three letters
Quote:
Wina menghela nafas cukup panjang dan akupun mencubit pelan perut Wina. Sepertinya dia tau alasanku melakukan itu.
“gua ga tau mau ngomong apa Lun, gua ga ngerti sama jalan pikiran lu dan buat Angel. Gua ga suka lu ngedeketin Teo. Nerima Luna sama kakak gua jadi pacarnya Teo itu udah berat, sekarang di tambah hal ini. Gua ga setuju”, kata Wina
“wait, kakak lu, maksudnya?”, tanya Angel
Wina menjelaskan dengan singkat padat dan jelas.
“tapi gua percaya sama Angel, lu mau Teo selingkuh?”, tanya Luna
“gua ga yakin Teo bakal selingkuh kalo kita bisa ada buat Teo. Posisinya emang gua sama kak Queen ga bisa ada terus buat Teo tapi seenggaknya gua ga ngurangin perhatian ke dia. Ga gini caranya”, kata Wina
“ngertiin gua dong Win, gua bisa terima kalo Teo bisa terus deket sama lu atau kak Queen, tapi sama cewe lain gua ga bisa. Gua eamng egois tapi walaupun nanti pisah sama Teo gua tetep ga rela dia deket sama cewe lain”, kata Luna
Aku hanya mendengarkan mereka saling bertukar pendapat, sesekali Wina hampir kehilangan control tapi aku berusaha meredam itu. Saat obrolan ini belum sampai ke titik terang, kak Queen datang. Tidak butuh waktu lama untuk kak Queen menarikku dari Wina dan memelukku.
“baru mau ke sana dek, lu udah di sini aja”, katanya
“ada urusan penting”, kataku melirik kea rah Luna
Reaksi kak Queen cukup tenang saat melihat Angel.
“udah di jelasin?”, tanya kak Queen yang duduk di sebelah Wina.
“lu tau kak?”, tanya Wina
“tau, tapi gua sengaja diem supaya Luna yang ngomong langsung sama lu”, kata kak Queen
“terus lu setuju?”, tanya Wina
“ga”, katanya
“tapi lu nyantai aja”, kata Wina
“ya mumpung semuanya ngumpul kita beresin aja sekarang.”, kata kak Queen
Sudah hampir jam 12 siang kami membahas hal ini tapi belum ada jalan keluar yang pasti, aku tidak menyetujui keputusan Luna begitu juga dengan kak Queen dan Wina tapi Luna terus berusaha dengan berbagai alasannya.
“break dulu, kita makan”, kata kak Queen
Tanpa basa basi kak Queen menarik tanganku dan kami menuju ke dapur.
“dek”, katanya
“apa kak?”, tanyaku
“lu sama Luna sering ketemuan?”, tanyanya
“ga, jarang banget”, kataku
“ga ada masalah?”, tanyanya
“masalah apa?”, tanyaku
“ini”, kata kak Queen yang tiba-tiba memegang punyaku
“maksudnya?”, tanyaku
“ngomong aja dek, lu tau gimana liarnya hubungan kita”, katanya
Aku menjelaskan kepada kak Queen kalau awalnya aku tidak memiliki kendala untuk mengendalikan perasaan “ingin” ini. Tapi beberapa bulan terakhir, godaan lebih kuat dan cukup sulit bagiku untuk tetap mengontrolnya.
“ga nyoba buat nyari gitu dek?”, tanyanya
“gila”, kataku
Kak Queen pun tertawa.
“kayanya kita sama dek. Jujur ya dek gua butuh lu. Ga Cuma lu ada di deket gua tapi secara fisik gua butuh lu. Mungkin kesibukan gua yang bisa ngalihin ini tapi sekarang-sekarang udah susah, gua ke kampus Cuma kalo ada perlu doang, sibuk praktek tapi jam praktek udah jelas. Lu tau lah kerjaan nya kaya gimana”, katanya
Mengingat apa yang dia kerjakan akupun langsung meliriknya. Kak Queen pun tertawa.
“santai dek, gua bisa tahan buat sekarang. Mangkanya gua ngomong kaya gini supaya jelas aja”, katanya
Setelah menyiapkan makanan kamipun kembali ke ruang tamu. Omongan kak Queen benar-benar mempengaruhi pikiranku. Selesai makan kami merapihkan piring dan lain-lain.
“kita bahas hal ini tapi ga perlu dari awal, dan gua rasa gua harus ngomong ini”, kata kak Queen
“sejauh mana lu tau hubungan sama Luna?”, tanya kak Queen sambil melihat Angel
“ya mereka pacaran, tapi aku baru tau pastinya setelah ketemu sekarang”, kata Angel
“apa yang pasti?”, tanya kak Queen
“kalo pacar Teo ga Cuma 1”, kata Angel
“ada lagi?”, tanya kak Queen
Angel menggelengkan kepalanya. Kak Queen melanjutkan kalimatnya dan kata selanjutnya membuat kami semua kaget.
“lu suka s*x?’, tanya kak Queen
“lu nanya apa sih kak?!”, kata Wina
Angel terdiam sambil menundukkan kepalanya.
“ga suka?’, lanjut kak Queen
Angel melihat kami semua.
“udah ga perlu di jawab”, kata Wina
“belum pengalaman”, kata Angel pelan.
“udah udah, ga perlu di terusin. Malah ngaco kemana-mana”, kata Wina kesal
“lu ga suka Win?’, tanya kak Queen
“ko malah gua?!”, kata Wina
“gua nanya”, kata kak Queen
Wina terdiam.
“suka apa ga?’, tanya kak Queen
Wina tetap terdiam.
“Lun”, kata kak Queen
Luna hanya mengangguk.
“gua juga suka, dan yang perlu lu tau Angel. Kita udah sampe tahap itu. Bahkan…”, belum selesai kak Queen berbicara Wina memotongnya.
“udah cukup sih kak, malah bahas kaya gini”, kata Wina
“gua mau dia tau kalo yang dia pilih ga seindah keliatannya”, kata kak Queen
“emang harus kaya gitu?”, tanya Angel
“ga, kita juga ga semata-mata mau kaya gitu. Yang penting ga ada yang di paksa baik Teo ataupun kita”, kata kak Queen
Aku menghela nafasku dan menarik kak queen kea rah dapur.
“seriously? Kayanya jadi gua yang jahat di sini kalo lu tiba-tiba ngebahas masalah ini kak”, kataku
“gua pengen tau respon dia kaya gimana kalo tau kita itu kaya gini”, kata kak Queen
“tapi ga perlu blak-blakan lah kak”, kataku
“lu malu? Takut?”, tanyanya
“bukan itu kak tapi kan bisa pelan-pelan dan lu ga perlu…….”, mulutku langsung di tutup oleh mulutnya.