Kuala Lumpur- Ulama kontroversial asal India, Zakir Naik ramai jadi perbincangan hangat di Malaysia. Oleh sejumlah menteri dan politikus Malaysia, Zakir didesak untuk keluar dari negeri jiran itu. Berikut ini rangkaian kontroversi Zakir yang membuatnya diserukan agar diusir dari Malaysia.
Mulanya Zakir Naik merupakan seorang penceramah yang cukup terkenal di India sejak tahun 1991. Tadinya, Zakir berprofesi sebagai dokter. Dia kerap berceramah tentang kebenaran ajaran Islam dan gugurnya teori evolusi Darwin. Berkat ceramahnya itu, dia dikenal sebagai penceramah ahli perbandingan agama di dunia.
Namun, pada 2010 Zakir mulai menuai kontroversi karena sering mendiskreditkan etnis dan agama lain lewat ceramahnya. Sebagaimana dikutip dari The Times of India, pemerintah India resmi mencabut paspor Zakir Naik pada 20 Juli 2017. Pencabutan paspor dilakukan usai Zakir diselidiki otoritas India atas dugaan terorisme ini. Dugaan ini menguat, usai ceramah-ceramah Zakir Naik beredar dan berisi menghasut kaum muda untuk melakukan aksi teror.
Zakir Naik meninggalkan India sejak 13 Mei 2016 karena diusir. India juga telah mengajukan permohonan Red Notice kepada Interpol untuk Zakir Naik. Selama di luar negeri, Zakir Naik diketahui kerap bepergian antara Arab Saudi, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Hingga akhirnya Zakir bermukim di Malaysia.
Otoritas Malaysia pun memastikan pada tahun 2017, Zakir Naik memiliki status permanent residence (PR) di Malaysia. Status ini didapat Zakir Naik sejak 2012. Namun kala itu Zakir Naik tidak hanya tinggal di Malaysia saja.
Quote:
Ribut-ribut dengan Media Massa
Seperti dilansir Malay Mail, Kamis (12/7/2018), Zakir mengaku kecewa dengan pemberitaan beberapa media lokal Malaysia. Dia menyebut pemberitaan yang mengaitkan dirinya dengan aktivitas-aktivitas terkait teror dan menudingnya menyampaikan pidato kebencian, telah menodai citranya.
"Beberapa bagian media menyerang saya untuk hal yang disebut 'penghasutan teror', dan akan menjadi naif untuk tidak berasumsi bahwa hal ini dilakukan dengan tujuan lebih luas untuk memberi kesan jahat pada Islam dan umat muslim," katanya.
"Mereka tidak mampu untuk menemukan bukti melawan saya, sehingga mengerahkan sejumlah video klip yang direkayasa, kutipan-kutipan di luar konteks dan skema tidak jujur untuk menuding saya atas terorisme, pidato kebencian dan bahkan pencucian uang," imbuh Zakir Naik.
Saat itu Zakir menegaskan, bahwa tidak ada satupun pidatonya yang ditentang warga non-muslim di India, hingga tahun 2012 saat kelompok yang disebutnya 'fanatik agama' berupaya mencoreng citranya. Zakir Naik bersikeras tidak pernah menyerukan teror dengan menggunakan ajaran Islam selama 25 tahun memberi ceramah.
Quote:
Dianggap Provokasi Warga Hindu
Kontroversi Zakir Naik makin ramai di tahun 2019. Seperti dilansir Reuters, Rabu (14/8/2019), ulama kelahiran Mumbai, India ini kerap menuai kontroversi dalam ceramahnya.
Komentar terbaru, dia menyebut warga Hindu di Malaysia memiliki '100 kali lebih banyak hak' dibandingkan warga minoritas muslim di India. Dia juga menyebut bahwa terkadang warga Hindu di Malaysia lebih mempercayai pemerintah India daripada pemerintah Malaysia sendiri. Ucapannya itu dinilai bisa memprovokasi masyarakat Malaysia.
Ras dan agama menjadi isu sensitif di Malaysia, yang sekitar 60 persen dari total populasi 32 juta jiwa adalah warga muslim. Sisanya merupakan warga etnis China dan India, yang kebanyakan menganut Hindu.
Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, M Kulasegaran, menyebut komentar Zakir Naik bisa saja dimaksudkan untuk memicu keretakan di negara multi-ras ini, agar dia bisa meraih pengaruh besar di kalangan muslim. Kulasegaran menyebut Zakir Naik tidak layak mendapat status permanent residency dan persoalan ini akan dibahas dalam rapat kabinet pada Rabu (14/8) waktu setempat.
Quote:
Awal Puncak Ketegangan: Mengusir Etnis China
Selain memprovokasi warga Hindu di Malaysia, Zakir juga sempat menyerukan warga etnis China untuk 'pulang' terlebih dulu karena mereka 'tamu lama' di Malaysia.
Ucapan inilah yang menandai puncak ketegangan kontroversi Zakir Naik. Seperti dilansir media lokal Malaysia, Malaysiakini dan The Star, Kamis (15/8/2019), komentar Zakir Naik yang memicu kontroversi itu disampaikan saat dia berbicara dalam acara dialog keagamaan 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan pada 8 Agustus lalu.
Zakir Naik mengatakan awalnya warga China hanya datang untuk berdagang. Kemudian, setelah itu warga China menjadi tamu di Malaysia.
"Kemudian, lebih banyak orang datang dan Malaysia menjadi Muslim sepenuhnya. Kemudian Anda mendapati warga China datang, warga India datang, warga Inggris datang. Mereka adalah tamu baru kita," ucap Zakir Naik dalam acara tersebut.
Karena hal ini, Asosiasi China Malaysia (MCA) menyebut Zakir Naik terbukti menjadi ancaman bagi keselarasan ras di Malaysia.
"Sebagai warga negara asing dan kriminal yang sedang diburu, memangnya siapa dia menyuruh warga negara sah keturunan China untuk meninggalkan negara ini?" cetus Presiden MCA, Dr Wee Ka Siong, dalam pernyataannya seperti dilansir The Star, Kamis (15/8/2019).
"Mengingat Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan bahwa penerimaan dirinya (Zakir Naik-red) di Malaysia didasari alasan kemanusiaan, Zakir seharusnya memiliki harga diri," tegas Dr Wee.
Dalam postingan via Facebook pada Rabu (14/8) waktu setempat, Dr Wee menyebut Zakir Naik seharusnya menghormati ciri khas multi-ras dan multi-budaya di Malaysia, juga isu-isu sensitif yang ada, bukannya berperilaku arogan dan melontarkan komentar menyakitkan.
Dr Wee mendesak deportasi Zakir Naik ke India, di mana dia terjerat dakwaan pencucian uang dan ujaran kebencian.
Quote:
Zakir Naik Dianggap Sebagai Ancaman
Zakir Naik Dianggap Sebagai Ancaman
Seperti dilansir media The Star, Senin (3/4/2017), 19 warga Malaysia termasuk para aktivis, telah menggugat pemerintah dan empat pihak lainnya untuk menyatakan Zakir sebagai ancaman bagi ketertiban publik, moral, ekonomi, sosial, pendidikan, persatuan nasional dan perdamaian.
Di antara mereka yang mengajukan gugatan pada 1 Maret tersebut adalah aktivis hak asasi manusia, pengacara, pengusaha, hingga mantan wakil menteri di Departemen Perdana Menteri Malaysia, P. Waytha Moorthy.
Waytha yang juga ketua Hindu Rights Action Force (Hindraf) menegaskan bahwa gugatan ini tidak bermaksud untuk menghina ajaran Islam maupun umat muslim. "Kami hanya mempermasalahkan dari kepentingan keamanan nasional," tutur Waytha seperti dilansir The Star.
"Zakir adalah orang berbahaya yang telah dilarang di sejumlah negara karena dinilai bekerja sama dengan organisasi teroris," demikian pernyataan para penggugat. Mereka juga meminta adanya perintah pengadilan untuk segera mencabut status Zakir sebagai permanent resident, jika pendakwah asal India itu mendapatkan status tersebut.
Quote:
Politikus dan Menteri Malaysia Mendukung Zakir Naik Dideportasi
Seruan untuk mendeportasi Zakir Naik makin menguat. Seorang politikus Malaysia bahkan menawarkan untuk membelikan tiket pesawat untuk Zakir pulang ke negara asalnya, India.
Andrew Chen Kah Eng dari partai Democratic Action Party (DPA) menyatakan, dirinya siap membelikan tiket pesawat untuk Zakir Naik karena ulama itu disebutnya mencoba merusak kerukunan di kalangan rakyat Malaysia. Ditegaskannya, Zakir seharusnya tidak diperlakukan sebagai tamu di negara tersebut.
"Zakir bukan orang Malaysia dan dia pastinya tidak diterima oleh orang Malaysia, jadi silakan tinggalkan negara kami dan kembali ke India," cetus Chen yang menjabat sebagai wakil sekretaris publisitas DAP Johor, seperti dilansir media Malaysia, The Star, Kamis (15/8/2019).
SUMBER