Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

freedomzzAvatar border
TS
freedomzz
Fenomena Hijrah Marak, Bahayakah untuk NKRI?
Fenomena "hijrah" tengah menjadi tren akhir-akhir ini, khususnya di kalangan umat Islam. Wacana hijrah ini telah menyasar berbagai kalangan, mulai dari orang awam hingga artis.

Mereka yang sebelumnya terkenal sekuler ataupun glamour tiba-tiba berubah menjadi sosok yang agamis. Pengajian-pengajian pun menjadi marak digelar di kota-kota besar.

Lantas, apakah fenomena ini berbahaya bagi bangunan bangsa Indonesia? Jawabannya bisa ya dan tidak.

Hal itu lantaran ada dua varian kelompok masyarakat yang menganggap dirinya hijrah saat ini. Hal ini berdasarkan pengamatan Sekretaris Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, David Krisna Alka.

Pertama, hijrah yang dilatarbelakangi dan bermotif kosmopolitan atau gaya hidup urban. Kedua, hijrah yang dilatari dan bermotif ideologi transnasional.

Hijrah yang dilatarbelakangi dan bermotif kosmopolitan atau gaya hidup urban umumnya tidak mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tren ini, menurut David, hanya sebuah respons atas modernitas dalam gaya hidup, yang menurut pelakunya tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan juga tidak mencerminkan budaya timur.

Sedangkan fenomena hijrah yang cukup plural adalah tren hijrah yang dilatari dan bermotif ideologi transnasional. Nah, varian hijrah inilah dinilai dapat mengancam NKRI karena sudah sampai pada titik ideologi.

Namun untuk memahami fenomena itu secara utuh, kita perlu ada riset sosio-antro-politis untuk memetakan fenomena hijrah secara lebih komprehensif, akurat, dan presisi. Sehingga pendekatan dalam menghadapi masyarakat yang melakukan hijrah berada pada kondisi yang tepat dan terarah.

Pasalnya, jika negara salah dalam memahami dan mengatasi fenomena tren hijrah, maka akan memicu resistensi terhadap kehadiran negara, bahkan bisa sampai pada titik anti NKRI.

Oleh sebab itu, NU dan Muhammadiyah sesungguhnya harus menjadi tulang punggung hijrah dalam nafas keislaman dan keindonesiaan.

Kata hijrah muncul di surat Al-Baqarah ayat 218 yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, (dan) orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharap rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun (lagi) Maha Penyayang"

Dengan begitu, hijrah memiliki definisi berpindah dari perilaku buruk ke perilaku yang baik dan didasarkan pada keinginan menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.

Senada dengan itu, Presiden Joko Widodo berulang kali mengingatkan bahwa hijrah harus dimaknai dan diisi dengan artikulasi yang bersifat positif.

Salah satunya gaya hidup hijrah dapat dijadikan peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, sebab Indonesia berpotensi menjadi negara yang hijrah menuju 'Indonesia Emas 2045'.

Di sini, kita seharusnya sepakat bahwa kita harus hijrah maju menuju bangsa optimis, bukan menuju zaman jahiliyah.

Meskipun kita tak menampik bahwa fenomena hijrah saat ini dapat menjadi jalan masuk ke terorisme. Inilah yang harus ditolak agar tidak meracuni pikiran.

Oleh karena itu, kaum yang melakukan hijrah harus ditemani, harus dibina dengan agama. Pemerintah juga harus memberikan pemahaman agar tidak terjadi tindakan diskriminatif, judgemental, dan tidak mendiskriminasi kelompok agama yang tidak ekspresif.

Jadi atas fenomena kaum yang hijrah ini jangan dimusuhi. Mereka justru harus dikawani, diisi dan diajak untuk bersinergi membangun negeri. Jangan sampai mereka salah arah. Setuju?
Diubah oleh freedomzz 28-07-2019 13:05
slarkkk
Ririma
farhan.faf
farhan.faf dan 10 lainnya memberi reputasi
9
9.5K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
kireta11Avatar border
kireta11
#46
kalo artis, hijrah biar popularitasnya naik, otomatis job nambah, duit nambah, sama aja yg mendadak dipanggil ustad ato ustadzah,

kalo umum, kbanyakan hijrah cuma gara-gara biar bisa nikah, di sekeliling temen-temen ane sendiri banyak banget yg begitu, trus terang muak banget, ( ga ada yg bener-bener mualaf karena bener-bener pencerahan ato panggilan hati nurani )

kalo napi, preman ato kriminal yg dadakan berpeci ato berjilbab, biar diterima di masyarakat yg mayoritas udah stereotipe bgt pola pikirnya

Ekonomi syariah mah cuman namanya aja, teori ama prakteknya tetep sama, tanya aja yg expert ekonomi ato perbankan,
Bank muamalat yg dibilang bank syariah pertama di indo aja, lg kelimpungan cari dana segar biar ga koleps gara-gara kredit macet
Diubah oleh kireta11 28-07-2019 15:34
caramel36
night.fury95
KurohinaM1911
KurohinaM1911 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.