YA LU PI……..
Quote:
Sekitar 20 menit kami di jalan tiba-tiba Angel berhenti, dia bersandar sambil menutupi wajahnya.
“lu kenapa sih? ada masalah?’, tanyaku
Dia masih tidak menjawab, perasaanku tak menentu, pikiranku sudah bercabang mencari alasan dia menjadi seperti ini. Saat ku coba untuk memegang tangannya yang sedang menutupi wajahnya dia langsung mencium pipiku, lalu ke bibirku. Nafasnya tidak terkendali.
“sorry gua inget lu sama Luna kemaren”, katanya
Wajahnya yang tadi gelisah menjadi memerah, pandangannya sayu.
“lu sehat?”, tanyaku
Dia bercerita padaku dan hal yang dia ceritakan cukup membuatku kaget. Pagi ini dia lalui seperti biasa, pergi ke sekolah dan belajar tapi ketika dia dan Luna sedang ngobrol mulai ada perasaan yang dia sendiri tidak bisa menjelaskannya. Yang awalnya ngobrol tentang pelajaran, belanja dll berubah menjadi sesuatu yang intim.
“Lun”, kata Angel
“ya?”, tanya Luna
“lu ga masalah kalo akhirnya gua sama Teo?”, tanya Angel
“ga, kenapa gitu?”, tanya Luna
“ya ga apa-apa Cuma nanya aja. Wina sama kak Queen ga apa-apa juga?”, tanya Angel
“hal itu udah clear jadi lu tenang aja. Lagian gua juga tau lu sayang sama Teo, dan gua juga tau lu orangnya kaya gimana. Kalo lu ga ngomong mana orang tau terutama Teo”, kata Luna
“tapi mana ada sih yang mau cowonya deket sama cewe lain”, kata Angel
“awalnya gua juga mikir kaya gitu dan gua berat ngejalaninya tapi tau Teo kaya gimana dan orang yang sayang sama dia kaya gimana gua ngerasa apa yang gua pilih sekarang itu ga salah.”, kata Luna
“tapi berbagi itu ga gampang kan”, kata Angel
“sharing is caring”, kata Luna
Tiba-tiba Angel memegang tangan Luna
“share dong cara lu sama dia bisa kaya gitu”, kata Angel
Secara detail Luna menceritakan awal kami bisa sampai ke tahap ini tanpa ada yang terlewat.
“sampe akhirnya gua ngebayangin lu sama Luna kemaren terus gua jadi ga karuan”, katanya
Ini memang bukan yang pertama kali melihat Angel berada dalam keadaan seperti ini, tapi kali ini semuanya berbeda.
“lu nganggep gua apa sih?’, tanyaku
“pacar”, jawabnya dengan cepat
“gua ga tau harus bilang apa, tapi gua rasa kita harus step by step”, kataku sambil memegang tangannya
“ah. I see, ini yang Luna bilang”, katanya
“maksudnya?”, tanyaku
Dia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Semenjak kejadian itu Angel jadi sering menjemputku dan tak jarang kami jalan bertiga. Selama beberapa bulan hal tersebut berlangsung. Time fly, ujian tengah semester pun di mulai tapi jeda pertemuanku dengan Angel sama sekali tidak berkurang. Ketika kami mulai di berikan waktu untuk libur setelah tekanan yang cukup besar kamipun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
“ketemuan lagi?’, tanya Jul
“belum ada sms sih, kenapa gitu?’, tanyaku
“mau jalan ke rumahnya Okta, masak-masak”, kata Jul
“15 menit”, kataku
Jul pun mengangguk. Hari ini tidak ada sms dari Angel, akupun menanyakan keberadaan Angel ke Luna dia bilang kalau kelas sudah selesai dan sedang tidak bersama dengan Angel. Ku sms tidak ada balasan, ku telpon tidak di angkat.
“jadi?”, tanya Jul
“sip”, kataku
Aku harus menenangkan pikiranku, setelah memberikan kabar kami pun berangkat ke rumah Okta. Kebersamaan ku dengan mereka bisa membuat kegelisahanku sedikit berkurang hingga akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Terakhir kali ku cek hp tidak ada sms atau kabar darinya. Setiap 5 menit sekali ku cek hp hingga akhirnya aku tiba di salah satu tempat untuk menunggu angkutan umum. Tanpa ku sadari ada mobil yang berhenti di depanku.
“masuk”, kata Angel
Seriously?! tidak ada kabar seharian dan dia tiba-tiba muncul di depanku dan menyuruhku untuk masuk?! Emosiku mulai tidak beraturan akupun memasuki mobil dan kami mulai pergi. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya, kata maaf pun tidak. Kami berhenti di salah satu mini market dia keluar meninggalkanku sendiri di mobil, 15 menit kemudian dia kembali. Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Ketika dia masuk ke dalam mobil dia langsung mencium bibirku.
“kangen ga?”, tanyanya
What?! Emosi ini semakin membara.
“kangen ga?”, tanyanya lagi sambil mencubit dan menepuk pipiku lembut
“YA LU PI……..”, dia menciumku lagi kali ini lebih mesra.
“kangen ga?”, tanyanya
“kangen”, kataku
“nih”, katanya memberikan minum padaku.
“seru maennya?”, tanyanya
“lumayan”, kataku
“makan ga tadi?”, tanyanya
“udah”, kataku
“enak?”, tanyanya
“lumayan”, kataku
“laen kali kalo lagi bakar-bakar jangan manyun”, katanya sambil memperlihatkan salah satu foto diriku yang sedang membakar ayam.
Belum sempat ku berbicara dia kembali menciumku, kali ini dia duduk di pangkuanku.
“sayang ga sama gua?”, tanyanya
“ya kan……”, dia mencubit kedua pipiku
“sayang ga?”, tanyanya
“sayang”, kataku
“kasian seharian manyun aja. Sini bibirnya”, katanya
Bibir kami saling bersentuhan, ketika aku sedang menikmati suasana ini tiba-tiba dia melepaskan bibirku, aku mendekatinya dia menghindar terus seperti itu.
“Lita”, kataku
Dia tersenyum lalu pindah ke bangku kemudi.