Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
Rembulan Di Ujung Senja


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 58 suara
siapakah yang bakalan jadi nyonya Vino (TS) selanjutnya ?
Shela
34%
Nola
28%
Astrid
3%
tetep sama Wulan
34%
Diubah oleh gridseeker 27-04-2019 05:50
efti108
pintokowindardi
oktavp
oktavp dan 92 lainnya memberi reputasi
83
194K
1.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
gridseekerAvatar border
TS
gridseeker
#715
Part 38
"Ya udah kita ke rumahku dulu Vin, habis itu kita nyari restoran. " kata Nola.

"Jangan kuatir, aku yang traktir. " timpal Nola.

"Makasih La. " jawab ane sembari memacu mobil meninggalkan gapura perumahan ane.

Malam udah semakin larut, jam di dashboard udah menunjukkan pukul 22.30 saat mobil yang kami tumpangi melaju membelah jalan raya yang udah mulai lengang. Tiba-tiba terdengar suara cewek terisak, ternyata Dina yang sejak tadi diem aja, kembali menangis. Ah, meskipun ane sering sebel sama dia tapi kali ini ane ngerasa kasihan sama dia, pasti dia sedih banget atas apa yang terjadi pada Shela.

"Udahlah Din, kamu gak usah nangis. Aku yakin Shela gak bakalan kenapa-napa kok. " kata ane berusaha menghibur Dina.

"Aku ngerasa bersalah kak. " jawab Dina terisak.

"Semua gara-gara aku, kalo aku gak minta Kak Shela kesini, semua ini gak bakal terjadi. " timpal Dina makin sesenggukan.

"Kamu jangan bilang gitu, ini semua udah takdir. Seandainya pun Shela gak kesini, kalopun emang udah jalannya, semua tetep terjadi. " jawab ane.

"Tapi tetep aja aku ngerasa bersalah kak. " jawab Dina dengan suara parau.

"Vino bener Din, semua udah terjadi nggak ada gunanya kamu nyalahin diri kamu atau siapapun. Aku rasa nggak ada yang salah disini, semua ini murni musibah. " kata Nola sembari menoleh ke Dina, dan Dina hanya diem sembari masih terisak.

Anepun menghela nafas panjang, yah wajar aja sih kalo Dina ngerasa bersalah. Karena bisa aja ada pihak keluarga Fadli atau Shela yang gak terima dan mengkambinghitamkan Dina karena bagaimanapun, Shela kesini karena permintaan mantan murid kesayangannya itu. Sejenak ane menatap Nola, dan dia hanya balas menatap ane lalu menggeleng pelan, dan kembali menatap jalanan.

Nggak berapa lama, kami pun tiba di kompleks perumahan rumahnya Nola, yang juga rumahnya Yovie. Setelah sampai di TKP, ane lalu memarkir mobil di samping tembok, dan biar menghemat waktu ane memutuskan menunggu di mobil. Yah, ane jadi inget terakhir kali ane kesini yaitu saat nganter Wulan, pas dia masih pacaran sama suaminya Nola itu jaman kulian dulu.

"Bentar ya Vin, aku cepet kok. " kata Nola lalu membuka pintu mobil.

"Oh iya Din, ikut aku yuk. " ajak Nola ke Dina.

"Ngapain kak ? " tanya Dina dengan nada bingung.

"Ngapain kamu ngajak Dina, La ? Ini udah malem lho. " kata ane.

"Tenang aja Vin, nggak lama kok. " jawab Nola tersenyum, lalu keluar dan membuka pintu belakang.

"Aku mau tunjukkin kamu sesuatu. Kamu pasti suka. " kata Nola ke Dina.

"Apa sih ? " tanya ane.

"Ada aja, urusan cewek. " jawab Nola.

"Ayo Din. "

"Iya kak. " jawab Dina lalu turun dari mobil.

"Vin, apapun yang kamu liat ntar, kamu jangan ketawa. " kata Nola sembari menuding ane.

"Ketawa kenapa ? " tanya ane dengan nada bingung.

"Pokoknya jangan ketawa, awas ya kamu. " jawab Nola dengan nada ketus, lalu ngeloyor pergi menggandeng Dina menuju gerbang rumahnya.

Ketawa kenapa sih ? Nola ngomong apaan yah ? tanya ane dalam hati sembari bersandar di jok mobil. Sembari menunggu dua cewek tadi, ane pun sejenak memejamkan mata karena rasa lelah dan penat mulai menyerang. Untungnya di kantor tadi siang ga banyak kesibukan jadi ane ga terlalu capek.

Tapi tetep aja ane sempet ketiduran dan ane terbangun saat tiba-tiba terdengar suara jeblem !! Dan ternyata si cewek sultan udah ada duduk di samping ane. Dia membawa sebuah bungkusan tas kresek.

"Ternyata di rumah banyak roti isi jadi aku bawa aja. " kata Nola tersenyum.

"Boleh boleh, mau dong. " jawab ane semangat, dan saat ane melirik ke rear mirror mau ngeliat Dina, ane langsung mengernyitkan dahi.

"Itu apaan Din ? " tanya ane saat ane ngeliat dia memeluk sesuatu berwarna kuning agak gede.

"Boneka kak, dikasih Kak Nola. " jawab Dina tersenyum senang, yang ternyata benda tersebut adalah boneka Winnie The Pooh.

"Ternyata bonekanya Kak Nola banyak banget, satu lemari gede. Aku juga dikasih yang Hello Kitty. " timpal Dina lalu menunjukkan sebuah boneka Hello Kitty warna putih cuma agak kecil. Mendengar jawaban Dina, ane lalu menoleh ke Nola, yang hanya menatap ane dengan wajah cemberut.

"Awas kalo kamu ketawa. " kata Nola dengan nada ketus, tapi tetep aja ane langsung menutup mulut dan ketawa tertahan.

"Tuuh kan, aku kan dah bilang jangan ketawa ?! Mau aku cubit nih ?! " kata Nola dengan nada sewot lalu mengangkat tangannya.

"Eh jangan-jangan. " seru ane sembari menjauh dari tangannya Nola.

"Emang salah ya kalo aku punya boneka ?! " tanya Nola makin kesal.

"Ya nggak salah sih tapi kamu malah nyuruh aku ga ketawa, kan jadinya aku malah pengen ketawa. " jawab ane ketawa.

"Kamu ini emang nyebelin ya !! Awas kamu !! " seru Nola berusaha mencubit pinggang ane.

"Iya iya aku gak ketawa, gak ketawa !! " kata ane berusaha melindungi pinggang ane dari cubitan Nola yang emang pedes. Saat ane sama yayang eh... Nola (hahah!!) asyik berantem, ternyata ada sepasang mata yang menatap tingkah laku kami berdua sejak tadi.

"Kak Vino, Kak Nola... " panggil Dina.

"Kenapa Din ? " tanya ane sembari menoleh ke Dina, dan Nola pun ikut menoleh.

"Kalian berdua gak ada hubungan apa-apa kan ? " tanya Dina dengan ekspresi bingung.

Mendengar pertanyaan Dina, sontak ane sama Nola kembali saling bertatapan. Nola lalu tersenyum kecut lalu duduk bersandar, dan ane pun jadi sadar kalo ane sama Nola nggak sendirian dalam mobil. Dan satu lagi yang pasti, kami bersama makhluk paling ember sejagad.

"Maksud kamu apa ? " tanya ane.

"Kalian kayak... orang pacaran. " jawab Dina.

"Aku aja sama pacarku ga bisa akrab kayak gitu lho. ".

"Masa sih ? Terus enaknya gimana Din ? Aku sama Vino pacaran gitu ? " tanya Nola tersenyum penuh arti, lalu ngelirik ke ane. Ya elah...

"Halah udah udah udah, pada ngaco kalo ngomong. Berangkat yuk. " timpal ane.

"Ya ayo kan kamu yang nyetir. " kata Nola ketawa.

"Satu dong rotinya. " pinta ane sembari menstater mobil sembari mengadahkan tangan kiri. Nola lalu membuka kresek diatas dashboard dan mengeluarkan sebungkus roti isi yang ternyata lumayan tebal berisi, isinya lengkap ada keju dan daging.

"Udah kamu nyetir aja biar aku pegangin, ntar malah jatuh lagi rotinya. " kata Nola sambil menjauhkan roti tadi dari tangan ane yang mau mengambilnya.

Sambil menjalankan mobil keluar dari kompleks, ane lalu makan roti yang dipegang Nola, dan ane tau betul Dina pasti kembali melihat apa yang kami lakukan. Tapi ah bodo amat, perut udah keburu lapar. Nggak pake lama dua bungkus roti isi udah habis ane lahap, dan perut ane udah lumayan kenyang.

Untungnya ada roti tadi yang bisa jadi ganjel perut sehingga kami bisa menghemat waktu gak usah nyari rumah makan. Jam udah menunjukkan pukul sebelas kurang, dan ane liat di maps jarak ke rumah sakit dimana Shela dirawat sekitar dua jam lebih karena harus lintas propinsi. Wait for me, my dear, I'm coming.

"Vin kalo ngantuk aku gantiin. " kata Nola.

"Nggak usah aku gak ngantuk kok. " kata ane menggeleng. Saat ane liat dari rear mirror, ane liat ternyata Dina udah tidur pules sambil memeluk boneka Winnie the Pooh-nya.

"Kayaknya Dina suka banget sama boneka-nya La. " kata ane.

"Yah aku gak tega aja Vin ngeliat adik kamu sedih kayak gitu. Dia pasti tertekan banget karena ngerasa bersalah udah bikin suaminya Shela meninggal. " jawab Nola.

"Iya sih. " jawab ane.

"Makasih ya. " ucap ane, dan Nola hanya mengangguk dan tersenyum.

Jam demi jam berlalu, dan setelah berjuang melawan rasa kantuk dan lelah yang gak hentinya menyerang, akhirnya kami sampai di rumah sakit tersebut yang terletak di sebuah kota di provinsi Middle Earth. Setelah memarkir mobil di parkiran, ane lalu membangunkan Nola yang tertidur.

"La, bangun. " panggil ane sembari menggoyang-goyangkan badannya. Nola pun bergerak dan membuka matanya.

"Dah sampai Vin ? " tanyanya sembari menguap.

"Udah. " jawab ane mengangguk.

"Tolong bangunin Dina yah. " pinta ane dan Nola mengangguk lalu kami berdua keluar dari mobil.

Setelah membangunkan Dina, kami bertiga lalu berjalan menuju resepsionis, dan kata petugasnya, Shela udah dipindahkan ke bangsal kelas II, dan setelah kami konfirm lagi, ternyata hari ini emang ada pasien meninggal bernama Fadli Ferdiansyah karena kecelakaan mobil. Damn..!! Ane hanya menggelengkan kepala pelan saat mendengarnya, meski ane udah dapet info dari awal.

Setelah mendapat informasi yang cukup, kami bertiga lalu bergegas menuju bangsal dimana Shela dirawat. Saat menyusuri koridor, kami berpapasan dengan seseorang, yang meskipun jarang ketemu, tapi ane tau betul dia siapanya Shela. Saat melihat ane dia keliatan agak kaget.

“Lho ? Vino ? “

“Eh, halo bro. “ sapa ane sembari mengulurkan tangan dan diapun balas menyalami ane.

“Baru datang kamu ? “ tanyanya.

“Iya. “ jawab ane singkat.

“Nola, Dina, kenalin ini Tio, kakaknya Shela. “ kata ane ke Dina dan Nola, dan mereka berdua lalu menyalami Tio.

“Lho kamu Dina yang dulu muridnya Shela itu kan ? “ tanya Tio ke Dina.

“Iya mas. “ jawab Dina.

“Astaga udah gede kamu ya. “ kata Tio dan Dina cuma mengangguk dan tersipu.

“Kamu sendirian ? “ tanya ane.

“Nggak, sama Anita, dia sekarang di hotel. Ini aku baru aja mau kesana, ntar aku balik kesini lagi. “ jawab Tio.

"Lho terus Shela sama siapa ? " tanya ane.

“Ada ibu mertua sama adik iparnya, itu yang lagi duduk di depan kamar. Kamu temui aja dulu. “ timpal Tio, dan ane liat emang ada dua orang wanita yang lagi duduk di depan ruangan tersebut yang sejak tadi ngeliatin kami ngobrol.

"Bapak ibunya Shela mau kesini juga ? " tanya ane.

"Iya, masih dalam perjalanan. " jawab Tio.

“Oooh, oke. “ jawab ane manggut-manggut.

“Ya udah pergi dulu ya. “ kata Tio.

“Oke makasih. “ jawab ane mengangguk.

Setelah Tio berlalu, kami bertiga lalu bergegas mendekati kedua wanita tersebut yang terus menatap kedatangan kami. Tapi tentu saja mata ane langsung tertuju sama wanita yang lebih muda yang keliatannya adik iparnya Shela. Wow, ane yang tadinya ngerasa capek dan ngantuk, langsung grengg soalnya adik iparnya Shela ternyata cantik juga euyy !!

“Malam bu. “ sapa ane ke mereka berdua yang keliatan bingung.

“Kami temen-temennya Shela. “ timpal ane lalu mengulurkan tangan.

"Kami ikut berbelasungkawa yang sebesar-besarnya bu atas apa yang terjadi sama Mas Fadli. " timpal ane dengan nade pelan.

“Makasih mas. “ jawab Ibu itu berusaha tersenyum ramah dan balas menyalami kami bertiga meski kedua matanya keliatan sembab.

Sedangkan yang cewek adik iparnya Shela tadi, dia gak bereaksi sama sekali dan tetep duduk sambil menatap kami dengan tatapan muram, lalu menyeka kedua matanya yang masih berair. Ntar, kalo dia adik iparnya Shela, berarti dia adik kandungnya Fadli, yah wajar aja kalo dia sedih banget.

Tapi, oh my, ini cewek emang cantik, rambutnya panjang sebahu kayak Nola dan kulitnya putih mulus. Dibanding Shela mungkin 11-12, sama Nola, yah menang Nola dikit, eh nggak, menang cewek ini ding. Ya menang cewek ini tapi dikit banget 12-11,5. Ah mbuh ah !!

“Kalian ngapain pake jenguk-jenguk segala ?! Temen kalian itu pembawa sial, tau nggak !! “ tiba-tiba aja adik iparnya Shela itu nyeletuk dengan keras, yang bikin ane kaget setengah mati.

“Trid, jaga omongan kamu ya ?! “ jawab ibu mertua Shela dengan nada membentak.

“Lho bener kan bu ?! Emang yang namanya Shela itu bawa sial ?! Gara-gara dia Mas Fadli sampai meninggal !! “ kata cewek itu gak mau kalah. Dengg !! Darah ane langsung naik mendengar kata-katanya tentang Shela, tapi ane memutuskan menahan diri karena ane gak tau apa masalahnya.

“Kamu mau sampai kapan nyalahin Shela ?! Kamu kira dia nggak sedih ?! “

“Aku gak peduli bu !! Kenapa dia… gak mampus aja sekalian !! “ jawab cewek itu dengan nada tinggi sembari terisak, lalu berlari meninggalkan kami berempat.

“Astrid !! “ panggil ibu itu tapi cewek itu nggak peduli dan menghilang di belokan koridor. What the f*ck... cewek satu ini ??

“Maaf ya mas. Dia adiknya Fadli, dia selama ini emang deket banget sama kakaknya. “ kata beliau ke ane.

“Nggak papa bu, kami maklum kok kenapa dia sampai begitu. “ kata Nola.. eh yayang.. eh Nola (hahayy).

“Kondisi Shela gimana bu ? “ tanya ane.

“Lukanya sih ringan mas, tapi kata dokter dia mengalami shock. Ini lagi di cek lagi sama perawat. “ jawab ibu mertua Shela.

Belum sempat bertanya lagi tiba-tiba dari pintu muncul seorang perawat yang dimaksud beliau, dan dia langsung tersenyum ramah ke kami. Perawatnya masih agak muda mungkin baru keluar dari akper. Cantik ? Hmmm... yeahh average one. Dibanding Nola ? Wuaahh jauhh !!

"Gimana sus ? " tanya ibu mertuanya Shela.

"Nggak papa bu, kondisinya Mbak Shela masih stabil kok. Yang penting dia banyak-banyak istirahat aja. " jawab perawat itu, yang membuat kami semua bernafas lega.

"Boleh kami ketemu sus ? " tanya ane.

"Boleh, tapi jangan lama-lama ya mas. " pinta perawat itu.

"Siap, makasih. " jawab ane.
Diubah oleh gridseeker 23-07-2019 04:57
khuman
pintokowindardi
pulaukapok
pulaukapok dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.