Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]


Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
suryosAvatar border
xxxochezxxxAvatar border
DayatMadridistaAvatar border
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.6K
4.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#100
Penjelasan
"Aku bisa jelasin."

"Kamu mau jelasin apa? Semua udah jelas Ja. Kamu tuh udah nyembunyiin berapa banyak hal dari aku?”kata Zalina datar.

"Aku cuma nggak mau aja diketahui banyak orang Lin. Demi kebaikan" Kata ane.

"Hei, siapa yang nggak tahu sih, papa kamu salah satu orang paling berpengaruh di ibukota. Coba siapa yang nggak tahu?" Kata Zalina.

"Papaku cerita semuanya yang dia tahu. Aku baru dengar tapi setelah bertemu papa kamu dan cocok ciri-cirinya, maka aku yakin itu memang benar yang diceritakan papaku. Dia begitu antusias. Makanya pas aku kasih alamat sesuai dengan yang kamu kasih dia kaget, karena komplek itu bukan komplek orang-orang sembarangan." Lanjutnya.

"Kamu yang nggak tahu Lin." Kata ane sambil menunduk.

"Iya, semua orang tahu, tapi aku orang yang katanya kamu sayang, kamu perjuangin, nggak tahu apa-apa tentang diri kamu yang sebenarnya. Apa sih mau kamu? Apa yang kamu cari? Semuanya udah kamu punya. Tinggal tunjuk jadi. Kostan ini juga kalau kamu beli sekarang juga, kamu bisa Ja. Lalu kamu memilih aku, mau cari apa kamu dari aku? Aku bukan siapa-siapa, bukan selevel kamu." Katanya lagi.

"Yang punya pengaruh, yang punya harta, yang punya segalanya, itu papa aku. Aku nggak punya apa-apa dan aku bangga bisa mandiri, ngerti kamu?!" Kata ane dengan nada sangat tinggi dan frustrasi karena ditekan.

"Terus kenapa selama ini kamu nggak pernah cerita? Kamu masih nggak percaya sama aku? Kamu mikir gimana sih?" Kata Zalina lirih.

"Untuk apa? Toh itu bukan punyaku, nggak semuanya. Ada beberapa yang atas namaku, tapi itu bukan hasil jerih payahku sendiri. Jadi buat apa? Nggak ada yang perlu dibanggain dari itu." Ane membela diri.

"Aku kecewa karena kamu udah bohongin aku habis-habisan selama ini. Bahkan hari ini pun kamu masih bisa bilang nggak ada kendaraan. Hellow, parkiran itu penuh dan isinya mobil semua, apa itu bukan kendaraan?" Katanya.

"Kamu bilang sendiri", dia melanjutkan, "sebuah hubungan yang didasari kebohongan maka tidak akan langgeng, benar? Kamu ingat kan kamu pernah ngomong gitu sama aku?" Katanya, yang ane balas dengan anggukan.

"KENAPA KAMU LANGGAR???" Zalina berteriak keras sambil menangis. Ane belum pernah lihat Zalina semarah ini sama ane.

"Aku....maaf...aku cuma bisa minta maaf..." Ane bingung harus jawab apa.

"Hei kamu tahu? Teman aku Anin. Nah, dialah yang cocok ngedampingin kamu. Dia berada di level yang sama denganmu, latar belakang keluarganya juga sama kurang lebihnya sama kamu. Coba sama dia."

"Apa-apaan? Aku nggak mau, hati aku cuma ada buat kamu, perjuangan aku, ya buat kamu. Kenapa kamu malah nyodor-nyodorin dia ke aku?"

"Karena dia lebih pantas. Sama-sama pembohong. Sama-sama dari level sebanding, sama-sama munafik jadi orang!" Katanya, mulutnya bergetar, dan kemudian menangis.

"Lin..dengar dulu.."

"Mau dengar apa lagi?"

"Lin dengar dulu" Zalina mulai memberontak karena ane memegang tangannya dan tidak dilepas.

PLAKKKK... sebuah tamparan kencang sekali mengenai pipi kiri ane. Sakit..

"ZALINA, DENGAR AKU!” kata ane sambil mengguncangkan badannya, tangan ane berada dilengan kanan dan kirinya.

"Aku cape dengan segala predikat-predikat kayak gitu Lin. Berpendidikan tinggi, bibit unggul, keren, santun. Anaknya pak ini, wah kok anaknya nggak kaya bapaknya ya? Wah keluarganya gini ya gitu ya. Aku muak sama itu semua Lin. Aku seperti nggak bisa jadi diriku sendiri. Padahal kalau mau dilihat, aku juga nggak sebaik itu Lin. Bangs*t juga kelakuannya. Aku memang nggak suka dari dulu dengan keadaan ini. Dan utamanya, Aku nggak bisa diam-diam aja kalau lihat orang lain susah."

"Aku mulai begini sikapnya ketika kelas 2 SMP, waktu mudik dan mampir ke desanya Bi Yuni. Aku sadar bahwa banyak sekali orang diluar sana yang hidup serba kekurangan, sehingga mereka benar-benar menghargai yang namanya usaha. Usaha nggak akan mengkhianati hasil Lin. Dari situ aku mau banget membantu mereka, dan mungkin setelah kuliah disini, bisa lebih banyak lagi bantu karena aku punya ilmunya untuk mensejahterakan mereka sehingga lebih nyaman lagi kehidupannya. Salah satu cara biar tahu apa mau mereka adalah ngeblend dengan kehidupan mereka dan akhirnya aku terbiasa kayak gini sampai detik ini dan aku enjoy sama jalan hidup aku yang begini Lin."

"Dirumah aku punya beberapa kendaraan, tapi aku lebih nikmat naik angkot, apalagi sama kamu, itu cara-cara aku mensyukuri nikmat yang Tuhan kasih walaupun sedikit. Aku bayar pakai uangku sendiri, aku biasa nabung Lin. Harta bisa dicari dan dikumpulkan Lin, tapi pengalaman hidup yang mungkin kesempatannya cuma sekali, itulah yang aku cari dan coba nikmatin. Pengalaman hidup yang unik dan seru nggak akan pernah aku dapatkan kalau semua udah tersedia. Aku harus berjuang dulu, susah dulu, baru dinikmatinnya belakangan dan itu puasnya nggak karuan Lin. The art of struggling kalau aku nyebutnya. Salah satu contohnya adalah perjuangan aku buat merebut hati kamu." Jelas ane.

"Satu lagi, untuk mengamankan diri aku dari kejaran cewek-cewek yang pingin dekat aku, karena apa yang dipunya Papaku. Kejar aja papaku kalau gitu kan, tanggung."

Zalina nggak bisa ngomong apa-apa lagi selain menangis dan kemudian memeluk ane kenceng banget.

"Aku sayang banget sama kamu Ja."

Untuk pertama kalinya selama hubungan ini berjalan, Zalina mengucap kalimat ini. Selama ini ane pun terlalu takut untuk mengucapkan kalimat ini. Bodoh.

"Aku juga sayang kamu Lin. Sayang banget." Ucap ane sambil mengelus bagian belakang kepalanya.

Kemudian yang terjadi adalah..... Ya, dia menciumi ane nggak berhenti-berhenti. Mungkin sekalian kangen juga ya. Haha. Kami terlalu larut dalam suasana ini sampai lupa kunci pintu kamar kost. Tidak lama, Anin datang tanpa mengetuk terlebih dahulu. Dia kaget tapi berusaha biasa saja. Posisi ane sama Zalina adalah, ane sedang berdiri tanpa celana menghadap kepintu, Zalina lagi asyik sama si Rocky dan membelakangi pintu, dia nggak sadar Anin masuk. Ane yang sadar. Ane yang malu banget. Tapi Anin malah nontonin ane sama Zalina sambil senyum-senyum kecil ke ane. Lalu mungkin karena nggak tahan, Anin berdehem sedikit yang membuat Zalina kaget dan ikutan malu. Untung belum buka-buka baju.
Diubah oleh yanagi92055 17-08-2019 01:03
sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.