Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
ONCE AGAIN…. WELCOME TO MY THREAD


DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
Pict by Rido Irdam


Thread ini adalah thread lanjutan dari Thread sebelumnya DIARYMATA INDIGO SEASON 2 : Sebuah Cerita Lanjutan Indigo Interdimensional

DIARY MATA INDIGO SEASON 3 : THE NEXT LEVEL

Cerita Season 3 kali ini bercerita tentang pengalaman sesudah kuliah dan memasuki dunia kerja. Penulis pada season 3 ini akan lebih banyak menambah bumbu-bumbu fiksi sebagai pembungkus pengalaman yang pernah ada. Tentu saja dengan tetap mengedepankan prinsip "Fiksi Rasa Real" daripada "Real Rasa Fiksi". Tentu saja semua nya diambil dari apa yang dihasilkan oleh penglihatan seseorang yang bisa melihat “mereka”. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang berada di alam sebelah. Mereka yang sering disebut dengan hantu, jin, siluman, roh, makhluk halus atau arwah.

Istilah indigo adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kemampuan indra keenam, dan dalam thread ini khusus hanya membahas tentang pengalaman Indigo Interdimensional, bukan indigo yang lain. Indigo Interdimensional adalah salah satu kemampuan Indigo dimana seseorang bisa melihat, mendengar bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus atau penghuni alam sebelah.

Isi thread ini murni berbagi cerita dan pengalaman dan sama sekali tidak bicara tentang pengertian atau pemahaman tertentu. Bagi orang yang mungkin punya pemahaman atau pengertian yang berbeda dipersilahkan. Tapi yang jelas hal-hal itu tidak akan direspon

Penulis tidak mengharapkan komentar yang menimbulkan perpecahan, apalagi yang berbau SARA, akan tetapi jika ternyata ada juga yang berkomentar demikian, maka semoga mendapatkan hidayah dan semoga orang tersebut semakin dimulikan dan dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas nanti ada syarat dan ketentuan berlakunya atau tidak.

Selebihnya ane cuma bisa mengucapkan, selamat menikmati.

Enjoy….

DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
by Rido Irdam

PS :

Untuk memudahkan dan karena Diary ini terdiri dari beberapa part ane sediakan link nya. Dengan rendah hati ane juga tidak lupa menghimbau untuk membudayakan komeng bagi Agan & Sista. Cendol bila Agan & Sista ikhlas, rate jika berkenan, bata mohon ditiadakan emoticon-Blue Guy Smile (S)
emoticon-Blue Guy Smile (S) emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Maaf Agan


Part 1 : DMI 3 - Prolog

Part 2 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 1

Part 3 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 2

Part 4 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 3

Part 5 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 4

Part 6 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 5

Part 7 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 6

Part 8 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 1

Part 9 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 2

Part 10 : DMI 3 – Siap kah Kau Untuk Jatuh Cinta Lagi?

Part 11 : DMI 3 - Bocah Astral

Part 12 : DMI 3 - Mendua Dalam Astral

Part 13 : DMI 3 - Indahnya Mendua

Part 14 : DMI 3 - Pertempuran 1

Part 15 : DMI 3 - Pertempuran 2

Part 16 : DMI 3 - Dead End

Part 17 : DMI 3 - Not Alone

Part 18 : DMI 3 - Berperang Kembali 1

Part 19 : DMI 3 - Berperang Kembali 2

Part 20 : DMI 3 - Berperang Kembali 3

Part 21 : DMI 3 - Kemenangan

Part 22 : DMI 3 - Pagelaran Wayang di Merapi

Part 23 : DMI 3 - Jagad Gumelar

Part 24 : DMI 3 - Harus Memilih

Part 25 : DMI 3 - Good Bye

Part 26 : DMI 3 - Restu

Part 27 : DMI 3 - Legenda Raden Rangga

Part 28 : DMI 3 - Usaha Terakhir

Part 29 : DMI 3 - Menyelamatkan Arya

Part 30 : DMI 3 - Sesuatu Tak Terduga

SIDE STORY :

PULANG 1

PULANG 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 1

MEMBUKA MATA KETIGA PART 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 3

TANGISAN ARWAH 1

TANGISAN ARWAH 2

TANGISAN ARWAH 3

TANGISAN ARWAH 4

HILANG 1

HILANG 2

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 1

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 2

Jon Sansiro Story :

Story 1 : Gundul Pringis


Sekarang Mas Yus juga sudah merambah spotify. Dengarkan celoteh dan obrolan Mas Yus yang akan selalu menghantui anda di Podcast Mas Yus di Spotify. Cekidot

Spotify Mas Yus - Diary DImensi Ketiga

Top 5 Astral Feminim selain Kuntilanak

Top 5 Pesugihan Underrated

[/QUOTE]
Mas Yus sekarang sudah punya Channel Youtube judulnya Ngopi Mistis alias Ngobrol Pokoknya Intinya Mistis. Jangan lupa Share, Like, dan Subscribenya yaaaa







[/QUOTE]


Penampilan Perdana di TV, di Acara KERAMATINews

Sebuah acara bertema kan penelusuran tempat-tempat angker dan keramat. Menguak misteri-misteri yang tersimpan di dalamnya. Bersama paranormal dan host-host kece. Tayang setiap hari SABTU dan MINGGU, pukul 20:30 WIB. Hanya di channel INEWS

Kalau ketinggalan programnya nggak usah khawatir, subscribe channel youtubenya : https://www.youtube.com/channel/UC5c...H0tQ3l49G-_rtw

Ini penampakan pertama Mas Yus dalam episode Keramat :

1. Misteri Gedung Biru Kalimalang - Bekasi



2. Setan dilarang masuk - Bioskop Atoom Citeureup



3. Misteri Sinden Marni - Studio Alam TVRI Depok



4. Misteri Sumur 7- Sumur 7 Beji Depok



5. Pastur Tanpa Kepala VS Nenek Gayung - Makam Jeruk Purut



7. Jangan Fitnah Setan - Bekas Pabrik Ciputat





Anda bertanya Indigo Menjawab. Sekali-sekali coba bikin konten di youtube. Isinya tentang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke Instagram diarymataindigo09. Penasaran? Klik Linknya....
Jangan lupa like nya :







[/QUOTE]


Quote:



Quote:


Cek Juga karya ane yang lain ya Gan..

DIARY MATA INDIGO SEASON 1

DIARY MATA INDIGO SEASON 2

EKSPEDISI KRAMAT - HIDDEN STORY

DARK SIDE INDONESIAN FAIRYTALE


BUAT TAMBAH PENGETAHUAN :

1. Melihat Hantu Tanpa Mata Ketiga / Indra Keenam

2. Kenali Jenis-Jenis Distorsi Pada Anak Indigo

3. Thread Kaskus yang jadi Novel

4. Gunung-gunung yang memiliki Pasar Setan

5. 5 Fakta yang jarang orang ketahui tentang Pocong

Quote:


Quote:


Quote:


DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
by Rido Irdam
Diubah oleh jeniussetyo09 02-03-2020 02:42
bandarlaguna
c4kr4d3w4
recktry
recktry dan 82 lainnya memberi reputasi
77
1.5M
3.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.8KThread43.7KAnggota
Tampilkan semua post
jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
#3105
DMI 3 – HARUS MEMILIH

Aku sadar, yang kusaksikan bukan hanya sekedar pertunjukan wayang. Ini adalah pengetahuan tentang awal mula atau awal terciptanya segala sesuatu (sangkan paraning dumadi). Atau setidaknya para Eyang maupun Penguasa Selatan ingin menunjukkan kepadaku, darimana asal-muasal para makhluk astral Lelembut dan para Dhanyang (Astral Penguasa Wilayah) itu. Atau dengan kata lain darimana asal-usul mereka. Pengetahuan ini bukanlah pengetahuan yang mudah untuk dicerna. Terlebih jika pikiran sudah terkungkung oleh dogma atau cerita penciptaan yang umum diceritakan secara turun-temurun di masyarakat. Untungnya Aku cukup akrab dengan cerita ringgit pewayangan, sehingga sedikit-banyak bisa memahami cerita yang digelar dalam pertunjukan itu.

Aku coba memperhatikan sekelilingku. Para astral yang ada disekelilingku sampai dengan barisan paling belakang menyaksikan pertunjukan itu dengan khidmat. Seperti sedang mengikuti sebuah upacara yang sangat sakral. Tidak heran mengapa mereka tampak begitu khidmat. Tentu saja, karena ini adalah cerita mengenai awal penciptaan “mereka”.

“Yus Aku pusing. Kepalaku sakit”. Yowan mulai mengeluh di sebelahku. Akupun merasakan hal yang sama sedari tadi. Rasa sakitnya semakin tak tertahankan.

“Eyang Karta, Maaf… Saya dan Yowan perlu keluar dulu sebentar”. Aku terpaksa meminta ijin pada Eyang Karta. Eyang Karta hanya tersenyum dan mengangguk. Sepertinya dirinya sudah tahu tentang kondisiku dan Yowan.

“Pergi lah….. nanti Eyang susul kalau pertunjukan nya sudah selesai”. Eyang Karta mempersilahkan Aku dan Yowan meninggalkan tempat sejenak.

“Titip Arya sebentar ya Eyang….. Arya, tetap di sini ya. Jangan kemana-mana. Ayah-Ibu keluar sebentar”. Arya hanya mengangguk dan menatap polos, sementara Aku dan Yowan beranjak pergi. Keluar sebentar ke arah Pendhopo Kraton. Kami lalu berjalan ke sebelah kiri alun-alun. Melewati berbagai macam bentuk dan rupa makhluk astral yang sedang menonton pertunjukan wayang.

Aku dan Yowan terus berjalan ke arah timur. Melewati bangunan-bangunan seperti rumah-rumah penduduk. Sampai saat ini Aku tidak pernah tahu itu rumah siapa. Aku dan Yowan lalu memilih berbelok menuju sebuah jalan setapak. Entah mengapa secara naluri Aku menggandengnya mencari tempat yang sepi. Tangan nya menurut dalam genggamanku. Mengikuti langkahku seirama. Suasana yang gelap temaram tidak menyurutkan langkahk kami menjauh dari Gedung Kraton Merapi.

Bulan purnama bersinar terang sempurna. Bentuknya bulat penuh seperti dikelilingi lingkaran halo biasan pelangi. Membuat awan di sekelilingnya bagaikan bayangan kabut gelap malu-malu yang menyelimuti angkasa. Bergerak berarak mengiringiku dan Yowan. Aku dan Yowan membelah semak dan menelusuri hutan. Entah kenapa hutan lebat disekelilingku sama-sekali tidak membuat takut. Mungkin karena ini adalah daerah dan wilayahku.Tangan Yowan terasa halus memenuhi genggamanku. Tanpa kata mengikutiku. Sesekali Aku bisa mendengar suara napasnya di belakangku.

Langkahku terhenti dengan sendirinya saat tersadar tidak bisa meneruskan langkah lagi. Aku dan Yowan tiba disebuah sendhang atau Telaga. Telaga itu seperti terletak di tengah hutan. Seperti seseorang yang menyendiri dan tidak ingin ditemukan. Aku tahu sebenarnya hutan-hutan sekitar danau itu adalah pasar kuntilanak dan perkampungan para tuyul. Hanya saja saat itu tidak ada satupun tuyul maupun kuntilanak yang tampak ditempat itu. Tampaknya mereka semua sedang pergi menonton pertunjukan wayang di Pendhopo Kraton. Jika tidak ada pertunjukan wayang itu, pasti para kuntilanak dan tuyul itu akan sibuk mengintip dan mengintai keberadaanku Aku dan Yowan dari balik pepohonan.

Aku dan Yowan duduk di pinggiran telaga. Mata kami lepas memandang ke tengah. Permukaan telaga yang sangat jernih menciptakan kembaran bulan yang bersinar terang di atas langit. Seakan ada dua bulan yang saling berhadapan di atas dan bawah. Aku dan dia duduk bersebelahan seperti biasa. Kepalanya tersandar di pundak kananku. Rasa sakit yang sebelumnya mendera telah sirna sedari tadi. Hanya saja sepertinya dirinya belum ada niat untuk melepaskan sandaran nya dari pundak ku.

Sekali lagi rasanya seperti terlempar ke masa lalu. Masa-masa yang indah. Masa saat pertama kali mengenalnya, diwaktu kuliah dulu. Saat belum ada banyak masalah. Kala cinta bersemi pertama kali. Waktudimana segalanya indah. Orang bilang kadang memang waktu bisa berulang. Memberikan kesempatan kembali dengan mengulang pola yang sama. Hanya saja kali ini Aku tidak tahu apakah semua ini nyata, atau hanya mimpi. Aku juga tidak yakin sedang melakukan astral projection saat ini. Walaupun dingin nya hawa gunung dan gigitan udara malam sama sekali tidak terasa di permukaan kulitku. Apakah semua ini nyata? Bagaimana Aku bisa di sini, Aku pun tidak mengerti. Aku tidak tahu pasti.

“Yus….”.Suara Yowan yang lembut memanggilku. Membuatku reflek memalingkan wajah. Kepalanya ternyata telah terangkat muka bertemu muka. Sekejap kemudian tangan nya yang halus menyentuh pipiku. Kepalanya perlahan maju mendekati wajahku. Bibir kami tepat berpagut bertemu. Setelah sekian lama akhirnya hal itu baru terjadi. Ciuman pertama. Sebuah hal dinantikan dari dulu. Tanganku dan tangan nya saling melingkar berpelukan. Menumpahkan seluruh gelora rasa yang ada dalam dada. Dibawah sinar bulan, saat langit malam yang cerah. Nafas cintaku dan nafas cintanya menyatu.

Dua Detak jantung semakin berpacu, seiring nafas yang memburu. Aku sendiri tidak tahu bagaimana menghentikannya. Sampai sesaat kemudian Yowan menarik bibirny menjauh. Kepala nya langsung menunduk. Napasnya masih memburu terengah-engah. Mungkin ciuman ini terlalu bersemangat, sampai-sampai membuatnya lupa untuk menarik napas. Tapi sepertinya bukan itu.

Aku hanya tersenyum melihatnya. Mencium keningnya dan merebahkan kepalanya kembali di dadaku. Tanpa kata mencoba menyampaikan kepadanya tidak ada yang perlu dirisaukan. Kami berdua lalu hanya terdiam beberapa saat. Mencoba mengelola hasrat dan nafsu kami masing-masing. Aku tahu dia pun takut kebablasan. Gelora dan hasrat yang ada di dalam diri kami terlalu besar.

Jika tidak pandai-pandai menahan nya, hanya akan membuahkan konsekuensi-konsekuensi yang merepotkan. Mau itu dalam posisi sedang Astral Projection atau bukan. Apalagi dalam kondisi tidak jelas seperti sekarang. Bisa runyam kalau syahwat itu dilepas.

“Rasanya seperti kemarin kita jadian ya Yus…..”. Yowan mencoba memulai pembicaraan. Suasana sempat jadi kaku gara-gara percikan hasrat barusan.

“Kira-kira moment kayak begini yang paling kamu ingat sama Aku dimana Yow?”. Aku mencoba memecah keheningan dengan memulai percakapan.

“Terlalu banyak moment yang Aku suka waktu kita berdua kayak begini Yus. Tapi entah kenapa yang paling nempel di kepala justru waktu pertama kali kamu ajak Aku jalur lahar Kaliurang. Itu buat Aku bener-bener waktu dimana Aku dalam hati selalu bilang : Andaikan Aku bisa seperti ini bersamamu selamanya…”. Aku juga jadi teringat waktu itu. Pagi sampai siang terasa tanpa masalah. Namun sore sampai esoknya segalanya langsung berubah.

“Tapi kenapa waktu itu kamu malah tanya ke Aku: Kalau seandainya pada akhirnya Aku nggak bisa sama kamu bagaimana?”. Yowan terdiam mendengar pertanyaan itu. Aku yakin dia sebenarnya mengingat hal itu. Tapi sepertinya dia sendiri tidak suka diingatkan tentang hal itu.

“Kalau kamu memang nggak mau jawab, juga nggak apa-apa kok Yow. Kalau seandainya Aku yang tanya ke kamu sekarang, pertanyaan yang sama…… Bagaimana? Kalau seandainya pada akhirnya Aku nggak bisa sama kamu bagaimana?”. Yowan tampak agak terkejut mendengar pertanyaanku. Aku bisa merasakan pelukan nya makin keras. Seperti ada rasa takut. Takut kehilangan.

“Kok kamu balik tanya kayak begitu Yus? Kamu sengaja mau bales Aku atau apa?”. Ada kesan tidak nyaman pada suara Yowan.Tapi buatku ini saat yang tepat untuk bicara dengan nya.

“Aku serius Yow. Soalnya…. Gimana ya?Aku cuma mau sedikit keluarin apa yang ada dalam kepalaku sekarang. Ada sedikit hal yang mengganggu. Yang Aku rasain, rasanya seperti kembali ke masa lalu. Ke waktu kita jadian dulu. Tapi satu sisi Aku sadar, kita bukan di jaman dan waktu yang sama kayak dulu lagi. Keadaan nya sudah sama sekali beda”. Aku coba berani mengemukakan pikiranku.

“Buat Aku nggak ada beda nya Yus. Mau di jaman kuliah atau di jaman sekarang. Perasaanku sama kamu nggak pernah berubah. Kamu cinta ku dari Aku awal kita ketemu”. Yowan menjawab dengan nada cepat. Seperti tidak ingin keadaan ini dirusak dengan pertanyaanku.

“Yow, Kita bukan anak kuliahan lagi. Kita sudah sama-sama jadi orang dewasa sekarang. Bahkan sekarang sudah ada Arya. Kalaupun kita memang mau jalani hidup seterusnya berdua. Setidaknya kita musti berpikir untuk ke depan nya, kamu mau bikin konsep hubungan yang kayak apa. Seandainya berumah-tangga, kita mau kehidupan yang kayak bagaimana ke depan nya”. Aku tahu pembicaraan ini bukan yang diharapkanYowan sekarang. Tapi buatku yang sekarang, perasaan cinta itu harus konkrit. Bukan sekedar haru biru perasaan dan kemesraan-kemesraan maya belaka.

“Yus, jangan dibikin rumit. Kan sudah jelas sekarang. Kita tidak akan sulit saling menjalani ini semua. Kita berdua punya persamaan dan kesamaan. Nggak ada lagi yang menghalangi kita sekarang. Bahkan Utara dan Selatan sudah akur saat ini. Takdir kehidupan kita adalah jadi pasangan dengan kemampuan supranatural. Menjadi yang terpandang baik di alam nyata maupun di alam gaib karena kemampuan kita. Kalau memang kamu mau ini diresmikan dalam sebuah ikatan, Aku mau kok Yus. Aku serahin sama kamu siapnya kapan”. Kata-kata Yowan meluncur tanpa ragu. Seperti sesuatu yang memang sudah paten. Sayangnya berbeda dengan apa yang di dalam kepalaku

“Yow, maaf. Tapi bukan kehidupan seperti yang kamu bilang tadi yang Aku harapkan”. Yowan tercekat mendengar kata-kataku. Sadar jika ternyata Aku kali ini memandang hubungan ini secara berbeda

“Punya takdir supranatural memang satu hal yang harus dijalani, tetapi bukan jadi hal yang utama dalam kehidupan kita sebagai manusia. Kita makhluk nyata. Kita hidup di alam nyata. Manusia harusnya hidup di alam nyata, bukan di alam supranatural”. Aku mencoba menegaskan apa yang Aku pikirkan.

“Yus, Kita bisa kok jalani keduanya dengan berimbang. Kehidupan nyata dan kehidupan supranatural berjalan beriringan. Papa-mamaku sudah jalani itu bertahun-tahun. Dan itu bukan masalah. Kalau bukan seperti itu lalu apa yang kamu pingin Yus?”.

“Kalau seandainya Aku ingin menghabiskan sisa umurku setelah ini sebagai orang biasa bagaimana Yow? Kalau Aku ingin menghabiskan masa hidupku sebagian besar di kehidupan nyata sebagai manusia, apakah kamu masih mau jadi sama Aku?”. Pertanyaanku membuat Yowan sama sekali terkejut. Tidak siap mendengarku mengajukan pertanyaan itu.

“Yus, kenapa harus seperti itu? Apa ada yang salah kalau seandainya kita jalani kehidupan nyata dan mistis supranatural bersama-sama?”. Yowan membalas pertanyaanku dengan pertanyaan

“Tidak ada yang salah sebenarnya. Tapi menurutku, akan sulit bagi kita untuk menjelaskan apa yang kita alami atau apa yang kita ketahui ini kepada orang lain. Akan sulit untuk mempertanggung-jawabkan nya. Orang akan menganggap apa yang kita alami, bahkan keseluruhan kehidupan dan pengalaman yang kita ini fiksi. Bahkan terlalu fiktif .Tidak akan ada orang yang percaya kemudian. Yang akhirnya membuat kita mungkin tidak akan dipercaya. Itu akan berat ke depan nya. Apalagi jaman sekarang. Siapa yang percaya tentang astral, keberadaan Dhanyang atau Lelembut. Siapa yang akan percaya di Merapi ini ada Kraton dan para pasukan yang menjadi penunggu nya”.

“Yus, kenapa harus perduli dengan hal seperti itu. Ini kan tentang apa yang kita lihat dan apa yang kita alami. Orang kebanyakan tidak akan percaya karena mereka tidak paham. Mereka tidak mengerti. Kalaupun dianggap terlalu fiksi, itu kan bagi mereka. Tidak buat kita. Cinta ku sama kamu nyata. Kehidupan yang kita jalani juga nyata. Tetapi takdir supranatural kita memang buka hal yang gampang dipahami. Karena memang tidak bisa dinalar dengan pikiran biasa”. Seperti biasa Yowan terlihat ngotot. Perempuan ini memang model yang kekeuh soal pendapat.

“Tetapi Aku juga nggak mau terlalu terjebak terlalu dalam Yow. Batas toleransiku soal supranatural mungkin nggak setinggi kamu. Karena kamu memang dibesarkan secara khusus untuk itu. Aku tetap merasa ada yang salah dan nggak nyaman kalau berurusan sama Supranatural itu. Kamu tahu? Berulangkali Aku hampir kehilangan nyawa gara-gara berurusan sama hal supranatural. Mulai dari Aku sekolah, kuliah, sampai kemarin. Dan bukan hanya itu. Berulangkali Aku hampir kehilangan kamu gara-gara itu. Bahkan Arya. Kalau boleh memilih, Aku memilih kehidupan yang damai. Yang jauh dari masalah kehilangan nyawa”. Yowan terdiam beberapa saat. Tidak mampu membalas kata-kataku.

“Yus… kita pasti bisa kok. Seiring waktu kan kemampuan kita berkembang. Kita pasti bisa hadapi semuanya. Kita bisa lewatin sampai sejauh ini kan?”. Nada suara Yowan mulai terdengar sedih. Menyadari sikap dan perbedaan fundamental antara pikiranku dan pikiran nya

“Yow, maaf. Aku bener-bener nggak bisa kalau harus hidup dalam ketakutan. Beberapa kali kita terlibat peperangan. Yang Aku paling khawatir itu kalau sampai Aku harus lihat kamu mati di depanku. Cukup sekali Aku ngalamin itu. Aku tidak mau lagi itu terulang”.

“Tapi Yus, kita sudah sampai sejauh ini. Sayang kalau semua ini harus dilepaskan. Kita pasti baik-baik aja kok. Aku nggak bisa kalau kamu suruh lepasin ini semua. Alam ini itu udah jadi satu sama kehidupanku. Kita itu bagian dari alam sini Yus….”.

“Buat Aku, kita bisa memilih Yow. Belum terlambat kalau kita mau. Apa yang kita tahu ini cuma akan jadi pengetahuan, tanpa kita harus terlibat di dalamnya. Tidak ada jaminan juga kalau semua besok bakal baik-baik saja Yow. Tidak ada jaminan kalau besok tidak ada peperangan astra lagi. Setidaknya di alam nyata, di alam manusia tidak ada peperangan seperti kemarin. Kita bisa hidup damai bersahaja, di alam nyata. Alam astral biar jadi alam pendamping tanpa kita harus banyak terlibat di dalamnya”.

“Apa salahnya jika harus berperang Yus? Kalau memang kita harus memerangi angkara, dan menciptakan kedamaian lewat peperangan itu apakah itu salah? Buktinya sekarang Utara dan Selatan bisa akur karena nya……”. Mata Yowan mulai menatapku galak. Yakin kalau pendapatnya tidak bisa dipatahkan.

“Tapi itu urusan alam sini Yow. Bukan urusan alam kita, alam manusia. Apa yang mau dibanggakan dengan menyatukan mereka kalau cerita itu dibawa ke alam kita? Tidak banyak yang akan percaya. Karena tidak terlalu banyak berdampak pada kehidupan manusia secara langsung. Peperangan yang sesungguhnya ada dalam kehidupan alam nyata Yow. Menjadi berguna bagi diri kita dan orang lain, itu peperangan yang nyata sehari-hari”.

“Kehidupan seperti itu malah tidak akan menunjukkan derajat kita di alam sini Yus. Kamu itu Senopati, Aku pun Panglima. Kalau kita lebih banyak berurusan di alam nyata. Apa guna nya gelar itu Yus? Alam nyata dan alam mistis pun kan bersinggungan. Kita bisa banyak berperan di setiap singgungan-singgungan itu. Pasti banyak yang membutuhkan bantuan atau pertolongan di situ. Kita bisa bantu. Seperti hal nya yang sudah sering kita lakukan dulu”.

“Kamu tahu kan apa sebutan buat orang-orang kayak begitu? Dan itu bukan sebutan yang Aku inginkan dari awal Aku punya kemampuan ini. Kenapa? Karena bukan predikat yang baik. Identik dengan orang yang menjual omong kosong. Kenapa? Karena semata-mata apa yang diurusi bukanlah sesuatu yang mudah dijangkau pikiran”. Aku mulai mempertegas argumenku.

“Kita bisa buktikan sebaliknya Yus. Kita pasti mampu tunjukkan bahwa itu semua bukan sekedar omong kosong. Bahwa ini bukan fiksi. Bahwa ini pun bagian dari kehidupan nyata manusia…..”.Yowan masih ngotot dengan pendapatnya. Berusaha tidak terpengaruh dengan pendapatku.

“Bagaimana kamu bisa buktikan Yow? Membuktikan keberadaanmu sendiripun kamu belum tentu bisa….”. Sesaat kemudian Yowan tercekat mendengar kata-kataku. Matanya sedikit menyipit mendengar pertanyaanku.

“Maksudmu apa Yus?”. Aku sebenarnya tidak ingin menjawab pertanyaan ini. Melihatnya menatapku dengan tatapan seperti itu, membuatku enggan untuk menanggapi nya

“Coba saja Yow. Kamu bisa tanya ke teman-teman kita. Apakah kamu orang yang mereka kenal? Apakah mereka ingat siapa kamu? Apakah kamu adalah orang yang sama dengan yang mereka ingat? Atau kamu sudah jadi orang lain dalam ingatan mereka?”. Mata Yowan mendadak melotot. Tubuhnya bereaksi. Tangan nya seketika mencengkeram kepalanya sendiri. Napas nya mulai tidak beraturan.

“Katakan Yus…. Apa yang mereka ingat tentang Aku?…..”. Melihat kondisinya Aku sebenarnya enggan melanjutkan. Aku kasihan padanya. Menurutku Yowan sebenarnya sudah mengerti jawaban nya

“Tidak ada Yow. Kamu sudah diangggap sebagai orang lain. Memori tentang kamu sudah dihapuskan dari semua ingatan alam maupun manusia. Cuma Aku yang bisa mengingat kamu……”. Tubuh Yowan bergetar hebat. Mulai terhuyung-huyung tak tentu arah. Seperti ada sesuatu yang bergejolak berkecamuk di dalam kepala nya.

“Yow… ayolah. Kita fokus ke kehidupan nyata ke depan nya. Kita habiskan sisa umur kita sebagai orang biasa. Kita yang atur kehidupan supranatural kita, bukan kehidupan supranatural yang atur kita. Kalau kamu bersedia. Aku bakal pilih kamu”. Kata-kataku tiba-tiba menimbulkan siratan geram di mata Yowan. Nyalang seketika menatapku.

“Berarti Aku bukan satu-satu nya Yus?”. Pertanyaan Yowan membuatku tersadar. Tidak mungkin lagi menyembunyikan apa pun dari nya. Cepat atau lambat dia pasti tahu. Percuma menghindarinya.

“Iya Yow, kamu salah satu dari yang harus Aku pilih”.
mmuji1575
sotokoyaaa
sipandia
sipandia dan 39 lainnya memberi reputasi
38
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.