oh itu adl Proposal yg disodorkan si Bierhoff bulan Februari untuk mereformasi sistem pembinaan di Jerman yg terlalu sistematik <sistematik memang ciri khas Negara Jerman keseluruhan) menjadi lebih fleksibel & menyenangkan.
nama Programnya : Zuruck an die Weltspitze - Back on Top of the World

ini kan masalah di kultur suata negeri di mana Jerman adl negeri yg unggul & mengutamakan sisi akademiknya dlm mengembangkan SDMnya apabila tidak mampu menggapai pendidikan tertinggi pun pasti diarahkan ke sistem pendidikan vokasi. niatnya agar warga negara Jerman punya skill untuk bekerja.

bahkan akademi Freiburg pun lebih mendahulukan pendidikan baru belajar sepakbola.
berbeda dg kultur sepakbola di eropa selatan maupun di Amrik Latin dimana skill sepakbola tidak hanya di dapat dr akademi tapi dari halaman belakang atau jalanan. suatu tempat sempit, bermain tanpa aturan yg ada hanya kesenangan dan mimpi/harapan menjadi pesepakbola dunia

beruntungnya bagi Eropa Selatan adl dekat dg Eropa Utara yg serba sistematis sehingga bisa menyerap kultur positif dari Eropa Utara yakni sepak bola dg sebuah sistem yang jelas digabung dg skill individu yg terasah dr jalanan sejak kecil maka jadilah Spain-Portug

ok balik lagi ke topik semula
Ide tentang program baru pengembangan usia dini DFB sudah dirumuskan selama 1th, bukan sebuah Revolusi spt th2000 tp Evolusi. karena struktur sistem organisasi maupun infrastruktur fisik akademi di Jerman udah yg paling baik, yg coba dirubah adl sistem / cara melatih anak usia dini dg memasukkan unsur sepak bola jalanan.

hal tsb sama spt konsep pelatihan di cantera/akademi klub spain
namun apakah itu hal tsb murni dari Spain ? apakah hal tsb baru di Jerman ?
jawabnya Tidak

spt selayang pandang ane saat membicarakan Kultur Sepakbola di Eropa Utara dg Selatan, akan menjadi hal luar biasa jika 2 kultur tsb bisa saling bersinergi menghasilkan suatu bentuk sepakbola yg baru. bagaimana skill individu orang2 latin bertemu dg struktur organisasi permainan yg bisa mengendalikan permainan dari suatu tim yg solid hasilnya ya Spain yg selama ini kita tahu menerima konsep bermain yg fleksibel namun terorganisasi sangat baik hanya dari orang2 Belanda itu saja

Keliru!!
konsep Tiki-taka / umpan pendek disertai pergerakan dinamis pemain sudah dipraktekan oleh Schalke04 ketika 6x beruntun Juara Liga Jerman (1934-42) jauh sebelum orang2 Londo memainkan Total Voetball.

sementara di level pembinaan Cantera/akademi, pastinya orang2 Spain itu harus banyak berterima kasih pada seorang Jerman yg terlupakan Horst Wein yang pindah ke Spain pada tahun 1970an. dia adl atlet juga pelatih Hoki lapangan terbaik Jerman yg kemudian melatih tim Hoki Spain menjadi Juara Eropa.
tinggal permanen di Barcelona yg kultur sepakbolanya begitu kuat membuatnya tertarik pada sepakbola khususnya Kultur Street Football, dia banyak menulis buku tentang taktik sepakbola dan cara kepelatihan Usia Dini juga banyak diundang sebagai penasihat di banyak Klub Eropa.



Jasa besarnya adl bagaimana dia berhasil membuat sistem <kembali ciri khas orang Jerman khususnya / Eropa Utara Umumnya dlm merumuskan suatu sistem terstruktur) pembinaan usia muda yg sesuai dg tingkatan usianya melalui penggabungan unsur Sepak Bola Jalanan/Street Football dg sistem akademi.

atas ide tsb dia menciptakan permainan sepakbola yang cocok untuk melatih anak usia dini yakni FUNino
Horst Wein telah lama bereksperimen di Cantera klub2 di Spain, juga konsep dan idenya tentang teknik pengembangan permainan & skill individu banyak diadopsi La Masia
hasilnya kita tahu bagaimana Lione Messi adl gabungan konsep bermain dg skill individu sekaligus cerdas membaca permainan.

sementara di Jerman sendiri ide permainan kecil dengan aturan bebas ala street football juga sudah berkembang lama dan banyak ahli olahraga yg merumuskan konsep juga terjun langsung sbg praktisi konsep pembinaan usia muda salah satunya

Prof. Dr. Dr. Matthias Lochmann

dia Pelatih Lisensi A DFB tapi berasal dari disiplin ilmu Sains Sport <Pelatih yg tidak memliki latar belakang sepakbola biasa disebut Pelatih Laptop) dan sbg Profesor Ahli di Universitas Frederick Alexander-Nurnberg. dia banyak mempromosikan Funino yg diciptakan seniornya Horst Wein.

selain itu juga banyak kompetisi Street Football yang paling terkenal adl Marcedes Benz Junior Cup (doeloe namanya DaimlerChrysler Junior Cup) sejak 1991 di Stadion Atletik Indoor Glaspalast Sindelfingen pinggiran Stuttgart dan banyak diikuti akademi klub besar Eropa, terakhir juara 2019 adl Liverpool

Liat Ozil U17 saat juara 2006 bersama Schalke disaksikan langsung J-Lo

sudah sejak lama ide pelatihan usia dini dg konsep street football ini ada (malah orang Jerman sendiri Inisiatornya : Horst Wein) sayangnya oleh DFB lamban diadopsi dan hanya liar sporadis berkembang di masing2 individu praktisi pro atau lembaga akademi, belum menjadi suatu sistem terstruktur ala Jerman.

spt hal manusiawi umumnya, jika tak merasa ada masalah maka tak butuh suatu perubahan dan DFB baru bergerak ketika masalah itu terakumulasi di 2 tahun terakhir ini. beruntungnya Jerman termasuk gerak cepat dalam mencari-memahami-menemukan solusi (karena solusinya sudah ada dan ditemukan oleh peneliti-praktisi Jerman sendiri) tidak berlarut hancur spt Belanda yg lost generation 2016-2018

Ide Evolusi Bierhoff dkk juga mencakup sisi teknis kepelatihan guna mengakomodir realita dunia kepelatihan yang ada sekarang yakni 3 model pelatih
1. Model Pelatih mantan Pemain yg memiliki pengalaman sepakbola pro
2. Model Pelatih Laptopyg bukan berasal dari dunia sepakbola tapi memiliki ide inovasi
3. Model Pelatih Spesialis yakni pelatih yg memiliki spesialisasi kusus spt analisis data-statistik pertandingan

Evolusi kali ini lebih fokus pada sistem kepelatihannya termasuk juga bagaimana mendidik para calon pelatih Sepakbolanya < ini hal yang terlewatkan oleh FA Inggris : Produksi Pelatih Berkualitas)

Jerman punya modal Infrastruktur dan Sistem yg sudah baik hanya Softwarenya saja yg perlu di Update dan untuk selalu Update Jerman kini punya DFB Academy (dulu pernah ane share foto design gedungny) ini bukan lembaga buat Pelatnas Timnas ala St George Park si Inggris, Clairefontaine si Prancis.

DFB Academy adl pusat Penelitian & Pengembangan segala hal tentang sepakbola jerman, mulai dari taktik hingga teknologi, maka dari itu walau belum punya gedung ini lembaga udah mulai aktif bekerja sejak 2015 sekaligus membantu merumuskan konsep pembinaan sepakbola terbaru Zuruck an die Weltspitze yg dicanangkan Bierhoff. bagi yg pernah liat design gedungnya terlihat "cuma" 5 lapangan sepakbola kalah jauh dr St george park Inggris yg punya 12 lapangan alasannya adl DFB Academy adl Laboratoriumnya DFB bukan pusat Training Timnas maka dari itu DFB bekerja sama dg perusahaan Teknologi banyak ikut bantu pengembangan DFB Academy spt SAP, Samsung hingga Google. juga beberapa University lokal dan luar macam Universty of Glasgow dimana ada peneliti yg mengembangkan software tracking pemain juga body feint-nya. kerja sama juga terhubung pd matra olahraga lain spt Rugbi NFL.

mudah2an Ikhtiar DFB & DFB Academy kedepan bisa kembali menjadi contoh sukses spt yg pernah Jerman rasakan paska Revolusi 2000


masalah taktik dan work rate Bernardo Silva yg perlu dicontoh Sane, sisanya potensi Sane masih ada karena cadangan aja gol+assistnya lebih banyak dari pemain inti

masih ramai kok, klo ente masih mau streaming nonton, mulai dr Euro U19 cewek 16 July. hingga bejibun partai ujicoba. kemarin itu ada debut Paul Glatzel (U18 Jerman) bersama tim senior Liverpool saat menang 6-0 Tranmere di babak ke dua. dia hampir aja cetak gol ke 6 sayang kapten Liverpool Junior ini kehilangan balance saat akan fade away shoot bola di cocor temen U18nya Bobby Duncan