Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.3K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#493
BAGIAN 13
TUKANG OJEK PERAMPOK
part 2



Mendengar suara gaduh yang berasal dari dalam gudang, Arsal kemudian memasuki bangunan itu sambil membawa pisaunya. Ketika dia membuka pintu dan masuk kedalam, dia melihat Hayati tengah berdiri dengan tanpa busana dan dikelilingi oleh teman temanya yang tergeletak di lantai dengan tak sadarkan diri.

“APA YANG LU LAKUIN SAMA TEMEN TEMEN GUE......!!!” teriak Arsal panik.

“mereka semua jahat.........mereka mau merudapaksaku” jawab Hayati dengan nada datar.

“ELU YANG JAHAT!!...........ELU UDAH BUNUH MEREKA SEMUA” Arsal semakin panik dan tangannya mulai bergetar.

Hayati pun mengeluarkan suara tawa khas kuntilanaknya, kemudian kembali memakai pakaiannya satu persatu. Akan tetapi Arsal menyerang Hayati dengan panik dan spontan. Dia mendorong Hayati dan menyudutkannya ke dinding.

“APA YANG UDAH LU LAKUIN KE TEMEN TEMEN GUE?” tanya Arsal sambil menodongkan kembali pisau yang dibawanya ke arah muka Hayati.

“aku cuman ngasih sedikit pelajaran aja buat mereka...hihihihihihi...apa kamu juga mau pelajaran dariku?....BANG ARSAL!” jawab Hayati dengan nada meledek.

Arsal semakin panik dan takut melihat ekspresi Hayati yang terlihat bahagia ketika dirinya ditodong oleh pisau. Hayati kemudian mencengkram pergelangan tangan Arsal yang tengah mencekik lehernya. Cengkraman Hayati sangat kuat, sehingga Arsal pun merasa kesakitan,secara spontan tangan kanan Arsal yang memegang pisau langsung berusaha menyerang Hayati, namun dengan cepat pula Hayati menahan laju serangan itu. Hayati mencengkram kedua tangan Arsal hingga dia menjatuhjan pisau yang dipegangnya ke lantai.

“hihihihihi...........gimana bang.....pelajarannya asyik kan?..hihihihihih” tanya Hayati.

“aww..aww...shhh...shhh..aaa...aa....aan...anjiiing..!” gumam Arsal dalam kesakitan.

“oohh kamu mau nambah pelajaran?...baiklah” Hayati menanggapi gumaman Arsal.

Dia mengangkat Arsal, kemudian melemparkannya jauh kedepan hingga tubuh Arsal membentur dinding dengan keras dan tergolek lemah di lantai. Hayati kemudian mengambil kemeja miliknya yang teronggok dilantai untuk kemudian memakainya kembali. Arsal masih sadar dan dia melihat Hayati tertawa bahagia sambil mengkancingkan baju kemejanya. Setelah bajunya kembali lengkap dan rapi, Hayati menghampiri Arsal dengan jalan berlenggak-lenggok seperti seorang penari. Dia mencengkram leher Arsal, kemudian mengangkat tubuhnya sambil membenamkanannya ke dinding. Hayati memperlihatkan jari nya yang ditumbuhi kuku-kuku panjang dan tajam.

“kamu tau bang...aku bisa dengan mudah mengeluarkan isi perutmu pake cakarku ini, atau menggores wajahmu yang ganteng itu...atau...mmmmm.....mengambil harta paling berharga milikmu” Hayati mengenggam selangkangan Arsal dan meremasnya.

Arsal pun berteriak kesakitan ketika bagian kejantannya diremas-remas oleh Hayati. Selain itu cengkraman tangan kiri Hayati terhadap leher Arsal semakin menguat, sehingga membuat Arsal kesulitan bernapas.

“elu sebenernya siapa ?......elu mahluk apa?” tanya Arsal.

“aku cuman wanita biasa bang......wanita biasa tak berdaya yang sedang minta tolong untuk diantarkan pulang kerumahnya sama seorang abang tukang ojek yang kemudian si abang tukang ojek itu malah membawanya ke tempat gelap ini dan berniat merampoknya kemudian merudapaksanya” jawab Hayati yang semakin mengencangkan cengkraman.

“aa...aaaaam...sshhhh...aam..ampun...ampun...ampuni gue Hayati....gue mohon ja...jangan bunuh gue...gue mau ngelakuin apa pun yang elu mau...a...aa..ampun”

“hmmm..baiklah...kamu serius nih?”

“gu...gue...sumpah...demi Allah....gue sumpah sama elu”

“oke deh...hihihihih”

Hayati melepaskan cengkramannya dan Arsal jatuh tersungkur diatas lantai. Napasnya tampak terengah-engah, Arsal merasakan sakit yang luar biasa dibagian lehernya. Hayati cuma diam ketika melihat Arsal menggelepar diatas lantai. Setelah sedikit sadar, Arsal kemudian memeluk kaki Hayati, lalu mencium kedua kakinya. Dia menangis sambil meminta maaf kepada Hayati, namun Hayati langsung menendang kepala Arsal sampai dia kembali terjengkang keatas lantai.

“aku gak mau kamu bersujud dihadapanku...aku manusia biasa bukan Tuhan...dan aku gak akan dengan mudah memaafkanmu sebelum kamu menyelesaikan tugasmu”
“apa yang musti gue lakuin?”

“aku pengen kamu membereskan baju-bajuku kembali kedalam tas, terus anterin aku sampe ke rumah”

Arsal temenung mendengar perintah Hayati, dia memandang Hayati dengan penuh keharuan. Hayati seperti seorang malaikat yang sama sekali tidak menuntut balas dendam pada dirinya dan selalu memasang raut muka penuh senyuman yang ramah padaalh Arsal baru saja berbuat sangat jahat terhadap Hayati. Sontak, Arsal bergegas mengambil pakaian Hayati yang tercecer di atas jalan, kemudian melipatnya sampai rapi dan memasukannya kembali kedalam tas jinjing anyaman eceng gondok milik Hayati.

Setelah selesai membereskan semuanya seperti semula, Arsal mengajak Hayati untuk kembali menaiki motornya dan mengantarnya pulang, namun Hayati masih belum puas membalas dendam terhadap tiga orang teman Arsal yang sudah tak sadarkan diri. Hayati melihat tiga buah sepeda motor terparkir di halaman depan gudang itu.

“bang..!!...motor-motor itu punya siapa?” tanya Hayati.

“itu punya temen temen gue yang udah lu hajar” jawab Arsal yang tubuhnya masih gemetaran.

“hmmm...baiklah, aku masih pengen ngasih pelajaran buat mereka” kata Hayati dengan senyum lebar.

Hayati menghampiri ketiga motor itu, kemudian dia mengepalkan tangan kanannya keatas, lalu dia memukul motor-motor itu sampai body dan chasis nya terbelah menjadi dua. Tak puas dengan hal barusan, Hayati mempreteli motor-motor itu dengan cakarnya yang sangat tajam sampai timbul percikan api akibat gesekan antara cakarnya dengan mesin, sehingga ketiga motor itu pun terbakar.

Arsal semakin shock melihat aksi brutal Hayati yang mengacak-acak motor milik temannya seperti merobek sebuah kertas. “sebenernya dia itu mahluk apa?” gumam Arsal dalam hatinya. Setelah puas menghancurkan motor-motor itu, Hayati kemudian menaiki motor Arsal dan menyuruhnya untuk jalan. Hayati memeluk Arsal dari belakang dengan cakarnya yang masih panjang dan tajam. Mata kuning Hayati kembali menghilang dan berubah menjadi mata normal.

Sepanjang jalan, Arsal ketakutan dan terus menggigil karena harus mengantarkan gadis yang sudah menghajar ketiga temannya dengan brutal. Keheningan pun tercipta selama motor melaju pelan menyusuri jalanan Ibukota. Hayati mulai merasa bosan dengan keadaan itu, dia memulai pembicaraan dengan Arsal.

“bang!!....”

“iya...Hayati?”

“kok abang diem aja sih....bosen nih aku”

“oh iya Hayati....maafin gue.....gue terlalu takut sama elu”

“aduh...abang gak usah takut sama aku....kan aku gak ngapa ngapain kamu”

“i...ii...iya Hayati....ng..ng...ngomong..ngomong...apa elu udah membunuh mereka bertiga?”

“hihihihihi.......ya enggak dong bang...aku gak mau ngelakuin itu walaupun aku pengen banget membunuh mereka”

“apa yang elu lakuin sama mereka?”

“hmmmm...aku cuman mukulin mereka sampe bonyok dan aku nendangin kemaluan mereka hahahahaha”

“buseeeett!!.......pastinya sakit banget tuh”

“itu pelajaran yang pas buat orang orang bejat.....tadinya aku pengen memotongnya, tapi aku kasihan sama mereka”

“Hayati....!..kenapa elu gak ngehajar gue?...gue juga udah jahatin elu”

“mmmmmm......aku gak mau bang....karna aku tahu kalau kamu itu orang baik”

“orang baik?.......gue udah jelas-jelas ngejahatin lu...kok orang baik?”

“kamu itu orang baik yang terjerumus dalam kejahatan...selama ini kamu salah bergaul bang...kamu salah pilih teman”

“kalo menurut lu gue orang baik..berarti elu bisa maafin gue dong”

“hahahaha...bisa bang...tapi gak sekarang...aku gak akan semudah itu maafin kamu, kamu udah jahat sama aku...dan bang...kalo sekarang kamu jahatin aku lagi, maka aku gak segan-segan mengeluarkan isi perut mu ..hihihihih”

“anyeeeenk!....gue janji..gue janji...gua gak akan nyakitin elu lagi”

“iya bang..hahaha..kamu harusnya bersyukur bang...karna punya wajah ganteng, seandainya kamu jelek..maka kepalamu udah aku pisahin dari tubuhmu...hihihi”

Arsal semakin ketakutan mendengar omongan Hayati, dirinya semakin kencang memacu motornya agar cepat sampai ditujuan dan pergi menjauhi Hayati selama-lamanya. Arsal berpikir kalau Hayati adalah cewek yang sadis dan psikopat.

Akhirnya mereka tiba di gerbang sebuah komplek di kawasan Jatinegara, Hayati kemudian menunjukkan jalan menuju rumahnya. Suasana komplek telah berubah total sejak Hayati meninggalkannya 30 tahun yang lalu, dimana sekarang banyak rumah-rumah bermodel modern minimalis yang berderet rapi. Rumah Hayati berada di blok paling dalam. Rumah-rumah di blok itu adalah perumahan pertama yang dibangun sejak tahun 1965, maka dari itu bentuk rumahnya terlihat sangat kuno.

“stop bang...rumahku yang itu!” Hayati menunjuk ke sebuah rumah yang terlihat kuno namun tetap terawat.

Hayati pun turun dari motor ketika berhenti tapat didepan rumahnya. Arsal membantu membawakan tas jinjing Hayati sampai menyimpannya diatas teras, kemudian dia dengan buru-buru menaiki motornya dan pergi, namun Hayati menahan pundaknya.

“bang jangan pergi dulu dong!”

“elu mau apa lagi sih?....gue udah anterin lu kesini...gue sekarang mau pulang”

“aku pengen tau nomor hape kamu bang..! aku butuh kamu buat anter anterin aku di Jakarta”

Hayati memberikan secarik kertas kosong kepada Arsal untuk menuliskan nomor teleponnya. Dengan tangan gemetaran, Arsal mencari pulpen di saku jaketnya, namun pulpen yang di maksud telah hilang entah kemana.

“waduh gue gak punya pulpen nih”

“sini jari kamu!..”

Arsal menjulurkan tangannya kearah Hayati, tiba tiba Hayati menusuk jari telunjuknya dengan kukunya yang tajam.

“awww...sakit anjirr!!...apa yang lu lakuin?”

“pake darah itu buat nulisin nomor hape di kertas ini”

“sadis banget sih....sakit tahu!”

“abisnya kamu gak bawa pulpen”

Arsal menuliskan nomor teleponnya diatas kertas dengan telunjuk yang berlumuran darah. Setelah itu, dia kemudian pamit kepada Hayati dan cepat-cepat pergi menjauhinya. Hayati tertawa tepingkal-pingkal melihat ekspresi wajah takut Arsal ketika meninggalkannya.

Rumah Hayati terlihat tampak gelap. Hanya sebuah lampu bohlam pijar yang menerangi teras dengan cahaya remang-remang. Hayati berjalan masuk ke halaman rumah, dia sangat senang dengan keadaan rumahnya yang sama sekali tidak berubah sejak 30 tahun yang lalu. Dia pun langsung memeluk sebuah pohon nangka yang tumbuh besar di halaman depan, kemudian mencari ukiran nama dirinya di batang pohong. Hayati kembali menggunakan mata kuningnya agar dapat melihat dalam kegelapan. Setelah menyisir batang pohon itu, akhirnya dia tersenyum ketika melihat ukiran yang bertuliskan ‘MALA & YADI 1979’ masih ada dan tidak hilang sedikitpun. Hayati menjadi rindu dengan sosok laki laki yang telah menjadi sahabat sejatinya sejak kanak-kanak.

Setelah bernostalgia dengan pohon nangka, Hayati berjalan menuju teras. Di atas teras terparkir sebuah motor Honda Scoopy merah yang atasnya ditutupi terpal.

“SAMLEKUM.....SAMLEKUM..!!!....RIN...RIN...BUKA RIN!.....INI AKU MALA KAKAKMU...MALA NURHAYATI....AKU UDAH KEMBALI RIN.....BUKAIN PINTUNYA RIN!”

Akan tetapi tidak ada jawaban apapun dari dalam rumah, Hayati berusaha mengintip lewat jendela, namun suasana didalam rumah tampak sangat sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hayati mengetuk pintu semakin kencang, tetapi usaha itu tetap sia sia. Dia pun akhirnya duduk diatas lantai teras sambil bersandar ke dinding. Rasa kantuk dan lelah mulai menyerang tubuhnya yang kini lemah.

Ditengah rasa kantuknya, tiba tiba ia melihat ada sesosok kuntilanak yang tengah memperhatikan dirinya sambil duduk diatas batang pohon nangka kesayangannya. Hayati langsung bangun dan menghampirinya. Hayati mencoba berkomunikasi dengan kuntilanak itu.

“jeng!!...jeng....apa kamu tahu sama penghuni rumah ini?” tanya Hayati.

Kuntilanak itu tampak kaget melihat Hayati yang bisa melihat keberadaan dirinya dan berusaha berbicara. Sadar akan hal ganjil itu, sang kuntilanak itupun langsung melesat terbang dan masuk kedalam rumah. Hayati terkejut melihat sikap kunti itu. Akhirnya Hayati kembali duduk berselunjur di teras rumah dan kemudian dia tertidur.
........................

SETELAH MAS NAWI DAN AA DASEP TENGGELAM KINI TERBITLAH BANG ARSAL.....
DIMANAKAH RINI BERADA?
SIAPAKAH SOSOK KUNTILANAK YANG MELIHAT HAYATI DAN MELESAT MASUK KEDALAM RUMAH?
APA YANG AKAN DILAKUKAN HAYATI SELANJUTNYA?

KITA REHAT SEJENAK PEMRISAH......................emoticon-Betty


a9r7a
ym15
symoel08
symoel08 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.