- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Punya Hati ?
...
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.
Spoiler for Index:
Adakah Senyum di Semarang,
Spoiler for Index:
Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
seenue
#92
Back to kehidupan yang penuh kepalsuan, hari ini gw mau muter-muter lagi, rencananya ya.. cuma muter-muter doang. Entah nanti ada warkop atau spott nyaman buat nongkrong, itu urusan nanti. Pokoknya jalan dulu..
Bagi gw, bisa melihat wajah-wajah manusia, seperti sudah bisa melihat kaca benggala. Mulai dari ketulusan, picik, degil, bebal dan mello.. yang caper banyak.
Macam baca koran, tapi nggak beneran di baca, mentok.. di buka-buka saja.
Selera memang nggak pernah bisa di kekang, macam kehidupan.. apa-apa mending dibebaskan, bukan disama-kan. Cukup ada bayaran untuk sesuatu yang menyimpang beres.
Karena kebenaran bukan milik manusia, apalagi surga dan neraka. Bagi gw, itu cuma omong kosong.
Apalagi hari ini, tak banyak manusia yang mau dan bernyali tuk mengomentari agamanya sendiri? Tapi surplus BACOT kalau ke agama lain.
Anjing nggak..
Mangkanya, gw neg sama manusia yang bacotan perihal agama. Mending, tunjukin seberapa luhur budi pekertimu, akhlakmu, sosialmu..
Kalau itu output samadengan 0, percayalah.. dimata gw, lue pada.. tak lebih dari parasit sampah yang numpang hidup dan beranak pinak di ketiak bacot senama agama.
Dan lue pada, yang sering bilang umat ku umat terbesar di dunia, HELLO.. jadi terbesar karena regulasi, bukan kesadaran. Itu yang musti ente pahami.
Coba kalau berani, rubah itu sistem kewarganegaraan. Macam usia berapa baru boleh menentukan Agama, ane rasa.. itu cukup adil. Melihat, fakta hari ini.. manusia SOK beragama sedang mabok semabok maboknya. Ilmu 0, bacotgrafi melimpah.
Kreatifitas 0..
Produktifitas 0..
Surplusnya cuma koar-koar, nyalahin sana.. nyalahin sini.
Sumpah, gw paling gedek sama manusia macam itu. Macam tetangga gw, jebolan pondok kagak.. mentok cuma kaya doang. Gitu sudah sok suci kalau ceramah, pulang ke rumah.. bininya sakit-sakitan macam hal biasa, lihat laryawan bohai.. ereksian.
Anjenkk nggak?!
Itulah kehidupan, mangkanya gw mending seperti ini, jika memang hisab itu ada, setidaknya.. gw kesiksa sendiri di tempat tersendiri, bukan malah sok suci dan cari simpati di depan manusia basi.
Ulalaa..
Kehidupan, cinta, keyakinan, sosial, budaya..
Gw lebih suka ke kebudayaan, namun sayang.. kebudayaan, budaya, seni.. hari ini mulai kehilangan ruh-nya.
Adapun pertunjukan, tontonan.. tak lebih dari gerakan jazad mati.
Pesan tersiratnya, banyak yang tak sampai.
Narasi sosialnya berantakan..
Ya LORD..
Ampas sekali zaman ini, jadi pengen balik le zaman purba.. setidaknya ada seni tuk mengejar dan memburu Onta buat santapan malam.
Syukur-syukur ada Ciu.
Yo... entah kenapa, kalau pas berkendara, tingkat kepekaan gw meningkat, otak gw bukan fokus ke jalan.. tapi malah berirama isme-isme.
Aneh..
GRENG....
Begitu suara motor gw yang terakhir, gw berhenti di sebuah cafe. Tepatnya di kawasan perhutani, yang kini kadi tempat wisata. Kalau nggak salah, wilayah sini bekas peninggalan Belanda, mulai dari kebun kopi dan cengkih. Sekarang, tingal sisa-sisa bangunan tinggal dan pabriknya doang.
Disini juga masih ada bekas-bekas sistem pengairan, entah itu buat pembersihan atau apa gw nggak paham. Yang jelas, sistem pengairan disini sangat kompleks, detail dan mungkin.. di zamanya adalah karya seorang Insinyur top Belanda.
Nggak seperti sekarang, surplus wisudawan, tapi miskin karya. Maklum, mental borjulis. Mau kerja kalau kerjaanya keren, gajinya besar.. kalau nggak.
Ya GENGSI lah..
Bagi gw, sistem pendidikan hari ini musti di rubah total. Apalagi sistem dan dunia digital sudah melesat demikian jauh.
Kalau masih dengan sistem yang sekarang, gw sangsi.. sama keberlanjutan negeri ini. Macam kapan hari, yang katanya manusia terdidik.. tapi, kemasukan narasi langitan, auto BEGO sampai sekarang.
Negitu..
Kadang.. iman dan keimanan adalah pangkal dari kebodohan.
Setuju nggak setuju, itu bukan urusan gw.
Karena fakta di lapangan ada, banyak dan dimana-mana, sialnya.. lu lu dan lu orang yang merasa nggak terima, nggak mau open mind.
Keras, bebal..
Bacoott mulu kerjaanya.
Buk.. kopi item satu ya..
Nggeh mas..
Yo.. gw pesen kopi bray, biar nggak di katain Mbah Nun, lanang gak ngopi, nggak rokok-an, nggak suit-suit nek ono wedok-an.. njur kowe lanang.. lanang sing kepiye..
Hehehehe, nggak masuk tapi okelah buat lelucon lintas nalar.
Macam quote kapan hari, sekolahlah sampai kamu tau kalau sekolah telah membodohimu, dan kamu tau kalau kamu nggak bisa di bodohi
Tapi, kalau melihat.. merasa dan mencerna kalimat terakhir, kita sudah lebih di bodohi karena sekolah, pahamnya kan baru setelah sekolah.
Gkgkgkgk..
Macam gw hari ini..
Bisa ngomong SEKOLAH NGGAK PENTING. Tapi, itu di komunitas gw, levelnya sama. Beda kalau gw ngomong di manusia uzur, ke anak-anak kecil.
Bisa auti kafir gw..
Gkgkgkgk..
Karena faktanya, kapitalis sejati adalah dunia pendidikan.
Kapitalis kebaikan adalah dunia peragamaan.
Dan kapitalis selangkangan adalah (...) isinen dewe. Gkgkgkgk
Dah gitu aja, gw mau ngopi..
Bagi gw, bisa melihat wajah-wajah manusia, seperti sudah bisa melihat kaca benggala. Mulai dari ketulusan, picik, degil, bebal dan mello.. yang caper banyak.
Macam baca koran, tapi nggak beneran di baca, mentok.. di buka-buka saja.
Selera memang nggak pernah bisa di kekang, macam kehidupan.. apa-apa mending dibebaskan, bukan disama-kan. Cukup ada bayaran untuk sesuatu yang menyimpang beres.
Karena kebenaran bukan milik manusia, apalagi surga dan neraka. Bagi gw, itu cuma omong kosong.
Apalagi hari ini, tak banyak manusia yang mau dan bernyali tuk mengomentari agamanya sendiri? Tapi surplus BACOT kalau ke agama lain.
Anjing nggak..
Mangkanya, gw neg sama manusia yang bacotan perihal agama. Mending, tunjukin seberapa luhur budi pekertimu, akhlakmu, sosialmu..
Kalau itu output samadengan 0, percayalah.. dimata gw, lue pada.. tak lebih dari parasit sampah yang numpang hidup dan beranak pinak di ketiak bacot senama agama.
Dan lue pada, yang sering bilang umat ku umat terbesar di dunia, HELLO.. jadi terbesar karena regulasi, bukan kesadaran. Itu yang musti ente pahami.
Coba kalau berani, rubah itu sistem kewarganegaraan. Macam usia berapa baru boleh menentukan Agama, ane rasa.. itu cukup adil. Melihat, fakta hari ini.. manusia SOK beragama sedang mabok semabok maboknya. Ilmu 0, bacotgrafi melimpah.
Kreatifitas 0..
Produktifitas 0..
Surplusnya cuma koar-koar, nyalahin sana.. nyalahin sini.
Sumpah, gw paling gedek sama manusia macam itu. Macam tetangga gw, jebolan pondok kagak.. mentok cuma kaya doang. Gitu sudah sok suci kalau ceramah, pulang ke rumah.. bininya sakit-sakitan macam hal biasa, lihat laryawan bohai.. ereksian.
Anjenkk nggak?!
Itulah kehidupan, mangkanya gw mending seperti ini, jika memang hisab itu ada, setidaknya.. gw kesiksa sendiri di tempat tersendiri, bukan malah sok suci dan cari simpati di depan manusia basi.
Ulalaa..
Kehidupan, cinta, keyakinan, sosial, budaya..
Gw lebih suka ke kebudayaan, namun sayang.. kebudayaan, budaya, seni.. hari ini mulai kehilangan ruh-nya.
Adapun pertunjukan, tontonan.. tak lebih dari gerakan jazad mati.
Pesan tersiratnya, banyak yang tak sampai.
Narasi sosialnya berantakan..
Ya LORD..
Ampas sekali zaman ini, jadi pengen balik le zaman purba.. setidaknya ada seni tuk mengejar dan memburu Onta buat santapan malam.
Syukur-syukur ada Ciu.
Yo... entah kenapa, kalau pas berkendara, tingkat kepekaan gw meningkat, otak gw bukan fokus ke jalan.. tapi malah berirama isme-isme.
Aneh..
GRENG....
Begitu suara motor gw yang terakhir, gw berhenti di sebuah cafe. Tepatnya di kawasan perhutani, yang kini kadi tempat wisata. Kalau nggak salah, wilayah sini bekas peninggalan Belanda, mulai dari kebun kopi dan cengkih. Sekarang, tingal sisa-sisa bangunan tinggal dan pabriknya doang.
Disini juga masih ada bekas-bekas sistem pengairan, entah itu buat pembersihan atau apa gw nggak paham. Yang jelas, sistem pengairan disini sangat kompleks, detail dan mungkin.. di zamanya adalah karya seorang Insinyur top Belanda.
Nggak seperti sekarang, surplus wisudawan, tapi miskin karya. Maklum, mental borjulis. Mau kerja kalau kerjaanya keren, gajinya besar.. kalau nggak.
Ya GENGSI lah..
Bagi gw, sistem pendidikan hari ini musti di rubah total. Apalagi sistem dan dunia digital sudah melesat demikian jauh.
Kalau masih dengan sistem yang sekarang, gw sangsi.. sama keberlanjutan negeri ini. Macam kapan hari, yang katanya manusia terdidik.. tapi, kemasukan narasi langitan, auto BEGO sampai sekarang.
Negitu..
Kadang.. iman dan keimanan adalah pangkal dari kebodohan.
Setuju nggak setuju, itu bukan urusan gw.
Karena fakta di lapangan ada, banyak dan dimana-mana, sialnya.. lu lu dan lu orang yang merasa nggak terima, nggak mau open mind.
Keras, bebal..
Bacoott mulu kerjaanya.
Buk.. kopi item satu ya..
Nggeh mas..
Yo.. gw pesen kopi bray, biar nggak di katain Mbah Nun, lanang gak ngopi, nggak rokok-an, nggak suit-suit nek ono wedok-an.. njur kowe lanang.. lanang sing kepiye..
Hehehehe, nggak masuk tapi okelah buat lelucon lintas nalar.
Macam quote kapan hari, sekolahlah sampai kamu tau kalau sekolah telah membodohimu, dan kamu tau kalau kamu nggak bisa di bodohi
Tapi, kalau melihat.. merasa dan mencerna kalimat terakhir, kita sudah lebih di bodohi karena sekolah, pahamnya kan baru setelah sekolah.
Gkgkgkgk..
Macam gw hari ini..
Bisa ngomong SEKOLAH NGGAK PENTING. Tapi, itu di komunitas gw, levelnya sama. Beda kalau gw ngomong di manusia uzur, ke anak-anak kecil.
Bisa auti kafir gw..
Gkgkgkgk..
Karena faktanya, kapitalis sejati adalah dunia pendidikan.
Kapitalis kebaikan adalah dunia peragamaan.
Dan kapitalis selangkangan adalah (...) isinen dewe. Gkgkgkgk
Dah gitu aja, gw mau ngopi..
ym15 dan 5 lainnya memberi reputasi
6