- Beranda
- Stories from the Heart
LIMA BELAS MENIT
...
TS
gitartua24
LIMA BELAS MENIT


PROLOG
"Masa SMA adalah masa-masa yang paling ga bisa dilupakan." menurut sebagian orang. Atau paling engga gue anggepnya begitu. Di masa-masa itu gue belajar banyak tentang kehidupan mulai dari persahabatan, bandel-bandel ala remaja, cita-cita, masa depan, sampai menemukan pacar pertama dan terakhir?. Drama? mungkin. pake banget? bisa jadi.
Masa Sma bagi gue adalah tempat dimana gue membentuk jati diri. Terkadang gue bantuin temen yang lagi kena masalah dengan petuah-petuah sok bijak anak umur tujuh belas tahun. Gak jarang juga gue ngerasa labil sama sikap gue sendiri. mau gimana lagi, namanya juga anak muda. Kadang gue suka ketawa-ketawa sendiri dan mengamini betapa bodohnya gue saat itu.
Gue SMA di jaman yang namnya hp B*ackberry lagi booming-boomingnya. Di jaman itu juga yang namanya joget sapel-sapelan lagi hits. Mungkin kalo lo inget pernah masuk atau bahkan bikin squd sendiri terus launching jaket sambil jalan-jalan di mall mungkin lo bakal malu sendiri saat ada temen lo yang ngungkit-ngungkit masa itu. Gue sendiri paling kesel kalo adan orang petantang-petenteng dengan bangganya bilang kalu dia anggota salah satu squad sapel terkenal di ibu kota dan sekitarnya. Secara saat itu gue lebih suka nonton acara metal di Rossi Fatmawati. Playlist lagi gue juga ga jauh-jauh dari aliran metal, punk, hardcore. Mungkin itu yang ngebuat gue ga terlalu suka lagu EDM atau rap yang mumble. Atau bahkan lagu RnB yang sering ada di top 100 Joox dan Spotify. Yaaa meskipun gue sekarang lebih kompromi dengan dengerin lagu apa aja yang gue suka, ga mandang genre.
Oiya, nama gue Atreya xxxxx. Biasa dipanggil Treya, dengan tinggi 182 cm dan berat 75 kg (naik turun tergantung musim). Ganteng dan menawan? relatif. Nama gue mungkin aneh ntuk orang Indonesia. Tapi gue suka dengan nama ini. karena pada dasarnya gue emang gasuka segala sesuatu yang banyak orang lain suka. Gue anak kedua dari dua bersaudara. Gue lahir dan besar di Jakarta, lebih tepatnya Jakarta selatan. Ga tau kenapa ada pride lebih aja Jakarta selatan dibanding bagian Jakarta lainnya, meskipun gue tinggal di Bintaro, hehe. Bokap gue kerja di suatu kantor yang ngurusin seluruh bank yang ada di Indonesia. Meski kerja kantoran tapi bokap gue suka banget yang namanya musik. mungkin darah itu menurun ke gue. Nyokap gue seorang ibu rumah tangga yang ngerangkap jadi pebisnis kecil-kecilah dimana orderan paling ramenya dateng pas bulan puasa. mulai dari makanan kering sampe baju-baju. Kakak gue cewek beda empat tahun. Waktu gue masuk SMA berarti doi baru masuk kuliah. Kakak gue ini orangnya cantik pake banget gan. kembang sekolah gitu dah. Gue bahkan sampe empet kalo ada temen cowoknya yang sok-sok baikin gue.
Lo percaya dengan dunia pararel? Dunia dimana ada diri kita yang lain ngelakuin sesuatu yang beda sama apa yang kita lakuin sekarang. Misalnya lo ada di dua pilihan, dan lo milih pilihan pertama. Untuk beberapa lama setelah lo ngejalanan pilihan lo mungkin lo bakal mukir ""Gue lagi ngapain yaa sekarang kalo milih pilihan yang kedua. mungkin gue lebih bahagi. Atau mungkin lebih sedih." Hal itulah yang ngebuat gue bikin cerita ini.
Ditahun itu gue baru masuk salah satu SMA di Jakarta selatan. Disaat itu juga cerita gue dimulai
INDEX
Part 1 - MOS day
Part 2 - Perkenalan
Part 3 - Peraturan Sekolah
Part 4 - Balik Bareng
Part 5 - Masih MOS Day
part 6 - Terakhir MOS Day
Part 7 - Hujan
Part 8 - Pertemuan
Part 9 - Debat Penting Ga Penting
Part 10 - Atas Nama solidaritas
Part 11 - Rutinitas
Part 12 - Om Galih & Jombang
Part 13 - Gara Gara Cukur Rambut
Part 14 - Rossi Bukan Pembalap
Part 15 - Bertemu Masa Lalu
Part 16 - Menghibur Hati
Part 17 - Ga Makan Ga Minum
Part 18 - SOTR
Part 19 - Tubirmania
Part 20 - Bukber
Part 21 - Masih Bukber
Part 22 - Wakil Ketua Kelas & Wacana
Part 23 - Latihan
Part 24 - The Rock Show
Part 25 - After Show
Part 26 - Anak Kuliahan
Part 27 - Malam Minggu Hacep
Part 28 - Aneh
Part 29 - Kejutan
Part 30 - Dibawah Sinar Warna Warni
Part 31 - Perasaan
Part 32 - Sela & Ramon
Part 33 - HUT
Part 34 - Masuk Angin
part 35 - Kunjungan
Part 36 - Wacana Rico
Part 37 - Atletik
Part 38 - Pengganggu
Part 39 - Nasib jadi Adek
Part 40 - Boys Talk
Part 41 - Taurus
Part 42 - Klise
Part 43 - Eksistensi
Part 44 - Utas VS Aud
Part 45 - Naik Kelas
Part 46 - XI IPA 1
Part 47 - Yang Baru
Part 48 - Lo Pacaran Sama Putri?
Part 49 - Sok Dewasa
Part 50 - Masih Sok Dewasa
Part 51 - Salah Langkah
Part 52 - Penyesalan
Part 53 - Bubur
Part 54 - Bikin Drama
Part 55 - Latihan Drama
Part 56 - Pertunjukan Drama
Part 57 - Coba-Coba
Part 58 - Greet
Part 59 - Sparing
Part 60 - Sedikit Lebih Mengenal
Part 61 - Hal Tidak Terduga
Part 62 - Hal Tidak Terduga Lainnya
Part 63 - Ngedate
Part 64 - Berita Dari Kawan
Part 65 : Second Chance
Part 66 - Maaf Antiklimaks
Part 67 - Bikin Film
Part 68 - Sudden Date
Part 69 - Masih Sudden Date (Lanjut Gak?)
Part 70 - Kok Jadi Gini
Part 71 - Sedikit Penjelasan
Part 72 - Sehari Bersama Manda
Part 73 - Masak Bersama Manda
Part 74 - Malam Bersama Manda
Part 75 - Otw Puncak
Part 76 - Villa & Kebun Teh
Part 77 - Malam Di Puncak
Part 78 - Hari Kedua & Obrolan Malam
Part 79 - Malam Tahun Baru
Part 80 - Shifting
Part 81 - Unclick
Part 82 - Gak Tau Mau Kasih Judul Apa
Part 83 - 17
Part 84 - Hari Yang Aneh
Part 85 - Pertanda Apa
Part 86 - Ups
Part 87 - Menjelang Perpisahan
Part 88 - Cerita Di Bandung
Part 89 - Obrolan Pagi Hari & Pulang
Part 90 - Awal Baru
Part 91 - Agit
Part 92 - Tentang Sahabat
Part 93 - Keberuntungan Atau Kesialan
Part 94 - Memulai Kembali
Part 95 - Belum Ingin Berakhir
Part 96 - Makan Malam
Part 97 - Rutinitas Lama
Part 98 - Sekedar Teman
Part 99 - Bukan Siapa-Siapa
Part 100 - Seperti Dulu
Part 101 - Kue Kering
Part 102 - Perusak Suasana
Part 103 - Cerita Di Warung Pecel
Part 104 - Konfrontasi
Part 105 - Tragedi Puisi
Part 106 - Gak Sengaja Jadian
Part 107 - Day 1
Part 108 - Mengerti
Part 109 - Sisi Lain
Part 110 - Cemburu
Part 111- Cemburu Lagi
Part 112 - Cerita Akhir Tahun
Part 113 - Ketemu Lagi
Part 114 - Malam Panjang
Part 115 - Malam Masih Panjang
Part 116 - Malam Berakhir
Part 117 - Mereka Bertemu
Part 118 - rekonsiliasi
Part 119 - Bicara Masa Depan
Part 120 - Langkah
Part 121 - UN
Part 122 - Pilox & Spidol
Part 123 - Menjelang Prom
Part 124 - Malam Perpisahan
Part 125 - Sebuah Akhir Untuk Awal Baru (TAMAT)
Epilog - Untuk Perempuan Yang Sempat Singgah Di Hati
Terima Kasih, Maaf, & Pengumuman
Special Part : Gadis Manis & Bocah Laki-Laki Di Kursi Depan
MULUSTRASI
Diubah oleh gitartua24 25-04-2022 01:17
JabLai cOY dan 122 lainnya memberi reputasi
119
197.8K
1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gitartua24
#425
Part 48 - Lo Pacaran Sama Putri?
Jam istirahat pun berbunyi setelah kelas gue melaksanakan empat jam pelajaran yang dibagi jadi dua bata pelajaran. masing-masih dapet jatah dua jam pelajaran yang satu jamnya empat puluh lima menit. seperti selayaknya tahun ajaran baru, pelajaran awal pasti lebih berasa kaya waktu kosong. walaupun udah sedikit belajar, tapi masih mudah buat dicerna otak.
sementara itu, seperti yang udah gue ekspektasikan sebelumnya, kelas gue mener-bener kaya janggkrik. krik krik. emang rada susah sih buat di deskripsiin. tapi berasa basi aja. belom ada yang berani buat becanda. dan gue ngerasa kalau semua anak dikelas gue itu individualis. padahal belom ada bukti buat gue ngomong kaya gitu. cuman karena hanya gue dan rico yang lebih sering ngobrol saat pelajaran bukan berarti juga bisa jadiin patokan kalau anak-anak yang lain ga asih.
pada akhirnya gue mikir, apa yang mau diharapin dari hari pertama masuk sekolah. setengah hari aja belom. semua murid pasti masih pada jaim.
waktu jam istirahat gue memilih untuk ga jajan yang berat-berat kaya nasi uduk atau sate ayam. selain karena gue belom laper, gue juga mager karena ngeliat kerumunan kantin. padahal belom ada utas yang ikut jajakn di kantin, apalagi kalau nanti udah ada.
btw anak kelas satu disekolah gua ga boleh jajan ke kantin saat mos. kayanya hampir semua sekolah kaya gitu deh
akhirnya saat jam istirahat pertama gue dan rico memilih buat duduk-duduk lagi didepan kelas. ga berdua doang sih, barengan sama anak kelasan gue yang lainnya. karena selain ada meja panjang yang cukup nampung lima orang, ada meja guru yang dibiarin di depan lam biologi yang bisa dijadiin tempat duduk. waktu itu kalau gasalah ada rian, iman, anda, sama samudra yang lagi nongkrong didepan selain gue sama rico. lagi ngeakrabin diri ceritanya.
bobby lagi kemana? lagi jajan lah, si gendat kemana lagi pas jam istirahat kalau ga jajan.
yaah berhubung dia lagi ke kantin, gue sekalian nitip cireng isi buat iseng-iseng.
seperti yang biasanya terjadi ketika lo nongkrong sama orang yang baru kenal, yang kita obrolin saat itu galebih dari sekedar basa basi perkenalan. kaya lo dulu di kelas mana, smp lo dimana, kenapa dapet kelas ipa, dan lain-lain.
waktu kita nongkrong bertujuh, kebetulan bobby udah joinan. tiba-tiba putri lewat kedepan kelasan gue sama temen sekelasnya. dari raut wajahnya gue bisa liat kalau dia sama temennya rada ragu-ragu buat ngelewatin kelasan gue. gimana yaa, namanya cewek kalo lewat depan rombongan cowok-cowok mungkin sering kaya gitu. sebenernya putri dan temennya bisa aja lewat lapangan, jatohnya rada motong malah. tapi mungkin karena ada gue disitu putri jadi mikir kalau ga akan kenapa-kenapa. tapi kayanya ini gue doang deh yang agak berlebihan
satu hal yang mungkin gue belom ceritain adalah, kalau putri lewat di depan kelas yang banyak anak cowoknya yang lagi nongkrong, putri pasti di godain. bukan godain yang kaya gimana-gimana sih, cuman sekedar manggil nama doang. gue tau hal ini waktu dulu kalo nongkrong depan kelas sepuluh dan ada putri yang dari arah tangga, pasti dia sering digodain kaya begitu. sementara gue cuman bisa ketawa-ketawa ngeliat putri yang tersipu malu.
dan hal ini kejadian lagi waktu putri dan temennya lewat didepan kelas gue, yang lain pada manggil mana putri berharap bisa kenal lebih jauh. mungkin. dan lagi-lagi gue cuman bisa cekikikan.
"Mau kemana put?" tanya gue ke putri.
"ke kantin tre..." kata putri sambil tersipu malu.
"mau gue temenin ga?" disitu gue rada berlaga gentleman, atau lebih tepatnya sombong karena jauh mengenal putri ketimbang yang lain
"gausah tre..." kata si putri menyebutkan nama temennya yang gue lupa. yaah, gue juga ngerti sih maksud putri pasti gabakalan enak sama temennya kalau tiba-tiba gue ikutan kekantin sama mereka. lagipula niat gue cuman biar pada tau kalau putri deket sama gue.
ga lama putri balik dari kantin sambil bawa teh manis anget, sesuatu yang emang sering dibeli putri selain air putih. putri jarang banget minum air es.
waktu putri lewat, gue ajak putri buat duduk dibangku panjang sebelah gue. saat itu temennya fine-fine aja karena kebetulan dia juga sekelas sama iman waktu kelas sepuluh. gue baru tau waktu iman ngajak ngobrol temennya putri saat balik dari kantin.
untuk ngebuat putri duduk, gue harus ngorbanin rico, suruh dia berdiri biar putri duduk. gapapa lah yaa, si rico doang
dan kebiasaan celamitan gue pun keluar, gue minta minumnya putri. sebenernya putri biasa aja, karena kalau jalan bareng kita sering cobain menu masing-masing. tapi beda dengan anak kelasan gue yang lainnya.
"bisa aja lo tre..." kata si samudra. dari kejadian sebelumnya, dia emang yang paling ganjen. tapi setelah gue kenal lama sama dia nantinya, ternyata dia emang kaya gitu orangnya kesemua cewek yang menurut dia cakep
dan cak-cakan lainnya dari anak kelasan gue.
seminggu berlalu hubungan gue dan anak kelasan gue udah mulai deket, meskipun belom bisa dibilang seru banget. belom ada bacotan yang emang parah tapi kita anggepnya biasa aja. ibaratnya bacoan ketemen deket yang kalau orang lain yang denger pasti sakit hati.
selama seminggu itu pula gue sering ngajak putri buat gabung nongkrong di depan kelasan gue. ga setiap hari dalam lima hari itu juga sih. mungkin ada tiga kali.
mungkin kedekatan itu mengundang banyak pertanyaan dari anak kelasan gue tentang hubungan gue dengan putri. apalagi mereka juga tau kalau seminggu ini gue selalu berangkat dan pulang sekolah bareng putri. atau mungkin sebenernya mereka juga tau dan punya pertanyaan yang sama sampe sekarang.
sampe waktu istirahat kedua di hari jumat, pertanyaan yang mungkin mereka kepoin akhirnya ditanyain juga.
"tre, lo pacaran sama putri?" tanya samudra waktu kita lagi nongkrong di depan kelas.
"iya tre, gue juga penasaran." sahut iman, dan pertanyaan itu membuat anak kelasan gue jadi penasaran. mereka menatap gue seolah-olah punya gosip baru yang sia gue edarin.
"cuman deket aja kok, lagian juga karena dulu satu kelas."
"tapi kok lo setiap hari pergi pulang bareng dia melulu." tanya anda. sementara itu rico dan bobby cuman cekikikan ngeliat gue yang rada kebingungan jawab pertanyaan yang lain.
"yaaa kan rumah gue satu arah sama dia."
"tapi lo suka kan sama putri?" tanya samudra tiba-tiba. gue agak terdiam sesaat, rada bingung juga mau jawab apa.
"masa iya harus gue jelasin." jawab gue akhirnya, dan meledaklah tawa mereka semua yang tau gue suka sama putri. cak-cakan pun dimulai. tipikal anak sma yang ngecie-ciein temennya ketika tau suka sama seseorang.
sebenernya ga masalah sih kalau mereka tau kalau gue suka sama putri, toh putri juga tau kalau gue suka sama dia.
"berarti lo saingan dong sama kiwas." celetuk samudra tiba-tiba.
"hah? seriusan lo?" tanya gue kaget.
"gatau juga sih, gue denger dari orang-orang." emang si samudra orangnya rada-rada bigos. untuk ukuran cowok, dia hampir tau semua gosip yang ada di sekolah gue.
gue cuman bisa cengengesan aja denger ada orang lain yang suka sama putri, karena pada dasarnya putri emang lovable
kalo gue mau gue bisa tanyain semua cowok di sekolah gue, dan gue yakin, hampir dari semuanya, kalau sekedar suka atau engga sabagai lawan jenis, mereka pasti suka.
gue ga terlalu khawatir ketika tau kiwas suka sama putri, karena ada yang lebih gue khawatirin, yang mungkin akan mengancam kedekatan gue dengan putri.
waktu jam masuk, guru pelajaran gue belom dateng. atau lebih tepatnya telat dateng. masih ada waktu buat ngobrol sambil becanda dengan anak kelasan gueyang duduk disekitar meja gue. terutama dua cewek yang duduk didepan meja gue dan rico. dinda yang udah deket sama rico ngebuat suasana lebih cair. mereka lebih mirip kaya tom and jerry karena rico sering ngejailin dinda dan reaksi dinda yang marah karena dijailin rico ngebuat anak-anak yang lain juga ketawa kalau ngeliat.
sementara itu, cindy adalah tipikal cewek yang cukup enak diajak ngobrol.dia cukup bisa ngebaur baik sama cewek maupun cowok. sampe satu pertanyaan keluar dari mulut cindy.
"tre, lo pacaran sama putri." pertanyaan yang cukup aneh yang dilontarkan sama seorang cewek. mungkin dia nanya begitu karena waktu beberapa hari yang lalu dia pernah minta nebeng balik sama gue, tapi gue tolak karena gue harus langsung pulang sama putri. untuk ukuran temen yang pernah dianterin balik, menurut gue wajar kalau dia minta nebeng balik lagi. inget yang waktu makrab kelas sepuluh kan?
sejujurnya, gue ga ada pikiran sama sekali apakah cindy suka sama gue. pertama, kita baru kenal. selain itu, gue bukan tipikal orang yang bisa suka secara mendalam keseorang perempuan dan ga pernah berharap kalau banyak cewek yang naksir sama gue. jadi gue beranggapan kalau itu hanya murni rasa penasaran aja.
"putri siapa tre?" tanya dinda penasaran.
"ada, dulu satu kelas sama gue sama treya, sama bobby juga." jelas rico.
dan gue secara normatif cuman jawab "engga kok, cuman deket aja."
cindy dan dinda hanya ber oh ria. dan kita balik ngobrol-ngobrol lagi. dan itu membuktikan kalau pertanyaan seperti itu cuman murni karena penasaran.
dalem hati gue, sebenernya gue berharap bisa jawab kalau putri adalah pacar gue. tapi untuk sekarang, gue lebih berharap kalau hubungan gue sama putri akan sama seperti sebelumnya tanpa ada perubahan intensitas pertemuan hanya karena berbeda kelas. semoga.
Jam istirahat pun berbunyi setelah kelas gue melaksanakan empat jam pelajaran yang dibagi jadi dua bata pelajaran. masing-masih dapet jatah dua jam pelajaran yang satu jamnya empat puluh lima menit. seperti selayaknya tahun ajaran baru, pelajaran awal pasti lebih berasa kaya waktu kosong. walaupun udah sedikit belajar, tapi masih mudah buat dicerna otak.
sementara itu, seperti yang udah gue ekspektasikan sebelumnya, kelas gue mener-bener kaya janggkrik. krik krik. emang rada susah sih buat di deskripsiin. tapi berasa basi aja. belom ada yang berani buat becanda. dan gue ngerasa kalau semua anak dikelas gue itu individualis. padahal belom ada bukti buat gue ngomong kaya gitu. cuman karena hanya gue dan rico yang lebih sering ngobrol saat pelajaran bukan berarti juga bisa jadiin patokan kalau anak-anak yang lain ga asih.
pada akhirnya gue mikir, apa yang mau diharapin dari hari pertama masuk sekolah. setengah hari aja belom. semua murid pasti masih pada jaim.
waktu jam istirahat gue memilih untuk ga jajan yang berat-berat kaya nasi uduk atau sate ayam. selain karena gue belom laper, gue juga mager karena ngeliat kerumunan kantin. padahal belom ada utas yang ikut jajakn di kantin, apalagi kalau nanti udah ada.
btw anak kelas satu disekolah gua ga boleh jajan ke kantin saat mos. kayanya hampir semua sekolah kaya gitu deh
akhirnya saat jam istirahat pertama gue dan rico memilih buat duduk-duduk lagi didepan kelas. ga berdua doang sih, barengan sama anak kelasan gue yang lainnya. karena selain ada meja panjang yang cukup nampung lima orang, ada meja guru yang dibiarin di depan lam biologi yang bisa dijadiin tempat duduk. waktu itu kalau gasalah ada rian, iman, anda, sama samudra yang lagi nongkrong didepan selain gue sama rico. lagi ngeakrabin diri ceritanya.
bobby lagi kemana? lagi jajan lah, si gendat kemana lagi pas jam istirahat kalau ga jajan.
yaah berhubung dia lagi ke kantin, gue sekalian nitip cireng isi buat iseng-iseng.seperti yang biasanya terjadi ketika lo nongkrong sama orang yang baru kenal, yang kita obrolin saat itu galebih dari sekedar basa basi perkenalan. kaya lo dulu di kelas mana, smp lo dimana, kenapa dapet kelas ipa, dan lain-lain.
waktu kita nongkrong bertujuh, kebetulan bobby udah joinan. tiba-tiba putri lewat kedepan kelasan gue sama temen sekelasnya. dari raut wajahnya gue bisa liat kalau dia sama temennya rada ragu-ragu buat ngelewatin kelasan gue. gimana yaa, namanya cewek kalo lewat depan rombongan cowok-cowok mungkin sering kaya gitu. sebenernya putri dan temennya bisa aja lewat lapangan, jatohnya rada motong malah. tapi mungkin karena ada gue disitu putri jadi mikir kalau ga akan kenapa-kenapa. tapi kayanya ini gue doang deh yang agak berlebihan
satu hal yang mungkin gue belom ceritain adalah, kalau putri lewat di depan kelas yang banyak anak cowoknya yang lagi nongkrong, putri pasti di godain. bukan godain yang kaya gimana-gimana sih, cuman sekedar manggil nama doang. gue tau hal ini waktu dulu kalo nongkrong depan kelas sepuluh dan ada putri yang dari arah tangga, pasti dia sering digodain kaya begitu. sementara gue cuman bisa ketawa-ketawa ngeliat putri yang tersipu malu.
dan hal ini kejadian lagi waktu putri dan temennya lewat didepan kelas gue, yang lain pada manggil mana putri berharap bisa kenal lebih jauh. mungkin. dan lagi-lagi gue cuman bisa cekikikan.
"Mau kemana put?" tanya gue ke putri.
"ke kantin tre..." kata putri sambil tersipu malu.
"mau gue temenin ga?" disitu gue rada berlaga gentleman, atau lebih tepatnya sombong karena jauh mengenal putri ketimbang yang lain
"gausah tre..." kata si putri menyebutkan nama temennya yang gue lupa. yaah, gue juga ngerti sih maksud putri pasti gabakalan enak sama temennya kalau tiba-tiba gue ikutan kekantin sama mereka. lagipula niat gue cuman biar pada tau kalau putri deket sama gue.
ga lama putri balik dari kantin sambil bawa teh manis anget, sesuatu yang emang sering dibeli putri selain air putih. putri jarang banget minum air es.
waktu putri lewat, gue ajak putri buat duduk dibangku panjang sebelah gue. saat itu temennya fine-fine aja karena kebetulan dia juga sekelas sama iman waktu kelas sepuluh. gue baru tau waktu iman ngajak ngobrol temennya putri saat balik dari kantin.
untuk ngebuat putri duduk, gue harus ngorbanin rico, suruh dia berdiri biar putri duduk. gapapa lah yaa, si rico doang
dan kebiasaan celamitan gue pun keluar, gue minta minumnya putri. sebenernya putri biasa aja, karena kalau jalan bareng kita sering cobain menu masing-masing. tapi beda dengan anak kelasan gue yang lainnya. "bisa aja lo tre..." kata si samudra. dari kejadian sebelumnya, dia emang yang paling ganjen. tapi setelah gue kenal lama sama dia nantinya, ternyata dia emang kaya gitu orangnya kesemua cewek yang menurut dia cakep
dan cak-cakan lainnya dari anak kelasan gue.
seminggu berlalu hubungan gue dan anak kelasan gue udah mulai deket, meskipun belom bisa dibilang seru banget. belom ada bacotan yang emang parah tapi kita anggepnya biasa aja. ibaratnya bacoan ketemen deket yang kalau orang lain yang denger pasti sakit hati.
selama seminggu itu pula gue sering ngajak putri buat gabung nongkrong di depan kelasan gue. ga setiap hari dalam lima hari itu juga sih. mungkin ada tiga kali.
mungkin kedekatan itu mengundang banyak pertanyaan dari anak kelasan gue tentang hubungan gue dengan putri. apalagi mereka juga tau kalau seminggu ini gue selalu berangkat dan pulang sekolah bareng putri. atau mungkin sebenernya mereka juga tau dan punya pertanyaan yang sama sampe sekarang.
sampe waktu istirahat kedua di hari jumat, pertanyaan yang mungkin mereka kepoin akhirnya ditanyain juga.
"tre, lo pacaran sama putri?" tanya samudra waktu kita lagi nongkrong di depan kelas.
"iya tre, gue juga penasaran." sahut iman, dan pertanyaan itu membuat anak kelasan gue jadi penasaran. mereka menatap gue seolah-olah punya gosip baru yang sia gue edarin.
"cuman deket aja kok, lagian juga karena dulu satu kelas."
"tapi kok lo setiap hari pergi pulang bareng dia melulu." tanya anda. sementara itu rico dan bobby cuman cekikikan ngeliat gue yang rada kebingungan jawab pertanyaan yang lain.
"yaaa kan rumah gue satu arah sama dia."
"tapi lo suka kan sama putri?" tanya samudra tiba-tiba. gue agak terdiam sesaat, rada bingung juga mau jawab apa.
"masa iya harus gue jelasin." jawab gue akhirnya, dan meledaklah tawa mereka semua yang tau gue suka sama putri. cak-cakan pun dimulai. tipikal anak sma yang ngecie-ciein temennya ketika tau suka sama seseorang.
sebenernya ga masalah sih kalau mereka tau kalau gue suka sama putri, toh putri juga tau kalau gue suka sama dia.
"berarti lo saingan dong sama kiwas." celetuk samudra tiba-tiba.
"hah? seriusan lo?" tanya gue kaget.
"gatau juga sih, gue denger dari orang-orang." emang si samudra orangnya rada-rada bigos. untuk ukuran cowok, dia hampir tau semua gosip yang ada di sekolah gue.
gue cuman bisa cengengesan aja denger ada orang lain yang suka sama putri, karena pada dasarnya putri emang lovable
kalo gue mau gue bisa tanyain semua cowok di sekolah gue, dan gue yakin, hampir dari semuanya, kalau sekedar suka atau engga sabagai lawan jenis, mereka pasti suka.gue ga terlalu khawatir ketika tau kiwas suka sama putri, karena ada yang lebih gue khawatirin, yang mungkin akan mengancam kedekatan gue dengan putri.
waktu jam masuk, guru pelajaran gue belom dateng. atau lebih tepatnya telat dateng. masih ada waktu buat ngobrol sambil becanda dengan anak kelasan gueyang duduk disekitar meja gue. terutama dua cewek yang duduk didepan meja gue dan rico. dinda yang udah deket sama rico ngebuat suasana lebih cair. mereka lebih mirip kaya tom and jerry karena rico sering ngejailin dinda dan reaksi dinda yang marah karena dijailin rico ngebuat anak-anak yang lain juga ketawa kalau ngeliat.
sementara itu, cindy adalah tipikal cewek yang cukup enak diajak ngobrol.dia cukup bisa ngebaur baik sama cewek maupun cowok. sampe satu pertanyaan keluar dari mulut cindy.
"tre, lo pacaran sama putri." pertanyaan yang cukup aneh yang dilontarkan sama seorang cewek. mungkin dia nanya begitu karena waktu beberapa hari yang lalu dia pernah minta nebeng balik sama gue, tapi gue tolak karena gue harus langsung pulang sama putri. untuk ukuran temen yang pernah dianterin balik, menurut gue wajar kalau dia minta nebeng balik lagi. inget yang waktu makrab kelas sepuluh kan?
sejujurnya, gue ga ada pikiran sama sekali apakah cindy suka sama gue. pertama, kita baru kenal. selain itu, gue bukan tipikal orang yang bisa suka secara mendalam keseorang perempuan dan ga pernah berharap kalau banyak cewek yang naksir sama gue. jadi gue beranggapan kalau itu hanya murni rasa penasaran aja.
"putri siapa tre?" tanya dinda penasaran.
"ada, dulu satu kelas sama gue sama treya, sama bobby juga." jelas rico.
dan gue secara normatif cuman jawab "engga kok, cuman deket aja."
cindy dan dinda hanya ber oh ria. dan kita balik ngobrol-ngobrol lagi. dan itu membuktikan kalau pertanyaan seperti itu cuman murni karena penasaran.
dalem hati gue, sebenernya gue berharap bisa jawab kalau putri adalah pacar gue. tapi untuk sekarang, gue lebih berharap kalau hubungan gue sama putri akan sama seperti sebelumnya tanpa ada perubahan intensitas pertemuan hanya karena berbeda kelas. semoga.
mmuji1575 dan 18 lainnya memberi reputasi
19