- Beranda
- Stories from the Heart
The Way You Are
...
TS
ladeedah
The Way You Are
Quote:
Friendship is not always about finishing each other's sentences or remind you to the lyrics you forget. Many times, friendship is about how fluent are both of you in speaking silence.
-- Maxwell.
INDEKS
Spoiler for Indeks:
Diubah oleh ladeedah 08-09-2019 07:30
evywahyuni dan 11 lainnya memberi reputasi
12
24.9K
185
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ladeedah
#1
Two Boys, One Girl
Cerita ini gue awali di sofa, tiga orang; dua pria satu wanita; di dalam sebuah country house dua kamar di kawasan Newcraighall, Edinburgh, UK, kira-kira setahun yang lalu. Anjir! Terdengar kayak mau shooting threesome double penetration wkwkkw!
Sayangnya tiga orang manusia itu hanya menatap TV dalam diam. Dua ekor anjing; Lexi (Golden Retriever) di pelukan Mamanya, Gen (Siberian Husky) tidur di kaki Papanya, dan satu lagi Vin (German Shepherd) mungkin sedang kejar-kejar burung di pekarangan belakang rumah, seperti Papanya yang suka kejar-kejar wanita.
Mereka adalah Hans, Dee dan Max. Yes ini tentang keluarga kecil gue. Dee karena as you know, nama gue sangat Jawa berawal dengan huruf D dan itu susah disebut sama orang bule jadi disingkat Dee sejak gue pindah ke Melbourne, ummm, 28 tahun silam. Saat ini umur gue 17 tahun. Hahahaha!
Hans adalah suami gue dan Max adalah......Max. Keduanya bule. Hans adalah keturunan Indonesia dan Belanda, tapi Indonesianya pun sudah campur aduk ga karuan sedangkan Max adalah Slavic. Yohoho Adidas Boi!
Kami sedang nonton Stranger Things saat itu. Maraton season 1 dan 2 karena tidak ada satupun dari kami yang punya waktu untuk nonton TV meskipun Netflix, Amazon Prime, dan Virgin Media (TV kabel) selalu terbayar setiap bulan. Gue selalu ingin meng-cancel plan-plan ini tapi:
Hans: Kalo aku gabisa tidur pas kamu lagi ga mau aku ajak boom boom syakalaka gimana, Sayang!
Max: Kasian The Boys loh Dee pas kita tinggal kerja, nanti kalo nonton yang banyak iklannya mereka jadi bawel kayak lo!
Uughh!
Sudah setahun saat itu kami tinggal di Edinburgh atas alasan pekerjaan Hans dan Max. Mereka bekerja di satu perusahaan konstruksi hanya berbeda bagian, Hans di bagian Department of Environment, Land, Water and Planning dan Max di bagian Department of Geodetic Surveyor. Perusahaan ini baru dibuka dua tahun yang lalu. Berpusat di Melbourne, ini adalah cabang pertama di luar Australia.
Pekerjaan kedua orang ini selalu bersinggungan. Ibaratnya Max yang nemu lahan, Hans yang menganalisa plus minusnya lahan tersebut, begitulah kira-kira mudahnya. Mereka berdua orang yang punya kantor tapi tidak pernah ditempati karena sibuk di lapangan.
Gue lelah mendengar diskusi mereka yang selalu ngomongin kerjaan di rumah. Gue tumbuh besar dengan seorang Papa yang adalah Bos Hans saat di Melbourne. Kuping gue sudah pengang dengar tentang fisika, properti dan konstruksi termasuk menghadapi seragam jaket oren+hard hat+baju+boots+celana bernoda semen dan cat. Sekarang gue hidup dengan DUA ORANG DEMIKIAN.
Sedikit tentang My Father, beliau sudah tidak di dunia ini lagi. Beliau sarjana Fisika di Indonesia, double Master Degree di Melbourne, dan PhD juga di Melbourne. Di usianya yang ke 48 tahun Papa meraih Level D dalam Academic. Beliau bukan dosen, tapi beliau Researcher dan pekerjaan Building Consultant beliau tekuni karena memang risetnya berhubungan dengan struktur material. Pekerjaan Papa adalah menganalisa efek angin dan pencahayaan terhadap struktur material suatu bangunan. Misalnya untuk gedung berkaca, kacanya harus berapa milimeter ketebalannya, sudutnya harus berapa agar tidak pecah saat ada angin, warnanya harus apa agar tidak terlalu memuai saat summer atau menyusut saat winter. Begitulah ketekunan Papa.
Level D setara dengan Professor di Asia, keistimewaan Level D dalam akademia: beliau tidak bisa dipecat dari akademia apapun keadaannya termasuk dalam hal ini di pekerjaannya sebagai Consultant, gimana rasanya punya kerja dengan gaji gede dan lo kagak mungkin dipecat apapun kesalahan lo?? Gue juga ga tau wkwkw!
Atas alasan itulah, Papa sangat dihormati dan gue dimudahkan atas kerja keras beliau: gue gampang dapet kerjaan di bidang beliau. Makanya belajar yang rajin, biar dapet respect dan anak kalian terjamin lahir batin. Gue aja males belajar!
Karena gue juga bosan nganggur dan iri dengan serunya kerja, akhirnya gue pun mencari pekerjaan. Gue ngelamar di kantor yang sama dengan Hans dan Max karena gue memiliki peluang besar untuk masuk sana.
Gue diterima di bagian Facility Management. Pekerjaan yang OKE bermodalkan "My Father told me a lot about it" saat wawancara, ditambah sebagian besar bosnya pindahan dari Australia dan kenal Papa, mereka tidak meragukan pengetahuan Papa sebagai Head of Project Consultant di Melbourne, ditambah gue juga alumni Fisika seperti Papa, padahal gue hanyalah sarjana yang cumlaude pun tidak, nasakom (nasib IP satu koma) iya, mereka percaya jika gue mewarisi kecerdasan sama seperti beliau. Wkwkwk, bullshit!
Gue pun kerja. Enggak dong, gue ga langsung jadi Manager. Fair disini, semuanya harus memulai dari 0 kalo ga punya pengalaman. Gue cuma dapet bypass langsung diterima.
Jadi bangunan-bangunan yang sudah jadi, apapun itu mau gedung apartemen, perkantoran, perhotelan, saat sudah selesai dibangun akan di desain dong. Mulai dari karpet, wallpaper, lampu, bedding/tempat tidur, kamar mandi, dapur dan lain-lain. Itu tugas Interior Designer. Gue adalah bagian yang menerima request dari para designer ini, melaporkannya ke atasan gue dan menghubungi Property Department untuk menghubungi para penjual lampu, bath up, kompor, keset dan lain-lain. Begitulah posisi gue. Setiap hari kerjaan gue nelepon sana-sini dan email sana-sini.
Bulan pertama fine. Gue sangat sibuk. Gue selalu PP bareng Hans dan Max. Kami punya dua mobil di rumah, satu mobil Mini Cooper 5 pintu milik Hans dan gue, satu mobil Range Rover Velar milik Max. Kemana Porsche kesayangan Hans? Dijual! Hahaha!
Akan ada cerita tentang ini.
Setiap kerja kami hanya bawa satu mobil karena Hans dan Max punya mobil kantor untuk mondar-mandir dan pulangnya bareng lagi. Setidaknya demikian rutinitasnya. Selain itu Hans dan Max sering ke London, dan kalian tau betapa macetnya London? Jakarta! Yes, no lies. Cuma macet teratur dan ga banyak motor aja. Jadi mereka juga lebih sering pilih naik transport umum.
Bulan kedua gue mulai bosan. Bukan karena pekerjaan, gue bosan selalu dekat dengan Hans dan Max, karena cerita yang sudah diceritakan di rumah diceritakan lagi di kantor oleh orang-orang yang berbeda, atau sebaliknya, bahasan yang sudah gue dengar di kantor dibahas lagi di rumah.
Gue bosan karena nama mereka selalu disebut oleh tetangga-tetangga cubic gue yang belum banyak, entah: tolong mintain laporan ini ke Hans ya, tolong telepon Hans ya, Max minta data geodesi bulan lalu, Max butuh tim tambahan untuk survey di Eltham, dan lain-lain.
Bagian terburuknya: Hans adalah karyawan lama di Melbourne. Kepindahannya ke Edinburgh adalah promosi dari Papa setelah pernikahan kami dengan menaikkan jabatannya menjadi Vice of CEO. Karena Sang CEO: Mister David dan Mister Murray sibuk di Melbourne, Hans sering diserahi tanggung jawab dong.
Dua kali gue menghadiri meeting yang dipimpin Hans.
Dia melihat gue kayak ga melihat istrinya! Dia tanya-tanya gue ga pake Baby, Sweetheart, Pumpkin, Bunny, Sweety Pie, atau Baby Duck kayak di rumah dong! Tapi:
Dee! Buka slide sebelumnya! Ini gimana ceritanya minta toilet harga £500! Itu kantor biasa bukan Penthouse! Panggil anak interior desain sama properti! Bego banget! Kamu jangan iya-iya aja Dee! Bantah aja kalo mereka ngelunjak!
Gue ga pernah kerja bareng Hans dan gue shock saat gue dibentak demikian di hadapan beberapa orang lainnya huhuhu!
Gue sakit hati, gue bosan bekerja satu pekerjaan dengan Hans dan Max, dan gue capek ngomong di telepon menghubungkan para interior designer dengan Property Department. Pokoknya gue harus berhenti.
Bulan ketiga gue berkonsultasi dengan atasan gue. Beliau menyayangkan tapi memaklumi. Gue pun mendapat pekerjaan baru: logistik di restoran. Restorannya cukup besar, punya 4 restoran besar di London dan Edinburgh. Gue bagian belanja dan mendistribusikan barang-barang belanjaan. ITS FUN!
Kembali lagi ke obrolan saat menonton Stranger Things, dimana saat ending season 2: Mike dan Eleven kissing.
"Kalian dulu kayak Mike sama Eleven gitu ya?" Tanya Hans.
"What??" Jawab gue dan Max bersamaan.
"Cinta monyet kayak Mike dan Eleven? Kalian gede bareng kan, ga mungkin ga saling jatuh cinta! Did you two fuck alot?"
..........
Sayangnya tiga orang manusia itu hanya menatap TV dalam diam. Dua ekor anjing; Lexi (Golden Retriever) di pelukan Mamanya, Gen (Siberian Husky) tidur di kaki Papanya, dan satu lagi Vin (German Shepherd) mungkin sedang kejar-kejar burung di pekarangan belakang rumah, seperti Papanya yang suka kejar-kejar wanita.
Mereka adalah Hans, Dee dan Max. Yes ini tentang keluarga kecil gue. Dee karena as you know, nama gue sangat Jawa berawal dengan huruf D dan itu susah disebut sama orang bule jadi disingkat Dee sejak gue pindah ke Melbourne, ummm, 28 tahun silam. Saat ini umur gue 17 tahun. Hahahaha!
Hans adalah suami gue dan Max adalah......Max. Keduanya bule. Hans adalah keturunan Indonesia dan Belanda, tapi Indonesianya pun sudah campur aduk ga karuan sedangkan Max adalah Slavic. Yohoho Adidas Boi!
Kami sedang nonton Stranger Things saat itu. Maraton season 1 dan 2 karena tidak ada satupun dari kami yang punya waktu untuk nonton TV meskipun Netflix, Amazon Prime, dan Virgin Media (TV kabel) selalu terbayar setiap bulan. Gue selalu ingin meng-cancel plan-plan ini tapi:
Hans: Kalo aku gabisa tidur pas kamu lagi ga mau aku ajak boom boom syakalaka gimana, Sayang!
Max: Kasian The Boys loh Dee pas kita tinggal kerja, nanti kalo nonton yang banyak iklannya mereka jadi bawel kayak lo!
Uughh!
Sudah setahun saat itu kami tinggal di Edinburgh atas alasan pekerjaan Hans dan Max. Mereka bekerja di satu perusahaan konstruksi hanya berbeda bagian, Hans di bagian Department of Environment, Land, Water and Planning dan Max di bagian Department of Geodetic Surveyor. Perusahaan ini baru dibuka dua tahun yang lalu. Berpusat di Melbourne, ini adalah cabang pertama di luar Australia.
Pekerjaan kedua orang ini selalu bersinggungan. Ibaratnya Max yang nemu lahan, Hans yang menganalisa plus minusnya lahan tersebut, begitulah kira-kira mudahnya. Mereka berdua orang yang punya kantor tapi tidak pernah ditempati karena sibuk di lapangan.
Gue lelah mendengar diskusi mereka yang selalu ngomongin kerjaan di rumah. Gue tumbuh besar dengan seorang Papa yang adalah Bos Hans saat di Melbourne. Kuping gue sudah pengang dengar tentang fisika, properti dan konstruksi termasuk menghadapi seragam jaket oren+hard hat+baju+boots+celana bernoda semen dan cat. Sekarang gue hidup dengan DUA ORANG DEMIKIAN.
Sedikit tentang My Father, beliau sudah tidak di dunia ini lagi. Beliau sarjana Fisika di Indonesia, double Master Degree di Melbourne, dan PhD juga di Melbourne. Di usianya yang ke 48 tahun Papa meraih Level D dalam Academic. Beliau bukan dosen, tapi beliau Researcher dan pekerjaan Building Consultant beliau tekuni karena memang risetnya berhubungan dengan struktur material. Pekerjaan Papa adalah menganalisa efek angin dan pencahayaan terhadap struktur material suatu bangunan. Misalnya untuk gedung berkaca, kacanya harus berapa milimeter ketebalannya, sudutnya harus berapa agar tidak pecah saat ada angin, warnanya harus apa agar tidak terlalu memuai saat summer atau menyusut saat winter. Begitulah ketekunan Papa.
Level D setara dengan Professor di Asia, keistimewaan Level D dalam akademia: beliau tidak bisa dipecat dari akademia apapun keadaannya termasuk dalam hal ini di pekerjaannya sebagai Consultant, gimana rasanya punya kerja dengan gaji gede dan lo kagak mungkin dipecat apapun kesalahan lo?? Gue juga ga tau wkwkw!
Atas alasan itulah, Papa sangat dihormati dan gue dimudahkan atas kerja keras beliau: gue gampang dapet kerjaan di bidang beliau. Makanya belajar yang rajin, biar dapet respect dan anak kalian terjamin lahir batin. Gue aja males belajar!
Karena gue juga bosan nganggur dan iri dengan serunya kerja, akhirnya gue pun mencari pekerjaan. Gue ngelamar di kantor yang sama dengan Hans dan Max karena gue memiliki peluang besar untuk masuk sana.
Gue diterima di bagian Facility Management. Pekerjaan yang OKE bermodalkan "My Father told me a lot about it" saat wawancara, ditambah sebagian besar bosnya pindahan dari Australia dan kenal Papa, mereka tidak meragukan pengetahuan Papa sebagai Head of Project Consultant di Melbourne, ditambah gue juga alumni Fisika seperti Papa, padahal gue hanyalah sarjana yang cumlaude pun tidak, nasakom (nasib IP satu koma) iya, mereka percaya jika gue mewarisi kecerdasan sama seperti beliau. Wkwkwk, bullshit!
Gue pun kerja. Enggak dong, gue ga langsung jadi Manager. Fair disini, semuanya harus memulai dari 0 kalo ga punya pengalaman. Gue cuma dapet bypass langsung diterima.
Jadi bangunan-bangunan yang sudah jadi, apapun itu mau gedung apartemen, perkantoran, perhotelan, saat sudah selesai dibangun akan di desain dong. Mulai dari karpet, wallpaper, lampu, bedding/tempat tidur, kamar mandi, dapur dan lain-lain. Itu tugas Interior Designer. Gue adalah bagian yang menerima request dari para designer ini, melaporkannya ke atasan gue dan menghubungi Property Department untuk menghubungi para penjual lampu, bath up, kompor, keset dan lain-lain. Begitulah posisi gue. Setiap hari kerjaan gue nelepon sana-sini dan email sana-sini.
Bulan pertama fine. Gue sangat sibuk. Gue selalu PP bareng Hans dan Max. Kami punya dua mobil di rumah, satu mobil Mini Cooper 5 pintu milik Hans dan gue, satu mobil Range Rover Velar milik Max. Kemana Porsche kesayangan Hans? Dijual! Hahaha!
Akan ada cerita tentang ini.
Setiap kerja kami hanya bawa satu mobil karena Hans dan Max punya mobil kantor untuk mondar-mandir dan pulangnya bareng lagi. Setidaknya demikian rutinitasnya. Selain itu Hans dan Max sering ke London, dan kalian tau betapa macetnya London? Jakarta! Yes, no lies. Cuma macet teratur dan ga banyak motor aja. Jadi mereka juga lebih sering pilih naik transport umum.
Bulan kedua gue mulai bosan. Bukan karena pekerjaan, gue bosan selalu dekat dengan Hans dan Max, karena cerita yang sudah diceritakan di rumah diceritakan lagi di kantor oleh orang-orang yang berbeda, atau sebaliknya, bahasan yang sudah gue dengar di kantor dibahas lagi di rumah.
Gue bosan karena nama mereka selalu disebut oleh tetangga-tetangga cubic gue yang belum banyak, entah: tolong mintain laporan ini ke Hans ya, tolong telepon Hans ya, Max minta data geodesi bulan lalu, Max butuh tim tambahan untuk survey di Eltham, dan lain-lain.
Bagian terburuknya: Hans adalah karyawan lama di Melbourne. Kepindahannya ke Edinburgh adalah promosi dari Papa setelah pernikahan kami dengan menaikkan jabatannya menjadi Vice of CEO. Karena Sang CEO: Mister David dan Mister Murray sibuk di Melbourne, Hans sering diserahi tanggung jawab dong.
Dua kali gue menghadiri meeting yang dipimpin Hans.
Dia melihat gue kayak ga melihat istrinya! Dia tanya-tanya gue ga pake Baby, Sweetheart, Pumpkin, Bunny, Sweety Pie, atau Baby Duck kayak di rumah dong! Tapi:
Dee! Buka slide sebelumnya! Ini gimana ceritanya minta toilet harga £500! Itu kantor biasa bukan Penthouse! Panggil anak interior desain sama properti! Bego banget! Kamu jangan iya-iya aja Dee! Bantah aja kalo mereka ngelunjak!
Gue ga pernah kerja bareng Hans dan gue shock saat gue dibentak demikian di hadapan beberapa orang lainnya huhuhu!
Gue sakit hati, gue bosan bekerja satu pekerjaan dengan Hans dan Max, dan gue capek ngomong di telepon menghubungkan para interior designer dengan Property Department. Pokoknya gue harus berhenti.
Bulan ketiga gue berkonsultasi dengan atasan gue. Beliau menyayangkan tapi memaklumi. Gue pun mendapat pekerjaan baru: logistik di restoran. Restorannya cukup besar, punya 4 restoran besar di London dan Edinburgh. Gue bagian belanja dan mendistribusikan barang-barang belanjaan. ITS FUN!
Kembali lagi ke obrolan saat menonton Stranger Things, dimana saat ending season 2: Mike dan Eleven kissing.
"Kalian dulu kayak Mike sama Eleven gitu ya?" Tanya Hans.
"What??" Jawab gue dan Max bersamaan.
"Cinta monyet kayak Mike dan Eleven? Kalian gede bareng kan, ga mungkin ga saling jatuh cinta! Did you two fuck alot?"
..........
Without Me -- Eminem
Diubah oleh ladeedah 17-08-2019 01:26
i4munited dan S.HWijayaputra memberi reputasi
2
. Mau ditambah bumbu rempah dari India, Spanyol, Meksiko, Italia, Prancis, tetep aja susah buat ga boring. Atau mungkin real life gue aja yang boring ya 

