azis.sattarAvatar border
TS
azis.sattar
Ahok Buka-bukaan Alasan Masuk PDIP: Partai Tidak Suka Bernegosiasi
Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengaku terkesan saat pertama kali menghadiri Kongres PDI Perjuangan (PDIP). Ahok mengaku jiwa patriotismenya terbangun saat mendengar pidato-pidato Bung Karno yang di putar pada acara Kongres V PDIP.

Bahkan, kader PDIP yang baru masuk beberapa bulan ini pun memuji pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat membuka Kongres V. Ahok mengatakan dirinya memilih masuk PDIP lantaran sebagai partai ideologis yang tidak suka bernegosiasi.

"Perasaannya kita ada patriotisme ya, dengan melihat pidato beliau, diputarnya (film) Bung Karno dan segala macam, partai ini sangat ideologis dan jelas nasionalis," kata Ahok usai menghadiri pembukaan Kongres V PDIP, di Hotel Grand Inna Beach, Bali, Kamis (8/8/2019).

"Dan saya memilih partai yang kita tidak mau tawar menawar. Jadi republik ini nasionalis. Saya kira rasa itu, seperti itu. Pidato Ibu (Megawati) luar biasa, membangkitkan semangat kita," imbuhnya.

Berkenaan dengan itu, Ahok pun mengaku bersyukur lantaran sempat diperkenalkan dan dipuji oleh Megawati.

"Saya bersyukur saja," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memperkenalkan kader baru partainya yang merupakan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada acara pembukaan Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Beach, Bali, Kamis (8/8/2019).

Ahok pun lantas berdiri saat Megawati memperkenalkan dirinya. Para peserta kongres pun ikut berdiri untuk melihat ke arah Ahok yang tampak mengenakan kemeja partai warna merah berlogo benteng moncong putih tersebut.

"Di sini juga ada, karena sudah kader PDI Perjuangan, dia BCP, Basuki Cahaya Purnama. Kalau terkenal namanya Ahok," kata Megawati.

Selain memperkenalkan Ahok, Megawati juga bicara soal hak politik setiap warga negara Indonesia dengan latar belakang suku, agama, ras, dan etnis apapun di hadapan para peserta kongres dan tamu undangan. Megawati mengaku heran, Indonesia yang mengaku bernegara berdasar Pancasila tetapi masih ada pihak-pihak yang mempermasalahkan latar belakang seseorang.

"Tapi terus masa tak tak boleh (didukung)? Mau namanya Aseng, Ahok, Badu, mau apa kek namanya, kalau sudah warga negara Indonesia, ya sudah lah," tuturnya.

https://m.suara.com/news/2019/08/08/...a-bernegosiasi

Satu2nya orang yg bikin 7jt orang kepanasan sekaligus...
slider88
scorpiolama
scorpiolama dan slider88 memberi reputasi
2
2.6K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.5KThread40.6KAnggota
Tampilkan semua post
OegankAvatar border
Oegank
#1
Quote:


"belum" batal

tinggal nunggu kesempatan dalam kesempitan, semisal seperti pengusiran pengajian/ceramah ulama "mereka" maupun seperti tindakan Banser yang membakar bendera tauhid.

jadi pemerintah harus jeli2 dalam memilih dan memilah tindakan yang akan dilakukan. jangan lupa untuk mengambil "penasehat" beberapa orang yang "fanatik" NU dan Muhammadiyah agar setiap keputusan yang diambil akan selalu sejalan dengan syariat Islam dan nggak bertentangan dengan aturan/norma umum yang berlaku di masyarakat.

sekali saja salah langkah, seperti yang baru2 ini terjadi, dubes indonesia di saudi bilang HRS nyerobot doa, langsung isu bahwa kriminalisasi dan pembunuhan karakter HRS menguat lagi.

cobak, masgan berteman dengan nggak cumak cebong doang, tapi jugak ada yang kampret yang bener2 kuampret, sebagaimana cebong yang bener cuebong dan semoga juga ada yang netral dan cukup banyak, maka akan terlihat, bahwa masih ada pihak2 yang memang pengen agar cebong-kampret tetap ada, sehingga akan mudah dipecah-belah dengan menggunakan politik identitas, yang satu mengatasnamakan agama, yang satu mengatasnamakan budaya.

padahal agama dan budaya itu bukan untuk dipertentangkan, tapi disandingkan.

yang jelas, kalok pendapat ogud sendiri, agama digunakan untuk memperbaiki budaya, bukan untuk membunuh budaya. budaya yang sesuai, ya nggak usah dihapus, yang bisa disesuaikan ya sesuaikan, yang nggak bisa, semisal secara Islam, ada budaya yang mengharuskan minum tuak, maka tuak diganti dengan minuman lainnya.

emoticon-Angel emoticon-Kiss emoticon-I Love Indonesia
apwgsejatigann
apwgsejatigann memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.