahasia-rahasiaan sama gue. Gue cium juga lo.” kata ane.
“Gue dulu aja yang mulai.” Katanya sambil mulai menciumi ane.
Aduh kacau nih. Disebelah Keket ada orang, 2 orang cowok teman Alen dan Keket. Mereka kebangun nggak ya?
“Udah Ket, nanti nggak enak.” Kata ane.
“kenapa? Takut mereka istigfar?”
“Bukan, itu kan mereka pada jomblo, takut pada ngiri. Hehehe.”
“Yah gue juga jomblo tapi gue oke-oke aja nggak ngiri.”
“Ya lo kan pelakunyeeeee. Gimana sih malih….”
Keket malah tertawa lebar yang akhirnya membangunkan 2 orang yang duduk disebelahnya. Lalu setelah dijelaskan, mereka kembali tidur.
Kami telah sampai dibandara. Bersiap untuk check in. ane semua yang urus sementara Keket ngobrol bersama yang lain. Keket saat itu mengenakan kerudung langsung jadi, yang membuatnya terlihat seperti anak lugu dari desa, lucu pemandangan yang ane lihat ini. Tapi ane suka melihatnya seperti itu. Aduh bahaya nih perasaan kayak gini. Ane lalu menghubungi Zalina. Ane selama seminggu ini di Lombok jarang sekali berkomunikasi dengan Zalina, pun Zalina sepertinya juga nggak tertarik menghubungi ane. Dia mengangkat telpon.
“Ja kamu kemana aja sih? Aku kangen tau.” Kata Zalina sebal.
“Aku sebentar lagi pulang kok sayang. Sabar ya. hehehe.” Kata ane.
“Kamu selama disana kemana aja sih? Nggak pernah cerita.”
“Kan aku simpan buat diceritain ke kamu nanti pas kita ketemu.” Kilah ane.
“Bener ya? aku tunggu cerita kamu. Oh iya, semalam aku mimpi tau.” Katanya.
“Mimpi apa Lin?”
“Mimpiin kamu, sama cewek lain jalan-jalan dan ninggalin aku.”
“Hah? Masa sih? Untung aja Cuma mimpi ya.” kata ane mulai keringat dingin.
“Iya, untung aja Cuma mimpi. Coba kalau beneran. Aku pasti sedih banget Ja.” Katanya.
“Iya sayang, aku nggak kemana-mana kok, aku kan sayangnya sama kamu.”
“Eh kamu mendarat jam berapa?”
“Jam 15.00 sih disini.”
“Terminal berapa?”
“Terminal 1 rencananya nih.”
“Yaudah sampai ketemu ya, jangan lupa mampir kerumah aku nanti. Miss you. Bye. Safe flight ya.” katanya kemudian menutup teleponnya.
Ane merasa sangat bersalah. Apa yang ane lakukan dengan Keket apa termasuk dalam perselingkuhan? Apakah pernyataan ane yang mempertahankan status sebagai orang yang Zalina sayang sudah tepat sehingga Keket memutuskan untuk tidak mengganggu hubungan ane dan Zalina? Ane pusing. Ane sampai bolak balik kamar mandi ketika itu, karena mendadak beseran (Kebelet buang air kecil terus menerus).
“Lo kenapa? Mules?” tanya Keket.
“Nggak kok gue nggak apa-apa.” Jawab ane.
“Kok daritadi gue perhatiin lo bolak balik kamar mandi melulu.”
“Nggak apa-apa Ket.”
“Lo takut Zalina tau ya?”
Ane kaget mendengar Keket ngomong begitu.
“Ah nggak Ket.”
“Udah lah, nggak usah bohong lo. Lo tu pembohong yang payah tau nggak.”
“Ket, gue udah bilang, ini salah Ket.”
“....dan gue nggak mempermasalahkan itu.”
“Tapi Ket….”
“Udah tenang aja, kita jalanin aja kayak biasa. Normal aja. Emang sih bakalan berat karena gue ketemu lo tiap hari dikampus, tapi gue nggak bisa sama-sama lo. nggak apa-apa Ja. Yang penting batin gue nyaman banget karena ada lo.”
“Gue bingung Ket.”
“Lo laki bukan sih? Kok kebingungan? Udah kita jalanin kaya gini. Gue rela.”
“Hmm…oke, we’ll see ya Ket. Ingat, gue nggak mau hubungan gue berantakan gara-gara lo.”
“Kalau mau kasar, gue mau aja ngerusak hubungan lo Ja, tapi gue tau kok lo sayangnya sama dia. Sambil sedikit-sedikit numbuhin perasaan ke gue.”
“Sok tau lo Ket.” Kata ane.
Dalam hati ane mikir, ini cewek kok selalu tahu apa yang ane rasakan dan pikirkan ya. Turunan dukun kali ini.
“Sebentar lagi boarding nih.” Kata Keket.
“Ayo deh.” Sahut ane.
Selanjutnya kami menaiki pesawat dan konfigurasi duduknya seperti pada saat berangkat. Ane jalan menuju pesawat itu dibelakang Keket terus. Sampai akhirnya masuk kabin, ane melihat tinggi Keket melebihi tinggi pramugrari maskapai tersebut. Jadi nggak perlu dibantuin buat ngangkat barang ke bagasi atas. Duh ini anak menggoda iman banget. Untung si imron alias rocky masih bisa anteng.
Ane duduk disebelah Keket yang wangi banget. Pengen nyiumin mulu jadinya ane. Hahaha. Lalu kami mengobrol disepanjang perjalanan. Keket selalu menyandarkan kepalanya kebahu kanan ane yang membuat teman Alen yang dekat kaca kesalnya minta ampun. Mupeng dia. Hahaha. Udah adik kelas, bisa dapetin kakak kelas yang paling oke seantero angkatan pula. Mantan pacar temannya pula. Hahaha.
Obrolan yang seru dan ringan membuat perjalanan menjadi tidak terasa, kami sudah mendarat di Tangerang. Kala itu hari Selasa. Kami berjalan keluar dari terminal kedatangan. Teman kost Keket dijemput oleh orang tuanya, sementara tiga teman Alen pulang naik bis, 2 cewek cupu tim ane juga naik bis, ane nunggu dijemput orang rumah. Sementara Keket pulang ke kostan. Tapi katanya ada janji dulu dengan saudaranya, jadi dia menunggu dijemput saudaranya.
“Nggak berasa ya, kedekatan ini bakalan segera berakhir.” Kata Keket.
“Kan masih bisa ketemu di kampus Ket.” Kata ane sambil mengelus kepalanya yang tertutup hijab.
“Iya, tapi gue nggak akan bisa sedekat ini sama lo kalau dikampus Ja.” Katanya.
“Ya dikosan lah.” Jawab ane asal.
“Beneran ya? Gue tunggu dikosan gue pokoknya.” Katanya serius.
Salah jawab ane. Salah. Salah. Salah. Duh, ribet deh ini nanti.
“Hmm. Iya nanti diatur deh.” Kata ane ragu.
Lalu momen selanjutnya adalah, Keket memeluk ane erat sekali. Dia nggak peduli ada orang banyak disekitarnya yang sedang memperhatikan kami. Pun ternyata anak-anak masih bersama kami dan terdengar kembali istigfar yang berulang-ulang. Keket memeluk ane lama banget. Akhirnya teman-teman sekelas Keket sudah dapat bis dan ane ditinggal berdua dengan Keket, bersama orang-orang yang ada dibandara sih sebenarnya. Hahaha. Lalu Keket melanjutkan pelukan pakai hatinya ini. Lama-lama ane merasa nyaman dipeluk kayak gini.
“Kak!” suara yang nggak asing terdengar.
“Lah, lo yang jemput Dan? Pak Min mana?” tanya ane.
“Penjelasannya nanti aja. Ayo cepet pulang.” Kata Dania sambil memperhatikan Keket dari atas kebawah, dengan pandangan sinis banget.
Adik ane ini memang jagoan kalau udah sinis bin nyinyir ke orang. Hahaha.
Ane akhirnya berpamitan dengan Keket. Ane menuju ke parkir sementara mobil dan Keket melambaikan tangan, ane membalasnya. Dania saat itu berjalan sangat cepat, ane sampai agak keteteran nyusulnya, apalagi bawa barang banyak. Ane masuk ke mobilnya Dania.
“Apa kabar Ja?”
Suara yang sangat ane rindukan ternyata ada dibelakang ane. Zalina.
“Halo sayang, aduh aku kangen kamu banget deh ini. Hehehe. Kok kamu tau-tau jemput kesini? Janjian sama Dania?” kata ane, dalam hati ane takut banget, jangan-jangan momen pelukan tadi terlihat.
“Enak juga ya di Lombok sama Keket.” Jawabnya datar.
Mampus.
itkgid dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup
Zalina, 95% mirip Tala Ashe
Anin, 85% mirip Beby Cesara
Keket, 95% mirip, ane nggak kenal siapa ini, nemu di google
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/30/10668384_20190830043503.jpg)
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/08/30/10668384_20190830043009.jpg)
Mulustrasi Ara, waktu masih SMA, 96% mirip![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/12/10668384_201909120424500824.png)
![Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]](https://s.kaskus.id/images/2019/09/13/10668384_201909130223080915.png)
serta apresiasi cendol