Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]
Selamat Datang di Thread Ane Gan/Sis 


Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] [18+]


Kali ini ane ingin sekali bercerita tentang seluk beluk perjalanan cinta ane yang mana sudah lama banget mau ane ceritakan, karena ane cukup mual juga kalau memendam kisah-kisah ini terlalu lama, ada yang mengganjal dihati, hitung-hitung sebagai penebusan dosa..hehe.. Mohon maaf juga sebelumnya karena ane masih nubie, mohon bimbingannya ya gan sis agar trit menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Terima kasih Gan Sis telah mendukung dan membaca Trit ini sehingga bisa menjadi HT di bidang STORY. Semoga kedepannya ane selalu bisa memperbaiki tulisan ini dengan baik sehingga semakin enak dibaca.


Spoiler for INDEX:


Spoiler for "You":



Spoiler for MULUSTRASI:


Spoiler for Peraturan:


Selamat membaca kisah ane yang menurut ane seru ini ya gan/sis.


Menurut ane, lagu ini kurang lebih mewakili diri ane di masa lalu gan sis


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 20-05-2020 13:13
suryosAvatar border
xxxochezxxxAvatar border
DayatMadridistaAvatar border
DayatMadridista dan 113 lainnya memberi reputasi
106
465.6K
4.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#54
Sistem yang Payah
Waktu perkuliahan semester pertama dikampus sudah mendekati akhir. Ane senang bukan kepalang karena pelajaran-pelajaran dasar eksakta yang membuat pusing kepala bakalan segera berakhir. Tetapi tentunya harus ada ujian rese dulu yang mesti dilewati. Ane dan kawan-kawan kost mulai menyicil belajar dan tidak lupa berdoa kepada Tuhan agar hasilnya baik. Ane pribadi sebenarnya agak kurang suka dengan yang namanya text book. Dosen-dosen tingkat satu dikampus ini kebanyakan mengajarnya text book banget, yang artinya ya harus sesuai yang diajarkan jawabnya. Sedangkan menurut ane mahasiswa itu dituntut untuk kreatif dalam berpikir, mengedepankan logika, dan dibarengi teori-teori pendukung yang cukup. Barulah mahasiswa bisa menjawab sebuah kesimpulan yang baik.

Harusnya, menurut ane ujian di universitas itu tidak berdasarkan benar atau salah, tapi bagaimana argumen terbaik dan ter-masuk-akal mahasiswa lah yang bisa memenangkan nilai tertingginya ketika dihadapkan kepada sebuah studi kasus, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab menggunakan logika plus teori. Kalau jawabannya harus sama dengan teori sih sama juga bohong, ngapain kuliah. Pendidikan dasar dari SD sampai SMA sudah menerapkan itu bukan? Tapi banyak rekan ane dikampus yang nurut-nurut saja dengan kebijakan seperti itu. Mungkin motivasinya biar dapat hasil baik, ya ikuti saja aturan, biar nanti beasiswanya nggak diputus karena nilainya nggak bagus. Atau memang ambisius mendapatkan nilai baik demi masa depan gemilang, bisa gampang cari kerja. Cih. Pemikiran yang dangkal, tapi sistem pendidikannya ini lah yang membuat mereka-mereka yang memiliki otak brilian menjadi terbatas dalam berkreasi dan akhirnya terjebak dalam pemikiran seperti itu, atas nama nilai-nilai, IPK atau reputasi bullshit lainnya. Makanya akhirnya ane sering berdebat dengan dosen-dosen, berdebat dengan sesama rekan mahasiswa, berdebat dengan anak-anak BEM dan debat-debat lainnya.

“Ja, lo udah belajar matkul A?” kata Tanto.

“Nggak ah, males gue To. Gue coba jawab pakai logika gue aja. Lagian Prof. Amir juga berpikirnya kayak gitu, dia pasti ngasih soalnya itu membebaskan mahasiswanya untuk berpendapat, bukan salah dan benar. Semua jawaban benar, hanya argumen yang tepat dan logis aja yang nilainya bakal tinggi. Ingat dia dosen yang keren banget tau pemikirannya.” Ujar ane panjang lebar.

“hah? Keren? Ngajar aja pinter sendiri gitu. Profesor-profesor disini kenapa banyak yang gitu ya?” kata Tanto.

“Itu karena kalian-kalian ini mahasiswa pengejar IPK, cuman belajar dari apa yang diajarkan atau apa yang ada di diktat. Ilmu pengetahuan itu terus berkembang cuy. Kita mahasiswa harusnya ngikut arus, bukan kejebak sama teori-teori jaman dulu, bisa dijadiin referensi, tapi kita harus kreatif ngebangun ilmu pengetahuan kita sendiri. Makanya ketika profesor-profesor ini menjelaskan, mungkin emang ngebosenin sebagian, lo semua udah malas duluan.” Kata ane.

“Nah ini nih, gue suka banget nih pemikiran kayak gini. Setuju 100% gue sama lo Ja.” Kata Adi F sambil nunjuk ane.

“Lo sih emang kelakuan lo gitu Ja, selalu beda mikirnya dari yang lain. Makanya banyak yang demen sama sikap lo yang begini Ja.” Kata Adi F lagi.

“Banyak yang demen? Ah siape? Kok gue nggak tahu ya.” Kata ane.

“Makanya konsentrasi hidup lo jangan ke Zalinaaaaaa terus, lihat sekeliling lo nyet, banyak yang senang sama lo. Gue aja jujur Ja, mau coba punya pemikiran se-open minded dan out of the box lo, tapi tetap aja gue selalu gagal kalo mau deketin cewek. Lah lo, mikir beda dikit aja cewek-cewek pada demen, anj*ng. hahaha.” Jelas Adi F.

“Tergantung hoki sih kayaknya itu Di.” Sahut ane asal. Semua tertawa termasuk Adi F sendiri.

“Tapi emang gue dari awal ngerasa ada yang salah sama sistem pendidikan kita deh. Sistem ranking-ranking itu buat apa ya? gue nggak merasa itu ada manfaat sih. Kayak sekarang di kampus kan enak, nggak ada yang berlomba-lomba untuk siapa yang IPK nya paling tinggi, tapi berkonsentrasi aja sama nilai-nilainya sendiri. Walaupun gue juga nggak setuju kecerdasan seseorang atau kemampuan seseorang itu dinilai hanya hitam diatas putih doangan, nilai bagus menurut gue tidak mencerminkan kemampuan bagus juga. Gimana yang pada nyontek? Disini untungnya kita nggak ada yang pernah nyontek ya. ga tau dimasa lalu kalian gimana. Tapi kalau ngeliat otak-otak lo pada encer banget dan bikin gue ngiri, gue yakin dari dulu kalian nggak ada yang suka nyontek. Gue aja gini-gini nggak pernah nyontek cuy. Hahaha. Terus yang nggak punya kesempatan sekolah kayak kita dikampus ini, bukan berarti mereka nggak pintar menurut gue, belum beruntung aja, bisa aja pas lagi ujian ada masalah kan? Gue juga mikir bodoh juga sih nentuin masa depan hanya dari UN yang dilakuin selama 3 hari, plus SNMPTN 2 hari. Tiga tahun lo di SMA berasa sia-sia. Dan lihat kan, yang teman-teman dulu langganan ranking 10 besar, bahkan 3 besar sekalipun banyak yang gagal ketika UN dan SNMPTN. Lo pasti pada punya teman SMA yang begini kan nasibnya? Soalnya teman gue ada yang begitu sampe mau bunuh diri karena dia selalu konsisten masuk 2 besar selama 3 tahun disekolah, tiba-tiba pas ujian masuk perguruan tinggi dia gagal.” Ane mengutarakan unek-unek.

“Iya sih benar, teman-teman gue juga banyak yang gitu. Termasuk gue salah satunya Ja.” Kata Tanto.

“Gue dulu selalu ranking 1 atau 2, gue selalu kejar itu biar mudah jalan gue ke jenjang selanjutnya, tapi pas ujian ternyata gue cuman masuk ke kampus pilihan kedua gue, bukan kampus jaket kuning pilihan utama gue. Udah gitu, jurusan yang gue pingin kan yang berbau sosial, lah ini sekarang malah full eksakta. Gila banget otak gue ngebul walaupun gue anak IPA juga dulunya. Sampai stres gue. Gue sempat nggak mau kuliah buat nyoba lagi ikutan tahun depan. Tapi gue ingat bokap lagi sakit keras, takutnya malah jadi beban tambahan kalau gue nganggur.” Kata Tanto lagi.

“Yang penting sekarang kita harus bersyukur sudah keterima disini. Saya aja harus mengejar segala macam beasiswa biar bisa kuliah disini. Karena kalian tahu bapak saya Cuma nelayan kecil, bukan nelayan pengepul atau juragan. Yang bisa menjadikan saya mendapatkan beasiswa itu ya nilai itu, walaupun sebenarnya saya juga nggak setuju 100% dengan itu, tapi mau gimana lagi.” Ujar Adi S.

Nah kan, omongan ane terbukti. Banyak anak-anak yang jadi serba salah karena terjebak di sistem ini. Adi S merupakan pemuda pesisir yang sangat brilian otaknya. Diantara kami berempat, dialah yang paling mentereng prestasinya. Dia hanya punya kekurangan satu, bahasa inggrisnya sangat kurang, tapi wajar sih, karena memang dia dibesarkan di lingkungan yang tidak menganggap penting pendidikan. Yang terpenting bagi warga desanya itu bisa makan untuk besok. Makanya dia selalu belajar privat bahasa inggris sama ane yang kebetulan ketika Tes Penyerataan pas awal masuk kampus, nilai bahasa inggris ane kedua tertinggi di jurusan ane, dan masuk kedalam enam orang yang dibebaskan untuk tidak perlu mengikuti mata kuliah bahasa inggris karena sudah pasti mendapat nilai A.

“Jadi gimana, masih mau belajar nggak?” goda ane sambil mengeluarkan konsol PS3 yang ane bawa, masih baru ketika itu PS3 keluar, hasil kerja keras ane dari mengamen bersama band ane dari kafe ke kafe ataupun dari lomba ke lomba.

“FIFA apa WE?” tanya ane ke Tanto dan Adi F.

“WE aja dulu deh.” Jawab Tanto dan Adi F kompak.

“Ayo dah. Main dulu. Bikin liga udah.” Kata Tanto.

“Gue pakai Juventus ya, lo gantian nyet, pake Inter kek.” Kata Adi F ke Tanto, yang mempunyai klub idola yang sama.

“Gue biasa dong, pakai Atletico Madrid.” Sahut Ane.

“Si anj*ng pasti gitu ya, dikala kita berebutan pake tim besar, dia selalu pake tim semenjana. Tapi gue heran kok menang mulu lo ya?” kata Adi F.

“sering-sering dilatih lah, b*go. Hahaha.” Jawab ane asal.

Tim ane ketika itu adalah tim semenjana. Atletico Madrid kala itu bukanlah kesebelasan dengan skuad yang “wah”. Beda dengan sekarang yang sudah bisa beli Joao Felix, wonderkid asal Portugal dari hasil menjual Antoine Griezmann ke Barcelona dan Rodri ke Manchester City seharga 126 juta Poundsterling atau 2,1 Triliun untuk kurs tukar Rupiah saat ini (2019). Bisa biayain berapa banyak mahasiswa yang nggak beruntung tu ya? hahaha.

“Lo mau ikutan ga Di?” tanya Tanto ke Adi S, dan selalu dijawab tidak olehnya.

Anak ini memang agak kurang suka sepakbola. Ketika kami bertiga main futsal di GOR kampus, dia tidak pernah ikut, bahkan hadir dibangku penonton pun tidak pernah. Tapi dia senang angkat beban. Dia punya barbel yang dia buat sendiri dari dua buah kaleng susu Danc*w yang diisi semen dan disambung dengan batang bambu. Dia punya empat jenis barbel swadaya dengan berbagai macam bobot.

Baru saja ane dan kawan-kawan akan memulai Liga, tiba-tiba pintu diketuk. Ane yang buka pintu karena Tanto dan Adi F dapat giliran duluan. Ternyata ada Zalina. Ane langsung dipeluk didepan pintu. Untung saja dua anak kampret itu sedang konsentrasi main, dan si Adi S sudah naik ke lantai 2, kalau nggak lumayan malu juga ane, karena habis dipeluk langsung aja dia nyosor kayak bebek. Senang sih, tapi nggak didepan pintu juga. Hahaha.

“Ngapain lo kesini, tumben?” Tanya ane.

“Kangen Ja.” Katanya manja.

“Kangen gue bukan?” tanya ane.

“Kangen si rocky…….. Ya lo lah!” jawab Zalina sedikit ada penekanan.

“Ngapain ngomongin Rocky, dia anteng-anteng aja, lo aja nggak pernah nyentuh, pake sok-sokan ngomongin.” Kata ane.

“Hehehe…..” dia Cuma nyengir sambil terkekeh. Lucu banget ini mukanya, pingin langsung ane bawa ke kamar saja rasanya.

“Duduk Lin. Sori berantakan, maklum kan kita mau ujian, jadi pada ngawur semua otaknya.” Ane mempersilakan Zalina duduk diruang tamu yang agak berantakan.

“Yaelah selow aja kali, lo kan udah liat juga kamar gue kayak gimana.” Kata Zalina, dan ane langsung bungkam mulutnya, nggak enak kalau anak-anak tahu ane sering menyambangi kamarnya.

“Berisik banget sih lo, nggak enak ah sama anak-anak ini.” Kata ane lagi sambil sedikit berbisik.

“Lo nggak pingin anak-anak tahu emang? Kenapa sih emangnya?” tanya Zalina sedikit kecewa.

“Ya pokoknya nggak enak, anak-anak disini cupu-cupu pemikirannya. Hehehe.” Jawab ane sambil tetap sedikit berbisik.

“Yaudah kalo gitu gue nunggu dikamar lo aja.” Katanya santai.

“Eh mau ngapain ke kamar gue? Kan ada anak-anak Lin.” Kata ane mencoba mencegah.

“Lo apaan sih, apa-apa kok jadi ribet gini?” kata Zalina ketus.

“Kita kan belum pacaran Lin.” Kata ane singkat. Bodoh.

“emang kalau ada cewek mau kekamar cowok kudu pacaran dulu?” kata Zalina lagi.

“Ya nggak sih. Tapi kan…..”

“Lo bolehin gue ke kamar lo apa nggak?”

“Iya yauda deh terserah lo aja.” Kata ane pasrah.

Zalina senyum kecil, dan langsung menuju ke kamar ane, buat pertama kalinya. Ane nggak pernah ngapa-ngapain di kosan ane ini karena selalu rame sama kampret-kampret ini dan memang suasananya juga nggak asyik. Ane sebenarnya kost ini seperti kontrak rumah. Ada satu rumah besar yang kosong jadi dikontrakkan, ada enam buah kamar dirumah ini, terdiri dari dua lantai. Bangunannya sepertinya mulai berdiri diawal tahun 2000-an. Masih bagus terawat. Rumah ini memakai jet pump sebagai penyaluran air bersihnya. Kamar ane ada dilantai 1 dan menghadap ke parkiran, jadi bisa melihat keluar langsung kejalan komplek. Kenapa ane memilih dekat jendela? Karena daerah kampus ane merupakan daerah yang panas. Jadi cepat sekali gerahnya. Papa ane sempat menawarkan untuk kost di daerah sultan dengan fasilitas lengkap terutama AC, tapi ane menolak dengan alasan, masa kuliah di kampus rakyat, mahasiswanya nggak merakyat. Gimana mau ngubah wajah negeri ini kalau nggak merasakan ada dibawah? Dimanja dengan beragam fasilitas memang tidak ada salahnya, tapi menurut ane ini hanya akan mengurangi awareness dengan lingkungan sekitar, dan kita sebagai individu pun menjadi kurang terlatih untuk lebih berjuang dengan kerasnya dunia luar, diluar zona nyaman yang nggak akan pernah kita tahu kapan akan kita hadapi.
sampeuk
hendra024
itkgid
itkgid dan 31 lainnya memberi reputasi
32
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.