Sebelum Jusuf Kalla (JK) ditetapkan sebagi pendamping Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2014 lalu, ada satu pernyataannya yang sempat viral di berbagai media. Ucapan “Bila Jokowi jadi Presiden, bisa hancur negara ini”, seakan menjadi titik noda terbesarnya ketika maju bersama Jokowi pada 2014.

Akan tetapi, kenyataan berbicara lain. Sampai detik ini, JK masih tercatat sebagai wakil presiden RI yang sah. Namun, ungkapan sebelum ia dipilih sebagai pendamping Jokowi pada 2014 seakan kembali terngiang menjelang berakhirnya masa tugasnya beberapa bulan lagi.

Dalam berbagai kesempatan ia berkebalikan dengan Jokowi atau tim sukses. Padahal, selain Wapres, JK juga berstatus Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Sikap demikian, dan posisinya sekarang, membuat JK bak kuda troya dalam mitologi Yunani. Merujuk pada orang yang menyusup dalam suatu kelompok untuk menyerang kelompoknya sendiri.

Contohnya adalah pada pertengahan Januari 2019, JK mengkritik kebijakan LRT yang menurutnya tidak efisien. Proyek jalan tol Trans-Sulawesi juga tidak terlepas dari kritikannya yang menurutnya lebih baik dipakai untuk mengangkut batu bara dan komoditas lain dulu sebelum membawa manusia.

Mendekati Pemilihan Umum 2019, Ia menytakan tidak setuju jika debat pilpres perlu ada kisi-kisi. Padahal, yang meminta kisi-kisi pada awalnya adalah tim sukses Jokowi-Ma'ruf.

Yang paling vital, perbedaan pendapat yang Dia kemukakan soal tanah milik Prabowo. Dalam debat kedua Pilpres 2019, Jokowi bertanya kepada Prabowo soal kepemilikan lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur dan Aceh. Akan tetapi, JK kemudian seperti membela Prabowo. Dirinya mengatakan jika pembelian lahan industri di Kaltim adalah atas izinnya ketika menjabat wapres untuk pertama kali.

"[Prabowo bayar] 150 juta dolar AS, itu yang dia beli itu [lahan] kredit macet. Dan tujuannya untuk ekspor. Saya bilang [ke Agus Martowardojo] 'ini ada jenderal yang menjadi pengusaha'. Saya kasih tahu Agus, saya telepon Agus, 'Agus, kasih ini tapi cash, tidak boleh ngutang lagi," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (19/2/2019) kemarin seperti dikutip dari Tirto.id.

Lepasnya JK dari sosok Jokowi beberapa bulan mendatang pun mengundang pertanyaan. Apakah yang akan terjadi setelah JK "pensiun" dari pemerintahan? Mungkinkah JK akan mengkonsolidasikan kekuatan utamanya di Timur Indonesia untuk menggoyang pemerintahan Jokowi nanti?

Seperti kita tahu, di Indonesia tidak sedikit tokoh berpengaruh yang memiliki darah Sulawesi Selatan. Selain JK, Di pemerintahan ada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Ketua Mahkamah Agung Muhammad Hatta Ali. 

Di kalangan pengusaha siapa yang tidak mengenal Aksa Mahmud pemilik Bosowa Corp yang masuk dalam daftar orang terkaya versi Majalah Forbes. Meskipun lahir di China, Pemilik Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja sempat menghabiskan masa mudanya di Makassar.

Melihat daftar tersebut, maka sudah terbayang besarnya kekuatan politik dan ekonomi yang bisa digerakkan oleh JK. Masih ada Direktur Utama KBN saat ini HM Sattar Taba juga merupakan pria asal Sulawesi Selatan. Bahkan dirinya tercatat sebagai Badan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).

Apakah sengketa pelabuhan Marunda yang melibatkan KBN akan menjadi benih yang telah ditanam oleh JK untuk manuvernya di masa yang akan datang??? Semoga saja tidak!


Sumber:

https://www.merdeka.com/politik/5-pe...wi-capres.html

https://tirto.id/kerap-beda-pendapat...ya-di-tkn-dhre

https://www.boombastis.com/orang-ber...ndonesia/17183