HALO AGAN SISTA SEMUA YANG MENGIKUTI TRIT GUE INI, TERIMA KASIH BANYAK SUDAH MENGIKUTI TRIT INI. UNTUK KELANJUTAN KISAH PENGALAMAN GUE DAN ISTRI, GUE MEMBUAT TRIT BARU. TRIT YANG BARU INI DAPAT DI LIHAT DISINI (OTHERWORLD EXPERIENCE) KAMI MELIHAT 'MEREKA' DIMANA-MANA. TRIT INI DIBUAT BARU KARENA DITULIS OLEH GUE DAN ISTRI GUE DENGAN CARA BERCERITA MASING-MASING DAN AKAN DIBEDAKAN DARI SUB JUDUL UPDATE DAN FONT YANG DIPAKAI. SEMOGA BISA DAPAT MENGHIBUR, MUNGKIN MENAKUTI JUGA (HEHE) AGAN SISTA SEKALIAN PARA PENGGEMAR CERITA HOROR TRUE STORY INI
Sebelumnya terima kasih banyak sudah mau nengok ke Trit ane ini ya. Udah lama sebenarnya pengen nulis lagi di Kaskus, tapi apa daya kesibukan di dunia nyata mengalihkanku.
Mungkin ini akan menjadi kumpulan cerita horor antara ane dengan istri ane. Maklum, kami ternyata berasal dari keluarga masing-masing yang punya "kelebihan", almarhum bapak ane "bisa", bapaknya istri ane pun "bisa". Walaupun ane sering aneh dengan diri ane sendiri, kenapa kok kalau "lihat-lihat" tidak bisa terus-terusan, alias kadang bisa lihat, kadang tidak. Kadang cuma lihat sekelebatan aja. Agan sista disini ada yang tau ga kalau begini ini kenapa ya? Yang jelas ane ga merasa indigo karena ane ga banyak bisa macem-macem sama alam sebelah.
Kalau istri ane, itu emang aslinya dia "bisa", tapi karena ada kejadian dimasa kecilnya yang bikin dia ketakutan, akhirnya dia minta tolong ke ke kakeknya (sekarang udah almarhum) buat di tutup. Sampai hari ini dia udah ga banyak "lihat-lihat" lagi, walaupun beberapa kali disituasi tertentu dia masih bisa "lihat". Ternyata yang di tutup itu hanya pengelihatannya aja gan sis. Pendengaran dia nggak. Dia masih sangat sensitif kalau "mendengar". Apalagi semenjak hamil dan kemudian lahiran, intuisi dia semakin tajam, dan sensitifitas dia pun seperti pulih kembali. Baik itu pengelihatannya maupun pendengarannya. Itulah kenapa judul trit ini kayak gitu, kenapa ane dapet istri ternyata bisa begini juga, bahkan lebih sensitif lagi sekarang. hehehe...
Rencananya ini trit bakalan ane bikin jadi kumpulan pengalaman mistis ane dan istri ane, baik sendiri-sendiri maupun yang kami alami barengan, jadi mungkin bakalan ada beberapa cerita nih gan sis. So, ditunggu dan disimak aja ya gan sis.
Alhamdulillah, jadi HT Trit ane, terima kasih banyak atas atensi agan sista sekalian untuk terus jadi pembaca setia trit ini, semoga ane selalu bisa update cerita lagi yan gan sis, ditunggu aja updatenya
Quote:
untuk mensupport tulisan ini, agan sista bisa kok melakukan hal-hal ini :
1. komen-komen di kolom komentar, bisa tanggapan, kritik ataupun saran.
2. Syukur-syukur juga bisa ngasih Cendol
3. Rate Bintang Lima juga bisa gan sis
4. Mohon bersabar jikalau kisah ini ada lanjutannya, karena update bergantung kepada aktivitas real life-nya TS
Berlanjut kisah pengalaman gue waktu berkuliah di kampus ya gan sis. Mohon maaf agak lama update karena seliweran terus di RL ga udah-udah jadi belum sempat lagi nulis..hehe..
Kejadian ini adalah pengalaman gue sendiri. Tapi ternyata kejadian lagi ketika istri gue berkuliah ditempat yang sama 6 tahun kemudian. Kejadiannya mirip-mirip. Jadi akan gue ceritakan dari versi gue ya gan sis.
Kejadian ini berada di luar asrama putra maupun putri gan sis. Kejadian ini terjadi di salah satu jalan akses belakang menuju ke gedung fakultas-fakultas yang berumur lebih tua dari tempat lainnya (gedungnya gedung lama-lama semua). Salah satu tempat yang paling berbahaya di kampus gue. Mohon maaf gue nggak bisa sediakan fotonya karena gue malas untuk ke kampus lagi karena selain jauh, macetnya juga amit-amit kalau kesana. Lokasinya dekat kolam percobaan perikanan (jadi ada kolam-kolam untuk praktikum gitu di kampus gue). Bentuknya turunan kemudian tanjakan dan berbelok ke kiri, curam, kemudian belok lagi kekanan dan mematah. Jadi kadang tidak terlihat kendaraan yang berada dari arah berlawanan. Disitu juga ada pohon, gue lupa pohon jenis apa (anak Fakultas Kehutanan yang hafal pasti haha), besar dan memang dari awal gue menginjakkan kaki disini selalu lihat warga alam sebelah, entah kelebatan atau sempurna.
Ketika itu gue sedang menjadi asisten praktikum salah satu mata kuliah dikampus. Ternyata bahan untuk percobaan ada yang belum lengkap dan harus diambil menyusul. Gue sudah menjadi koordinator asisten dosen tersebut ketika itu. Jadi gue tidak memegang meja (maksudnya tiap meja laboratorium terdapat satu orang asisten yang membantu menyampaikan materi praktikum di lab), sehingga gue yang akhirnya membantu mengambil bahan tersebut. Gue meminjam kuda besi teman kostan yang ketika itu baru dua hari dikirim orangtuanya (gresssss).
Karena diambil diluar kampus, gue memutuskan untuk mengambil jalan belakang tadi biar cepat karena waktu praktikum akan segera di mulai. Gue juga ditemani teman yang akan bantu membawa bahan tersebut. Kami sudah ada di kuda besi baru yang kami yakini pasti aman dan tidak lupa memakai helm. Seingat gue ketika itu hari sabtu, kurang lebih jam 10.00 atau 11.00 WIB. Kami melewati lokasi tersebut berlawanan arah dari sudut pandang deskripsi gue tadi.
Tiba dekat lokasi tersebut, apa yang terjadi?
Kuda besi (jenis bebek) tiba-tiba ngerem sendiri tanpa gue injak pedal rem ataupun tarik tuas rem ditangan yang akhirnya sukses membuat gue dan teman gue terpental karena posisi kami yang terjungkal kedepan seperti motor drag race mencapai garis finish. Kami terpental beberapa meter dan terbanting langsung ke aspal. Syukurlah helm menyelamatkan kami berdua. Tetapi tidak dengan badan. Badan gue yang terjatuh diaspal tidak terlampau parah karena jarak tumbukan gue dan aspal tidak jauh. Lain cerita dengan teman gue diboncengan, dia terpental lebih tinggi dan lebih jauh jatuhnya. Dia mengalami geser tulang bahu seingat gue dan memar di beberapa bagian tubuh (gue lupa detailnya). Dia pingsan, dari hidung mengeluarkan darah, tidak banyak tapi cukup seram terlihatnya. Gue melihat teman yang terkapar pingsan, gue berusaha bangun dari tempat gue jatuh.
Kenapa tidak ada yang nolong? Karena hari sabtu adalah hari libur bagi kampus gue, kecuali yang memang ada praktikum lab, jadi kondisi memang sepi. Gue berusaha untuk bangun, tapi ternyata kaki kiri gue agak tertimpa sedikit oleh badan kuda besi yang ambruk ke sisi kiri jalan. Lecet, pengkor (pincang), nyeri dan pusing. Lengkap sudah. Pada saat gue berusaha mendekati teman gue, disitulah keseruan terjadi. Dari dekat jalan akses menuju kolam percobaan (jalan ini ada di sisi kiri gue) gue melihat dengan jelas sosok berbaju hitam, tidak terlalu tinggi, berambut gondrong tapi beruban (kriting dan putih), sepintas mirip mak lampir di Misteri Gunung Merapi yang hits banget di Indo*iar, gue tidak melihat mukanya dengan jelas karena tertutup rambut, tapi gue lihat mulutnya komat-kamit.
"INDIT MANEH!!!" ujar sosok tersebut sambil menggeram, cukup jelas terdengar oleh gue, sambil menunjuk ke arah jalan yang seharusnya gue lewati. Ujaran tersebut masih gue ingat sampai sekarang. Selebihnya dia berucap dalam bahasa sunda, tapi gue nggak ingat lagi dan memang ketika itu gue belum fasih-fasih banget untuk mengerti bahasa sunda. Gue cuma bisa kaget setengah mati dan ketakutan. Dan sejurus kemudian gue seperti hilang rasa sakit untuk membangunkan teman gue ini. Sosok tersebut masih ada, belum beranjak, dan masih ngoceh. Gue udah nggak dengar lagi dia ngomong apa, gue cuma mau teman gue ini lekas sadar. Gue masih berusaha membangunkan teman gue. Nihil. Tidak lama kemudian keberuntungan menghampiri. Patroli keamanan kampus lewat dengan mobil pick up ala polisi yang akan menangkap maling. Mereka membantu, kemudian menaikkan gue dan teman ke pick up mereka. Ketika gue akan meninggalkan lokasi kejadian, gue lihat kuda besi yang tergeletak dengan stang agak bengkok dan spatbor depan agak pecah dan sedang diurus oleh salah seorang anggota patroli, ban depannya seperti dipegangi oleh sosok lain, bentuknya seperti kurcaci, pendek, berwarna hijau lusuh agak kehitaman, lidah menjulur panjang. Gue lupa ada buntutnya apa nggak. Sosok seperti ini gue malah pernah lihat di penjual makanan yang pakai "penglaris" dimana dia akan duduk dipinggiran baskom makanan berkuah, kemudian meludah atau meneteskan liur kedalamnya (akan ada cerita ini nanti). Gue coba palingkan muka, dan kemudian melihat kembali ke kuda besi. Voila! hilang.
Bertahun-tahun kemudian gue masih mendengar mahasiswa yang pernah celaka dilokasi ini. Tapi gue nggak pernah dengar mereka melihat makhluk yang seperti gue lihat. Begitu juga dengan pengalaman istri gue dan teman-temannya di lokasi ini. Gue dan istri gue sampai detik ini tidak pernah tahu itu sosok asalnya darimana, dan gue juga nggak pernah mendengar percobaan pemindahan sosok dari lokasi tersebut. Banyak yang mengira kejadian tersebut karena kondisi jalan yang bentuknya seperti itu. Tapi biarlah orang-orang berpendapat, gue juga punya pendapat serta pengalaman, dan inilah yang gue rasakan.