• Beranda
  • ...
  • Education
  • Benarkah Kesejahteraan Guru Merupakan Tolak Ukur Keberhasilan Pendidikan?

CahayahalimahAvatar border
TS
Cahayahalimah
Benarkah Kesejahteraan Guru Merupakan Tolak Ukur Keberhasilan Pendidikan?
Kesejahteraan Guru



Dok. Kaskus



Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. KBBI


Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. KBBI



Guru yang berkualitas adalah penentu keberhasilan pendidikan, bukan hanya pendidikan formal, tetapi juga non formal. Saya juga pernah diberi kesempatan sebagai tenaga pendidik formal dan non formal.

Spoiler for rindu mereka:



Masih ingatkah kasus guru honoreryang tinggal di wc sekolah, rumahnya yang hancur tidak bisa direnovasi karena terbentur biaya.


Begitulah potret nasib guru di negeri kita, upah buruh bangunan Rp. 125.000,-/ hari, guru hanya Rp. 300,000,-/bulan. Bahkan pada tahun 2008, saya berkunjung ke kampung teman, yang berada di Jawa Tengah, gaji guru sebulan hanya Rp. 100,000,- Kondisi sekolahnya pun, khusus meja dan kursinya sudah pada rusak.


Saya dan keluarga besar suami juga berprofesi sebagai guru, meski hanya setahun mengajar di Raudatul Atfal/TK, merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk saya.



Ketika mengajar, saya selalu bertanya kepada anak-anak, apa cita-cita kalian? Pertanyaan yang sama pernah dilontarkan oleh guru sewaktu saya sekolah.


Jawaban saya waktu itu adalah menjadi guru, dan itu konsisten. Saya berpikir, apabila memang tidak terwujud, setidak-tidaknya saya menjadi guru untuk adik dan anak-anak saya kelak, agar ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat untuk orang lain.


Akan tetapi anak-anak zaman sekarang, khususnya murid saya apabila ditanya cita-cita kalian ingin menjadi apa? Jawabannya tidak ada satu pun yang menjawab menjadi guru.


Begitu juga, ketika saya menonton televisi, ada pertanyaan yang sama, cita-cita kalian apa? Jawabannya adalah menjadi youtuber.


Orang tua pun memfasilitasi, dan mereka bangga ketika anaknya bisa terkenal dengan cepat, tetapi menomorduakan pendidikan.


Memang tidak semua berpikir seperti itu, banyak yang tidak mempunyai uang atau fasilitas, mereka bersemangat menempuh pendidikan meski harus melewati jalur yang sulit.


Saya menyadari menjadi guru bukanlah profesi yang menjanjikan, upah jauh dibawah UMR. Namun dari seorang guru lahirlah seorang presiden, dokter, insinyur, dan masih banyak lagi.


Mama Mertua, dia sudah mengajar di sekolah swasta dari tahun 1975, dia mengajar ketika masih belajar kelas dua Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP. Berarti beliau mengajar sudah 40 tahun lebih.


Gajinya pun belum UMR, untuk mendapatkan sertifikasi harus kuliah di usia yang tak lagi muda. Mama Mertua adalah salah satu orang yang sangat menjunjung tinggi pendidikan, dia berhasil mendapat gelar sarjana ketika berusia 55 tahun dengan hasil cum laude. Amazing ya gansis.


Quote:




Apabila generasi penerus tidak ada lagi yang bercita-cita menjadi guru, bagaimana nasib pendidikan kita?



Jika dahulu menjadi Atlet dipandang sebelah mata, kini banyak yang ingin menjadikan anaknya Atlet, karena adanya pengangkatan PNS dan bonus besar bagi yang berprestasi, kini giliran guru yang juga harus diperhatikan. Bukan hanya guru sekolah umum, tetapi juga guru mengaji (TPA).


Quote:


Quote:


Quote:


Saya melakukan beberapa pertanyaan berhubungan dengan artikel ini. Beberapa jawaban dari seorang murid dan guru;

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:




Berkaitan dengan hal tersebut di atas, bisa disimpulkan bahwa kesejahteraan guru merupakan tolak ukur keberhasilan pendidikan, jika, guru tersebut berkualitas dalam mengajar.


Bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bukan lulus mengandalkan lowongan pekerjaan.


Orang tua juga harus bersinergi dalam pendidikan anaknya.

Quote:


Bagaimana menurut gansis?



Terimakasih yang sudah membaca


emoticon-terimakasihemoticon-terimakasihemoticon-terimakasih


Keep smile and istiqamah.


Kritik dan saran yang menyenangkan.


Sumber : opini pribadi dengan beberapa pengalaman teman dan saudara.
Sumber foto: dokpri


Jakarta, 15 Agustus 2019
Kamis, 20 : 49
Diubah oleh Cahayahalimah 15-08-2019 15:08
tien212700
evywahyuni
provocator3301
provocator3301 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
4.6K
123
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThreadā€¢13.5KAnggota
Tampilkan semua post
CahayahalimahAvatar border
TS
Cahayahalimah
#32
Quote:


Quote:


Quote:


Terimakasih atas sharingnya gan, input dan output, dari pengalaman saya, banyak wali murid yang melepas anaknya, dalam arti dia sibuk bekerja, berangkat pagi, nganter anak, diurus pengasuh, pulang anak sudah tidur, karena madrasah pertama adalah ibu, di luar negeri artis seperti keluarga Bradpit, berani bayar mahal untuk pengasuhnya, tetapi harus menguasai lebih dari 2 bahasa, frontalnya, dia mencari pengajar sekaligus pengasuh. šŸ™

Quote:


Benar banget gan, untuk guru honorer, kalo saya tidak salah, sedang ditindak lanjuti, ada program p3k, tetapi sama semua pakai seleksi, agar guru semuanya berkualitasemoticon-terimakasih

Quote:


Iya memang saya akui, yang paling banyak sy temui adalah korupsi waktu
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.